Beranda / Romansa / Hasrat Cinta Om Leo / Bab 91 - Bab 100

Semua Bab Hasrat Cinta Om Leo: Bab 91 - Bab 100

164 Bab

Bab 91. Bukti Percakapan

"Maaf, Om, tolong lepaskan!" Alana meminta Leo melepaskan pelukannya."Sayang?" Leo sedikit tersentak.Bukan permintaan hanya Alana yang membuatnya kaget, tapi nada bicara dan juga sikap dingin Alana yang membuatnya tercengang. Alana mengatakan dengan dingin dan kaku seperti mereka tidak pernah memiliki hubungan dekat. Bukan itu saja, dengan kasar istrinya itu pun menepis tangannya dan sedikit memberi dorongan pada tubuhnya sehingga kakinya terpaksa mundur satu langkah.Leo terdiam membeku untuk beberapa saat. Namun, semua itu sama sekali tidak memperngaruhi sikap Alana padanya. Bahkan istrinya itu memberi sikap acuh tak acuh padanya dan terus menyibukkan diri memilih pakaian, lalu mengenakannya. "Alana, mau ke mana malam-malam begini?" tanya Leo saat melihat Alana menggenakan pakaian rapi dan mulai merias wajahnya."Aku mau ke luar bertemu teman," jawah Alana masih dengan sikap acuh dan acuh."Tapi aku sudah masak untukmu, Sayang." Alana menghentikan sapuan tangannya pada wajah, l
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-31
Baca selengkapnya

Bab 92. Bukti Lain

"Menurut kami, siapa pelakunya?" Tanty mempertegas pertanyaan Alana tentang siapa pelaku pembunuh kedua orangtua Alana dengan kedok kecelakaan kereta api."Alana, kami tidak akan mengatakan siapa pelakunya. Kami takut kamu tidak percaya pada kami. Tapi sebaliknya, kami takut kamu berpikir kalau kami hanya mengada-ada dan memberi cerita palsu," imbuh Carlos melengkapi perkataan istrinya.Alana terdiam memikirkan perkataan mereka. Dia tetap bersikap tenang, meski sebenarnya dalam dirinya telah bergejolak ombak besar yang terus bergulung hingga mengacaukan hati dan pikirannya."Katakan saja! Aku siap mendengarnya, meski itu akan sangat menyakitkan bagiku," minta Alana dengan suara bulat, tegas dan lugas.Tanty dan Carlos saling bertukar pandang. Keduanya menunjukkan keraguan atas permintaan Alana. Namun, sesaat kemudian Tanty kembali melihat Alana dan memberikan wajah bersimpati."Alana, kami tidak tega mengatakannya," ucap Tanty sembari bersungut-sungut."Katakan saja, Tante! Siapa pel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-31
Baca selengkapnya

Bab 93. Mengambil Alih Perusahaan

"Alana!"Alana menghentikan langkahnya tepat di atas anak tangga ketiga karena mendengar namanya dipanggil dalam remang cahaya. Meski belum melihat wajahnya, tapi itu adalah suara Leo.Alana membeku menunggu hingga suara langkah berhenti tepat di belakangnya. "Alana, kamu baru pulang?" Suara Leo terdengar lembut di telinganya, namun entah mengapa suara itu membuatnya merasa sangat kesal, bahkan mampu membuat darahnya bergejolak. Mungkin karena dia merasa kecewa dan marah atas apa yang telah didengarnya tentang Leo. Terlebih lagi, Leo pernah mengakui beberapa hal yang membuat perasaannya semakin rumit. Alana sempat berpikir, apakah Leo benar-benar telah melakukan sesuatu yang salah atau apakah ada sesuatu yang disembunyikan darinya yang tidak ingin diketahui olehnya untuk saat ini? Semua pertanyaan ini menyebabkan pikirannya menjadi kacau dan membuatnya sulit untuk memproses segala informasi tentang Leo dengan benar. "Kamu belum tidur, Om?" Tanpa melihat wajah Leo, Alana bertanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-01
Baca selengkapnya

