Semua Bab Dewa Iblis Gerbang Neraka: Bab 131 - Bab 140

179 Bab

Arc 4 : Kembalinya Dewa Iblis Gerbang Neraka

Kui Long berdiri di puncak Gunung Langit Biru, tubuhnya diselimuti aura gelap dan petir yang saling bertaut, menciptakan perpaduan energi yang memancarkan kekuatan luar biasa. Udara di sekelilingnya menjadi berat, dan bahkan Song Lien Hwa, yang biasanya tak tergoyahkan, merasakan getaran energi dari tubuh Kui Long."Ini... bukan kekuatan seorang manusia biasa," gumam Song Lien Hwa dengan nada bergetar.Kui Long membuka matanya perlahan. Cahaya merah keemasan menyala dari irisnya, melambangkan perpaduan sempurna antara kegelapan dan kekuatan petir. Pedang Kultivasi Kegelapan di tangannya bergetar seperti hidup, seolah-olah merayakan kembalinya pemilik sejatinya."Aku telah kembali," bisiknya dengan suara berat, yang terasa bergema di seantero gunung. "Aku adalah Dewa Iblis Gerbang Neraka."Namun, sebelum Kui Long bisa melanjutkan langkahnya, langit di atas mereka berubah menjadi gelap gulita. Awan hitam berputar-putar seperti pusaran raksasa, dan dari tengah pusaran itu muncul sosok be
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

4.1. Pusaka Dewa Petir dan Artefak Kuno

Kui Long dan Song Lien Hwa melanjutkan perjalanan mereka ke Lembah Api Abadi, lokasi artefak kedua. Lembah ini terkenal sebagai wilayah terlarang di Dunia Dewa, dikelilingi oleh api abadi yang tidak pernah padam. Bahkan udara di sana beracun, mematikan siapa pun yang tidak memiliki perlindungan kuat.Song Lien Hwa memandang lembah itu dengan raut tegang. "Api ini bukan api biasa. Ini adalah Api Abadi yang berasal dari energi kosmik. Bahkan kultivator tingkat tinggi pun akan sulit bertahan di sini."Kui Long mengangguk. "Itulah sebabnya artefak ini disembunyikan di sini. Tapi aku tidak akan berhenti hanya karena tantangan seperti ini."Keduanya melangkah ke lembah dengan perlindungan energi petir dan kegelapan. Setiap langkah membawa mereka lebih dalam ke panas yang menyengat, seolah-olah api itu mencoba menembus perlindungan mereka. Di tengah lembah, mereka menemukan sebuah altar batu yang dikelilingi oleh kolam lava mendidih. Di atas altar itu, artefak kedua bersinar dengan cahaya em
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

4.2. Pusaka Dewa Petir : Tombak Emas

Petir biru berkilat di udara, membentuk jaring cahaya yang berdenyut di sekitar sosok Shen Wu Tian. Meski hanya berupa kesadaran yang tertanam dalam Pusaka Dewa Petir, auranya begitu menggentarkan, seolah keberadaannya menandingi para dewa sejati. Tubuh transparannya melayang di atas tanah, diselimuti percikan listrik yang berdesis seperti bisikan kemarahan langit.Kui Long berdiri tegak, matanya menyipit saat menatap entitas di hadapannya. Ia menggenggam erat Pedang Kultivasi Kegelapan, jari-jarinya sedikit bergetar, entah karena adrenalin atau kegembiraan yang tersembunyi. Bibirnya melengkung tipis."Kui Long," suara Shen Wu Tian menggema, berat dan penuh wibawa. "Kau mungkin telah kembali sebagai Dewa Iblis Gerbang Neraka, tetapi kekuatanmu belum cukup untuk mengendalikan pusaka ini. Buktikan dirimu, atau tinggalkan tempat ini selamanya."Angin di ruang bawah tanah berputar kencang, membawa aroma ozon dari petir yang berkumpul di langit-langit. Kui Long tertawa kecil, langkahnya pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-19
Baca selengkapnya

