Home / Fantasi / Dewa Iblis Gerbang Neraka / 4.7. Petunjuk Tombak Petir

Share

4.7. Petunjuk Tombak Petir

Author: Bebby
last update Last Updated: 2025-01-21 20:32:25

Kilatan petir membelah langit kelam di atas Hutan Seribu Petir, menyingkap sekilas kekacauan yang melanda medan pertempuran. Suara gemuruhnya mengguncang bumi, membuat dedaunan yang basah oleh hujan bergetar ketakutan. Kui Long berdiri di tengah lingkaran, napasnya memburu, tubuhnya bersimbah darah—sebagian miliknya, sebagian lagi bukan. Tombak Dewa Petir dalam genggamannya berpendar seperti bintang yang bersinar sendirian di tengah malam tergelap. Mata Kui Long masih menyala dengan api perjuangan yang tak kunjung padam, meski tubuhnya kian terbebani luka.

Di sekelilingnya, para kultivator dari Sekte Langit Mentari dan Sekte Teratai Ungu terus saling serang, suara logam beradu berpadu dengan jeritan perih. Sementara itu, di balik bayangan yang bergerak cepat, para kultivator dari Sekte Bayangan Naga merayap di kegelapan, mencoba mencuri pusaka tanpa menarik perhatian. Aroma besi dari darah bercampur dengan udara yang penuh listrik, menciptakan suasana yang membuat bulu kuduk meremang.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   4.8. Istana Dewa Petir

    Kui Long menoleh dengan cepat, dan benar saja, sosok transparan Shen Wu Tian muncul di atas altar. Namun kali ini, auranya lebih gelap, lebih dingin. Ada sesuatu yang berbeda."Shen Wu Tian? Kau belum sepenuhnya hilang?" tanya Kui Long, tombaknya terangkat, siap menghadapi kemungkinan terburuk.Shen Wu Tian tersenyum tipis. "Aku adalah bagian dari pusaka ini, Kui Long. Selama kau memegangnya, aku tidak akan pernah benar-benar menghilang. Namun, kau harus tahu satu hal penting. Pusaka ini bukanlah tujuan akhir."Kui Long mengerutkan kening. "Apa maksudmu?""Pintu di depanmu itu adalah kunci menuju rahasia sejati dari Pusaka Dewa Petir," jelas Shen Wu Tian. "Tapi aku harus memperingatkanmu. Begitu kau melewatinya, tidak ada jalan untuk kembali. Dan dunia yang kau kenal akan berubah selamanya."Sebelum Kui Long bisa menjawab, suara langkah berat terdengar dari belakang. Ia berbalik dan melihat para petinggi sekte yang berhasil menyusulnya. Zhao Tianfang Mu Qingxue, dan Han Jue tiba hampi

    Last Updated : 2025-01-21
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   4.9. Tantangan di Istana Dewa Petir

    Pintu istana raksasa itu menjulang megah di hadapan Kui Long, seperti gerbang ke dunia lain yang tersembunyi dalam mitos. Relief emas di permukaannya dipenuhi ukiran petir yang tampak hidup, membentuk siluet naga-naga kecil yang berkelok-kelok di antara kilauan cahaya yang terpantul dari permukaannya. Setiap guratan di pintu itu seolah berdenyut, seakan-akan menunggu kehadiran seseorang yang cukup layak untuk melewatinya.Kui Long melangkah mendekat, dan begitu ujung kakinya menyentuh ambang batu hitam, tombak di tangannya bergetar hebat. Pancaran cahaya biru dari pusaka itu semakin terang, membentuk pola listrik yang menjalari batangnya hingga ke ujung. Sensasi panas menjalar ke telapak tangannya, menembus hingga ke tulang, memacu aliran darahnya dengan semangat yang liar. Tiba-tiba, suara Shen Wu Tian bergema di benaknya, suaranya dalam dan penuh wibawa."Untuk memasuki istana ini, kau harus membuktikan kelayakanmu, Kui Long. Ada tiga tantangan yang menunggu. Setiap ujian akan mengu

