Share

Bab 162 Pahit

Author: Miss_Pupu
last update Last Updated: 2023-12-21 08:21:54

Baik Sabrina mau pun Jaka sama-sama belum mengatakan apa-apa pada Jeni. Keduanya masih menutupi perihal keguguran yang dialami Sabrina kemarin lalu.

"Ma, aku berangkat ke kantor dulu ya. Titip Sabi." Setelah sarapannya selesai, Jaka beranjak dari tempat duduk kemudian ia memakai jas yang menggantung di bahu kursi.

"Iya, Jaka. Tenang saja. Sabrina akan aman. Gak akan kecapean lagi. Mama janji akan menjaga menantu kesayangan Mama," sahut Jeni tersenyum antusias.

Setelah memakai jas. Jaka segera mengecup kening istrinya sambil berbisik, "Aku ke kantor dulu ya."

Sabrina mengangguk. "Iya. Pulang jam berapa?" tanyanya.

"Gak lama. Setelah urusan kantor selesai, aku akan segera pulang lebih cepat," balas Jaka. Setelah mengecup kening Sabrina, Jaka selalu mengusap pucuk rambut wanita berlesung pipi itu. Terlihat sangat menyayangi Sabrina.

Setelah Jaka berangkat ke kantor. Hanya Jeni dan Sabrina saja di ruang makan itu. Sabrina tak banyak bicara. Bukan apa-apa, ia hanya merasa khawatir jika aka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 163 Keputusan

    Telepon yang baru saja masuk pada ponsel Sabrina itu ternyata datangnya dari Raisa.Seketika Sabrina menyeringai. Ia berharap ada kabar baik dari wanita di seberang sana."Raisa, jadi bagaimana?" Tak mau basa-basi Sabrina langsung bertanya perihal permintaannya."Apa kita bisa ketemu, Mba?" tanya Raisa di seberang sana.Tak mau berpikir panjang, Sabrina dengan cepat menjawab, "Bisa. Kita akan ketemu dimana?" "Nanti aku akan share lokasinya ya, Mba. Kita akan ketemu sore ini," kata Raisa."Oke. Aku akan datang bersama Mas Jaka." Sabrina mengiyakan.Sambungan telepon itu berakhir. Sabrina menurunkan benda pipi itu dari telinganya. Digenggam kuat dengan isi dada yang tiba-tiba bergetar hebat."Entah apa yang aku rasakan saat ini. Aku tak tahu harus bahagia atau berduka. Telepon dari Raisa seperti warna pelangi yang datang setelah hujan. Tapi bukankah itu artinya aku harus membagi suamiku." Sabrina berbicara sendirian. Bulir bening itu kembali menetes di wajah cantiknya.Bagai makan buah

    Last Updated : 2023-12-21
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 164 Suamiku Menikah Lagi

    "Apa yang ingin kamu sampaikan?"Sabrina sudah tak sabar saat Raisa masih mematung kaku."Saya sudah membuat keputusan, Mba," jawab Raisa sambil menarik napas cukup dalam.Melihat itu, Sabrina tampak menyeringai. Meski dalam hati ia merasa ada yang tertusuk."Bagaimana dengan keputusan kamu, Raisa? Apa kamu mau membantu kami agar memiliki momongan?" Sabrina nampak menatap Raisa penuh harap. Sebelah tangan kanannya saling menggenggam erat dengan Jaka. Sepasang suami istri itu saling menguatkan satu sama lain.Sebelum menjawab, Raisa tampak mengatur napas. Isi dadanya berdebar lebih kencang dari biasanya. Ia hanya sedikit merasa khawatir kalau keputusannya bukan yang terbaik."Saya putuskan, saya akan membantu Mba Sabi dan Pak Jaka. Saya bersedia menikah siri dengan Pak Jaka. Namun setelah mendapatkan momongan, saya akan pergi." Raisa menjelaskan.Mendengar keputusan Raisa baru saja, seketika Sabrina tersenyum haru. Bersamaan dengan itu, terlihat ada bulir bening yang menetes dari sudut

