Beranda / Romansa / Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku / 183. Seperti Itulah Perasaanku yang Hancur

Share

183. Seperti Itulah Perasaanku yang Hancur

Penulis: Indy Shinta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-22 02:50:03

"Kita akan bertemu dengan desainer untuk mendiskusikan gaun pengantinmu." Nyonya Rose berbicara dengan Lisa di dalam mobil yang terpisah dengan Vincent, Tuan Rain, dan Dennis.

"Mama ingin kamu memiliki gaun pengantin yang benar-benar istimewa, yang menampilkan kepribadianmu dengan sempurna."

Lisa senang dengan kejutan itu. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Nyonya Rose akan mengatur pertemuan seperti ini secepat kilat.

Mereka tiba di butik desainer yang terkenal setengah jam kemudian. Begitu masuk, mereka disambut dengan ramah oleh tim desainer yang sudah menunggu. Lisa memperhatikan sekeliling dengan penuh kekaguman, terpesona oleh keindahan gaun-gaun yang terpajang di etalase butik.

“Nyonya Rose, apa kabar? Senang sekali Anda berkunjung kembali ke butik kami setelah sekian lama,” sambut Elvano, seorang desainer ternama tanah air yang terkenal dengan sentuhannya yang memiliki ciri khas tersendiri.

Elvano memandang Lisa. “Wah, apakah saya sedang bertemu dengan calon pengantin Tuan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Anita Arusman
patutnya ada oma di situ....k indy lanjuti episode nya
goodnovel comment avatar
Gita Novianty
denis egois bgt gk bisa terima kenyataan, coba kasih tau aja thor kalo dia anak nya jaka
goodnovel comment avatar
istiqomah.072114
tuhkan yg rusak emang si dennis nih, aplg klo tau klo bukan anak kandung. hem lebih gila nih anak. waaah jd makin penasaran sama ceritanya, bisa gk yah pak vin tegas ke anaknya. ka indy jgn buat aku kecewa, liat pak vin yg gk bisa tegas ke dennis. pliiis
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   184. Membutuhkanmu

    Dennis berlari secepat yang dia bisa menuju kamarnya, jantungnya berdebar-debar dengan emosi yang memenuhi dirinya. Dia memasuki kamar dan langsung mengunci pintunya dengan keras, memastikan bahwa tidak ada yang bisa masuk dan melihat kehancuran yang dirasakannya di dalam sana. Tangannya gemetar ketika dia mencoba menenangkan dirinya sendiri, tetapi rasa sakit dan kekecewaannya begitu besar sehingga sulit untuk dikendalikan.Di sisi lain, di dapur, Lisa menatap lantai dengan ekspresi sedih yang tak tertahankan. Dia bisa merasakan kepedihan yang dirasakan Dennis, dan itu membuatnya merasa bersalah. Lisa tahu bahwa situasi ini adalah hasil dari hubungannya dengan Vincent, dan dia tidak bisa tidak merasa bersalah atas kehancuran yang terjadi di hadapan matanya."Jangan, Lisa. Biar pelayan yang membersihkan ini,” cegah Bona yang memasuki dapur setelah mendengar kekacauan yang terjadi. Dia menahan Lisa yang turun ke lantai, ingin memungut pecahan toples dengan tangannya. “Kamu tidak boleh

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   185. Batasan yang Harus Disadari