    Last Updated : 2025-01-21
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   4.10. Tantangan di Istana Dewa Petir - II

    Tantangan Kedua: Ujian JiwaBegitu Kui Long melangkahkan kaki ke dalam ruangan berikutnya, suhu udara seolah turun drastis. Kehangatan sebelumnya lenyap, digantikan oleh hawa dingin yang menusuk tulang. Tidak ada kilatan petir yang menyambar, tidak ada penjaga dengan senjata terhunus. Hanya kegelapan pekat yang merayap dari segala arah, seperti jaring laba-laba yang siap membelenggu.Kemudian, dari dalam bayang-bayang yang berkelindan, suara-suara itu muncul—menggema, mengiris sanubari."Kau membiarkan kami mati, Kui Long..."Suara itu, rendah dan parau, menusuk dadanya seperti belati. Matanya membelalak ketika melihat sosok ayahnya muncul dari kegelapan, wajahnya tirus dan penuh guratan duka. Mata pria tua itu dipenuhi kesedihan yang begitu dalam, membuat jantung Kui Long berdebar keras."Kau meninggalkan kami..."Kini suara lain bergema, lebih lembut tapi tak kalah menyakitkan. Sosok ibunya muncul dengan wajah sendu, sorot matanya penuh luka. Bibirnya bergetar, seolah ingin mengatak

    Last Updated : 2025-01-21
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   4.11. Raja Dewa Petir

    Raja Dewa Petir berdiri dari singgasananya dengan gerakan anggun, namun setiap langkahnya mengguncang ruang singgasana seakan seluruh dimensi tunduk padanya. Dengan tombak petir raksasa di tangannya, ia mengarahkan ujung tombak itu ke Kui Long, dan seketika, langit-langit ruangan yang penuh dengan awan gelap menyala oleh kilatan petir merah menyilaukan."Ayo, Kui Long. Tunjukkan apakah tekadmu cukup kuat untuk menanggung beban ini," ujar Raja Dewa Petir. Suaranya menggema seperti halilintar, memenuhi ruangan dengan getaran energi yang menusuk.Kui Long tidak menjawab. Sebaliknya, ia langsung melesat maju dengan kecepatan luar biasa, tombaknya bersinar dengan cahaya biru pekat. Ia menebaskan tombaknya, menciptakan gelombang petir bercampur energi kegelapan yang berputar bagaikan badai. Suara ledakan menggema, memenuhi ruangan.Namun Raja Dewa Petir hanya mengangkat tangannya. Gelombang petir Kui Long terpecah sebelum mencapai tubuhnya, seperti air yang terbagi oleh karang besar. Ia ber

    Last Updated : 2025-01-21
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   4.12. Kembali Ke Pertarungan Lima Sekte Besar

    Kui Long berdiri di tepi tebing Hutan Seribu Petir, memandang ke arah lautan pepohonan yang diselimuti kilatan petir biru dan ungu. Udara di tempat itu terasa berat, penuh dengan energi listrik yang membuat kulitnya bergetar. Kali ini, ia bukan lagi Kui Long yang dulu. Pusaka Dewa Petir kini menyatu dengan tubuhnya, dan kekuatan luar biasa mengalir dalam dirinya.Dari kejauhan, suara pertempuran terdengar. Ledakan, jeritan, dan raungan energi menggema di udara. Kui Long segera mengenali sumbernya. Song Lien Hwa—dia sedang bertarung mati-matian. Lawannya adalah para pemimpin lima sekte besar: Zhao Tianfang dari Sekte Langit Mentari, Mu Qingxue dari Sekte Teratai Ungu, Zhang Long dari Sekte Lembah Iblis, Han Jue dari Sekte Bayangan Naga, dan Tang Shin dari Sekte Pedang Abadi.Kui Long melompat dari tebing tanpa ragu. Tubuhnya melesat turun seperti petir, aura biru yang membara menyelimuti tubuhnya. Tanah di bawahnya bergetar keras saat ia mendarat, meninggalkan kawah kecil yang berasap.

