Home / Pernikahan / Simpanan Cantik Sang Presdir / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Simpanan Cantik Sang Presdir : Chapter 101 - Chapter 110

196 Chapters

Tak Menepati Janji

"Apa Nyonya Muda, hamil ya karena tetanggaku begitu muntah-muntah hamil Nyonya," ujar Nancy. Dirinya mengucapkan apa yang ada di pikirannya karena kemungkinan besar jika nyonya mudanya tengah hamil apalagi tanda-tandanya sama seperti apa yang dialami oleh orang-orang hamil pada umumnya mual-mual. Arini menoleh, ia tersenyum dengan apa yang diucapkan oleh pelayannya itu. "Kamu tahu sendiri bukan jika aku sangat sulit untuk hamil, rasanya tidak mungkin jika aku hamil kemungkinan aku hanya masuk angin saja karena semalam hampir tenggelam di kolam renang," papar Arini. Dirinya tidak ingin terlalu berharap akan hal tersebut karena menurutnya harapan hanya akan membuatnya kecewa saja."Nyonya itu hanya sulit untuk hamil bukan tidak bisa untuk hamil jadi kemungkinan hamil itu ada, aku pernah membaca kisah orang yang tidak bisa hamil selama berpuluh-puluh tahun tetapi akhirnya dia bisa hamil juga Nyonya kita tes ya," ujar Nancy kembali. Wanita itu semakin yakin jika nyony
Read more

Pengusiran

"Tuan?" Arini sudah berada di hadapan Elsyam. "Jika memang ini keputusanmu, baik aku akan terima," ungkap Arini. Lagi dan lagi dirinya dibuat kecewa oleh harapan yang tidak pernah dirinya bayangkan. Arini merasa kecewa karena bisa-bisanya dirinya berharap dengan lelaki itu, lelaki yang tidak pernah sama sekali menghargainya sebagai seorang istri, dulu menjanjikan kebahagiaan untuk dirinya, tetapi semua itu hanyalah omong kosong belaka karena sekarang justru Elsyam mengkhianati ucapannya sendiri.Elsyam melangkah mendekati Arini yang hendak pergi. "Aku bisa jelaskan Arini, Haruni diusir dari apartemennya maka dari itu aku membawanya ke sini. Dia sekarang tidak memiliki tempat tinggal dan dia baru saja melahirkan apa tidak ada sedikit rasa kasihanmu untuknya?" tanya Elsyam. Ya, tadi saat di rumah sakit wanita itu dikabari oleh pihak apartemen jika ternyata Haruni sudah menunggak apartemen hingga berbulan-bulan ramanya maka dari itu tadi dirinya diusir. Elsyam merasa kasi
Read more

Rumah Arini

"Rido seharusnya kamu tidak melakukan ini," ujar Arini. Dirinya tidak mau kembali disalahkan oleh orang tua Rido karena membuat mereka semua keluar dari rumah besar itu. "Seharusnya kamu tidak perlu membelaku, jadi kamu bisa tetap bekerja bersama dengan tuan Elsyam," papar Arini kembali saat mereka berempat sudah keluar dari gerbang rumah besar tersebut."Bagaimana aku bisa bekerja dengan orang yang tidak mempercayaiku, Nyonya?" tanya Rido. Menurutnya tidak ada gunanya ia bekerja dengan orang yang tidak memiliki rasa percaya kepada dirinya. "Rasanya sangat tidak nyaman karena dicurigai lebih baik jika aku keluar bukan?" Orang tua Rido pun, masih dalam kebingungan karena mereka semua diusir dari kediaman Elsyam. Wajah tuanya menyiratkan akan banyak pertanyaan yang terbelenggu di dalam mulut, tetapi langkah mereka tetap saja mengikuti kemanapun anaknya pergi.Mereka berempat melangkah menyusuri jalanan dengan hari yang mulai terik itu tanpa arah dan tujuan.
Read more

Panggil Ibu?