Bab 94. Langkah Pertama Mengambil Alih

"Ini ruang kerjamu," ucap Leo menunjukan sebuah ruangan yang akan digunakan Alana untuk bekerja.Alana langsung berjalan masuk dan mengedarkan pandang ke seluruh sudut ruang, termasuk meja dengan kursi merah yang tampak anggun. Bibirnya pun tersenyum membayangkan dirinya duduk di sana, pasti akan terlihat lebih anggun dan elegan."Ruanganku di samping. Kalau ada apa-apa, kamu bisa menghubungi aku atau Mika," ucap Leo.Mika adalah direktur perusahaan. Dia yang mewakili dan menjalankan perusahaan selama Leo menyembunyikan identitas di belakang namanya. Mika jelas memegang kendali penting di perusahaan dan bisa dikatakan sebagai tangan kanan lainnya dari seorang Leo selain Damian dan Asti.Alana masih terdiam. Akhir-akhir ini, dia memang banyak diam. Berbicara pada Leo bila ada hal penting saja, kalau tidak, maka dia tidak akan berbicara. Bahkan, saat mereka bertemu, Alana lebih banyak menghindar. Apalagi saat ini mereka telah pisah rumah dan itu semua adalah keinginan Alana.Sikap Alana
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-02
Baca selengkapnya

Bab 95. Tampak Lebih Kurus

"Lain kali aku tidak ingin mendengar kamu ikut campur urusan pribadiku!" larang Alana pada Arga.Arga tersenyum kecut mencibir larangan Alana."Bukankah lebih bagus kalau kamu cerai saja dari dia? Dia sudah membunuh orangtuamu, Alana. Apa kamu masih mau hidup bersama pria seperti itu?" kata Arga masih dengan seringai.Alana terdiam dengan mengarahkan ekor mata pada Arga dengan tatapan tajam menghunus. Katakata pria itu sangat menyakitkan hati. Meski sangat kecewa dan sakit karen Leo adalah orang yang menyebabkan orangtuanya meningal, tapi nyatanya sampai sekarang dalam kepalanya tidak ada pemikiran untuk melakukan perceraian."Aku belum memikirkannya," ucap Alana."Alana?"Alana mengangkat tangan, menghentikan perkataan Arga. "Pergilah! Ini hari pertama aku kerja. Aku harus mempelajari perusahaan dengan cepat," perintah Alana mengusir Arga."Aku akan membantumu," ucap Arga menawarkan bantuan."Tidak perlu!" tolak Alana."Alana, bukankah mulai hari ini aku adalah asistenmu?""Ya, tapi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-03
Baca selengkapnya

Bab 96. Perlu Memberinya Ancaman

"Tolong antar saja makanan ini ke ruang kerja tuan Leo!" minta Alana pada pria pengirim makanan yang biasa mengirim makanan dari Leo."Tapi, Nona. Makanan ini dikirim khusus untuk Anda," ucap pria itu."Aku tau. Tapi hari ini, tolong kirim saja ke ruang kerja tuan Leo!""Nona-" Pria itu tampak ragu.Bukan apa-apa. Bisa saja dia mengirim ke ruang kerja Leo. Masalahnya, dia takut Leo marah padanya.Salah satu sudut bibir Alana tertarik ketika melihat gerakan asal pria itu. Dia tau, ada keraguan yang dirasakan pria pengirim makanan atas permintaannya."Jangan khawatir! Nanti aku akan jelaskan pada tuan Leo," ucap Alana sembari tersenyum tipis. Alana berusaha menepis keraguan pria itu.Pria itu mengangkat wajah, menatap Alana lekat. Sorot matanya sedang mencari kebenaran dan jaminan atas perkataan Alana. Dan akhirnya, setelah Alana kembali menyakinkannya, pria itu setuju, lalu mengantar makanan itu ke ruang kerja Alana.Namun, saat berada di depan pintu ruang kerja Leo, pria itu kembali m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-04
Baca selengkapnya

Bab 97. Cemburu

"Alana, mau ke mana?"Arga mempercepat langkahnya mengejar Alana saat melihat istri Leo itu jalan keluar dari ruang kerja. "Alana," sapanya setelah sampai di samping Alana. "Apa ada perkejaan luar?" tanyanya.Arga heran dan penasaran karena tidak seperti biasa Alana keluar ruangan di jam menjelang istirahat. Biasanya dia tetap tinggal di ruang kerja sembari menunggunya datang untuk menghabiskan makanan yang selalu dikirim seseorang, tapi Alana tidak mau memakannya. Makanya, saat melihat Alana berjalan meninggalkan ruangan di jam istirahat, Arga merasa heran dan berpikir ada pekerjaan luar."Tidak," jawab Alana.Arga mengernyitkan mata, meminta penjelasan. Namun, dibalas senyum tipis oleh Alana."Aku tau, kamu mencariku jam segini, pasti ingin makan gratis, bukan?" tebaknya.Cepat-cepat Arga menganggukkan kepala. "Mulai hari ini, tidak ada lagi makanan gratis," ucap Alana."Kenapa? Apa seseorang itu sudah menyerah?" Arga menjadi penasaran. Dia bukan tidak tau dari mana asal makanan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-05
Baca selengkapnya

