Semua Bab Membalas Perselingkuhan Suami ASN: Bab 111 - Bab 120

219 Bab

Bab 111 Sebuah Kata Cinta

Air mata Sabrina seketika menganak sungai di pipi. Wanita berlesung pipi itu terlihat melangkah dengan perlahan mendekat keatas ranjang yang diatasnya tengah tertidur seseorang yang dianggapnya Jaka. Seseorang itu seluruh tubuhnya tertutup kain selimut yang tebal.Pandangan Sabrina sedikir memudar oleh genangan air mata. Tangannya bergetar. Ia mencoba menyentuhnya tapi terasa berat.Di ruangan kamar itu terlihat hanya Sabrina seorang yang menangisi kepergian Jaka. Sementara Sesil dan Jeni hanya diam sambil menundukan kepala. Tak ada tangisan dari dua wanita itu sebagai mana tangisan Sabrina saat ini."Mengapa Jaka harus pergi. Urusannya belum selesai," lirih Sabrina. Ia meremas selembar kertas yang sudah ia baca tadi. Kemudian ia duduk di samping jenazah. Tangisannya tak bisa dihentikan sampai dadanya terdengar sesegukan."Aku tidak bisa kehilangan kamu, Jak. Kamu belum mengetahui perasaanku yang sebenarnya. Aku mencintaimu, Jak. Jangan tinggalkan aku. Aku mencintai kamu," sambung Sab
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-22
Baca selengkapnya

112 Melenyaplan Nyawa

Sabrina dan Jaka terkesiap. Pandangan mereka tak beralih ke arah mana pun. Keduanya fokus melihat layar televisi yang tengah menginformasikan berita saat ini.Layar televisi menampilkan seorang pria tersangka berinisial HA terlihat dibekuk polisi. Wajah pria itu tentu dikenal oleh Sabrina dan Jaka. Pria itu adalah Hasbi Adhitama yang wajahnya terlihat memar akibat pukulan warga terdekat yang menangkapnya. Sebelumnya Hasbi sempat melarikan diri, namun hanya dengan waktu dua jam saja polisi berhasil menemukan persembunyiannya.Pria itu tertunduk miris masuk ke dalam mobil tahanan dan dibawa oleh pihak yang berwajib ke kantor polisi.Bagai pertir yang menyambar di siang bolong, berita itu vital seindonesia detik itu juga. Seorang pria mantan ASN membunuh ayah dan istrinya karena ketahuan selingkuh.Sabrina nampak mematung tanpa bisa berkata-kata. Ia sangat terkejut dan tidak pernah menyangka."Sabi, bagaimana mungkin mantan suami kamu jadi kriminal." Jaka yang tak kalah terkejutnya pun t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-23
Baca selengkapnya

Bab 113 Anak Mantan Suami

Dihiraukannya omongan-omongan yang tidak berpaedah itu. Sabrina tetap masuk ke dalam mobil. Aksa sudah tidur pulas. Jaka telah membaringan anak itu di kursi belakang.Sabrina dan Jaka telah duduk berdampingan di kursi depan. Hingga kendaraan roda empat itu melaju dengan kecepatan sedang. Jaka akan mengantarkan Sabrina ke rumahnya.Sesekali Sabrina menengok Aksa di kursi belakang. Terlihat jelas kelopak mata anak itu tampak sebab walau sudah tertidur. Sabrina kembali meneteskan air mata tatkala mengingat kembali nasib Aksa, tak ada yang mau menerima anak itu."Sabi, kamu masih bersedih?" Jaka melirik Sabrina. Kedua tangannya di atas setir mobil dan pandangan tetap fokus ke jalan raya yang mulai sepi dari lalu lalang kendaraan.Sabrina kemudian meluruskan kembali pandangannya. Mengusap tetesan bulir bening yang lagi-lagi jatuh di pipinya."Aku hanya masih belum percaya dengan situasi saat ini. Mas Hasbi sekejam itu. Aksa adalah berliannya yang menjadi alasan meninggalkanku. Tapi kini be
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-23
Baca selengkapnya

