Home / Romansa / Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku: Chapter 171 - Chapter 180

200 Chapters

171. Menjadi Prioritas

Pelukan Vincent semakin erat di pinggang Lisa saat mereka berada di dalam lift apartemen, sesekali tangannya mengelus perut Lisa. Sejak mengetahui bahwa di dalam rahim Lisa telah tumbuh benih dari percintaan mereka, Vincent merasa ingin terus menyentuhnya, seolah ingin mengatakan pada anak mereka yang masih berkembang di dalam kandungan Lisa bahwa dia sudah sangat siap menyambut kedatangannya di dunia ini. "Lisa. Bilang saja kalau kamu ingin makan sesuatu, apapun itu. Oke?" ucapnya sambil membelai perut Lisa. Vincent ingin menjadi seseorang yang siap direpotkan oleh Lisa pada masa-masa mengidamnya ini. Dia ingin menjadi seorang ayah yang selalu siap melayani kebutuhan anaknya bahkan sejak si anak masih berada dalam kandungan.Lisa mengangguk sambil tersenyum, merasakan kehangatan dan kedamaian dalam perhatian serta kasih sayang Vincent yang semakin besar padanya sejak mengetahui kehamilannya. "Aku ingin cookies jahe yang dibuat olehmu, Bang," jawab Lisa, menyandarkan kepalanya di leng
last updateLast Updated : 2024-02-15
Read more

172. Serangan Panik

Lisa merasakan detak jantungnya berdegup kencang, napasnya terengah-engah, dan pandangannya kabur. Serangan panik menyerbunya tanpa peringatan, membanjiri pikirannya dengan ketakutan yang membutakan. Namun, tangan Vincent segera menjangkau ke arahnya, memegangnya dengan penuh kelembutan. “Lisa, dengarkan aku,” bisik Vincent dengan suaranya yang sehalus beledu, suaranya seperti secercah cahaya yang menembus kegelapan yang menyelimuti pikiran Lisa. “Kamu tidak sendirian. Aku di sini bersamamu. Tarik napas dalam-dalam bersama-sama aku.” Lisa mencoba mengikuti arahan Vincent, walaupun kepanikan masih melanda. Tetapi perlahan, napasnya mulai teratur kembali, dan detak jantungnya tidak sekeras sebelumnya. Vincent meraih tangan Lisa dengan penuh kasih sayang, matanya penuh dengan kepedulian dan kehangatan. Dengan sentuhan yang lembut, ia mengalirkan energi healing ke tubuh Lisa. Pria itu meletakkan telapak tangannya di atas telapak tangan Lisa, menyatukan energi mereka dalam sebuah aliran
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

173. Go Public

Vincent menyerahkan kunci mobilnya kepada seorang petugas dengan santai, seolah tidak ada yang berbeda dari biasanya. Dua petugas lain yang berjaga di pintu lobi segera menyambut sang CEO dengan ramah, "Selamat pagi, Pak Vincent?" Sambil berbicara, mata mereka yang dipenuhi keterkejutan tidak bisa lepas dari tangan Vincent dan Lisa yang sedang bergandengan. “Selamat pagi,” sambut Vincent tak seperti biasanya, sang CEO tampak lebih ramah daripada sebelumnya. Sementara itu, suasana di lobi gedung Sutomo Grup menjadi ramai dan heboh. Para pegawai yang sedang melintas tidak bisa menyembunyikan keheran mereka saat melihat Vincent masuk ke gedung sambil menggandeng Lisa. Sebagian dari mereka mulai berbisik-bisik dan memperhatikan mereka dengan tatapan tak percaya. Beberapa dari mereka bahkan terlihat terpana, tidak mampu mempercayai apa yang mereka lihat. “Itu … Lisa kan? Asisten pribadinya Pak Vincent?” “Iya, sebelumnya pernah jadi resepsionis di bagian HRD.” “Apa kita tak salah liha
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