Bab 98. Hasutan Yang Direncanakan

"Om, Tante?" Alana terkejut melihat kedatangan Tanty dan Carlos ke ruang kerjanya."Alana, apa kami menggangggu waktu kerjamu?" tanya Tanty basa-basi sembari berjalan mendekat."Oh, tidak, Tante. Kebetulan sebentar lagi waktunya istirahat," jawab Alana sembari mengembangkan senyum."Wah, Alana, ruang kerjamu enak juga, ya? Sejuk dan terasa nyaman," puji Carlos.Carlos berjalan perlahan-lahan sambil memperhatikan setiap detail di ruang kerja Alana. Dengan seksama, ia menjelajahi setiap inci ruangan tersebut, mulai dari warna dinding hingga lemari berkas yang tertata rapi. Tidak ada patung-patung kecil atau miniatur yang luput dari perhatian tangan dan mata Carlos yang tak henti-hentinya memandang kagum.Sementara itu, bibirnya tidak henti-hentinya melontarkan kata-kata pujian meski terkadang hanya terdengar lirih dan hanya bisa didengarkan oleh dirinya sendiri. Carlos sungguh terkesima dengan semua benda yang ada di ruang kerja Alana, tak terkecuali beberapa minia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-06
Baca selengkapnya

Bab 99. Nomor Itu Memang Milikmu

"Ada apa?" "Ssstt!" Leo meletakkan jari telunjuknya di depan bibir meminta Damian diam dan berbalik badan.Damian terkejut. Saat mereka berjalan beriringan, tiba-tiba, Leo mencengkeram lengannya, menahan langkah mereka, lalu menariknya mundur dengan paksa. Bahkan membawanya bersembunyi di balik banner. Bukan hanya itu saja, Leo juga memaksa Damian menghadap ke arah dinding kaca dan melarangnya bergerak.Karena hal ini, Damian pun refleks menahan napas. Karena dia pikir, Leo melakukan hal ini bukan tanpa alasan. Meski awalnya kesal karena Leo telah membuatnya kaget, tapi Damian dengan cepat menyadari sesuatu pasti telah terjadi."Jangan menoleh ke belakang!" bisik Leo dengan suara sangat lirih saat Damian hendak menoleh ke belakang karena tidak bisa menahan rasa penasarannya. Bahkan, leher Leo sendiri tampak kaku seperti robot.Meski telah mendapat larangan dan perintah Leo, ternyata rasa penasaran yang kuat membuat Damian mencuri start dan diam-diam melanggar peringatan. Ekor matanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-06
Baca selengkapnya

Bab 100. Perdebatan

"Artinya, mereka tau, kamu anak panti yang biaya sekolahnya ditanggung oleh orangtua Alana," ucap Damian.Leo terdiam sejenak memikirkan perkataan Damian."Mereka juga pasti tau kalau orangtua Alana telah menganggapmu sebagai anak angkat. Mungkin juga ada alasan lain yang tidak kamu ketahui, tetapi mereka ketahui sehingga mereka marah dan merasa kamu adalah penghalang bagi mereka, selain Alana," sambung Damian mendebak.Lagi, perkataan dan analisa Damian membuat Leo berpikir keras dengan segala kemungkinan yang tidak dia ketahui, kenapa pembunuh orangtua Alana menjadikan dirinya sebagai kambing hitam. Meski telah berusaha mengingat, nyatanya sampai saat ini Leo belum bisa menemukan jawaban selain alasan keserakahan dari pelaku.Sampai hari berganti, belum ada bukti lain yang bisa mereka dapatkan untuk mengungkap kebenaran. Meski telah mengantongi beberapa bukti, Leo dan Damian masih membutuhkan bukti lain yang lebih kuat untuk mengungkap siapa pelaku sebenarnya. Sampai saat ini mereka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
17
DMCA.com Protection Status