    Di tengah malam yang sunyi dan gelap, Jaka duduk sendirian di balkon rumahnya di Bali, hatinya dipenuhi oleh rasa bersalah dan penyesalan yang tak terbendung. Suara cicit burung di kejauhan seolah memperdalam kesunyian malam yang melingkupinya.Telepon dari Vincent seolah memicu badai emosi di dalam dirinya. Berita bahwa Dennis melarikan diri dari rumah membuat Jaka merasa hancur. Dia meratap dalam gelap, membiarkan air mata membanjiri pipinya."Andai kala itu aku tetap menikahi Nuning dan bukan Erna, mungkin Nuning tidak akan berakhir di pelukan Vincent. Mungkin Dennis akan langsung mengenalku sebagai ayah kandungnya sejak ia masih dalam kandungan, bukannya Vincent," bisik Jaka dalam kesedihan yang mendalam. Dia merenung tentang pilihan-pilihan yang telah dia buat dalam hidupnya, pilihan yang kini terasa seperti kesalahan besar.Dalam kegelapan malam, Jaka meratap dengan lirih. "Maafkan Uncle Jack, Dennis. Maafkan Uncle yang tak ada disisimu hingga kamu lahir dan tumbuh besar di bawa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   186. Pelukan Seorang Ayah

    Dennis berjalan sendirian menuju pantai yang pernah menjadi tempat bermainnya bersama Vincent saat masih kecil. Langkahnya terhenti sejenak saat ia mencapai tepi pasir putih yang terhampar luas di hadapannya. Dia memandang sekeliling, mengingat setiap momen indah yang pernah ia alami di tempat ini bersama sang ayah.Dengan hati yang terbebani oleh kehancuran perasaannya, Dennis duduk di pinggiran pantai, membiarkan air laut yang tenang menghanyutkan pikirannya ke masa lalu. Dia mengingat bagaimana dia dan Vincent sering kali berlarian di sepanjang pantai, memegang bersama tali layang-layang yang terbang tinggi di langit biru. Kala itu, dia begitu bahagia.Namun, kali ini, suasana hati Dennis jauh berbeda. Dia merasakan getir yang tak terkatakan di dalam dada, mengingat bahwa ayahnya sebentar lagi akan menikahi wanita lain. Baginya, itu bukan hanya tentang pernikahan Vincent dengan Lisa, tetapi juga tentang pengkhianatan terhadap bundanya. Dennis merasa bahwa Lisa telah merebut singgas

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   187. Energi Cinta

    Selesai menerima telepon dari Jaka, Vincent duduk di meja kerjanya dengan ekspresi serius, memeriksa dokumen-dokumen penting yang tersebar di atas meja. Dia harus menyelesaikan beberapa pekerjaan di rumah untuk mengurangi urusannya di kantor nanti. Dengan cepat, dia menandatangani dokumen-dokumen tersebut, tetapi tetap memastikan bahwa setiap detailnya terperhatikan dengan cermat.Setelah menyelesaikan tugas-tugasnya dengan cepat namun teliti, Vincent kembali ke kamar dengan harapan bisa menghabiskan waktu lebih banyak bersama Lisa pagi ini. Namun, ketika dia masuk, dia melihat tempat tidur mereka kosong. Suara Lisa yang sedang muntah dari arah kamar mandi segera menarik perhatiannya.Langkahnya tergesa-gesa menuju kamar mandi. “Lisa?” Dengan tatapan kekhawatiran, Vincent memperhatikan Lisa yang tengah mencengkeram tepian wastafel dengan wajah pucat.“Sayang, kamu baik-baik saja?” ucapnya sambil memeluk Lisa dari belakang. Tangan Vincent mengusap lembut perut Lisa.“Kepalaku pusing.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   188. Meraih Izin

    Dennis menoleh ke belakang, mencari bantuan dari Jaka untuk menolak permintaan ayahnya. Dia tidak mau minta maaf kepada wanita yang telah merebut perhatian ayahnya. Namun, alih-alih mendapatkan dukungan, Jaka malah mengangguk, menegaskan bahwa Dennis harus minta maaf. "Tolong tunggu sebentar, kalian duduk dan santailah dulu," kata Vincent kepada Jaka dan juga Dennis, memberi isyarat bahwa ini adalah masalah yang perlu diselesaikan. Jaka kemudian mendekati Dennis dan merangkulnya, mengajaknya duduk di sofa yang ada di ruang keluarga. Sementara itu, Vincent kembali memasuki kamarnya. Dennis cemberut, wajahnya masih dipenuhi oleh kemarahan. Ayahnya mulai bertindak berbeda sekarang, tidak ada lagi pelukan sayang seperti biasanya, bahkan setelah Dennis pergi meninggalkan rumah semalam. Dia merasa ada dinding tak kasat mata yang berdiri di antara dirinya dan sang ayah, dan dinding itu adalah Lisa! Di tengah kekesalannya, Dennis melihat Vincent yang menggandeng Lisa keluar dari dalam kamar