    Last Updated : 2023-12-22
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 165 Pedih

    Pernikahan antara Jaka dan Raisa telah resmi dilangsungkan hari ini. Ijab kabul pernikahan telah diucapkan Jaka. Walau hanya menikah siri, mereka telah sah menjadi sepasang suami istri.Beberapa saksi dan penghulu telah pergi meninggalkan tempat akad nikah. Di rumah itu, tersisa Jaka, Sabrina dan Raisa.Rumah yang berada sedikit menjauh dari Ibu Kota, merupakan rumah rahasia untuk Jaka dan Raisa setelah menikah."Mas, aku pulang ya. Kalian berdua, nikmatilan bulan madu kalian."Sabrina berbicara pada Jaka dan Raisa. Kalimat itu terdengar lembut. Namun jauh dari dasar hati Sabrina tengah merasakan sakit yang luar biasa. Dia yang lemah sudah tak kuat membayangkan kebersamaan antara Jaka dan Raisa walau pun baru beberapa menit menjadi sepasang suami istri."Sayang." Jaka meraih tangan Sabrina."Kalau bukan permintaanmu, aku tak akan pernah melakukan ini," lanjutnya. Nampaknya Jaka menyadari isi hati istri pertama yang tengah terkoyak."Mas, aku tidak kenapa-kenapa kok. Aku percaya sama k

    Last Updated : 2023-12-23
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 166 Berbohong Lagi

    Setelah wanita paruh baya itu pergi, kini Sabrina kembali sendiri. Ia sedikit merasa tenang sekarang. Sabrina mengatur napas yang sempat sesak. Isi dadanya tak lagi panas. Ia pasrahkan hidupnya saat ini kepada Tuhan.Sabrina membuka mukena yang menutupi tubuhnya. Ia segera kembali ke mobil untuk melanjutkan perjalanan menuju pulang.'Benar dengan ucapan ibu-ibu tadi. Aku harus kuat. Aku harus bisa melewati semua kisah pahit ini. Mas Jaka hanya titipan. Mama dan Mas Jaka berhak bahagia,' gumam Sabrina dalam hati.Kini tangisan kesedihan sudah kering dari sudut matanya. Sabrina terlihat tenang dan mulai bisa mengatur perasaannya.Sebelum pulang ke rumah mertua, Sabrina terlihat mampir ke toko kuenya. Ia rindu pada Sesil dan Aksa.Begitu kaki Sabrina menginjak toko, kedatangannya langsung disambut bahagia oleh beberapa kariyawannya.Apalagi saat Aksa melihatnya. Anak laki-laki itu selalu memperlihatkan rasa bahagianya tatkala bertemu dengan Sabrina."Ibu!"Aksa memeluk Sabrina karena ras

    Last Updated : 2023-12-23
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 167 Merana

    Jeni menghampiri Sabrina yang terlihat membungkukan tubuhnya di atas ranjang."Sayang, kamu kenapa?" Jeni tempak cemas. Ia memeluk Sabrina dari samping. Ia merasa kalau menantunya sedang tidak baik-baik saja.Menyadari itu, Sabrina segera memperbaiki perasaannya. Ia mengusap air mata yang berhasil merembes keluar. "Maaf, Ma. Aku telah mengganggu Mama," ucap Sabrina lirih."Ada apa dengan kamu, Sabi?" Jeni melonggarkan pelukan. Ia menelaah wajah menantunya dengan yakin ada yang berbeda."Kamu menjerit dan menangis. Apa yang terjadi dengan kamu? Katakan pada Mama." Lagi-lagi Jeni semakin terlihat mencemaskan nenantunya. Ia sudah sayang pada Sabrina bagaikan menyayangi anak kandungnya sendiri."A-aku, aku." Sabrina tampak gugup. Ia tak mungkin mengatakan yang sebenarnya. Jeritan tadi terjadi karena luapan kesedihannya."Kenapa, Sabi? Katakan pada Mama." Jeni masih menunggu penjelasan menantunya."Aku hanya sedang rindu almarhum Ibu." Air mata kembali mengalir di pipi Sabrina.Melihat it

