Home / Romansa / Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku: Chapter 181 - Chapter 190

200 Chapters

181. Ingin Anak Perempuan

Dennis terdiam, gelombang kekesalan mengalir begitu kuat di dalam hatinya, namun keberanian untuk menentang ketegasan omanya tidak berani muncul. Dengan perasaan enggan, remaja itu akhirnya menikmati potongan salmon sashimi yang sudah dipesankan oleh opanya. Setiap gigitan terasa seperti kekalahan kecil yang terasa pahit di lidahnya.Tak lama kemudian, sosok Vincent melangkah masuk dengan langkah mantap, aura kehangatan dan kewibawaan seorang ayah menyertai langkahnya. Tatapan senang terpancar di matanya saat melihat putranya itu ikut makan siang bersama orangtua dan calon istrinya. "Dennis sayang," sapanya dengan suara yang hangat. Dennis mendongak dengan wajahnya yang berubah cerah setelah sejak tadi cemberut terus. “Ayah! Aku senang akhirnya Ayah datang,” serunya, sambil memeluk Vincent dan menerima ciuman di puncak kepalanya. Vincent kemudian duduk di sebelah Dennis setelah mengacak rambut anaknya dengan penuh kasih.“Halo, semuanya? Maaf aku terlambat.” Vincent berkata seraya me
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more

182. Pusaran Ego

“Bundanya Dennis hamil?” Tuan Rain secara spontan menoleh kepada Vincent, lalu memandang Dennis yang segera mengangguk sambil tersenyum. “Iya, sudah tiga bulan.” Dennis menyahut sambil mengunyah salmon yang baru saja masuk ke mulutnya. “Bunda sempat sulit makan karena morning sickness, tapi cookies buatan Ayah telah membantu Bunda melewati masalahnya itu. Oya, bagaimana kalau setelah ini kita buat cookies lagi buat Bunda, Yah? Aku akan pulang ke Bali besok, biar bisa kubawa sekalian buat oleh-oleh yang berharga buat Bunda,” kata Dennis sambil menoleh dan tersenyum pada Vincent.Vincent mengangguk, dia memang berencana ingin membuat cookies jahe sepulang kantor nanti, dia sudah berjanji pada Lisa. “Ayah akan mengajarimu cara buatnya, supaya kamu bisa membuatkannya buat Bunda kapan saja.”Dennis menggeleng sambil mencelupkan sepotong salmon segar ke dalam mangkuk kecap asin yang sudah ia tambahkan wasabi. “Tapi pasti berbeda bagi Bunda. Uncle Jack juga bisa membuatnya, tapi kata Bunda
last updateLast Updated : 2024-02-22
Read more

183. Seperti Itulah Perasaanku yang Hancur

"Kita akan bertemu dengan desainer untuk mendiskusikan gaun pengantinmu." Nyonya Rose berbicara dengan Lisa di dalam mobil yang terpisah dengan Vincent, Tuan Rain, dan Dennis. "Mama ingin kamu memiliki gaun pengantin yang benar-benar istimewa, yang menampilkan kepribadianmu dengan sempurna."Lisa senang dengan kejutan itu. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Nyonya Rose akan mengatur pertemuan seperti ini secepat kilat. Mereka tiba di butik desainer yang terkenal setengah jam kemudian. Begitu masuk, mereka disambut dengan ramah oleh tim desainer yang sudah menunggu. Lisa memperhatikan sekeliling dengan penuh kekaguman, terpesona oleh keindahan gaun-gaun yang terpajang di etalase butik.“Nyonya Rose, apa kabar? Senang sekali Anda berkunjung kembali ke butik kami setelah sekian lama,” sambut Elvano, seorang desainer ternama tanah air yang terkenal dengan sentuhannya yang memiliki ciri khas tersendiri. Elvano memandang Lisa. “Wah, apakah saya sedang bertemu dengan calon pengantin Tuan
last updateLast Updated : 2024-02-22
Read more

