All Chapters of Membalas Perselingkuhan Suami ASN: Chapter 131 - Chapter 140

219 Chapters

Bab 131 Ah Ketahuan

Sabrina ingin melanjutkan obrolannya, namun sayangnya petugas medis memanggil nama Aksa Adhitama untuk masuk ke ruang pemeriksaan."Hm, saya tinggal dulu ya, Mba," pamit Sabrina seraya beranjak dari tempat duduk.Sabrina langsung memapah Aksa masuk ke ruangan pemeriksaan.Hasil dari pemeriksaan Dokter, demam tinggi yang dialami Aksa adalah dari HB dan trombosit yang menurun. Dokter menyarankan agar diperhatikan pola makan Aksa dan memakan makanan atau minuman yang dapat meningkatkan HB dalam tubuh Aksa.Setelah diperiksa dan obat telah selesai ditebus, Sabrina membawa Aksa kembali ke mobil. Ia tak melihat lagi wajah wanita tadi—Raisa. 'Wanita tadi pergi kemana ya?'Sabrina mengedarkan pandangan ke sekeliling area. Ia sama sekali tak melihat wanita yang lupa dengan namanya."Bu Sabi, nyari siapa?" tanya Aksa dengan bibir yang nampak bergetar."Enggak nyari siapa-siapa sih. Kita pulang sekarang ya."Sabrina segera melajukan kendaraan roda empatnya. Ia memikirkan Aksa yang butuh istirah
last updateLast Updated : 2023-12-05
Read more

Bab 132 Bicara Jujur

Wajah Jaka seketika pucat. Tak ada yang lain yang dikhawatirkan selain takut Sabrina salah paham."Yang, kok kamu balik nanya. Kamu lagi ngapain di sini?" tanya Sabrina lagi. "Aku sudah beberapa kali telepon kamu tak gak ada jawaban. Baru kamu jawab barusan. Tadinya aku mau ngasih kabar, demam Aksa malah semakin tinggi. Aku gak mikirin apa-apa lagi, segera kubawa Aksa ke rumah sakit. Masih di ruang IGD. Aku baru kembali mengurus kamar," sambungnya dengan menerangkan."Aksa dirawat?" Seperti ada pengalihan topik. Tanpa terlebih dahulu menjawab pertanyaan kekasihnya, Jaka segera mencari Aksa yang masih berada di IGD."Dimana Aksa, Sayang?" tanyanya pada Sabrina."Sini." Sabrina menarik tangan Jaka. Mereka masuk ke ruangan Aksa. Anak laki-laki itu terlihat lemas. Demamnya kembali tinggi. Sakitnya seperti tak biasa, dan berhubungan dengan mimpi yang diceritakan pada Sabrina."Aksa, cepet sembuh ya. Aksa anak kuat," ucap Jaka. Ia mengusap kening Aksa yang terasa panas pada telapak tangan.
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more

Bab 133 Suara Tangisan

"Sabi!" Jaka tercengang. "Untuk apa menemui wanita itu?" imbuhnya segera bertanya."Mungkin Raisa hanya ingin mengucapkan terima kasih, Yang. Temui saja. Biar aku yang temani," saran Sabrina.Jaka terpaksa mengangguk. Ia menuruti saran Sabirna. Setelah suhu tubuh Aksa mulai menurun, keadaannya terlihat membaik dari sebelumnya. Sabrina meminta izin pada Aksa untuk keluar sebentar. Anak laki-laki itu tampak mengerti. Aksa mengangguk paham dan mengizinkan Sabrina keluar.Langkah Jaka terlihat berat. Saat ini ia bersama Sabrina akan ke ruangan Raisa. Dalam hatinya, Jaka merasa resah. Khawatir Raisa berbicara yang macam-macam."Yang, sebaiknya gak usah deh." Jaka menghentikan langkahnya."Gak apa-apa, Yang. Semua akan baik-baik saja. Lagi pula Raisa kan hanya wanita biasa sama seperti aku," ucap Sabrina. Ia meraih tangan Jaka guna meyakinkan."Bagaimana kalau Raisa bicara yang aneh-aneh," tukas Jaka."Abaikan saja. Aku tidak mengenalnya kan. Yang aku kenal kan kamu. Aku lebih percaya sam
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more