    Last Updated : 2023-12-24
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 168 Cemburu

    Tanpa disadari ternyata Jeni sudah berada di belakang sang supir pribadi yang tengah duduk sendirian."Siapa yang dimadu?" Jeni bertanya lagi pada supirnya."Maaf, Nyonya. Saya hanya sedang berbicara sendirian saja." Pria itu tampak mengelak."Lalu, siapa yang kamu maksud dimadu? Kenapa tatapan kamu mengarah pada Sabrina?" Jeni kembali menodong supirnya dengan pertanyaan."Bukan siapa-siapa, Nyonya. Teman saya di kampung," jawab pria berseragam hitam itu sambil tersenyum kuda."Oh gitu. Kamu ini, saya pikir siapa." Jeni kemudian berlalu dari hadapan supirnya. Ia kembali masuk ke dalam store guna melanjutkan belanja bersama Sabrina.Seketika supir pribadi itu terlihat menghela napas lega. 'Syukurlah Nyonya gak curiga,' ucapnya dalam hati.Di dalam store, Sabrina dan Jeni berbelanja sesuai keinginan. Nampaknya kegiatan belanja itu sejenak membuat Sabrina melupakan kesedihannya.***Satu minggu telah berlalu, hari ini Sabrina nampak terkejut dengan kedatangan Jaka. Pagi-pagi sekali Jaka

    Last Updated : 2023-12-24
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 169 Terjebak

    "Kenapa, Mas?" Sabrina pura-pura tak paham dengan penolakan suaminya."Ya, aku tidak suka aja," jawab Jaka. Sejujurnya pria itu memang tidak mau menyakiti perasaan istrinya."Iya, Jak. Sabi benar kok. Bagaimama kalau kita minta Raisa menemani Sabi di sini. Sementara saja. Setelah Mama kembali dari pontianak, tugas Raisa selesai," timpal Jeni.Jaka mematung dengan wajah tegang. 'Tolong, Sabi. Janganlah kamu melukai perasaanmu sendiri. Aku tidak mau semakin melukai perasaanmu,' gumamnya. Jaka melirik tajam pada istrinya. Tatapannya dibalas oleh Sabrina yang nampak memahami. Jaka menggelengkan kepala sebagai kode penolakan yang tegas.Sabrina nampak paham hingga ia segera menurunkan tatapan, segera menunduk. 'Aku tahu, Mas Jaka tak mau aku semakin terluka,' batinnya menerka."Jak, kalau Sabrina tak ada yang menemani, Mama tak akan tenang pergi ke Pontianak," celetuk Jeni lagi. Ia belum bisa memutuskan."Aku akan carikan orang lain yang akan menemani Sabi. Tapi bukan wanita itu," tegas Ja

    Last Updated : 2023-12-25
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 170 Telepon Dari Istri Muda

    Demi mengalihkan perhatian tentang topik perbincangan mengenai jas, Raisa yang sudah kembali duduk di sofa, segera memperbaiki perasaan yang sempat menegang."Oh iya, bolehkah saya tahu mengenai tujuan Tante ke rumah saya?" tanya Raisa setelah isi dadanya terasa tenang."Iya, Tante sampai lupa mengenai tujuan hari ini." Jeni pun kembali pada topik awal."Sebenarnya kedatangan Tante ke sini ingin minta tolong sama kamu," lanjutnya.Raisa mengerutkan dahinya. "Minta tolong apa, Tante? Saya akan bantu jika mampu," balasnya."Tante pikir kamu belum punya suami. Tante datang ke sini untuk minta kamu temani menantu Tante—Sabrina," terang Jeni."Temani bagaimana Tante?" Raisa nampak belum paham."Tante harus ke Pontianak secepatnya. Namun bingung karena khawatir jika meninggalkan Sabrina sendirian di rumah. Tante ingin meminta kamu menemaninya. Tapi kamu ternyata sudah punya suami." Jeni memperjelas.Nampaknya Raisa ragu. "Maaf, Tante. Saya tidak keberatan walau pun harus menemani Mba Sabrin