184. Membutuhkanmu

Dennis berlari secepat yang dia bisa menuju kamarnya, jantungnya berdebar-debar dengan emosi yang memenuhi dirinya. Dia memasuki kamar dan langsung mengunci pintunya dengan keras, memastikan bahwa tidak ada yang bisa masuk dan melihat kehancuran yang dirasakannya di dalam sana. Tangannya gemetar ketika dia mencoba menenangkan dirinya sendiri, tetapi rasa sakit dan kekecewaannya begitu besar sehingga sulit untuk dikendalikan.Di sisi lain, di dapur, Lisa menatap lantai dengan ekspresi sedih yang tak tertahankan. Dia bisa merasakan kepedihan yang dirasakan Dennis, dan itu membuatnya merasa bersalah. Lisa tahu bahwa situasi ini adalah hasil dari hubungannya dengan Vincent, dan dia tidak bisa tidak merasa bersalah atas kehancuran yang terjadi di hadapan matanya."Jangan, Lisa. Biar pelayan yang membersihkan ini,” cegah Bona yang memasuki dapur setelah mendengar kekacauan yang terjadi. Dia menahan Lisa yang turun ke lantai, ingin memungut pecahan toples dengan tangannya. “Kamu tidak boleh
last updateLast Updated : 2024-02-22
Read more

185. Batasan yang Harus Disadari

Di tengah malam yang sunyi dan gelap, Jaka duduk sendirian di balkon rumahnya di Bali, hatinya dipenuhi oleh rasa bersalah dan penyesalan yang tak terbendung. Suara cicit burung di kejauhan seolah memperdalam kesunyian malam yang melingkupinya.Telepon dari Vincent seolah memicu badai emosi di dalam dirinya. Berita bahwa Dennis melarikan diri dari rumah membuat Jaka merasa hancur. Dia meratap dalam gelap, membiarkan air mata membanjiri pipinya."Andai kala itu aku tetap menikahi Nuning dan bukan Erna, mungkin Nuning tidak akan berakhir di pelukan Vincent. Mungkin Dennis akan langsung mengenalku sebagai ayah kandungnya sejak ia masih dalam kandungan, bukannya Vincent," bisik Jaka dalam kesedihan yang mendalam. Dia merenung tentang pilihan-pilihan yang telah dia buat dalam hidupnya, pilihan yang kini terasa seperti kesalahan besar.Dalam kegelapan malam, Jaka meratap dengan lirih. "Maafkan Uncle Jack, Dennis. Maafkan Uncle yang tak ada disisimu hingga kamu lahir dan tumbuh besar di bawa
last updateLast Updated : 2024-02-22
Read more

186. Pelukan Seorang Ayah

Dennis berjalan sendirian menuju pantai yang pernah menjadi tempat bermainnya bersama Vincent saat masih kecil. Langkahnya terhenti sejenak saat ia mencapai tepi pasir putih yang terhampar luas di hadapannya. Dia memandang sekeliling, mengingat setiap momen indah yang pernah ia alami di tempat ini bersama sang ayah.Dengan hati yang terbebani oleh kehancuran perasaannya, Dennis duduk di pinggiran pantai, membiarkan air laut yang tenang menghanyutkan pikirannya ke masa lalu. Dia mengingat bagaimana dia dan Vincent sering kali berlarian di sepanjang pantai, memegang bersama tali layang-layang yang terbang tinggi di langit biru. Kala itu, dia begitu bahagia.Namun, kali ini, suasana hati Dennis jauh berbeda. Dia merasakan getir yang tak terkatakan di dalam dada, mengingat bahwa ayahnya sebentar lagi akan menikahi wanita lain. Baginya, itu bukan hanya tentang pernikahan Vincent dengan Lisa, tetapi juga tentang pengkhianatan terhadap bundanya. Dennis merasa bahwa Lisa telah merebut singgas
last updateLast Updated : 2024-02-22
Read more

187. Energi Cinta

Selesai menerima telepon dari Jaka, Vincent duduk di meja kerjanya dengan ekspresi serius, memeriksa dokumen-dokumen penting yang tersebar di atas meja. Dia harus menyelesaikan beberapa pekerjaan di rumah untuk mengurangi urusannya di kantor nanti. Dengan cepat, dia menandatangani dokumen-dokumen tersebut, tetapi tetap memastikan bahwa setiap detailnya terperhatikan dengan cermat.Setelah menyelesaikan tugas-tugasnya dengan cepat namun teliti, Vincent kembali ke kamar dengan harapan bisa menghabiskan waktu lebih banyak bersama Lisa pagi ini. Namun, ketika dia masuk, dia melihat tempat tidur mereka kosong. Suara Lisa yang sedang muntah dari arah kamar mandi segera menarik perhatiannya.Langkahnya tergesa-gesa menuju kamar mandi. “Lisa?” Dengan tatapan kekhawatiran, Vincent memperhatikan Lisa yang tengah mencengkeram tepian wastafel dengan wajah pucat.“Sayang, kamu baik-baik saja?” ucapnya sambil memeluk Lisa dari belakang. Tangan Vincent mengusap lembut perut Lisa.“Kepalaku pusing.”
last updateLast Updated : 2024-02-23
Read more

