All Chapters of Membalas Perselingkuhan Suami ASN: Chapter 161 - Chapter 170

219 Chapters

Bab 161 Terpaksa Berbohong Lagi

Tanpa Jeni sadari senyuman balasan dari Jaka dan Sabrina kali ini palsu. Mereka terpaksa mengukir senyum dalam keadaan isi hati yang tak baik-baik saja."Kamu sudah pulih kan?" Jeni memastikan sekali lagi."Aku sudah sehat, Ma." Sabrina menganggukan kepala."Lalu, apa kata Dokter?" Jeni bertanya lagi. Sepertinya wanita paruh baya itu memang harus memastikan keadaan Sabrina yang sebenarnya."Hanya kelelahan saja, Ma. Mungkin akibat tekanan darah kurang," terang Sabrina sambil menelan saliva cukup berat. Bagaimana tidak, lagi-lagi ia harus berbohong pada mertuanya. Entah sampai kapan kebohongannya akan terus lakukan."Oh begitu. Kamu tenang saja ya. Mulai hari ini, biarkan Mama yang urus segala keperluan. Mama juga yang akan mengurus makanan untuk kamu agar tekanan darah kamu dapat kembali normal." Jeni nampak antusias."Aku gak mau Mama kelelahan." Sabrina terlihat mengkhawatirkan mertuanya."Tidak usah khawatir. Di sini ada tiga pembantu rumah tangga. Mereka yang akan membantu Mama. A
last updateLast Updated : 2023-12-20
Read more

Bab 162 Pahit

Baik Sabrina mau pun Jaka sama-sama belum mengatakan apa-apa pada Jeni. Keduanya masih menutupi perihal keguguran yang dialami Sabrina kemarin lalu."Ma, aku berangkat ke kantor dulu ya. Titip Sabi." Setelah sarapannya selesai, Jaka beranjak dari tempat duduk kemudian ia memakai jas yang menggantung di bahu kursi."Iya, Jaka. Tenang saja. Sabrina akan aman. Gak akan kecapean lagi. Mama janji akan menjaga menantu kesayangan Mama," sahut Jeni tersenyum antusias.Setelah memakai jas. Jaka segera mengecup kening istrinya sambil berbisik, "Aku ke kantor dulu ya."Sabrina mengangguk. "Iya. Pulang jam berapa?" tanyanya."Gak lama. Setelah urusan kantor selesai, aku akan segera pulang lebih cepat," balas Jaka. Setelah mengecup kening Sabrina, Jaka selalu mengusap pucuk rambut wanita berlesung pipi itu. Terlihat sangat menyayangi Sabrina.Setelah Jaka berangkat ke kantor. Hanya Jeni dan Sabrina saja di ruang makan itu. Sabrina tak banyak bicara. Bukan apa-apa, ia hanya merasa khawatir jika aka
last updateLast Updated : 2023-12-21
Read more

Bab 163 Keputusan

Telepon yang baru saja masuk pada ponsel Sabrina itu ternyata datangnya dari Raisa.Seketika Sabrina menyeringai. Ia berharap ada kabar baik dari wanita di seberang sana."Raisa, jadi bagaimana?" Tak mau basa-basi Sabrina langsung bertanya perihal permintaannya."Apa kita bisa ketemu, Mba?" tanya Raisa di seberang sana.Tak mau berpikir panjang, Sabrina dengan cepat menjawab, "Bisa. Kita akan ketemu dimana?" "Nanti aku akan share lokasinya ya, Mba. Kita akan ketemu sore ini," kata Raisa."Oke. Aku akan datang bersama Mas Jaka." Sabrina mengiyakan.Sambungan telepon itu berakhir. Sabrina menurunkan benda pipi itu dari telinganya. Digenggam kuat dengan isi dada yang tiba-tiba bergetar hebat."Entah apa yang aku rasakan saat ini. Aku tak tahu harus bahagia atau berduka. Telepon dari Raisa seperti warna pelangi yang datang setelah hujan. Tapi bukankah itu artinya aku harus membagi suamiku." Sabrina berbicara sendirian. Bulir bening itu kembali menetes di wajah cantiknya.Bagai makan buah
last updateLast Updated : 2023-12-21
Read more