174. Seperti Difitnah

Lisa duduk di sofa, mata terfokus pada layar laptopnya, jari-jemarinya menari di atas keyboard dengan lincah. Setiap tekanan tombolnya menciptakan alunan kata-kata yang mengalir seperti sungai dalam ceritanya. Di meja kerjanya, Vincent juga tampak tenggelam dalam pekerjaannya, matanya terpaku pada layar monitor komputernya dengan ekspresi serius.Setelah selesai memeriksa laporan perkembangan beberapa proyek penting, Vincent melepas kacamata dan memijit bagian tengah keningnya yang terasa sedikit lelah. Lalu dia melirik Lisa yang masih tampak asyik mengetik di sofa. Pria itupun tersenyum.Diam-diam, Vincent merasakan keingintahuannya memuncak, dan dengan lincah jemarinya segera mengetikkan nama sebuah situs novel online di mana Lisa menerbitkan novel-novelnya. Vincent segera mencari nama penulis “alpukat_mentega” yang merupakan nama pena Lisa. “Produktif juga dia,” gumam Vincent ketika melihat sepuluh judul novel milik Lisa terpampang di sana, dan sembilan di antaranya sudah tamat se
last updateLast Updated : 2024-02-17
Read more

175. Hati yang Mulai Terbuka

“Astaga, ini orang ya?” Lisa memutar bola matanya. “Rupanya benar, usia hanyalah angka, bahkan seorang Vincent Alessio yang hampir berkepala lima ini, masih bisa ngambek seperti bocah?” Dia mencebik.Vincent mengecup bibir Lisa yang cemberut. “Aku hanya tak suka kamu mengakhiri kisah yang indah itu dengan sad ending. Padahal itu kisah kita, kan? Iya kan?” desaknya sambil memeluk Lisa, menggendong Lisa ke atas pangkuannya.Lisa mengalungkan tangannya ke leher Vincent dan memandang pria itu lekat-lekat. “Memang itu kisah kita, tapi nyatanya pada saat itu Abang memang mencintai wanita lain, kan? Abang sendiri yang bilang bahwa Abang tidak akan sanggup mencintai wanita manapun selain bundanya Dennis, aku mencatatnya baik-baik di kepalaku.” Lisa mencubit hidung Vincent yang mancung. “Jangan protes, … coba Abang ingat-ingat lagi, sudah berapa kali kamu menyebut nama ‘Nuning’ di puncak kenikmatanmu padahal jelas-jelas kamu sedang bercinta denganku? Maka kupikir yang terbaik bagi Alessandra w
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

176. Tertangkap basah

“Mau dipecat atau tidak, apa itu menyelesaikan masalah kalau aku memang ada apa-apa dengan Mas Bona? Cinta boleh, tapi tolol mah jangan.” Lisa mencubit hidung Vincent lagi dengan gemas, dia suka sekali dengan hidung mancung Vincent yang semakin rajin mencium perutnya ini.“Kamu bilang aku tolol? Sialan, … rasanya baru kali ini ada orang yang mengatakan hal itu padaku!” Lisa terbahak-bahak. “Oya? Kamu memang butuh orang sepertiku kalau begitu, Bang!” Dia menjulurkan lidahnya. Namun kemudian Vincent dengan cepat menangkap lidahnya itu dengan mulutnya, mengisapnya seperti permen yang sangat manis. Lisa menarik napas dalam-dalam, dia tahu ciuman ini tidak akan berakhir cepat. Apalagi tangan Vincent mulai nakal menggerayangi bagian tubuhnya yang lain, apalagi kalau bukan menggerayangi gundukan kenyal di balik blus Lisa yang selama ini menjadi favorit pria ini.“Ukurannya semakin besar, apa mungkin sudah mulai menyimpan ASI?” bisik Vincent disela-sela ciumannya.“Kandunganku belum genap 3
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

177. Kado Terindah

Dengan wajah yang pucat dan gemetar, Lisa segera bangkit dari pangkuan Vincent, hampir membuatnya terjatuh. Vincent dengan cepat menopangnya. “Sayang, hati-hati …, tak perlu sepanik itu,” ujarnya sambil menggenggam tangan Lisa yang mendadak terasa dingin di tangannya. “Santai saja, mereka orangtuaku sendiri, bukan orang lain,” bisik Vincent menenangkan Lisa.Lisa menahan gondok dalam hatinya, bisa-bisanya Vincent memintanya santai padahal mereka sedang tertangkap basah berbuat mesum di tempat kerja. Dan iya, memang itu orangtua Vincent sendiri, tapi justru karena itulah masalahnya!Vincent tertawa dalam hatinya melihat wanita yang bisanya cerewet itu mendadak terdiam seribu bahasa. Dari ekspresi Lisa dia bisa menebak bahwa betapa wanita itu sebenarnya ingin mengomelinya.Mengabaikan Lisa sejenak, Vincent tersenyum pada Nyonya Rose dan Tuan Rain. “Halo, Mama? Papa? Mendadak sekali? Aku tidak tahu kalau kalian akan mampir,” sapanya tanpa melepaskan gandengan tangannya dari Lisa, yang ta
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