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   189. Traktiran

    Vincent menggandeng Lisa dengan mesra saat mereka memasuki lobi gedung Menara 2 Sutomo Group. Sorot mata mereka penuh cinta dan kehangatan, menyiratkan kedekatan yang tak terbantahkan. Para pegawai di sekitar menatap pemandangan itu dengan takjub, terkejut oleh sikap Vincent yang secara terang-terangan menunjukkan kemesraannya pada seorang wanita di ruang publik.Ketika mereka memasuki area lift, petugas keamanan segera memberi instruksi—seperti biasanya, "Permisi, tolong beri jalan sebentar, Pak Vincent mau lewat." Mereka berdua pun segera masuk ke dalam lift VIP, sambil terus mengobrol sambil tersenyum dan sesekali tertawa. Atmosfer di sekitar mereka terasa hangat dan romantis, seolah dunia di luar lift menjadi tidak penting lagi bagi mereka.Natalia, si manager personalia, yang sedang berada di area lift, tercengang kaget melihat pemandangan itu. Map di tangannya terjatuh dan isinya berhamburan di lantai. Dengan gugup, Natalia memunguti lembar dokumen-dokumen itu dengan hati yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   190. Pukulan Telak

    “Bukalah, kok malah bengong?” Lisa menegur Hanum yang masih tercengang di depannya dengan ekspresi syok. Lisa tak peduli apa isi pikiran Hanum, dia tahu bahwa dia tidak bisa membuat semua orang menyukainya. Lisa terkekeh pelan. “Ih, kok diam sih? Padahal selama ini kamu kan rajin kasih komentar ke aku, bahkan kamu bilang pengen banget ketemu langsung sama penulis Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku? Nah, aku sudah ada di depanmu, manfaatkanlah kesempatan emas ini.” Hanum tampak salah tingkah. Dia memang sangat menyukai novel itu. Hanum bahkan tidak bisa tidur nyenyak bila sehari saja melewatkan cerita yang masih berstatus on going itu. Ceritanya yang romantis dan unik, membuat Hanum merasa hanyut dan selalu penasaran dengan kelanjutannya. “Aku benar-benar tak menyangka bahwa alpukat_mentega adalah kamu!” gerutu Hanum dengan bibir cemberut. Baginya, Lisa adalah sosok yang terpaut jauh dari tokoh publik seperti penulis novel online kenamaan itu. Lisa hanya tersenyum lebar melihat reaks

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   191. Rumah Kita

    Vincent memasuki ruang tunggu klinik dokter Viona bersama Lisa, tangannya menggenggam erat tangan Lisa sebagai tanda dukungan dan kebersamaan. Wajah tampannya berseri-seri sepanjang mengobrol dengan Lisa, menunggu giliran dipanggil oleh suster.“Nomor antrean 9 atas nama Ibu Lisa Amalia, dipersilakan masuk ke dalam.” Mendengar nama Lisa dipanggil, Vincent segera menggandeng tangan Lisa, keduanya lalu berjalan menuju ruang pemeriksaan. Ruangan itu terasa hangat dan tenang, dengan cahaya yang terang namun lembut.Dokter Viona menyambut mereka saat masuk. “Halo, Lisa? Hai, Vin?” sapanya sambil tersenyum hangat. Dia senang kali ini Lisa datang tidak sendiri lagi, namun didampingi oleh sang ayah dari calon bayinya. Dokter Viona ikut merasa bahagia melihat kebersamaan mereka. Vincent nampaknya sudah sangat siap menjadi ayah.“Wah, calon pengantin mesra banget. Bagaimana, sudah dapat tanggal pernikahannya?” tanya dokter Viona setelah Lisa dan Vincent duduk di hadapannya.“Sudah dong.” Vince