Bab 164 Suamiku Menikah Lagi

"Apa yang ingin kamu sampaikan?"Sabrina sudah tak sabar saat Raisa masih mematung kaku."Saya sudah membuat keputusan, Mba," jawab Raisa sambil menarik napas cukup dalam.Melihat itu, Sabrina tampak menyeringai. Meski dalam hati ia merasa ada yang tertusuk."Bagaimana dengan keputusan kamu, Raisa? Apa kamu mau membantu kami agar memiliki momongan?" Sabrina nampak menatap Raisa penuh harap. Sebelah tangan kanannya saling menggenggam erat dengan Jaka. Sepasang suami istri itu saling menguatkan satu sama lain.Sebelum menjawab, Raisa tampak mengatur napas. Isi dadanya berdebar lebih kencang dari biasanya. Ia hanya sedikit merasa khawatir kalau keputusannya bukan yang terbaik."Saya putuskan, saya akan membantu Mba Sabi dan Pak Jaka. Saya bersedia menikah siri dengan Pak Jaka. Namun setelah mendapatkan momongan, saya akan pergi." Raisa menjelaskan.Mendengar keputusan Raisa baru saja, seketika Sabrina tersenyum haru. Bersamaan dengan itu, terlihat ada bulir bening yang menetes dari sudut
last updateLast Updated : 2023-12-22
Read more

Bab 165 Pedih

Pernikahan antara Jaka dan Raisa telah resmi dilangsungkan hari ini. Ijab kabul pernikahan telah diucapkan Jaka. Walau hanya menikah siri, mereka telah sah menjadi sepasang suami istri.Beberapa saksi dan penghulu telah pergi meninggalkan tempat akad nikah. Di rumah itu, tersisa Jaka, Sabrina dan Raisa.Rumah yang berada sedikit menjauh dari Ibu Kota, merupakan rumah rahasia untuk Jaka dan Raisa setelah menikah."Mas, aku pulang ya. Kalian berdua, nikmatilan bulan madu kalian."Sabrina berbicara pada Jaka dan Raisa. Kalimat itu terdengar lembut. Namun jauh dari dasar hati Sabrina tengah merasakan sakit yang luar biasa. Dia yang lemah sudah tak kuat membayangkan kebersamaan antara Jaka dan Raisa walau pun baru beberapa menit menjadi sepasang suami istri."Sayang." Jaka meraih tangan Sabrina."Kalau bukan permintaanmu, aku tak akan pernah melakukan ini," lanjutnya. Nampaknya Jaka menyadari isi hati istri pertama yang tengah terkoyak."Mas, aku tidak kenapa-kenapa kok. Aku percaya sama k
last updateLast Updated : 2023-12-23
Read more

Bab 166 Berbohong Lagi

Setelah wanita paruh baya itu pergi, kini Sabrina kembali sendiri. Ia sedikit merasa tenang sekarang. Sabrina mengatur napas yang sempat sesak. Isi dadanya tak lagi panas. Ia pasrahkan hidupnya saat ini kepada Tuhan.Sabrina membuka mukena yang menutupi tubuhnya. Ia segera kembali ke mobil untuk melanjutkan perjalanan menuju pulang.'Benar dengan ucapan ibu-ibu tadi. Aku harus kuat. Aku harus bisa melewati semua kisah pahit ini. Mas Jaka hanya titipan. Mama dan Mas Jaka berhak bahagia,' gumam Sabrina dalam hati.Kini tangisan kesedihan sudah kering dari sudut matanya. Sabrina terlihat tenang dan mulai bisa mengatur perasaannya.Sebelum pulang ke rumah mertua, Sabrina terlihat mampir ke toko kuenya. Ia rindu pada Sesil dan Aksa.Begitu kaki Sabrina menginjak toko, kedatangannya langsung disambut bahagia oleh beberapa kariyawannya.Apalagi saat Aksa melihatnya. Anak laki-laki itu selalu memperlihatkan rasa bahagianya tatkala bertemu dengan Sabrina."Ibu!"Aksa memeluk Sabrina karena ras
last updateLast Updated : 2023-12-23
Read more

Bab 167 Merana

Jeni menghampiri Sabrina yang terlihat membungkukan tubuhnya di atas ranjang."Sayang, kamu kenapa?" Jeni tempak cemas. Ia memeluk Sabrina dari samping. Ia merasa kalau menantunya sedang tidak baik-baik saja.Menyadari itu, Sabrina segera memperbaiki perasaannya. Ia mengusap air mata yang berhasil merembes keluar. "Maaf, Ma. Aku telah mengganggu Mama," ucap Sabrina lirih."Ada apa dengan kamu, Sabi?" Jeni melonggarkan pelukan. Ia menelaah wajah menantunya dengan yakin ada yang berbeda."Kamu menjerit dan menangis. Apa yang terjadi dengan kamu? Katakan pada Mama." Lagi-lagi Jeni semakin terlihat mencemaskan nenantunya. Ia sudah sayang pada Sabrina bagaikan menyayangi anak kandungnya sendiri."A-aku, aku." Sabrina tampak gugup. Ia tak mungkin mengatakan yang sebenarnya. Jeritan tadi terjadi karena luapan kesedihannya."Kenapa, Sabi? Katakan pada Mama." Jeni masih menunggu penjelasan menantunya."Aku hanya sedang rindu almarhum Ibu." Air mata kembali mengalir di pipi Sabrina.Melihat it
last updateLast Updated : 2023-12-24
Read more

