Semua Bab Hasrat Cinta Om Leo: Bab 81 - Bab 90

164 Bab

Bab 81. Rumah Masa Lalu

"Ini rumah siapa?" "Apa kamu juga tidak mengingatnya?"Setelah mengunjungi makam yang Tanty katakan sebagai makam kedua orangtuanya, Tanty membawa Alana ke sebuah rumah besar yang letaknya di tengah kota. Rumah itu dikelilingi dengan dinding pagar yang tinggi sehingga orang dari luar tidak bisa melihat ke dalam. Namun, masih bisa melihat dari celah-celah besi pada pintu pagar.Alana kembali terdiam. Matanya memperhatikan rumah besar yang tampak sunyi dan senyap. Rumah itu tampak sepi, tapi terlihat bersih terawat."Ini rumah yang pernah kalian tinggali saat kedua orangtuamu masih hidup. Apa kamu tidak mengingatnya juga?" Meski Alana terdiam dan sepertinya tidak mengenali rumah itu lagi. Namun, dalam kepalanya berpikir sangat keras untuk mengingat rumah yang memiliki banyak kenangan bersama kedua orangtuanya, saat mereka masih hidup.Melihat Alana tidak memberinya respon, Tanty pun menajamkan mata penuh selidik. Dalam kepala dan pikirannya terbesit sebuah tanya, apakah Alana pernah m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-27
Baca selengkapnya

Bab 82. Diusir Dari Rumah Sendiri

"Tidak ada bukti, bukan?" cibir pria itu menertawakan Alana. "Sebaiknya kalian pergi saja dan jangan pernah mengaku-aku sebagai keluarga atau putri dari pemilik rumah! Atau aku akan hubungi polisi karena kalian mencoba melakukan penipuan." Tanty semakin terlihat gelisah dan ketakutan mendengar gertakkan dari pria itu."Alana, sebaiknya kita pergi saja," ucap Tanty mengajak Alana pergi. "Jangan sampai mereka melaporkan kita pada polisi." Tanty semakin cemas dan ketakutan.Alana masih bertahan. Sekali lagi sorot matanya menatap lekat Tanty. Namun, dia tidak sedang memikirkan ketakutan dan kecemasan Tanty. Dia juga tidak sedang memikirkan perkataan dan ajakan wanita itu. Alana sedang mencari cara agar bisa mendapatkan ijin memasuki rumah itu."Nona, sebaiknya kamu pulang saja dan jangan mau diperalat oleh wanita licik itu! Kamu masih sangat muda, jangan ikut-ikutan serakah seperti mereka!" ucap pria itu memandang sinis dan tajam pada Tanty."Hei! Jaga mulutmu!" Tanty tersinggung dan mar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-27
Baca selengkapnya

Bab 83. Semua Masih Sama

"Alana, kamu yakin akan pergi ke sana lagi?" Kalila tampak khawatir saat pagi hari, Alana kembali mengatakan akan pergi ke rumah itu lagi."Ya. Aku harus bisa mendapatkan ijin masuk ke dalam rumah itu, Kalila. Aku sangat merindukan rumah itu," jawab Alana sembari sibuk merapikan diri sendiri."Alana, tunggu!"Kalila menyentuh lengan Alana, lalu membawanya saling berhadapan dengannya. Sejak semalam, dia merasa ada yang tidak dimengerti. Bahkan karena memikirkan hal ini, matanya tidak bisa terpejam hingga larut malam."Alana, bukankah saat di makam orangtuamu, kamu mengatakan kalau kamu tidak bisa mengingat sebagian besar masa lalumu? Lalu, rumah itu?" Kalila mengernyitkan mata menatap curiga.Alana terpaku sejenak. Kedua bola matanya bergerak memperhatikan manik mata bening milik Kalila. Beberapa detik kemudian dia pun tersenyum tipis melihat sahabatnya menunjukkan wajah bingung."Masalah makam itu, aku memang tidak mengetahuinya. Yang aku tau, makam kedua ora
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-28
Baca selengkapnya