Bab 134 Bermalam Di Rumah Sakit

Sabrina berbelok arah dari tujuan awal. Niatnya yang hendak membeli air minum harus tertunda karena penasaran dengan suara tangisan dari dalam ruangan Raisa.Perlahan Sabrina membuka pintu ruangan Raisa. Ia melihat Raisa tengah menangis terseguk-seguk sambil menutupi wajah."Raisa!" Sabrina mendekat. Raisa terkejut dan langsung menghapus pipinya yang basah oleh air mata."Sabrina! Kamu Sabrina 'kan?" Raisa memastikan. "Untuk apa kamu datang lagi ke sini?" imbuhnya dengan bertanya."Maaf jika saya lancang masuk ke ruangan kamu. Saya tak sengaja mendengar suara tangisan kamu. Khawatir terjadi sesuatu, akhirnya saya masuk ke sini untuk memastikan," jawab Sabrina yang langsung menjelaskan.Seketika Raisa terdiam. Ia mengakhiri tangisan, menurunkan tatapan."Kenapa kamu menangis?" Sabrina bertanya lagi. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan Raisa. Tak ada satu pun yang menemani."Dimana keluarga kamu? Apa kamu hanya sendirian?" lanjutnya bertanya lagi."Ya, saya hanya sendirian.
last updateLast Updated : 2023-12-07
Read more

Bab 135 Wanita Mandul

Mamanya Jaka masih berdiri di balik gerbang yang tinggi. Sscurity memang belum sempat membuka gerbang."Tante, saya datang baik-baik. Saya hanya ingin bicara sama Tante dan Jaka. Saya mohon beri saya waktu untuk minta maaf." Raisa menautkan kedua tangannya seraya menampilkan wajah memelas di hadapan Jeni."Saya mohon, Tante. Izinkan saya berbicara sebentar saja. Saya hanya ingin minta maaf saja," imbuhnya. Raisa masih berusaha memohon.Hingga akhirnya Jeni terenyuh dan memperbolehkan Raisa masuk dan duduk di sofa yang ada di ruang tamu."Saya akan panggilkan Jaka. Kamu tunggu sebentar," kaya Jeni pada Raisa.Wanita paruh baya itu segera melangkah menuju kamar Jaka. Jeni mengetuk pintu kamar Jaka."Jak!" panggil Jeni.Pintu kamar yang terbuat dari kayu berwarna coklat itu dibuka Jaka dari dalam."Iya, Ma. Aku baru selesai mandi. Sebentar lagi ngusul ke ruang makan," sahut Jaka setelah ia membuka pintu. Ke dua tangannya nampak mengerisngkan rambut dengan handuk."Di depan ada tamu, Jak,
last updateLast Updated : 2023-12-07
Read more

Bab 136 Kecewa

Percakapan pada arisan itu membuat Jeni kepikiran. Ia ingin bicara pada Jaka tentang hal yang baru saja ia ketahui.Pada suatu kesempatan, Jeni sengaja menyempatkan waktu menghampiri Jaka ke kantor siang ini. Kesibukan Jaka yang tengah mempersiapkan pernikahan membuat Jeni tak memiliki kesempatan untuk berbicara serius di rumah.Dengan mengendarai kendaraan roda empat miliknya, wanita paruh baya itu masih terlihat paiwai mengemudikan mobil.Sesampainya di kantor Jaka. Jeni keluar dari mobil. Ia sangat yakin kalau anaknya masih berada di ruangan kantornya.Langkah Jeni tak terlalu cepat. Namun ia berhasil sampai di lantai tiga ruangan Jaka. Setelah terlebih dahulu mengetuk pintu, Jeni memutar handle pintu kemudian ia masuk tanpa menunggu perintah. Jeni masuk tanpa kembali menutup pintu."Mama!" Jaka terkejut. Ia sampai menghentikan pekerjaannya di depan leptop."Kamu masih ada pekerjaan?" tanya Jeni. Ia langsung duduk di sofa yang berada di ruangan Jaka."Hampir selesai kok, Ma." Jaka
last updateLast Updated : 2023-12-08
Read more

Bab 137 Dilema

Sabrina sudah duduk di kursi yang berseberangan dengan Jeni. Ia yang awalnya terlihat tenang mulai merasakan aura tak nyaman pada calon mertuanya."Ada apa, Tante? Bicara saja," ucap Sabrina kembali mempersilahkan setelah Jeni mematung dalam beberapa detik.Wanita paruh baya itu mulai membuka mulut dan hendak mengutarakan maksudnya. "Apa benar kamu ini man—""Selamat siang!"Suara bariton Jaka mengejutkan dua wanita yang tengah berbicara serius di ruangan privat Sabrina's Cake. Tak hanya itu, Jaka yang langsung masuk membuat Jeni tak bisa meneruskan kalimatnya yang menggantung."Hay kok pada bengong begitu sih," lanjut Jaka yang sudah duduk di dekat Sabrina."Kamu ngagetin, Yang." Sabrina membalas. Sementara Jaka mengulum senyum tanpa merasa bersalah telah memotong perbincangan antara Jeni dan Sabrina.Setelah mamanya keluar dari kantor, Jaka memang tak tinggal diam. Dia segera membuntuti mobil Jeni. Dugaanya benar, Jeni pergi ke Sabrina's Cake dan kembali membahas tentang masalah yan
last updateLast Updated : 2023-12-08
Read more