4.3. Rahasia Pusaka Dewa Petir

Petir biru memancar lembut dari Pusaka Dewa Petir, seperti napas kehidupan yang baru saja dibangkitkan. Namun, aroma pekat masih tersisa di udara, bercampur dengan bau debu dan batu yang hancur. Kui Long menarik napas dalam-dalam, dadanya naik turun seiring adrenalin yang perlahan memudar. Jemarinya sedikit gemetar saat ia menggenggam erat gagang tombak itu. Sentuhan logam dingin terasa seperti bara panas, menyengat kulitnya dengan denyut energi yang seolah menuntut penyesuaian segera.Song Lien Hwa berdiri tak jauh darinya, rambut panjangnya yang hitam legam berantakan, sebagian menempel di wajahnya yang berkeringat. Napasnya berat, tapi ia tetap tegak, tatapannya tak beralih dari Kui Long. "Energi petir itu..." suaranya pelan, hampir berbisik, namun penuh makna, "...ia bukan sekadar kekuatan. Itu adalah keinginan langit yang tak dapat kau tolak."Kui Long mengalihkan pandangannya ke Song Lien Hwa, matanya yang keemasan bersinar lembut, tapi di balik itu ada badai emosi yang berkecam
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-19
Baca selengkapnya

4.4. Kembalinya Shen Wu Tian

Angin malam menampar wajah Kui Long saat ia berdiri di tepi jurang. Pusaka Dewa Petir di tangannya berdenyut pelan, seolah menyesuaikan dengan ritme jantungnya. Kilatan petir yang jauh di cakrawala tampak seperti pandangan penuh amarah dari langit yang gelisah, namun Kui Long hanya mendengus kecil, merasakan energi yang bergolak di dalam tubuhnya.Song Lien Hwa berdiri di belakangnya, matanya penuh kecemasan. "Kui Long," panggilnya dengan suara berat, "kau sadar kan, kekuatan itu tidak hanya memberi. Ia juga akan menuntut sesuatu darimu."Kui Long tidak segera menjawab. Ia mengangkat tombak itu, memperhatikan kilau biru yang bergerak seperti aliran sungai, hidup dan bertenaga. "Kalau memang menuntut, biarkan dia menuntut," gumamnya pelan, namun penuh tekad. Ia memutar tubuh, menatap Song Lien Hwa dengan senyum yang tidak sepenuhnya santai. "Tapi aku yang akan memutuskan apa yang layak diberikan."Sebelum Song Lien Hwa sempat membalas, bumi di bawah kaki mereka bergetar hebat. Sebuah g
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-19
Baca selengkapnya

4.5. Pertemuan Sekte Besar

Malam semakin larut, dan angin dingin berembus menerpa puncak-puncak berbatu di Negeri Song. Di langit yang kelam, awan petir menggantung berat, seolah menahan kilatan cahaya yang siap meledak kapan saja. Aroma tanah basah bercampur dengan kepekatan malam, sementara di dataran tinggi Lembah Petir, dua sosok berdiri di bawah sinar rembulan yang meredup.Kui Long merasakan riak energi dari pusaka yang tergenggam di tangannya—sebuah kehadiran yang berdenyut, nyaris hidup, seakan menuntut untuk dilepaskan. Song Lien Hwa berdiri tak jauh darinya, mata elangnya mengamati cakrawala. Keduanya menyadari bahwa mereka bukan satu-satunya yang merasakan keberadaan pusaka itu. Sekte-sekte besar Negeri Song telah lama mengintai, dan kini, saat senjata legendaris itu kembali ke dunia, badai baru tak terelakkan.Di puncak tertinggi, aula megah Sekte Langit Mentari memancarkan cahaya keemasan dari lentera-lentera besar yang tergantung di balok kayu raksasa. Ruangan itu luas, namun udara di dalamnya ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

4.6. Konflik di Hutan Seribu Petir

Kilatan petir membelah langit, menggetarkan udara dengan suara gemuruh yang menggetarkan dada. Hutan Seribu Petir bersinar dalam cahaya biru dan ungu, menciptakan bayangan bergerak di antara pepohonan yang hitam legam akibat terbakar petir berkali-kali. Udara di sekitar begitu tebal dengan energi listrik hingga bulu kuduk berdiri, dan setiap tarikan napas terasa seperti menyedot api ke dalam paru-paru. Kui Long berdiri di atas batu besar, matanya tajam menatap ke kedalaman hutan yang penuh kilatan cahaya. Di tangannya, tombak pusaka itu bergetar halus, seolah hidup dan merespons setiap guntur yang meledak di angkasa. Ia menggerakkan jari-jarinya di sepanjang gagang tombak, merasakan aliran energi yang mendesir di dalamnya. "Semakin kita melangkah ke dalam, semakin kuat tarikan pusaka ini," gumamnya, suaranya serak oleh udara yang dipenuhi listrik. Di sampingnya, Song Lien Hwa mengangkat kepala, mata elangnya menyapu sekeliling dengan penuh kewaspadaan. "Aku tidak suka perasaan ini,"
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