Bab 84. Cerita Mengejutkan

"Alana, cukup! Jangan minum lagi!" Kalila merebut gelas berisi bir dari tangan Alana."Berikan padaku, Kalila! Aku masih mau minum lagi." Alana kembali merebut gelas itu dari tangan Kalila.Karena tidak ingin menjadi pusat perhatian pengunjung bar lainnya, Kalila terpaksa mengembalikan gelas itu pada Alana. Padahal kesadaran Alana mulai goyah, tapi dia tidak bisa membujuk sahabatnya itu agar menghentikan minumnya dan pulang.Alana merasa stres dan kacau setelah kembali dari rumah masa lalunya dan bertemu dengan Tanty. Wanita itu banyak bicara tentang masa lalu Alana. Alana ingin tidak mempercayai saat Tanty membicarakan hal buruk tentang Leo dan wanita itu mengatakan Leo adalah orang yang mereka curigai ada di balik kecelakaan orangtuanya. Karena, apa yang selama ini dilakukan Leo padanya, tidak mencerminkan kalau Leo adalah orang memiliki niat jahat.Namun, saat mengingat kembali rumah masa lalunya yang sama sekali tidak mengalami perubahan, juga mengingat tentang keberadaan makam ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-28
Baca selengkapnya

Bab 85. Terpuruk dan Kacau

"Bear!" Kalila sangat terkejut, tiba-tiba Alana melepaskan diri darinya. Dengan langkah sempyongan dan terhuyung, Alana mendekati pria itu, lalu mengalungkan kedua tangan pada tengkuknya. "Bear, aku mencintaimu," racau Alana menatap sayu wajah pria itu."Alana!" Kalila terkejut, Alana mengira pria itu adalah Leo."Lepaskan aku, Kalila!" Kalila tidak membiarkan Alana melakukan itu, dia pun segera menarik tangannya dan berusaha menjauhkan dari pria itu. Namun, Alana malah menepis tangannya dan kembali merangkul pria itu."Alana, dia bukan Leo!" seru Kalila kembali berusaha melepaskan Alana."Dia suamiku, Kalila!" racau Alana sembari melihat Kalila. Tangannya juga memberi peringatan pada sahabatnya itu agar tidak mengusiknya."Alana?" Kalila tersentak."Dia memilihku, Nona." Tiba-tiba pria itu merengkuh pundak Alana dan menarik ke dalam rangkulannya. Matanya menatap lekat Kalila, bibirnya pun tersenyum penuh arti menunjukkan bila dia pemenangnya."Lepaskan dia!" seru Kalila membalas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-29
Baca selengkapnya

Bab 86. Aku Milikmu Malam Ini

“Aku menginginkanmu, Om,” lirih Alana kembali menguasi bibir Leo, seakan tidak ingin pria itu pergi.“Tapi, Alana, aku tidak ingin menyakitimu. Kamu sedang mabuk,” ucap Leo setelah beberapa saat penyatuan cinta mereka berlangsung.Leo masih terus berusaha menguasai diri, menahan gelombang hasrat yang kian memuncak karena Alana sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk bernapas lega lebih lama. Setiap kali berusaha melepaskan diri, Alana semakin memburu.Alana tersenyum kecut mendengar Leo mengatakan dirinya sedang mabuk. Kuncian tangannya pada leher Leo semakin erat. Matanya yang sayu terlihat berbinar memancarkan cahaya cinta dan kebahagiaan. Senyum manisnya mengembang lebar dan lepas.“Aku tidak mabuk, Om. Aku sadar penuh.” Alana melebarkan mata seakan ingin membuktikan pada Leo bahwa dirinya sedang tidak mabuk. Jemarinya yang lentik pun mulai mengabsen setiap inci wajah Leo dengan sentuhan sangat lembut dan terakhir berlabuh di bibir Leo, sehingga membuat darah semakin berdesi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-29
Baca selengkapnya

Bab 87. Bersama Sebelum Berpisah

"Kamu yakin meminta aku kembali?" "Ya. Katakan juga pada Asti untuk mengatur ulang dan mengosongkan agenda kerjaku untuk satu minggu ke depan!""Tapi, Leo?""Jangan kahwatir! Aku sudah mempersiapkan diri."Leo meminta agar Damian tidak mengkhawatirkannya saat dia meminta sahabatnya itu meninggalkannya dan membawa Kalila kembali. Sedangkan dia dan Alana akan tinggal di kota itu untuk beberapa hari ke depan sesuai dengan keinginan Alana.Meski Alana mengatakan hanya ingin berdua bersamanya dan memintanya menggagap liburan kali ini merupakan liburan bulan madu untuk pernikahan mereka, namun Leo memiliki sedikit firasat yang lain dari keinginan Alana. Meski begitu, Leo tidak membantah atau menolak."Bear!" panggil Alana dan untungnya obrolannya dengan Damian melalui telepon selular telah selesai.Leo menoleh dan melihat ke arah Alana. Matanya membuka lebar dengan tatapan terpatri dan terpesona ketika melihat istrinya baru keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan handuk putih, sedangk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-30
Baca selengkapnya