    Last Updated : 2025-01-23
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   4.13. Bayangan Masa Lalu

    Setelah meninggalkan Hutan Seribu Petir, Kui Long dan Song Lien Hwa melanjutkan perjalanan mereka ke Kota Nirvana, kota terbesar di Negeri Song setelah Kota Kahyangan, tempat para kultivator terkuat berkumpul, termasuk mereka yang pernah mengabdi pada Dewa-Dewa Kuno. Kota itu terkenal karena menara-menara tinggi yang menjulang ke langit, dihiasi dengan lampu-lampu spiritual yang bercahaya di malam hari.Namun, perjalanan ke Kota Nirvana tidak sekadar mencari pengetahuan atau sekutu. Bagi Kui Long, kota itu menyimpan bayang-bayang masa lalunya yang kelam. Sebagai mantan Dewa Iblis Gerbang Neraka, ia pernah membantai sekte-sekte kecil di wilayah tersebut demi mencapai kejayaannya. Ia tahu bahwa jejak langkahnya dulu meninggalkan luka yang dalam, dan banyak yang masih memendam dendam padanya.Setibanya di Kota Nirvana, suasana kota yang ramai dan penuh warna tampak kontras dengan atmosfer hati Kui Long yang diliputi kegelisahan. Song Lien Hwa berjalan di sampingnya, mencoba menyembunyika

    Last Updated : 2025-01-23
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   4.14. Sekte Gerbang Neraka

    Serangan itu datang dengan cepat, nyaris membutakan siapa pun yang melihatnya. Namun, sebelum bisa menyentuh targetnya, seorang wanita muda meloncat keluar dari kerumunan. Dengan gerakan anggun namun penuh tenaga, ia menghunuskan pedang kecilnya, menghalangi serangan tersebut. Mata wanita itu memancarkan keberanian yang tak tergoyahkan. "Hentikan, kakek!" serunya lantang, suaranya menggema di udara yang penuh ketegangan. "Ini tidak akan membawa kita ke mana-mana! Jika kau membunuhnya, apakah keluargamu akan kembali?" Pria tua itu terhenti, seolah kata-kata wanita muda itu menusuk lebih dalam daripada pedangnya sendiri. Napasnya memburu, tangan yang menggenggam senjata itu gemetar. Sementara itu, wanita muda tersebut berbalik, menatap langsung ke arah Kui Long dengan tatapan tajam namun penuh arti. "Aku tidak tahu apakah kau benar-benar berubah atau tidak," ucapnya, nada suaranya rendah namun tegas. "Tapi kalau kau benar-benar ingin menebus dosa-dosamu, kau harus membuktikannya. Bukan

    Last Updated : 2025-01-24
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   4.15. Melawan Hei Mo

    Cahaya bulan yang biasanya menerangi Kota Nirvana kini tampak meredup, seolah-olah ditelan kabut hitam yang merambat perlahan dari tubuh Hei Mo. Udara yang tadinya sejuk mendadak terasa berat, dipenuhi aroma besi dan tanah lembap. Sosok berjubah hitam itu melangkah maju, dan dengan setiap langkahnya, bayangan seakan menggeliat, hidup, dan menyebar seperti tinta dalam air. Senyumnya merekah, namun bukan kehangatan yang terpancar darinya, melainkan kegelapan yang mencekam. Sepasang matanya berkilat seperti bara api yang tertutup abu hitam, penuh dengan rasa percaya diri yang mengerikan. "Kui Long," suaranya bergema, dalam dan dingin seperti angin yang berembus dari lorong-lorong kematian. "Kau bisa mencoba melarikan diri dari masa lalu, tapi bayang-bayang kegelapanmu akan selalu menemukanmu. Hari ini, aku akan mengingatkanmu siapa kau sebenarnya!" Kui Long berdiri tegak, tidak ada keraguan sedikit pun dalam posturnya. Pusaka Dewa Petir tergenggam erat di tangannya, dan saat ia menghe

