All Chapters of Membalas Perselingkuhan Suami ASN: Chapter 151 - Chapter 160

219 Chapters

Bab 151 Program Bayi Tabung

Sore itu menantu dan mertua nampak haru. Merereka saling menguatkan satu sama lain. Dalam hati, Jeni merasa kecewa dan sendu, namun bayi tabung bagaikan harapan baru yang akan segera dihadirkan.Wanita paruh baya itu lagi-lagi kembali berharap. Ia sangat menggantungkan harapan pada niat Sabrina.Suatu hari, Sabrina nampak sibuk mengurus-urus proses pengambilan cuti. Beruntung Sabrina belum pernah ambil cuti panjang, hingga ia diberikan jatah selama tiga bulan untuk cuti. Ia segera melapor pada Jaka tentang jatah waktu tiga bulan cutinya. Sabrina tak akan menyianyiakan kesempatan. Ia akan gunakan waktu selama tiga bulan itu untuk menjalani program bayi tabung.Setelah pengurusan cuti kerja selesai, hari ini Sabrina akan ke toko kuenya. Sudah satu minggu ia tak bertemu Aksa dan Sesil. Sabrina juga rindu dengan suasana Sabrina's Cake yang selalu ramai oleh lalu lalang pengunjung yang hadir.Saat ini Sabrina datang ke Sabrina's Cake sendirian dengan menggunakan taksi online. Jaka akan men
last updateLast Updated : 2023-12-15
Read more

Bab 152 Bergetar Dadanya

Melalukan program bayi tabung tidaklah mudah. Sabrina dan Jaka harus melewati beberapa proses yang tidak begitu nyaman.Meski terdapat rasa tak nyaman bahkan sedikit sakit, Sabrina tak gentar. Ia tetap memperlihatkan rasa semangatnya demi membahagiakan suami dan mertua.Setelah melakukan langkah awal induksi, stimulasi, Sabrina dan Jaka juga melalukan beberapa langkah. Butuh waktu untuk melanjutkan pada langkah berikutnya. Mulai dari proses pengambilan telur, inseminasi dan masih ada beberapa proses yang harus dilewati oleh pasangan suami istri itu.***Setelah hampir enam hari Jaka dan Sabrina telah berhasil melewati langkah-langkah program bayi tabung sampai selesai.Keduanya baru saja tiba dari rumah sakit. Belum sempat duduk, Jeni tampak menghampiri."Bagaimana prosesnya? Lancar kan?" tanya Jeni. Wanita paruh baya itu nampak antusias. Setelah mendapat kabar kalau rata-rata program bayi tabung memang selalu berhasil. Jeni menaruh harapan besar akan hal itu."Alhamdulillah lancar, M
last updateLast Updated : 2023-12-16
Read more

Bab 153 Ingin Marah Tapi Tak Bisa

Malam itu Sabrina berusaha terlelap dalam tidur. Ia sadar, tubuhnya sedang dalam proses pengembangan embrio, tak boleh kelelahan dan tak boleh begadang. Ia juga lebih sadar lagi tatkala memastikan raut wajah suaminya yang nampak lelah.Sabrina terlelap dalam dekapan suaminya dan satu selimut yang sama.'Tenang, Sabi. Jangan gegabah. Harus tetap percaya pada suamimu.' Alam bawah sadar Sabrina berusaha menyadarkan diri.Hingga tak terasa suara adzan subuh berkumandang. Sabrina bangkit dari tempat tidur. Ia akan segera mendirikan sembahyang subuh dua rakaat.Sepenggal doa yang tak pernah terlewatkan, Sabrina hanya ingin membahagiakan orang-orang yang ia sayangi."Sayang, bangun. Solat subuh dulu." Sabrina membelai pipi suaminya dengan lembut. Kesejukan raut wajah Sabrina membuat Jaka segera membuka kelopak matanya."Kamu sudah solat?" Jaka membelas belaian istrinya.Sabrina mengangguk. Ia mengukir senyum pada suaminya. Pemandangan yang selalu membuat perasaan Jaka bahagia tatkala melihat
last updateLast Updated : 2023-12-16
Read more