178. Mendapat Restu

Dengan kedatangan tak terduga orang tua Vincent, Lisa merasa detak jantungnya berdegup kencang, seolah-olah menari di antara denyutan yang liar. Rasa malu dan canggung melanda dirinya saat ia menyadari bahwa mereka tertangkap basah dalam keintiman yang tak seharusnya di hadapan mereka. Matanya memancarkan ketidaknyamanan, menatap ke arah orang tua Vincent dengan kegelisahan yang tak tersembunyi."Jadi, sudah berapa bulan kandunganmu, Lisa?" suara Nyonya Rose pelan dan tenang, namun bagai guntur yang menggedor telinga Lisa.Napas Lisa terhenti di tenggorokannya, seakan-akan ada bebatuan raksasa menekan dadanya. Rasanya ia tak bisa mendapatkan udara yang cukup untuk mengisi paru-parunya yang kelu. Dalam ketidakmampuannya untuk menanggapi, Lisa merasakan sentuhan lembut dari Vincent yang memegang tangannya, mengalirkan ketenangan yang sangat ia butuhkan.Lisa merasakan getaran energi yang lembut dan menenangkan mengalir dari Vincent, seolah-olah menyelubungi dirinya dalam kehangatan yang
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

179. Menjaga Perasaan

Lisa merasa tidak enak melihat tatapan Dennis kepadanya. Sekejap, ia teringat pada percakapan terakhir mereka di Bali tentang janjinya untuk tidak memasuki kehidupan pribadi Vincent Alessio. Dennis telah dengan tegas mengatakan kepadanya bahwa ayahnya boleh menikah dengan wanita manapun selama wanita itu berkelas dan bukan Lisa. Saat itu, Lisa telah berjanji untuk tidak memasuki kehidupan Vincent karena belum menyadari bahwa dirinya sedang mengandung benih cinta dari pria itu. Lisa mencoba untuk bersikap seperti biasa. "Halo, Mas Dennis?" sapanya dengan hangat, seraya mencoba menenangkan dirinya sendiri. Dennis membalas sapaannya dengan senyum yang sedikit kaku. "Kalian mau ke mana?" tanya Dennis, sambil menurunkan box pizza yang tadi ia tunjukkan pada sang kakek dengan bangga. "Kami mau makan siang bersama, ayo ikut, sayang? Nanti ayah mau nyusul kok," ajak Nyonya Rose. Namun, Dennis masih terlihat ragu. "Tapi, bagaimana dengan pizzaku? Aku membuatnya sendiri tadi, di dapur De' A
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

180. Ketegasan Oma

Mereka tiba di sebuah restoran mewah yang telah dipesan khusus oleh Nyonya Rose untuk pertemuan makan siang keluarga. Suasana restoran terasa tenang dan elegan, dengan meja-meja yang diatur rapi dengan linen putih bersih dan pernak-pernik dekoratif yang menawan.Nyonya Rose telah dengan teliti memesan menu khusus yang aman dan enak bagi wanita hamil, memperhatikan kondisi Lisa yang mungkin masih tidak nyaman karena mual yang biasa dialami pada trimester pertama kehamilan. Menu yang telah disiapkan terdiri dari hidangan-hidangan yang lezat, bergizi, dan menyegarkan.Pelayan restoran dengan hormat mengantarkan hidangan-hidangan spesial tersebut ke meja mereka. Sup hangat dengan potongan daging ayam yang lembut dan sayuran segar disajikan dalam mangkuk besar, menyebarkan aroma harum yang menggugah selera. Potongan salmon panggang yang lezat ditata cantik di atas piring, ditemani dengan potongan buah yang menyegarkan. Di sampingnya, sebuah mangkuk salad buah berwarna-warni menggoda mata,
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more
PREV
1
...
151617181920
DMCA.com Protection Status