    Last Updated : 2025-01-25

Latest chapter

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.5. Pertempuran Dunia Kultivator - I

    Langit di atas Negeri Han berpendar merah keemasan, seolah merasakan ketegangan yang menyelimuti tanah di bawahnya. Angin berhembus kencang, membawa aroma darah dan baja, membelai wajah para kultivator dan prajurit yang berbaris di gerbang besar Negeri Kultivator. Mereka berdiri tegap, napas mereka tertahan, menunggu datangnya kekuatan dahsyat yang akan mengguncang dunia.Di kejauhan, cakrawala mulai menghitam. Awan gelap berputar, menciptakan pusaran energi yang mengancam. Dari dalam pusaran itu, muncul sosok-sosok menakutkan: pasukan Gerbang Neraka yang dipimpin oleh Dewa Iblis, bersatu dengan Dewa Persilatan Negeri Pendekar, Naga, dan Klan Naga dari Dunia Naga. Di langit, Naga Azteca melayang megah, sisiknya berkilau seperti berlian hitam, matanya bersinar merah menyala penuh kebencian. Di sisinya, Rubah Ekor Sembilan Yinyin melangkah anggun di udara, sembilan ekornya melambai-lambai, memancarkan aura memabukkan yang bisa melumpuhkan siapa saja yang menatapnya terlalu lama.Di bela

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.4. Persiapan Shin Kui Long - II

    Matahari perlahan menyingsing di ufuk timur, sinarnya mengiris kabut tipis yang masih bergelayut di antara pepohonan raksasa. Embun berkilauan di dedaunan hijau, mencerminkan cahaya pagi yang merayap masuk ke dalam goa batu. Udara di dalamnya terasa lembap dan dingin, aroma tanah basah bercampur dengan asap samar dari obor yang hampir padam. Di sudut goa, rombongan Shin Kui Long duduk melingkar, wajah mereka menggurat kelelahan, namun di balik itu, tekad mereka tetap menyala.Dewa Pedang Wei Bu berdiri dengan sikap tegap, matanya tajam seperti bilah pedang yang siap menebas kebimbangan. Suaranya berat dan dalam saat berbicara, "Kui Long, dengarlah kebenaran yang pahit." Ia berhenti sejenak, membiarkan kata-katanya mengendap di udara sebelum melanjutkan. "Pedang Nirwana, yang kau impikan sebagai penentu nasib, kini telah jatuh ke tangan musuh. Immortal Lin Feng—seseorang yang pernah kau panggil sahabat dan membunuhmu di masa lalu—telah menemukannya lebih dahulu. Namun, ia bukan lagi pr

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.3. Persiapan Shin Kui Long

    Malam telah larut ...Rombongan Shin Kui Long terpaksa bersembunyi di dalam goa di tengah hutan yang terpencil di Dunia Naga agar Klan Naga tidak berhasil menangkap mereka karena dianggap telah menghancurkan pemimpin mereka, Naga Iblis.Cahaya remang-remang dari obor yang tergantung di dinding gua berkelip pelan, menciptakan bayangan yang menari-nari di wajah Dewa Mabuk. Asap dari guci araknya berputar seperti naga kecil, menguarkan aroma menyengat yang bercampur dengan hawa lembab di dalam gua."Apa kau sudah memikirkannya dengan baik?" Suaranya berat dan dalam, menggema di ruang sempit itu.Shin Kui Long menatap lurus ke mata gurunya. Sorot matanya menyala seperti bara api yang ditiup angin. Rahangnya mengeras, tinjunya mengepal di sisi tubuhnya. "Sudah, Master! Aku akan menghancurkan Kaisar keparat itu agar hidupku tenang!"Dewa Mabuk terdiam sesaat, lalu tersenyum miring. "Kalau tekadmu sudah sekuat baja, aku tidak akan menghalangimu lagi. Bahkan, aku akan membantumu!"Kui Long me