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-25

Bab terbaru

  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   TAMAT

    Dennis mengucapkan “selamat” pada Vincent dan Lisa melalui telepon. Vincent merasa bahagia mendengar ucapan putranya yang terasa betul-betul tulus kali ini. Bahkan Dennis secara khusus bicara pada Lisa untuk minta maaf padanya. "Tante, maaf atas semua sikap burukku selama ini," ucapnya dengan rendah hati. "Aku tahu ayah dan Tante saling mencintai, ayah pasti akan bahagia dengan Tante.” Dennis terdiam sejenak. “Tante Lisa memang layak bersanding dengan ayah, sebab aku tahu... ayah tidak mungkin sembarangan memilih orang yang akan mendampinginya seumur hidupnya. Aku percaya pada pilihan ayah," tambah Dennis dengan suara yang penuh dukungan. Lisa tersenyum, meskipun Dennis tidak bisa melihat senyumnya di telepon. "Terima kasih, Dennis. Kamu anak yang luar biasa, dan Tante bahagia bisa menjadi bagian dari keluargamu." “Aku juga bahagia memiliki ayah Vincent dan Tante Lisa.” Lisa dan Vincent saling berpandangan mendengar ungkapan Dennis yang terasa tulus. Setelah selesai menelepon, Vin

  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   199. Ayah yang Membanggakan

    Jaka menghela napas, mencoba menenangkan diri di tengah tekanan yang dirasakannya. Tatapannya terpaku pada dinding putih ruangan yang pucat. Wajah pria tampan itu mencerminkan perasaan yang selama ini sulit untuk diungkapkan."Saya masih merasa bersalah, Pak," ucapnya dengan suara lirih. Tatapannya kemudian turun pada genggaman tangannya pada tangan Dennis yang masih tak bergerak. Setiap sentuhan, setiap simpul jemari, terasa penuh makna baginya.Pak Priyo memandang Jaka, siap mendengarkan apapun yang ingin diungkapkan oleh anak menantu yang sangat disayanginya itu."Saya menyesal telah menikahi Erna, padahal Nuning sedang mengandung Dennis, anak kami," lanjut Jaka perlahan, suaranya semakin rendah, hampir tersendat oleh rasa sesak di dadanya. "Andai waktu bisa diulang, saya tidak akan menikahi Erna saat itu." Matanya kembali naik menatap dinding pucat di depan sana. "Saya ingin tetap bersama Nuning, harusnya saya mengambil keputusan tegas dan tak perlu larut dalam situasi yang membua

  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   198. Unconditional Love

    Di antara para tamu undangan, Mei yang merupakan mantan kekasih Vincent juga tampak hadir di sana, dia datang bersama suaminya, Juna, dan putranya, Vi. Rambut panjang Mei disanggul cantik berhiaskan aksesori yang serasi dengan gaun rancangan desainer ternama berwarna pastel yang melekat indah di tubuh langsingnya. Wajahnya yang jelita terpancar dalam senyuman lembut, memberikan kesan hangat kepada siapa pun yang bertemu dengannya. Sementara itu, Juna terlihat tampan dan karismatik dengan setelan tuksedo hitamnya. Ekspresi wajahnya yang percaya diri menunjukkan bahwa dia adalah sosok yang menguasai situasi. Dia berbicara dengan sesama tamu yang dikenalnya sambil memperkenalkan sosok Vi, putranya yang berusia 7 tahun. Senyum bangga terukir di wajahnya setiap kali mendengar orang-orang memuji ketampanan Vi yang sangat mirip dengan dirinya. Dalam setelan tuksedo kecilnya, Vi memang terlihat begitu memesona dengan senyuman polosnya. Postur tubuhnya yang tinggi menjadikannya tampak gagah