Bab 154 Berbesar Hati

Sabrina nampak melepaskan pelukan Jaka. Wanita itu kesulitan untuk mengukir senyum. Ia terlihat bersedih namun tak bisa mengeluarkan air mata."Yang, kamu mau 'kan memaafkan kesalahan masa laluku?" Jaka yang masih mengenggam tangan istrinya segera bertanya. Tatapannya memelas mengharap maaf dari Sabrina."Setiap orang pasti memiliki masa lalu masing-masing. Izinkan aku menenangkan diri, Mas. Aku hanya butuh waktu sendiri," kata Sabrina."Ya. Aku paham. Aku akan berikan waktu sendiri untuk kamu ya. Tapi harus ingat, kamu jangan terlalu banyak pikiran. Jangan sampai mengganggu program bayi tabung yang tengah kita jalani saat ini. Aku harap, kamu tetap percaya bahwa aku hanya mencintai kamu tak ada yang lain." Dikecupnya kening Sabrina dengan lembut. Jaka memperlihatkan bahwa rasa sayangnya teramat besar pada Sabrina."Aku ke kantor ya. Jaga diri. Jaga kesehatan. Jangan cape-cape. Banyak istirahat dan jangan banyak pikiran," pamit Jaka.Sabrina hanya menganggukan kepala. Ia tak banyak bi
last updateLast Updated : 2023-12-17
Read more

Bab 155 Hamil

Saat ini Sabrina telah legowo menerima kesalahan Jaka. Ia sadar, dirinya pun bukan manusia sempurna. Dengan lapang dada, Sabrina berusaha mengubur kekecewaan yang sempat singgah. Ia dan Jaka sudah membuka lembaran baru, melupakan masa lalu.Saat ini Sabrina dan Jaka telah saling memaafkan satu sama lain. Di salah satu restaurant bintang lima, Jaka nampak duduk bersama Sabrina. Mereka tak hanya berdua, di sana sudah turut serta Jeni, Sesil dan Aksa. Malam itu pukul 19.00 semuanyan terlihat makan malam bersama guna merayakan enam bulan pernikahan Sabrina dan Jaka."Langgeng selalu ya, Mba Sabi, Mas Jaka. Sampai kakek nenek pokonya," ucap Sesil mendoakan.Semuanya serentak mengamini. Tampak bahagia, namun di tengah-tengah berbincang seorang wanita sosialita nampak menyapa Jeni dengan ramah."Hai, Jeni!""Oh hai!"Wanita paruh baya sosialita itu bercengekrama dengan Jeni, serta menyapa orang-orang di dekat Jeni dengan ramah."Jeni, kamu sedang makan malam di sini juga?" Wanita itu bertany
last updateLast Updated : 2023-12-17
Read more

Bab 156 Ada Darah di Spray Biru

Semenjak saat itu seketika dunia Sabrina terasa lebih berwarna. Setiap hari ia selalu mengusap perut yang masih saja rata."Yang, ini perut kapan buncitnya ya?" Di dalam kamar, Sabrina bertanya pada suaminya. Ia masih mengusap perutnya sendiri.Sementara Jaka baru saja keluar dari kamar mandi."Usia kehamilan kamu kan masih muda, Sayang. Baru juga beberapa minggu," balas Jaka seraya mengeringkan rambut dengan handuk."Aku sudah gak sabar deh ingin segera buncit ini perit." Sabrina nampak antusias."Ya seiring berjalannya usia kehamilan, nanti juga akan buncit sendiri." Jaka nampak duduk di dekat istrinya di atas ranjang. Ia turut mengusap perut Sabrina yang masih rata. Tak lama, Jaka mendekatkan bibir dan mengecup perut istrinya penuh kasih sayang.Pasangan suami istri itu terlihat sangat bahagia. Usahanya melakukan program bayi tabung tak sia-sia."Yang, aku boleh gak pergi ke toko. Aku kangen sama Aksa dan Sesil," ucap Sabrina."Kapan?" Jaka menghentikan kecupannya dari perut Sabri
last updateLast Updated : 2023-12-18
Read more

Bab 157 Kaguguran

Kendaraan roda empat berwarna hitam nampak melaju dengan kencang menuju rumah sakit. Jaka yang mengemudikan mobilnya nampak semakin cemas tatkala melihat Sabrina terus saja meringgis kesakitan."Sabar ya, Sayang. Sebentar lagi kita akan segera sampai." Tatapan Jaka tetap fokus ke jalan raya. Ia tak boleh lengah.Sabrina tak menjawab apa-apa. Ia tengah menahan rasa sakit pada perut bagian bawah. Rasanya panas dan mules. Entah apa yang terjadi dengan perutnya. Ia berharap, janin yang tengah hidup di dalam perutnya tetap dalam keadaan sehat.Sesampainya di rumah sakit, Jaka segera membopong tubuh Sabrina ke ruang IGD. Ia segera meminta pertolongan pada petugas medis yang berjaga pada waktu yang sebentar lagi akan segera subuh."Sus, tolong istri saya. Perutnya kesakitan. Ada pendarahan pula," lapor Jaka."Baik, Pak. Mohon tunggu sebentar kami akan segera memeriksanya," kata petugas medis berseragam serba putih di depannya.Namun, sepertinya rasa sakit pada perut Sabrina ini berbeda dari
last updateLast Updated : 2023-12-18
Read more

