Semua Bab Simpanan Cantik Sang Presdir : Bab 91 - Bab 100

196 Bab

Haruni Penyelamat

"Haruni, ayo kita pulang. Anakmu kasian dititipkan ke tetangga, lagi pula untuk apa kamu ke sini yang mati itu hanya mantan mertuamu," ungkap Bu Sofi. Sejak tadi dirinya tidak menyukai berada di tempat ini apalagi bu Widuri tidak menyapanya sama sekali membuat ia begitu jengkel.Haruni yang tengah menyaksikan prosesi pemakaman mantan mertuanya itu pun menoleh ke arah ibunya yang membuat keributan. "Kalau Mama mau pulang pulang saja terlebih dahulu aku maunya sampai selesai di sini, Ma," ujar Haruni kembali.Bu Sofi kesal, dirinya segera menarik sang suami untuk pergi dari tempat pemakaman tersebut tidak banyak orang yang melayat hanya beberapa pihak kepolisian dan keluarga dari Elsyam saja. Bahkan Hendri pun tidak dapat menyaksikan pemakaman ibunya, karena lelaki itu tidak bisa kooperatif dengan pihak kepolisian."Elsyam, katanya baru mendapatkan penerbangan untuk pulang," ungkap Arini kepada sang mertua.Ayah mertuanya juga sudah datang menyusul
Baca selengkapnya

Permintaan Haruni

Arini dan Elsyam akhirnya mengajak Haruni untuk makan bersama di kantin rumah sakit karena tadi wanita itu mengatakan belum sarapan maka selagi menunggu proses pengecekan Hans selesai jadi mereka semua memilih untuk sarapan di kantin rumah sakit. "Kata dokter jika Hendri mengalami sebuah pukulan yang berat karena ibunya meninggal maka dari itu dia selalu berhalusinasi bahkan beberapa kali mengamuk," ungkap Elsyam."Aku turut prihatin dengan keadaannya Hendri sekarang mau bagaimanapun juga dia adalah ayah dari Hans," ungkap Haruni kembali. Wajah wanita itu terlihat begitu sedih, dirinya tidak menyangka jika Henry bisa terkena gangguan mental karena hal ini.Elsyam melirik ke arah jam tangannya sudah waktunya ia berangkat ke perusahaan karena harus menghadiri beberapa meeting penting. "Arini, ayo aku antarkan pulang sebentar lagi aku ada meeting penting," ungkap Elsyam kembali. Beberapa hari ini juga dirinya terlalu sibuk mengurus beberapa dokumen-dokumen mengen
Baca selengkapnya

Mengelus Perut

"Ayo, Haruni," ujar Elsyam. Melihat wanita itu berdiri di tepi jalan sendirian membuatnya tidak tega apalagi sekarang dirinya berhutang Budi kepada Haruni karena sudah menyelamatkan sang istri dari kecelakaan mobil truk tersebut. "Ayo, aku antarkan sekalian juga aku mau pulang," ungkap Elsyam.Haruni menoleh ke kiri dan kanan dan dokumen dirinya takut jika ada wartawan yang melihat kejadian ini pasti akan muncul pemberitaan baru. "Bagaimana jika ada yang tahu aku takut jika ada berita hoax lagi kasihan Arini." Wanita itu sudah naik ke mobil dan langsung menutup pintu. "Aku juga merasa tidak enak takut jika Arini berpikir yang tidak tidak."Elsyam terdiam hubungan wanita itu dan hari ini juga sudah semakin membaik dirinya yakin jika sang istri tidak akan masalah jika ia mengantarkan Harumi pulang. "Tidak, Arini tidak akan berpikir yang macam-macam aku yakin."Haruni mengangguk, lalu wanita itu segera memakai sabuk pengamannya, sebentar lagi akan
Baca selengkapnya