  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   197. Until I Found You

    Lisa sebenarnya ingin resepsi pernikahannya dengan Vincent bisa diadakan di tepi pantai yang cantik di Bali. Namun, pada trimester pertama kehamilannya ini, Lisa masih mengalami mual, muntah, dan mudah lelah, sehingga bakal menyulitkan dirinya sendiri saat harus melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Bali dan sebaliknya. Selain itu, risiko keguguran juga lebih tinggi pada trimester pertama. Vincent pun menolak keinginan Lisa dan menetapkan agar resepsi digelar di Jakarta saja. “Bersabarlah, Sayang. Setelah anak kita lahir nanti dan kalian berdua dalam kondisi sehat untuk melakukan perjalanan, bukan hanya ke Bali…, aku akan membawa kalian pergi ke tempat-tempat indah manapun yang kamu sukai,” janji Vincent sambil mencium kening Lisa. Dia tak ingin melihat wanita yang dicintainya itu merasa kecewa menjalani resepsi pernikahan mereka nanti. Dan Vincent merasa lega setelah melihat Lisa mengangguk.“Nggak apa-apa, kok. Sebenarnya nggak terlalu jadi soal bagiku resepsinya nanti mau diada

  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   196. Akan Baik-Baik Saja

    Jaka menggenggam erat gagang kursi pesawat, tatapan kosongnya menatap ke luar jendela yang menampilkan pemandangan langit biru dan awan putihnya yang berderak. Pemandangan yang indah, tetapi dia tak bisa menikmati pemandangan itu karena pikirannya terus melayang ke rumah sakit tempat Dennis dirawat. "Dennis kecelakaan," dua kata yang terlontar lewat telepon dari Bambang seperti palu yang membelah dadanya. Beban yang menghantamnya terasa begitu berat, seakan-akan dunianya runtuh dalam sekejap. Meskipun hanya dua kata, namun rasanya dua kata itu menjelma seperti dua ton beban yang meremukkan hati Jaka sebagai seorang ayah. Dia sengaja tidak memberitahu Nuning tentang kecelakaan Dennis. Kondisi Nuning yang belum begitu baik membuatnya khawatir akan dampak stres yang bisa mempengaruhi kandungan Nuning yang lemah. Jaka tidak ingin menambah masalah baru di tengah situasi yang sudah sulit.Pesawat terbang melaju dengan kecepatan tinggi, namun perjalanan yang dilaluinya terasa begitu lamba

  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   195. Janji Suci

    Suasana gereja dipenuhi dengan aroma harum dari bunga-bunga segar yang menghiasi setiap sudut. Sinar matahari pagi membelai lembut melalui jendela-jendela gereja, menciptakan permainan cahaya yang mempercantik momen sakral ini. Seperti berkah dari langit, cahaya itu memberikan sentuhan hangat pada momen ini, menambahkan keindahan pada detik-detik yang tak terlupakan.Gaun putih Lisa mengalir indah di belakangnya, mengikuti setiap langkahnya dengan lembut. Rambutnya dihiasi dengan sebuah tiara yang manis. Setiap langkah yang diambilnya terlihat begitu anggun dan memikat.Di sekeliling gereja, keluarga besar Alessio dan keluarga Lisa berkumpul, penuh dengan senyuman dan kegembiraan. Sorot mata yang penuh cinta dari kedua belah pihak keluarga mencerahkan suasana, menunjukkan dukungan dan kasih sayang yang mereka miliki untuk pasangan yang akan menikah.Daniel Sutomo juga tampak hadir di sana. Keberadaan sosok konglomerat itu memberikan aura kebijaksanaan dan kemuliaan yang tak terbantahk