    Last Updated : 2023-12-25

Latest chapter

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 219 Akhir Yang Indah

    Suatu hari Jaka memanggil Sabrina dan anak-anaknya di ruang keluarga. Di sana juga ada Jeni yang turut serta hadir. Jaka meminta pada Sabrina untuk bersiap-siap karena mereka akan pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli pakaian baru.Awalnya Sabrina terlihat ragu menerima tawaran suaminya, akan tetapi ia menyanggupi karena Jaka memaksa dan tak mau ditolak ajakannya.Hingga akhirnya dua kendaraan roda empat akan melaju menuju pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa pakaian baru. Dua mobil itu berisi Jaka, Sabrina, Jeni dan empat anak termasuk suster yang turut serta mendampingin. Mereka akan belanja bersama terutama untuk keperluan ulang tahun Aksa yang tinggal menghitung hari.Sabrina nampak berjalan seiringan dengan Jaka setelah sampai di pusat perbelanjaan. Jaka meminta Sabrina memilih apa pun yang diinginkan. Wanita mana yang tak bahagia dengan perlakuan suami seperti Jaka. Sabrina bagaikan satu-satunya wanita paling beruntung di dunia."Sayang, kamu pilih apa pun yang kamu but

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 218 Sedikit Gangguan

    "Kenapa, Ma?" Sabrina segera bertanya. Tentu ia masih terkajut dengan jawaban mertuanya."Tapi bohong. Mama setuju dong. Masa iya Mama gak setuju," ralat Jeni yang rupanya hanya bercanda saja.Seketika Sabrina dan Aksa menghela napas lega secara bersamaan."Ya ampun, Mama. Sungguh aku sampai kaget. Aku pikir Mama benar-benar gak setuju." Sabrina mengusap dadanya. Tak disangka kalau mertuanya senang bergurau."Omah, Aksa juga kaget," timpal Aksa masih memasang wajah terkejutnya.Gegas Jeni memeluk Aksa. "Maaf, Sayang. Omah bercanda. Omah 'kan sayang sama Aksa, masa iya gak setuju. Kita akan rayakan ulang tahun Aksa dengan meriah ya. Pokonya kita akan happy-happy," sambutnya. Jeni tampak menampilkan wajah bahagianya kali ini."Terima kasih, Omah. Aksa sayang sekali sama Omah," ucap Aksa yang kembali memeluk Jeni."Omah juga sayang sama, Aksa," balas Jeni.Melihat itu, Sabrina semakin melebarkan senyumannya. Ia semakin dibuat bahagia dengan keadaan di rumah mewah itu."Terima kasih ya, M

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 217 Perhatian Yang Sempurna

    Mendengar cerita Sabrina, seketika Jeni tercengang. "Lalu, apa yang Raisa sampaikan sama kamu, Sabi?" tanyanya penasaran."Raisa mengucapkan terima kasih padaku, Ma. Dia berterima kasih karena aku tela merawat dan menjaga Abang Yusuf dengan baik." Sabrina kembali menjelaskan.Isi dada Jeni terasa bergetar mendengar itu. "Pasti Raisa merasa tenang di alam sana. Kamu telah menjaga Yusuf dengan baik. Mama yakin Raisa bangga padamu, Sabi."Sabrina menurunkan tatapan. Ia masih ingat dengan jelas wajah Raisa kala itu. "Semoga saja ya, Ma. Aku tidak menganggap Abang Yusuf anak tiri kok. Meski pun dia tak lahir dari rahimku, aku menyayanginya bagai anak kandung sendiri," tuturnya."Karena kamu memang wanita baik, Sabi. Mama sungguh bangga bisa mendapatkan menantu seperti kamu. Jaka memang tak pernah salah mencintai kamu," balas Jeni. Sabrina hanya bisa menyodorkan senyuman saat sang mertua memujinya.Sampai saat ini dunia Sabrina memang terasa lebih berwarna dari biasanya. Anak-anaknya berpa