Bab 88. Pengakuan vs Kebenaran

"Ke mana lagi kita akan pergi?" tanya Leo setelah mereka berada di dalam mobil.Alana masih tidak menanggapi pertanyaan Leo. Sikapnya masih dingin, tatapannya pun masih ke arah makam kedua orangtuanya. Ada rasa bimbang bercampur kecewa dalam sorot mata dan wajahnya setelah beberapa saat membawa Leo ke makam orangtuanya, tetapi tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaan hatinya."Apa yang kamu rasakan?" tanya Alana dengan nada dingin, namun terkesan ada penekanan di dalam suaranya. Leo menoleh dan melihatnya, sedangkan Alana masih bergeming dengan arah pandang yang tidak berubah sama sekali. Ternyata, tatapan Leo tidak mempengaruhi sikapnya."Apa yang ingin kamu dengar?" Kali ini Leo menanggapi dengan serius sesuai dengan apa yang ingin Alana dengar dan ketahui darinya. "Hari ini aku akan mengatakan apa yang ingin kamu dengar. Katakan saja!" sambungnya masih lekat menatap Alana.Alana menoleh, namun sorot matanya tidak berubah sama sekali. Meskipun tatapannya beradu dengan tatapan Leo,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-30
Baca selengkapnya

Bab 89. Perdebatan Sengit Antar Wanita

"Kamu takut kami merebut suamimu?" Tiba-tiba salah satu dari dua wanita itu membalas seruan Alana dengan nada tinggi dan wajah marah juga."Siapa yang takut? Aku tidak takut," balas Alana sembari berdiri menghampiri dua wanita itu."Sayang, sudah! Jangan diladeni!" Leo berusaha menahan dan meminta Alana menghentikan amarahnya dan tidak meladeni dua wanita itu karena perdebatan mereka menyita perhatian sebagian besar pengunjung restauran."Lepaskan, Bear! Biar aku kasih pelajaran mereka agar tidak mengganggu suami orang lagi," seru Alana pada Leo dengan mata menyalak."Sssst!" Leo mendekap tubuh Alana dan memintanya kembali duduk. "Malu dilihat orang," lirihnya sembari mengedarkan mata ke semua orang. Dengan sorot mata, Leo meminta maaf pada mereka.Namun, Alana memberontak dan meminta Leo melepaskan dirinya. Karena dia tau, perasaan dan mood Alana saat ini sedang tidak baik-baik saja, akhirnya Leo melepaskan Alana dan membiarkan istrinya melakukan apa yang ingin dia lakukan. Urusan m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-31
Baca selengkapnya

Bab 90. Jaga Dia Untukku!

"Tapi, Tuan, bagaimana kalau mereka mencelakai nona Alana?" Marco semakin tampak khawatir.Leo kembali tersenyum menanggapi pertanyaan Marco, lalu menurunkan kaki dan membungkuk meraih cangkir teh yang disediakan untuknya. Terdengar suara seruputan yang dengan sengaja dilakukan oleh Leo untuk merilekskan pikiran Marco dan juga pikirannya."Mereka tidak akan mencelakai Alana selama belum mendapatkan apa yang mereka inginkan. Lagi pula, kita belum mendapatkan bukti tentang keterlibatan mereka dalam tragedi kecelakaan itu," ucap Leo, kembali menyeruput teh hangat dalam cangkirnya.Marco terdiam dengan patuh menunggu apa pun yang akan diperintahkan Leo padanya."Marco!" panggil Leo, kembali menegakkan punggung sembari meletakkan cangkir di atas meja.Kali ini Leo memberi wajah dan tatapan serius, seperti ada yang ingin dia katakan pada Marco. Sebelum melanjutkan ucapannya, Leo mengedarkan pandang, memastikan bahwa di dalam ruangan itu tidak ada orang lain selain mereka berdua, termasuk me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
17
DMCA.com Protection Status