Arini Kecewa

"Arini, bajunya bagus yang warna apa yang ini atau yang ini?" Haruni memegang dua baju bayi di tangan kanan dan kirinya, wanita itu sangat bingung memilih baju yang mana karena dua-duanya menurutnya sangat bagus hanya saja motifnya yang berbeda. "Sebenarnya tidak perlu belanja seperti ini sih, karena baju-baju bekas Hans sangat banyak," ungkap Haruni kembali.Pagi ini tiba-tiba ibu mertuanya mengajak Arini untuk berbelanja keperluan bayi dari Haruni. Wanita itu mengatakan jika ia tidak mau pergi sendiri karena memang setelah berpuluh-puluh tahun diculik ia tidak banyak mengetahui tentang lokasi-lokasi di tempat ini lagi pula wanita itu mengatakan tidak ingin berdua saja dengan Haruni maka dari itu mengajak Arini pergi bersama."Ini adalah anak pertamanya dari Elsyam, tidak boleh memakai barang bekas," ungkap Bu Widuri. Di mana harga dirinya jika cucu pertamanya harus memakai barang bekas lagi pula Elsyam sangat mampu membelikan seluruh barang-barang bayi baru untuk
Baca selengkapnya

Pertengkaran

"Arini, aku kira kamu sudah dewasa ternyata dirimu itu memang masih sangat labil," ungkap Elsyam. Dirinya kira perbedaan usia tidak akan menghambat hubungan keduanya ternyata salah iya tidak mampu untuk memahami apa yang ada di pikiran sang istri. "Kamu cemburu kepada Haruni? Apa yang kamu cemburui aku mencintaimu tidak mencintai Haruni," ungkap Elsyam kembali. Menurutnya Arini sangat kekanak-kanakan karena wanita itu cemburu kepada Haruni padahal sudah jelas jika dirinya tidak lagi mencintai wanita itu ia masih menghubungi wanita itu saja karena anaknya bukan hal lain. Lelaki itu terdiam karena menyadari jika ucapannya tadi menggunakan nada tinggi ia yakin pasti hal tersebut akan semakin membuat istrinya kesal.Arini terdiam, semenjak perubahan Haruni yang menjadi baik hubungannya dan Elsyam kian memburuk. Bukan tanpa alasan menurutnya suaminya tersebut begitu perhatian dengan Haruni bahkan mereka pun sering melakukan video call untuk hari ini memperlihatkan gerakan di per
Baca selengkapnya

Arini Terjatuh

Arini terdiam, kini wanita itu tidak dapat luluh walaupun lelakinya sudah melakukan banyak hal untuk dirinya. Permintaan maaf memang benar bukan obat untuk melupakan, tetapi hanyalah obat untuk rasa bersalah saja. "Tuan?" tanya Arini kembali. Setelah mengadakan hal tersebut ia memilih untuk menghabiskan sarapannya, tidak ingin jika sampai dirinya sakit karena yakin hal tersebut pasti akan sangat merepotkan lagi siapa yang dirinya miliki di sini selain diri sendiri."Terserah kamu sajalah," ungkap Elsyam.Ponsel Arini berdering wanita itu langsung saja melihat ponselnya di mana nama Haruni terpampang jelas. "Iya, Mbak ada apa?" tanya Arini."Haruni?" Elsyam menatap ke arah istrinya dirinya penasaran untuk apa Haruni menelpon Arini pagi-pagi seperti ini.Mendengar jawaban dari Haruni membuat Arini terdiam. "Iya, Mbak aku ke sana sebentar lagi," ujar Arini.Wanita itu memilih untuk minum terlebih dahulu. Ia melihat suaminya Tengah menun
Baca selengkapnya

Haruni Ternyata ....

"Sepertinya dia memang tidak mati Ma." Haruni tengah menghubungi ibunya rencananya gagal lagi untuk mencelakai Arini memang benar ia ingin mencelakai wanita itu karena dirinya ingin merebut kembali tempat yang seharusnya ia duduki bukan untuk Arini. Dirinya begitu kecewa karena hari ini masih saja selamat dari dirinya itu. Seharusnya Arini mati di tangannya tadi, tetapi entahlah bisa-bisanya wanita itu masih saja selamat hanya mengalami cedera di kepala saja.Arini belum sadar sepenuhnya matanya mengerjap melihat Haruni tengah menelepon seseorang apakah benar yang dirinya dengar itu. Wanita itu masih saja mengumpulkan puing-puing kesadarannya, ia masih merasakan sakit di kepala bahkan pandangannya pun masih buram. Namun, semakin lama semakin jelas dirinya mendengar suara itu iya itu memang suara Haruni."Tadi aku sudah menariknya eh dia tidak mati masih hidup ini masih pingsan, iya masih belum sadarkan diri." Mendekatinya wanita itu sudah mematikan sambungan t
Baca selengkapnya