  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   194. Pertanyaan yang Mengganggu

    Bambang duduk di samping Dennis, merangkulnya dengan lembut sambil memandang jauh ke laut yang tenang di depan mereka. "Dennis, janganlah sedih karena pernikahan ayah Vincent dengan tante Lisa," ucapnya dengan suara lembut.Dennis menoleh ke arah Bambang, tatapan matanya masih penuh dengan kesedihan. "Tapi, Om, aku merasa sedih. Aku merasa seperti kehilangan sesuatu yang penting," gumamnya sambil memandang ke lautan di hadapannya.Bambang tersenyum lembut, memahami perasaan keponakannya. "Dennis, kamu harus tahu bahwa pernikahan adalah bagian dari takdir yang telah diatur oleh Gusti Allah. Ayah Vincent selama ini belum aja ketemu sama jodohnya, makanya nggak nikah-nikah sejak cerai sama bundamu. Jangan kamu sesali juga perceraian bundamu sama ayah Vincent. Itu namanya nggak jodoh.”Dennis mendengarkan, sesekali ia menghela napasnya yang terdengar berat. sepertinya bocah remaja itu berusaha mencerna setiap kata yang diucapkan oleh Bambang. "Nggak usahlah kamu repot-repot mikir kenapa

  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   193. Cinta yang Tulus

    Suasana makan malam antara keluarga Vincent dan keluarga Lisa dari Italia berlangsung dalam atmosfer kekeluargaan yang hangat dan penuh keakraban. Dante masih terkesima setelah mengetahui tentang kesuksesan Tuan Rain di Indonesia, begitu pula dengan putranya yang akan segera menikahi cucunya, Lisa."Putramu sangat tampan, Rain," puji Dante yang masih merasa terpukau melihat ketampanan Vincent sejak awal mula mereka bertemu. Vincent pun hanya tersenyum mendengar pujian dari calon mertuanya."Cucumu juga sangat cantik, Dante. Mereka sepadan," balas Tuan Rain dengan rendah hati, tersenyum bangga pada Lisa, calon menantunya."Selain cantik, Lisa juga cerdas. Dia bahkan menguasai 6 bahasa asing. Bukankah itu luar biasa?" timpal Nyonya Rose, mengumumkan bakat dan kecerdasan Lisa di hadapan semua orang.Tuan Rain menoleh kepada istrinya, "Sayangku, perlu kamu tahu,” ucapnya seraya mengerling pada Dante yang duduk berhadapan dengan mereka. “Kemampuan Dante menguasai bahasa asing sangat menonj

  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   192. Ternyata Bukan Kebohongan

    Hari-H pernikahan Vincent dan Lisa semakin dekat, dengan hitungan hari yang semakin berkurang. Kedatangan keluarga Lisa dari Italia telah menjadi momen yang sangat dinantikan. Di tengah suasana persiapan yang kian sibuk, Nyonya Rose telah menyusun rencana untuk menyambut mereka dengan sebuah jamuan makan malam di sebuah hotel mewah terbaik di Jakarta. Di sana pula tempat menginap bagi para tamu dari keluarga Lisa yang telah tiba dari Italia. Ketika Nyonya Rose dan Tuan Rain memasuki restoran di hotel itu, sorot mata mereka segera tertuju pada seorang pria tua yang duduk di sebelah Lisa. Tuan Rain, yang pertama kali melihatnya, mendesis pelan. “Dante?” gumamnya dengan suara rendah, matanya menyipit saat mencoba mengidentifikasi sosok tersebut. Semua orang memandang kehadiran Nyonya Rose dan Tuan Rain dengan tatapan hormat disertai senyuman hangat di mata mereka, termasuk pria berambut putih di sana. Pada saat itulah, Tuan Rain mengamati lagi pria tua yang ada di sebelah Lisa itu denga

DMCA.com Protection Status