"Tolong bersihkan kamar tamu dan bawa Haruni beristirahat di sana," ujar Elsyam sebelum melangkah pergi.Haruni pun terkejut mengapa dirinya harus tinggal di kamar tamu padahal Arini sudah tidak ada di rumah ini. Ia kira dirinya akan langsung bisa tinggal di kamar utama dengan lelaki itu ternyata salah, dirinya tidak mendapatkan kamar utama lagi. Walaupun dengan enggan dirinya tetap menuruti perintah Elsyam melangkah menuju kamar tamu dibantu oleh ibu mertuanya."Pelan-pelan," ujar Bu Widuri.Elsyam juga memberikan seorang babysitter untuk menjaga Hans.Setiap hari pelayan memang selalu membersihkan kamar tamu jadi mereka tidak lama-lama lagi untuk menyiapkannya saat Haruni masuk kamar pun telah siap.Dirinya tak pernah membayangkan jika akan kembali tinggal di rumah besar ini bahkan dulu dirinya tak pernah masuk ke kamar tamu yang ukurannya cukup kecil dibandingkan dengan kamar utama. 'Sabar, sabar Haruni. Kamu tinggal menunggu saja Elsy
Read more

Arini Hamil

"Aku mau keluar dulu sebentar, ada janji dengan seseorang apakah ada yang menitip sesuatu untuk dibawa pulang?" tanya Rido. Biasanya lelaki itu selalu berpakaian rapi dengan kemeja jas dan juga celana panjang serta sepatu pantofelnya, kini penampilannya terlihat begitu santai dengan memakai kaos dan celana jeans saja.Arini dan juga bu Mawar tengah praktek untuk menu baru di outlet salad buahnya."Tidak, coba tanya Arini apakah dia ingin menitip sesuatu?" tanya Bu Mawar yang langsung mendapat gelengan dari Arini wanita itu tengah fokus dengan jagungnya karena ia ingin membuat jasuke sebagai menu andalan baru di setiap outletnya.Rido segera pamit pergi karena tidak ada yang mau menitip sesuatu kepadanya, biasanya ia menggunakan mobil kini dirinya menggunakan kendaraan umum ini gaji yang diberikan oleh Elsyam sangatlah tinggi kepadanya. Sebenarnya ia bisa saja membeli mobil ataupun rumah, tetapi tidak untuk sekarang-sekarang ini karena menurutnya dia belum
Read more

Fakta Baru

Arini terdiam sembari mengelus perutnya, mengapa di saat seperti ini justru dirinya dinyatakan hamil ada rasa senang bercampur dengan rasa sedih yang tak berkesudahan. Untung saja kartu atm-nya waktu itu ia berikan kepada Dira jadi dirinya tidak terlalu memusingkan perihal keuangan karena masih memiliki tabungan."Kak, ini ponselnya merk yang kakak inginkan," ungkap Dira.Ya, dirinya juga memang memerlukan ponsel untuk menunjang pekerjaannya apalagi sekarang dirinya tidak boleh terlalu capek dalam bekerja maka ia harus memutar otak memanfaatkan sosial media untuknya. "Terima kasih," ujar Arini. Ponsel baru beserta dengan nomor yang baru juga karena ponselnya yang dulu yang bernilai jutaan rupiah itu sengaja dirinya tinggalkan di rumah Elsyam karena itu memang ponsel milik sang lelaki.Arini langsung saja memasangkan kartu ponselnya itu dan menyalakannya, dirinya memang tidak merasa kesepian karena sudah sejak dulu dirinya sendiri dia juga sudah terbiasa ditinggalkan karena orang tuanya
Read more

Baby Twins

"Siapa yang mengizinkanmu masuk ke kamar ini!" Elsyam sudah geram karena bisa-bisanya Haruni memasuki kamarnya dan juga Arini tanpa seizinnya sama sekali. Dirinya melihat wanita itu tengah memegang tas yang ia belikan untuk Arini. Langsung saja ia merebut tas tersebut. "Tak ada yang memberikanmu izin boleh menyentuh barang di kamar ini," ujar Elsyam tegas. Matanya telah memerah dan urat-urat pun terlihat jelas di dahinya. "El ... maaf," ujar Haruni. Padahal tadi dirinya mengira jika lelaki itu akan pulang larut malam kembali, ternyata perkiraannya salah justru Elsyam pulang cepat hari ini membuat dirinya harus tertangkap basah karena berada di kamar utama. "Aku— aku." Haruni bingung dirinya harus membuat alasan seperti apa."Siapa yang memberikanmu izin untuk masuk ke kamar ini, aku memberikanmu izin untuk tinggal di rumah ini, tetapi jangan pernah lancang kamu masuk ke kamarku!" seru Elsyam. Dirinya sudah dipusingkan dengan urusan pekerjaan karena biasanya di han
Read more