4.7. Petunjuk Tombak Petir

Kilatan petir membelah langit kelam di atas Hutan Seribu Petir, menyingkap sekilas kekacauan yang melanda medan pertempuran. Suara gemuruhnya mengguncang bumi, membuat dedaunan yang basah oleh hujan bergetar ketakutan. Kui Long berdiri di tengah lingkaran, napasnya memburu, tubuhnya bersimbah darah—sebagian miliknya, sebagian lagi bukan. Tombak Dewa Petir dalam genggamannya berpendar seperti bintang yang bersinar sendirian di tengah malam tergelap. Mata Kui Long masih menyala dengan api perjuangan yang tak kunjung padam, meski tubuhnya kian terbebani luka.Di sekelilingnya, para kultivator dari Sekte Langit Mentari dan Sekte Teratai Ungu terus saling serang, suara logam beradu berpadu dengan jeritan perih. Sementara itu, di balik bayangan yang bergerak cepat, para kultivator dari Sekte Bayangan Naga merayap di kegelapan, mencoba mencuri pusaka tanpa menarik perhatian. Aroma besi dari darah bercampur dengan udara yang penuh listrik, menciptakan suasana yang membuat bulu kuduk meremang.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

4.8. Istana Dewa Petir

Kui Long menoleh dengan cepat, dan benar saja, sosok transparan Shen Wu Tian muncul di atas altar. Namun kali ini, auranya lebih gelap, lebih dingin. Ada sesuatu yang berbeda."Shen Wu Tian? Kau belum sepenuhnya hilang?" tanya Kui Long, tombaknya terangkat, siap menghadapi kemungkinan terburuk.Shen Wu Tian tersenyum tipis. "Aku adalah bagian dari pusaka ini, Kui Long. Selama kau memegangnya, aku tidak akan pernah benar-benar menghilang. Namun, kau harus tahu satu hal penting. Pusaka ini bukanlah tujuan akhir."Kui Long mengerutkan kening. "Apa maksudmu?""Pintu di depanmu itu adalah kunci menuju rahasia sejati dari Pusaka Dewa Petir," jelas Shen Wu Tian. "Tapi aku harus memperingatkanmu. Begitu kau melewatinya, tidak ada jalan untuk kembali. Dan dunia yang kau kenal akan berubah selamanya."Sebelum Kui Long bisa menjawab, suara langkah berat terdengar dari belakang. Ia berbalik dan melihat para petinggi sekte yang berhasil menyusulnya. Zhao Tianfang Mu Qingxue, dan Han Jue tiba hampi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

4.9. Tantangan di Istana Dewa Petir

Pintu istana raksasa itu menjulang megah di hadapan Kui Long, seperti gerbang ke dunia lain yang tersembunyi dalam mitos. Relief emas di permukaannya dipenuhi ukiran petir yang tampak hidup, membentuk siluet naga-naga kecil yang berkelok-kelok di antara kilauan cahaya yang terpantul dari permukaannya. Setiap guratan di pintu itu seolah berdenyut, seakan-akan menunggu kehadiran seseorang yang cukup layak untuk melewatinya.Kui Long melangkah mendekat, dan begitu ujung kakinya menyentuh ambang batu hitam, tombak di tangannya bergetar hebat. Pancaran cahaya biru dari pusaka itu semakin terang, membentuk pola listrik yang menjalari batangnya hingga ke ujung. Sensasi panas menjalar ke telapak tangannya, menembus hingga ke tulang, memacu aliran darahnya dengan semangat yang liar. Tiba-tiba, suara Shen Wu Tian bergema di benaknya, suaranya dalam dan penuh wibawa."Untuk memasuki istana ini, kau harus membuktikan kelayakanmu, Kui Long. Ada tiga tantangan yang menunggu. Setiap ujian akan mengu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
18
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status