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.2. Perjalanan Pedang Nirwana

    Lin Feng menapaki jalan setapak yang sepi, meninggalkan bayang-bayang kemegahan istana di belakangnya. Udara di luar terasa dingin dan menusuk, seakan meramalkan rintangan berat yang akan ia hadapi. Setiap langkahnya diiringi oleh desiran angin yang membawa aroma tanah basah dan bisikan-bisikan roh masa lalu, seakan alam semesta menguji tekadnya sebelum memasuki Pegunungan Langit Terlarang.Di lereng-lereng gunung, kabut tebal menyelimuti jalan, menciptakan labirin alam yang membingungkan. Lin Feng pun harus menggunakan insting dan pengalaman bertarungnya untuk tidak tersesat. Dalam keheningan malam yang penuh misteri, sesekali ia mendengar suara-suara halus, seperti jeritan para roh yang tersesat di antara pepohonan purba. Namun, setiap tantangan semakin menguatkan tekadnya: ia harus menemukan Pedang Nirwana, senjata sakral yang satu-satunya harapan untuk melukai Shin Kui Long.Di tengah perjalanan, langit mendadak bergemuruh. Petir menyambar tanpa peringatan, menerangi sosok-sosok b

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.1. Strategi Immortal Lin Feng

    Di tengah aula istana yang megah, di mana langit-langit tinggi dihiasi lukisan mitos dan lampu-lampu gantung berkilauan memantulkan cahaya keemasan di atas lantai marmer, Kaisar Han menatap tajam ke arah Immortal Lin Feng. Tatapan itu bagaikan sinar yang berusaha menembus kabut pikiran, membuat setiap sudut ruangan terasa penuh dengan harapan dan kegelisahan. Suara langkah kaki pejabat yang dulu terpaku ketakutan kini berubah menjadi bisikan pelan yang penuh harapan, seolah mereka percaya bahwa kehadiran Lin Feng—sosok legenda yang pernah menjatuhkan Dewa Iblis Gerbang Neraka—akan menjadi titik balik dalam menghadapi ancaman Shin Kui Long.Lin Feng, dengan wajahnya yang tenang namun matanya menyimpan kilau tekad, tahu dalam lubuk hatinya bahwa pertempuran kali ini bukanlah sekadar pertarungan biasa. Ia sadar bahwa Shin Kui Long adalah entitas yang melampaui batas dunia kultivator, seorang dewa yang menguasai rahasia langit dan bumi. Dengan suara serak yang penuh ketegasan, Lin Feng me

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Arc 6 : Balas Dendam

    Negeri Han bersinar bak permata di tengah dunia kultivator, seolah menantang kegelapan masa lalu. Sejak runtuhnya Dewa Iblis Gerbang Neraka—yang kejatuhannya bukan semata karena kehebatan Immortal dan kultivator Negeri Han, melainkan akibat fitnah licik dari Kaisar Han yang cemas akan bayang-bayang Shin Kui Long—kemenangan itu pun menyelimuti setiap sudut negeri.Pagoda megah yang pernah menjadi saksi bisu pengorbanan dan kejatuhan Dewa Iblis Gerbang Neraka kini telah dibersihkan dengan teliti, setiap ukiran batu di dalamnya memantulkan sinar mentari pagi yang lembut. Suara angin yang berdesir di antara celah-celah pagoda seakan menyanyikan lagu kemenangan, menambah kesan agung yang terpancar dari bangunan tersebut.Namun, di balik kemegahan istana dan semangat yang berkobar, Kaisar Han yang tengah menikmati kejayaannya belum menyadari bayang-bayang masa lalu yang terus menghantui. Suatu pagi, ruangan rapat yang biasanya dipenuhi sorak-sorai kini berubah sunyi dan dingin. Udara terasa