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 216 Kebahagiaan Yang Sempurna

    Satu bulan kemudian keluarga Dirgantara nampak disibukan dengan persiapan pernikahan Sesil yang tinggal menghitung hari.Adik Sabrina itu nampak disibukan dengan segala macam persiapan menjelang pernikahannya. Hingga Sabrina pun harus turun tangan dalam membantu adik kandungnya itu.Hingga tiba pada saat ijab kabul pernikahan terucap dengan lantangnya oleh pria yang Sesil cintai. Pernikahan telah sah dilangsungkan dan Sesil telah diperistri kekasihnya. Satu hari usai pernikahan, Sesil dan suaminya langsung terbang ke bali untuk bulan madu selama satu minggu. Tentu suasana saat ini semakin membuat Sabrina lega dan bahagia karena tugasnya menjaga Sesil kini telah berpindah pada suami Sesil.Sabrina kian merasa bahagia dengan keluarga saat ini. Ia juga bahagia dengan kesibukannya saat ini sebagai ibu rumah tangga untuk empat anak-anaknya.Pagi ini bahkan Sabrina nampak sibuk menyiapkan perlengkapan sekolah Aksa. Sabrina juga selalu menemani Aksa sarapan di ruang makan bersama Jaka yang j

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 215 Mimpi

    Sabrina dan Jaka mengukir senyuman yang lebar tatkala melihat Sesil dan Jeni berpelukan. Keluarga yang nyaris sempurna setelah beberapa kali terpa ujian."Permisi, Nyonya. Makan malam sudah siap." Ijah melapor pada majikannya yang tengah bercengkerama."Oh iya. Terima kasih, Jah," ucap Jeni.Ijah tersenyum. "Sama-sama, Nyonya," balasnya kemudian berlalu setelah tugasnya selesai.Sementara Jeni segera mengajak keluarganya untuk segera makan malam, "Ayo kita makan malam bersama dulu yu."Serentak Sabrina, Aksa, Jaka dan Sesil mengangguk secara bersamaan sebagai pertanda mengiyakan ajakan Jeni barusan. Gegas mereka beranjak dari tempat duduk beralih menuju ruang makan.Di atas meja makan sudah tersaji aneka makanan yang lezat hasil dari masakan Ijah. Pembantu rumah tangga itu memang spesial memasak untuk malam ini. Melihat keluarga majikannya yang akur dan bahagia, ia merasa sangat senang.Ijah, Siti dan Iyem yang berada di ruangan sebelah ruang makan nampak tersenyum melihat kebersamaan

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 214 Rencana Pernikahan Sesil

    Sabrina akhirnya membiarkan Aksa tetap ikut bersama Sesil. Ia juga paham sebab tak ada yang menemani Sesil di rumahnya. Sabrina kembali masuk ke mobil suaminya.Sementara Aksa satu mobil bersama Sesil akan kembali ke rumahnya. Suasana hati Aksa sedikit membaik setelah ditenangkan oleh Sabrina tadi. Air matanya sudah surut namun ia memilih tetap diam dalam perjalanan pulang tanpa banyak bicara.Sesekali sebelah tangan Sesil mengusap rambut tebal Aksa. Sulit dijelaskan, tapi dia sudah menyayangi Aksa. Aksa memang terlahir dari orang tua yang tak lain adalah mantan suami Sabrina tapi Sesil tak lagi mempermasalahkan itu. Ia sudah menyayangi Aksa dengan sebenar-benarnya.'Ya Tuhan, anak kecil di dekatku sungguh malang. Dia tak menginginkan kesedihan ini terjadi. Izinkan hamba untuk selalu menjaga dan merawatnya sampai dewasa nanti,' harap Sesil dalam hati.Harapan yang sama yang tengah diucapkan Sabrina saat ini. Dalam perjalanan pulang bersama suaminya, Sabrina masih memikirkan perasaan A

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 213 Mantan Suami Meninggal Dunia