Bab 158 Serba Salah

Sabrina masih saja berpacu dalam kesedihan. Air matanya tak bisa dibendung walau Jaka terus menghapusnya."Sayang, aku tahu terpukulnya kamu saat ini. Tapi aku yakin, kesedihan ini tak akan berlangsung lama. Kamu harus kuat. Kita sudah berjanji akan menghadapi ujian ini bersama-sama," tutur Jaka. Tangannya masih menggenggam tangan Sabrina."Aku akan membuat Mama kecewa. Lagi-lagi aku akan membuat Mama bersedih," lirih Sabrina."Sayang, jangan katakan apa pun pada Mama ya. Kita akan menunggu waktu yang tepat, namun tidak hari ini," pinta Jaka.Seketika dahi Sabrina mengkerut. "Kenapa?" Suara seraknya bertanya."Aku rasa kamu belum siap membahas ini sekarang. Sebentar lagi Mama akan segera tiba. Tolong jangan katakan apa pun pada Mama. Kita akan menunggu waktu yang pas nanti," terang Jaka.Sabrina mematung dalam beberapa saat. Ia merasa kalau apa yang Jaka sarankan ada benarnya. Isi hati Sabrina tengah terguncang, ia belum siap membahas kekecewaan ini pada mertuanya."Yang, aku hanya me
last updateLast Updated : 2023-12-19
Read more

Bab 159 Permintaan Sabrina

"Mas!" Sabrina mengeraskan nada suaranya saat memanggil Jaka."Ya," sahut Jaka. Sabrina meminta Jaka mendekat dengan isyarat telapak tangan."Ada apa?" tanya Jaka setelah mendekat kaca mobil yang di dalamnya ada Sabrina."Ajak Raisa, Mas. Aku mohon. Katakan padanya kalau aku ingin bicara penting dengannya," pinta Sabrina memohon."Untuk apa, Sayang? Tolong jangan aneh-aneh." Dahi Jaka mengkerut."Please, Mas! Aku mohon. Aku ingin bicara serius dengan Raisa." Sabrina menautkan kedua telapak tangannya.Lagi-lagi Jaka tak bisa membantah. Dengan berat hati ia menyampaikan permintaan Sabrina pada Raisa.Awalnya Raisa menolak, namun berhubung permintaan Sabrina yang tengah sakit, akhirnya Raisa mengiyakan.Mantan wanita penghibur itu terlebih dahulu menitipkan sepeda gowesnya pada teman sesama pedagang kopi keliling. Ia kemudian masuk ke mobil Jaka dan duduk di kursi belakang."Maaf, Mba Sabi. Ada apa ya?" Raisa segera bertanya pada Sabrina yang duduk di depannya."Saya ingin bicara serius
last updateLast Updated : 2023-12-19
Read more

Bab 160 Pilihan Yang Berat

Jaka terlihat menekan kepalanya dengan kedua tangan. Ia tak pernah membayangkan kalau permintaan Sabrina pada Raisa akan separah ini."Aku tidak akan menikah lagi dengan siapa pun, Sabi. Aku hanya mencintai kamu," tekan Jaka."Aku sangat tahu itu, Mas. Aku sangat percaya dengan cintamu. Aku juga tidak menginginkan ini." Sabrina menurunkan tatapan. Ia merasa sudah kehabisan akal sehat. Ia tak bisa lagi berpikir secara jernih.Tatapan Sabrina kembali beralih pada Raisa yang masih mematung."Raisa, maukah kamu menolongku? Menikah siri dengan Mas Jaka untuk mendapatkan anak," pinta Sabrina lagi. Wajah memelasnya sudah bergelimang air mata. Permintaan itu cukup berat bagi mereka bertiga."Saya tidak mau, Mba," tolak Raisa cepat."Saya ingin hidup damai. Saya sudah lama berhenti menjajakan tubuh pada pria kesepian. Saya ingin bertaubat. Sudah cukup dosa besar yang saya lakukan di masa lalu," lanjutnya."Ini bukan berzina, Raisa. Saya hanya ingin kehadiran anak. Benih itu akan dititipkan sec
last updateLast Updated : 2023-12-20
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
22
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status