188. Meraih Izin

Dennis menoleh ke belakang, mencari bantuan dari Jaka untuk menolak permintaan ayahnya. Dia tidak mau minta maaf kepada wanita yang telah merebut perhatian ayahnya. Namun, alih-alih mendapatkan dukungan, Jaka malah mengangguk, menegaskan bahwa Dennis harus minta maaf. "Tolong tunggu sebentar, kalian duduk dan santailah dulu," kata Vincent kepada Jaka dan juga Dennis, memberi isyarat bahwa ini adalah masalah yang perlu diselesaikan. Jaka kemudian mendekati Dennis dan merangkulnya, mengajaknya duduk di sofa yang ada di ruang keluarga. Sementara itu, Vincent kembali memasuki kamarnya. Dennis cemberut, wajahnya masih dipenuhi oleh kemarahan. Ayahnya mulai bertindak berbeda sekarang, tidak ada lagi pelukan sayang seperti biasanya, bahkan setelah Dennis pergi meninggalkan rumah semalam. Dia merasa ada dinding tak kasat mata yang berdiri di antara dirinya dan sang ayah, dan dinding itu adalah Lisa! Di tengah kekesalannya, Dennis melihat Vincent yang menggandeng Lisa keluar dari dalam kamar
last updateLast Updated : 2024-02-23
Read more

189. Traktiran

Vincent menggandeng Lisa dengan mesra saat mereka memasuki lobi gedung Menara 2 Sutomo Group. Sorot mata mereka penuh cinta dan kehangatan, menyiratkan kedekatan yang tak terbantahkan. Para pegawai di sekitar menatap pemandangan itu dengan takjub, terkejut oleh sikap Vincent yang secara terang-terangan menunjukkan kemesraannya pada seorang wanita di ruang publik.Ketika mereka memasuki area lift, petugas keamanan segera memberi instruksi—seperti biasanya, "Permisi, tolong beri jalan sebentar, Pak Vincent mau lewat." Mereka berdua pun segera masuk ke dalam lift VIP, sambil terus mengobrol sambil tersenyum dan sesekali tertawa. Atmosfer di sekitar mereka terasa hangat dan romantis, seolah dunia di luar lift menjadi tidak penting lagi bagi mereka.Natalia, si manager personalia, yang sedang berada di area lift, tercengang kaget melihat pemandangan itu. Map di tangannya terjatuh dan isinya berhamburan di lantai. Dengan gugup, Natalia memunguti lembar dokumen-dokumen itu dengan hati yang
last updateLast Updated : 2024-02-24
Read more

190. Pukulan Telak

“Bukalah, kok malah bengong?” Lisa menegur Hanum yang masih tercengang di depannya dengan ekspresi syok. Lisa tak peduli apa isi pikiran Hanum, dia tahu bahwa dia tidak bisa membuat semua orang menyukainya. Lisa terkekeh pelan. “Ih, kok diam sih? Padahal selama ini kamu kan rajin kasih komentar ke aku, bahkan kamu bilang pengen banget ketemu langsung sama penulis Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku? Nah, aku sudah ada di depanmu, manfaatkanlah kesempatan emas ini.” Hanum tampak salah tingkah. Dia memang sangat menyukai novel itu. Hanum bahkan tidak bisa tidur nyenyak bila sehari saja melewatkan cerita yang masih berstatus on going itu. Ceritanya yang romantis dan unik, membuat Hanum merasa hanyut dan selalu penasaran dengan kelanjutannya. “Aku benar-benar tak menyangka bahwa alpukat_mentega adalah kamu!” gerutu Hanum dengan bibir cemberut. Baginya, Lisa adalah sosok yang terpaut jauh dari tokoh publik seperti penulis novel online kenamaan itu. Lisa hanya tersenyum lebar melihat reaks
last updateLast Updated : 2024-02-24
Read more
PREV
1
...
151617181920
DMCA.com Protection Status