"Alana, kamu yakin akan pergi ke sana lagi?" Kalila tampak khawatir saat pagi hari, Alana kembali mengatakan akan pergi ke rumah itu lagi."Ya. Aku harus bisa mendapatkan ijin masuk ke dalam rumah itu, Kalila. Aku sangat merindukan rumah itu," jawab Alana sembari sibuk merapikan diri sendiri."Alana, tunggu!"Kalila menyentuh lengan Alana, lalu membawanya saling berhadapan dengannya. Sejak semalam, dia merasa ada yang tidak dimengerti. Bahkan karena memikirkan hal ini, matanya tidak bisa terpejam hingga larut malam."Alana, bukankah saat di makam orangtuamu, kamu mengatakan kalau kamu tidak bisa mengingat sebagian besar masa lalumu? Lalu, rumah itu?" Kalila mengernyitkan mata menatap curiga.Alana terpaku sejenak. Kedua bola matanya bergerak memperhatikan manik mata bening milik Kalila. Beberapa detik kemudian dia pun tersenyum tipis melihat sahabatnya menunjukkan wajah bingung."Masalah makam itu, aku memang tidak mengetahuinya. Yang aku tau, makam kedua ora
Terakhir Diperbarui : 2024-01-28 Baca selengkapnya