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   5.15. Naga Iblis

    Di tengah Lembah Kabut Iblis, kabut kelam berputar semakin padat, menciptakan suasana mencekam yang membuat udara terasa berat dan lembap. Kui Long dan Naga Azteca melangkah mantap, tatapan mereka tajam menatap siluet pria bertopeng yang berdiri di puncak reruntuhan kuil kuno."Kalian akhirnya datang," suara pria bertopeng itu bergema, penuh kekuatan yang menusuk sanubari. "Namun, kalian sudah terlambat. Segel telah dilepaskan, dan kini aku telah mencapai wujud asliku."Tiba-tiba, langit menggelegar, dan tubuh pria bertopeng itu mulai bergetar. Kabut pekat melesat menyelubungi tubuhnya, sementara raungan mengerikan menggema dari dalam dirinya. Topengnya retak, memperlihatkan mata berwarna merah menyala yang bersinar penuh kebencian. Dalam sekejap, tubuhnya berubah, membesar, kulitnya menghitam dan bersisik, tanduk-tanduk tajam mencuat dari kepalanya."Naga Iblis...!" seru Naga Azteca, matanya membelalak melihat sosok mengerikan yang kini berdiri di hadapan mereka.Dari tubuh pria bert

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   5.14. Pertarungan di Lembah Kabut Iblis

    Di balik reruntuhan kuil tua, pria bertopeng itu berdiri tegak, siluetnya samar tertutup kabut senja. Matanya yang tajam menatap medan pertempuran yang kini sunyi, hanya menyisakan bekas darah dan tubuh-tubuh yang terkapar. Klan Naga Kembar telah gagal, tubuh mereka tergeletak tanpa daya, sementara angin malam membawa bisikan kehancuran."Menarik..." gumam pria bertopeng itu, suaranya dingin bak embun beku. "Mereka lebih tangguh dari yang kuduga."Ia berbalik, menatap tiga sosok bayangan yang berdiri tegap di belakangnya. Masing-masing memiliki aura mengerikan yang bergetar di udara."Kita harus mempersiapkan rencana berikutnya," lanjutnya. "Pastikan mereka tidak melangkah lebih jauh. Aku tidak ingin ada gangguan lagi."Ketiga bayangan itu hanya mengangguk sebelum menghilang dalam sekelebat kabut gelap.*****Di sisi lain, Kui Long, Naga Azteca, dan para sekutu mereka melangkah dengan hati-hati menuju Lembah Kabut Iblis. Suasana semakin mencekam seiring mendung yang bergelayut di lang

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   5.13. Bala Bantuan Datang

    Di tengah malam yang pekat, Kui Long dan Naga Azteca menyusuri lorong-lorong sempit kota yang diselimuti bayangan. Mereka tidak menyadari bahwa setiap langkah mereka diawasi oleh mata-mata dari Klan Naga Kembar yang bersembunyi di kegelapan. Saat mereka tiba di sebuah alun-alun yang sunyi, bayangan-bayangan mulai bergerak, menampakkan sosok-sosok dengan senjata terhunus yang mengepung mereka.Salah satu dari mereka, dengan suara sedingin es, berkata, "Kalian sudah melangkah terlalu jauh. Pria bertopeng itu adalah milik kami."Kui Long dan Naga Azteca saling bertukar pandang, kemudian mengangguk. Mereka merasakan energi chi mengalir deras dalam tubuh mereka, mempersiapkan diri untuk pertempuran yang tak terelakkan. Denting senjata beradu segera memenuhi udara, menandakan dimulainya pertarungan sengit. Meskipun keterampilan mereka luar biasa, jumlah musuh yang banyak mulai membuat mereka kewalahan.Klan Naga Kmbar memiliki petarung-petarung tangguh yang sangat menyulitkan mereka berdua.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status