Bab 168 Cemburu

Tanpa disadari ternyata Jeni sudah berada di belakang sang supir pribadi yang tengah duduk sendirian."Siapa yang dimadu?" Jeni bertanya lagi pada supirnya."Maaf, Nyonya. Saya hanya sedang berbicara sendirian saja." Pria itu tampak mengelak."Lalu, siapa yang kamu maksud dimadu? Kenapa tatapan kamu mengarah pada Sabrina?" Jeni kembali menodong supirnya dengan pertanyaan."Bukan siapa-siapa, Nyonya. Teman saya di kampung," jawab pria berseragam hitam itu sambil tersenyum kuda."Oh gitu. Kamu ini, saya pikir siapa." Jeni kemudian berlalu dari hadapan supirnya. Ia kembali masuk ke dalam store guna melanjutkan belanja bersama Sabrina.Seketika supir pribadi itu terlihat menghela napas lega. 'Syukurlah Nyonya gak curiga,' ucapnya dalam hati.Di dalam store, Sabrina dan Jeni berbelanja sesuai keinginan. Nampaknya kegiatan belanja itu sejenak membuat Sabrina melupakan kesedihannya.***Satu minggu telah berlalu, hari ini Sabrina nampak terkejut dengan kedatangan Jaka. Pagi-pagi sekali Jaka
last updateLast Updated : 2023-12-24
Read more

Bab 169 Terjebak

"Kenapa, Mas?" Sabrina pura-pura tak paham dengan penolakan suaminya."Ya, aku tidak suka aja," jawab Jaka. Sejujurnya pria itu memang tidak mau menyakiti perasaan istrinya."Iya, Jak. Sabi benar kok. Bagaimama kalau kita minta Raisa menemani Sabi di sini. Sementara saja. Setelah Mama kembali dari pontianak, tugas Raisa selesai," timpal Jeni.Jaka mematung dengan wajah tegang. 'Tolong, Sabi. Janganlah kamu melukai perasaanmu sendiri. Aku tidak mau semakin melukai perasaanmu,' gumamnya. Jaka melirik tajam pada istrinya. Tatapannya dibalas oleh Sabrina yang nampak memahami. Jaka menggelengkan kepala sebagai kode penolakan yang tegas.Sabrina nampak paham hingga ia segera menurunkan tatapan, segera menunduk. 'Aku tahu, Mas Jaka tak mau aku semakin terluka,' batinnya menerka."Jak, kalau Sabrina tak ada yang menemani, Mama tak akan tenang pergi ke Pontianak," celetuk Jeni lagi. Ia belum bisa memutuskan."Aku akan carikan orang lain yang akan menemani Sabi. Tapi bukan wanita itu," tegas Ja
last updateLast Updated : 2023-12-25
Read more

Bab 170 Telepon Dari Istri Muda

Demi mengalihkan perhatian tentang topik perbincangan mengenai jas, Raisa yang sudah kembali duduk di sofa, segera memperbaiki perasaan yang sempat menegang."Oh iya, bolehkah saya tahu mengenai tujuan Tante ke rumah saya?" tanya Raisa setelah isi dadanya terasa tenang."Iya, Tante sampai lupa mengenai tujuan hari ini." Jeni pun kembali pada topik awal."Sebenarnya kedatangan Tante ke sini ingin minta tolong sama kamu," lanjutnya.Raisa mengerutkan dahinya. "Minta tolong apa, Tante? Saya akan bantu jika mampu," balasnya."Tante pikir kamu belum punya suami. Tante datang ke sini untuk minta kamu temani menantu Tante—Sabrina," terang Jeni."Temani bagaimana Tante?" Raisa nampak belum paham."Tante harus ke Pontianak secepatnya. Namun bingung karena khawatir jika meninggalkan Sabrina sendirian di rumah. Tante ingin meminta kamu menemaninya. Tapi kamu ternyata sudah punya suami." Jeni memperjelas.Nampaknya Raisa ragu. "Maaf, Tante. Saya tidak keberatan walau pun harus menemani Mba Sabrin
last updateLast Updated : 2023-12-25
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
22
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status