    "Aku dan Aksa akan melayat, Mba. Aku akan mengantar Aksa. Kasihan kan," balas Sesil.Sabrina kembali dibuat dilema. Bagaimana mungkin ia akan tega membiarkan Aksa bersedih sendirian. Anak itu telah kehilangan segalanya. Orang tua satu-satunya Aksa kini turut berpulang ke sisi Tuhan karena penyakit komplikasi yang diidap. Sabrina tak pernah menyangka dengan kehidupan mantan suaminya yang memilukan."Sil, aku juga ingin ikut melayat. Aku kasihan pada Aksa. Tapi aku akan minta izin Mas Jaka terlebih dahulu ya," kata Sabrina. Ia masih menempelkan benda pipih itu pada telinganya."Kita ketemu di rumah tahanan saja ya, Mba. Kasihan Aksa tak bisa menunggu lagi." Sesil kembali bicara."Iya, aku ingin bicara dengan Aksa terlebih dahulu " pinta Sabrina."Boleh, Mba." Dalam detik yang sama, sepertinya Sesil langsung memberikan ponsel pintarnya pada Aksa."Iya, Ibu." Suara Aksa terdengar bergetar berat."Aksa, dengarkan Ibu ya. Tetap tenang. Semuanya akan baik-baik saja. Aksa dan Kak Sesil pergi

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 212 Kabar Buruk Dan Kabar Baik

    Sabrina sudah berdiri di depan rumah. Ia segera bertanya pada security di depan rumahnya."Mas, itu ambulance kemana?" tanya Sabrina pada pria berseragam layaknya security di rumahnya itu. Degup jantungnya masih sama, sebab suara sirine ambulance semakian mendekati arah rumahnya."Itu ada tetangga rumah sebelah yang meninggal, Non," jawab Security Sabrina.Seketika Sabrina menghela napas lega. "Saya pikir siapa. Kaget banget," desisnya. Akhirnya napas yang sempat tersengal kini mulai terasa lancar."Hanya tetangga, Non. Kabarnya meninggal karena kecelakaan," jelas security itu lagi."Ya sudah saya masuk lagi ya. Kabari saya kalau Mas Jaka pulang," pinta Sabrina."Siap, Non." Pria itu dengan tegasnya.Sabrina kemudian segera masuk kembali ke rumahnya. Ia masih belum juga tenang sebab belum mendapatkan kabar dari suaminya. Ia tak bisa menelepon Jaka lagi, sebab anak kembarnya minta ASI. Seperti biasa, Sabrina menyusui anak kembarnya secara bergantian. Ia selalu melakukan kewajibannya se

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 211 Suara Ambulance

    "Klinik yang di dekat toko, Mba. Duh kasihan sekali Aksa. Aku sampai gak tega melihatnya. Sedari tadi Aksa mengigau nama papanya terus," kata Sesil lagi."Ya Tuhan, kasihan sekali Aksa. Memangnya kamu gak pernah bawa Aksa nengokin papanya di penjara?" Sabrina bertanya lagi."Sudah, Mba. Ceritanya dua hari yang lalu Aksa ingin bertemu papanya di penjara, aku mengabulkan keinginan Aksa. Ternyata Mas Hasbi sakit Mba. Semenjak saat itu Aksa terus saja memikirkan papanya." Sesil menjelaskan."Mas Hasbi sakit apa memangnya?" Lagi-lagi Sabrina bertanya. Ia masih menempelkan ponsel pintar pada telinganya."Katanya komplikasi, Mba. Sakit paru-paru dan lambung kronis. Aksa sampai sedih melihat papanya. Saat ini ada di klinik tahanan tengah dirawat oleh perawat di sana," kata Sesil."Ya Tuhan, sungguh aku kasihan pada Aksa. Anak sekecil Aksa sudah memiliki banyak sekali beban. Sebenarnya aku ingin menemui Aksa sekarang, tapi keadaannya tidak memungkinkan, Sil," terang Sabrina pada adiknya."Kena

DMCA.com Protection Status