Arini Tenggelam

Arini sudah pulang dari rumah sakit setelah 2 hari 3 malam dirinya dirawat. "Aku tidak mengatakan apa pun kepada orang tuaku, lebih baik kamu bisa menjaga sikap kamu cemburu boleh Arini tetapi jangan berlebihan," ungkap Elsyam. Lelaki itu membantu sang istri untuk duduk di ranjang.Kali ini Arini tidak banyak bicara karena menurutnya percuma saja membela jika tidak ada yang percaya. Seandainya dirinya masih memiliki orang tua mungkin ia lebih meminta untuk dipulangkan saja, tetapi dia hanyalah seorang anak yatim piatu yang bahkan tidak mengetahui siapa dan rupa orang tuanya sendiri."Arini, kali ini aku akan memaafkanmu tapi tidak untuk lain kali," ungkap Elsyam lagi.Arini menoleh membuat dirinya dan juga Elsyam saling bertatapan satu sama lain. "Iya, maaf," ujar Arini. Elsyam mengangguk, dirinya mengusap puncak kepala sang istri. "Apakah masih ada yang sakit?" tanya Elsyam.Wanita itu menggeleng, mungkin sakit di tubuhnya akan segera h
Baca selengkapnya

Rido Penyelamat

"Do!" Arini langsung saja memeluk ridho dirinya benar-benar ketakutan karena ia memang tidak bisa berenang. Tangis wanita itu pun akhirnya pecah tak sanggup lagi ia harus berpura-pura tegar apalagi sekarang sudah terlihat jelas jika memang dirinya tidak penting untuk Elsyam.Rido langsung saja meminta handuk kepada seorang pelayan yang memang sudah membawakan handuk untuk Arini dia langsung membalut tubuh wanita itu. Tadi dirinya memang sengaja mengecek daftar tamu undangan di acara ini dan benar jika Haruni ada, ia juga selama ini sudah mencari tahu tentang wanita itu dan benar apa yang dikatakan oleh Arini jika ular berbisa itu tengah menyusun rencana. "Ayo kita pulang," ungkap Rido. Arini yang hendak berdiri tubuhnya kembali limbung lagi karena ia memang benar-benar merasa sangat lemas apalagi kondisinya yang belum pulih. Rido mau tidak mau akhirnya memilih untuk menggendong Arini ala bridal style. Melewati kerumunan orang-orang tersebut. Lelaki itu sudah keluar dari ruangan pesta
Baca selengkapnya

Sikap Ibu Mertua

"Memangnya kamu peduli dengan keadaanku?" tanya Arini. Wanita itu memejamkan matanya sebentar, bahkan penglihatannya pun seakan berputar-putar ia benar-benar merasakan sakit kepala. "Untuk apa menanyakan hal itu? Kamu saja meninggalkanku begitu saja bahkan kamu tahu saat itu aku hampir sekarat," papar Arini.Elsyam refleks memegang kedua tangan wanitanya saat hendak terjatuh. Namun, wanita itu menepis tangannya."Aku bisa sendiri," ujar Arini. Dirinya segera saja melangkah menuju lemari, mengambil pakaiannya untuk berganti memang rasanya tidak baik jika ia harus memaksakan diri untuk mandi. "Aku mau mengganti pakaian apa kamu masih mau mengikutiku juga Tuan?" tanya Arini kembali.Elsyam terdiam, dirinya tidak jadi mengikuti sang istri menuju kamar mandi lagi. Ia benar-benar tidak menyangka jika apa yang dilakukannya kembali menyakiti sang istri, semalam dirinya benar-benar panik dengan keadaan Haruni maka dari itu dirinya langsung saja membawa Haruni pergi. Di rumah sakit pun dirinya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
20
DMCA.com Protection Status