Bu Hapsari

"Aku ikut, ya, hari ini karena aku ingin melihat bagaimana konsumen dengan menu-menu baru kita ini," ungkap Arini lagi. dirinya sengaja mandi gasik untuk bisa ikut dengan Dira karena kata gadis itu ada salah satu outlet yang tak pernah sepi setiap jamnya selalu saja ada yang mengantri. Maka dari itu Dira selalu membantu di outlet tersebut.Kini usia kehamilannya memasuki Minggu ke-14, tak ada keluhan yang berarti bahkan makanan apa saja selalu masuk dan tidak membuatnya mual membuat ia mudah dalam beraktivitas tak ada halangan apapun hanya saja dirinya sedikit merasa lelah."Tidak!" seru Dira. Gadis bertopi dan berpikir satu itupun menggeleng pertanda menolak permintaan Arini. "Di outlet satu sudah ada aku, Rania dan dua orang yang menjaga jadi kami tidak memerlukan bantuanmu Kak Arini lebih baik Kakak di rumah saja tunggu rumah," ungkap Dira. Dirinya tidak ingin jika Arini merasa kelelahan apalagi ia mengetahui apabila wanita itu Tengah hamil anak kembar karena banyak kasus-kasus oran
Read more

Kematian Hans

"Apa salahku sampai bayi sekecil itu pun dibuang olehmu?" tanya Arini kembali setelah dirinya duduk dan berhadapan dengan wanita bernama bu Hapsari itu. Sakit hati jelas karena dirinya tahu sejak bayi telah dibuang, apa salah dari bayi itu sampai-sampai ia ditelantarkan begitu saja di panti asuhan. "Kenapa, kenapa aku harus dibuang ke panti asuhan?" Padahal dari penampilannya saja ia tahu jika ibunya adalah orang yang berkecukupan lantas mengapa dulu dirinya dibuang? Apakah dirinya bayi yang lahir dari hasil zina ataupun hubungan gelap sampai-sampai ibunya sendiri pun tidak mau merawatnya.Bu Hapsari menetap ke arah Arini kini bayi yang dulu dirinya buang sudah menjelma seperti ia, sangat banyak kemiripan di antara keduanya walaupun tanpa tes DNA dirinya yakin jika yang ada di hadapannya itu adalah memang putrinya sendiri. "Maafkan Mama, Arini," ujar Bu Hapsari.Bahkan nama Arini Griselda pun dirinya yang memberikan, lewat sepucuk surat yang ia tulis agar bayi
Read more

Tes DNA

"Jadi kamu sedang hamil Arini?" tanya Abraham.Arini sudah menceritakan tentang kehidupan yang sudah dirinya jalani selama ini perihal pernikahannya dengan Elsyam yang sudah berada di ujung tanduk tanpa kejelasan apapun. Walaupun bibir wanita itu tersenyum, tetapi tatapannya penuh dengan luka dan juga rasa kecewa apalagi jika dirinya harus mengingat momen-momen menyakitkan yang baru saja dilalui, luka itu masih terlalu basah untuk ia jelaskan. Namun, wanita itu mengelus perutnya pertanda jika kedua anaknya itu adalah penguat untuk dirinya. "Elsyam, tidak mempercayaiku dia justru lebih membela wanita itu wanita yang dulu melukainya bahkan dia begitu percaya kepadanya," ungkap Arini kembali.Bu Hapsari langsung saja mendekati ke arah putrinya itu, mereka semua duduk di karpet berbulu karena memang lebih nyaman seperti itu semua orang bisa berkumpul bersama. Dirinya tidak menyangka jika kisah percintaan dari putrinya itu sama seperti apa yang dulu dirinya rasakan rum
Read more
PREV
1
...
910111213
...
20
DMCA.com Protection Status