Bab 138 Menikah

Di kamarnya, Jeni tampak resah dan dilema. Satu sisi ia merasa yakin kalau Sabrina adalah calon menantu yang baik. Namun di sisi lain ia khawatir kalau Sabrina tak mampu memberi cucu sebagai mana berita yang beredar kuat."Ma, tolong jangan berpikir seperti itu lagi. Kita sudah bicarakan tentang ini sebelumnya. Anak adalah titipan Tuhan, apa Mama lupa kalau itu sebuah takdir?" Jaka kembali menyadarkan mamanya. Ia terduduk lesu di atas ranjang. Ibu dan anak terlihat sama-sama sendu."Maaf, Jak. Mama mengerti itu." Jeni menarik napas cukup dalam guna memperbaiki perasaannya."Pernikahan aku tinggal beberapa hari lagi, Ma. Sabrina adalah wanita impianku. Dia bukanlah wanita mandul. Lupakan tentang gosip murahan itu. Mereka bukan Tuhan yang bisa memvonis takdir manusia," lanjut Jaka yang kembali menegaskan.Jeni akhirnya diam. Ia menelan rasa kecewanya di hadapan Jaka. Bukan takut, ia hanya berusaha menghargai kebahagiaan anak tunggalnya."Ma, tolong jangan berubah. Bersikaplah sebagaiman
last updateLast Updated : 2023-12-09
Read more

Bab 139 Malam Pertama Yang Mendebarkan

Tertegun Jaka memandang wajah Sabrina. Dikecupnya kening wanita yang kini telah sah menjadi istrinya.Kecupan yang mendarat di kening Sabrina itu adalah kecupan yang pertama kalinya.Kali ini semua mata tertuju pada pasangan pengantin yang tengah berbahagia. Acara adat sunda pun digelar. Sabrina dan Jaka nampak bahagia bahkan Sabrina sempat meneteskan air mata haru. Ia masih merasa kalau semua ini hanya mimpi. Namun berkali-kali pula ia tersadar, kebahagiaan yang tengah dirasakannya sungguh nyata setelah hampir satu tahun menjanda.Usai akad nikah, malam harinya Sabrina dan Jaka melanjutkan acara resepsi pernikahan. Kali ini gedung pernikahan nampak dipenuhi oleh ribuan tamu undangan. Semuanya turut dalam kebahagiaan yang dirasakan pasangan pengantin baru. "Mba, aku akan pulang bersama Aksa ya," pamit Sesil di akhir acara. Benda bundar yang melilit pergelangan tangannya sudah menunjukan pukul sebelas malam."Kenapa harus pulang. Ikut ke hotel saja. Jaka sudah booking kamar buat kita,
last updateLast Updated : 2023-12-09
Read more

Bab 140 Nempel Terus

Pipi Sabrina benar-benar terlihat merah merona karena tersipu malu. Ia segera beranjak dari atas ranjang menuju kamar mandi.Melihat tingkah istrinya yang malu-malu membuat Jaka mengulum senyum sambil menggelengkan kepala."Sabi, kamu lucu sekali. Kamu yang telah membuat aku lelah semalam, tapi masih saja terlihat malu." Jaka berbicara sendirian di atas ranjang.Pria itu bangkit lalu mengetuk pintu kamar mandi. "Yang, buka pintunya," pintanya."Aku mau mandi, Yang. Tunggu sebentar," sahut Sabrina dari dalam kamar mandi."Mandi bareng," pinta Jaka dari luar kamar mandi."Enggak ah. Malu," tolak Sabrina yang masih tak mau membuka pintu kamar mandi."Buka ih cepetan. Cuma mandi bareng doang kok." Jaka merengek.Hingga akhirnya pintu kamar mandi terlihat sedikit dibuka oleh Sabrina. "Apaan sih? Baru juga selesai gosok gigi udah digangguin," protesnya."Mandi bareng," pinta Jaka masih merengek.Lagi-lagi Sabrina dibuat menggelengkan kepala oleh tingkah Jaka yang kali ini bagaikan anak keci
last updateLast Updated : 2023-12-10
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
22
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status