Bab 114 Pergi Ke Kantor Polisi

Pagi ini Sabrina dan Sesil akan mengantarkan Aksa ke makam mamanya. Terlebih dahulu Sabrina mencari informasi lokasi keberadaan makan Miranda pada RT di area perumahan Adhitama. Setelah mendapatkan informasi, Sabrina bergegas melajukan kendaraan roda empatnya ke pemakaman yang masih merah.Mereka bertiga, Aksa, Sabrina dan Sesil sudah sampai lokasi dan tampak berjalan mendekati makan bertuliskan nisan Miranda binti Azhari. Makam itu masih terlihat merah dan basah. Bibir Aksa seketika tertarik ke bawah. Terlihat jelas kalau anak itu tengah menahan sendu. Pasang maniknya turut berkaca-kaca. Kemudian menekuk lutut di atas pusara mamanya."Mama, maafin Aksa ya. Aksa datang diantar Bu Sabi. Mama jangan marah ya. Kata Bu Sabi, Mama sudah mengijinkan Aksa dekat dengan Bu Sabi."Aksa terlihat menjeda kalimatnya guna mengatur napas. Tak lama, ia lanjutkan kembali."Mama pasti kedinginan di bawah sana. Aksa ingin peluk Mama, tapi gak bisa." Akhirnya air mata anak itu merembes lagi.Sabrina seg
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-24
Baca selengkapnya

Bab 115 Jangan Menangis Anak Hebat

Serentak semua orang yang berada di ruang kunjungan membeliak terkejut dengan kedatangan wanita paruh baya yang meneriaki Hasbi seorang pembunuh.Wanita itu adalah mamanya almarhum Miranda. Dia datang langsung berteriak kencang marah-marah, menunjuk-nunjuk wajah Hasbi, mengamuk mendekati Hasbi kemudian memukul-mukul punggung Hasbi."Omah, jangan pukul Papa," sentak Aksa tak terima tatkala papanya dipukuli omahnya."Papa kamu pantas menerimanya. Pembunuh kejam!" Mamanya Miranda masih mengeluarkan kemurkaannya. Kepalan tangannya tak berhenti memukuli hingga akhirnya petugas yang berjaga, memaksa wanita paruh baya itu keluar dari ruang kunjungan."Lepas!" Mamanya Miranda memberontak. Namun petugas tetap menyeret mamanya Miranda keluar karena sudah mengganggu ketenangan orang lain.Selepas mamanya Miranda keluar dari ruang kunjungan, Aksa kembali menatap wajah papanya. Bola matanya terlihat berkaca-kaca. "Papa, mengapa Omah bilang pembunuh? Siapa yang Papa bunuh?" raut wajah Aksa nampak k
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-24
Baca selengkapnya

Bab 116 Maukah Kamu Menikah Denganku?

"Papa, dadah!" Aksa masih saja berteriak. Kedua tangannya menggenggam besi yang berdiri tegap menghalanginya. Padahal Hasbi telah berlalu tak terlihat lagi."Aksa, mungkin papanya mau istirahat dulu. Sekarang kita pulang ya," ajak Sabrina dengan lembut. Lagi-lagi ia hanya bisa mengusap rambut tebal anak di dekatnya. Berusaha menenangkannya.Anak laki-laki itu terlihat seperti terpaksa menyudahi tangisannya. Perlahan genggaman yang kuat pada sel jeruji besi mulai dilepaskannya. Ia mengikuti langkah Sabrina dan Jaka yang menggandeng tangannya.'Papa pasti kedinginan. Wajah Papa juga banyak luka-lukanya. Di dalam penjara pasti banyak orang jahat. Kasihan Papa.' Dalam hatinya Aksa terus bergumam sendu. Hingga akhirnya harus menyudahi kunjungan. Mereka bertiga sudah kembali masuk mobil Jaka. Kendaraan roda empat itu melaju meninggalkan kantor polisi."Aksa jangan sedih lagi ya." Sabrina memutar kepalanya menoleh ke kursi belakang tempat Aksa duduk.Aksa mengangguk berat. "Bu Guru, apakah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-25
Baca selengkapnya

Bab 117 Lamaran Diterima

Sabrina tercengang. Ia tak bisa mengungkapkan apa-apa bahkan untuk sekedar mengucapkan satu kata saja. Ia menelan saliva terlejut. Menurunkan tatapan. Bersamaan dengan itu jantungnya kembali berdegup lebih kencang."Sabi, maukah kamu menikah denganku?" Jaka mengulangi pertanyaannya sekali lagi.Sabrina terlihat berat untuk menjawab. "A-aku, aku—" Ia terdengar menggantungkan kalimatnya.Jaka masih menunggu jawaban. Tatapannya tak beralih ke arah mana pun. Hanya fokus pada Sabrina."Sabi, lanjutkan jawaban kamu." Jaka mengusap punggung tangan Sabrina dengan lembut. Usapan lembut itu bahkan membuat Sabrina kian merasa gugup. Wanita itu tak bisa menghindari ketegangan dalam dadanya."Aku sudah tahu perasaan kamu. Kamu pun sudah tahu perasaan aku. Bahkan hambatan yang selama ini terasa berat, sudah merestui hubungan kita. Sesil sudah merestui kita. Apa lagi yang harus kita tunggu?" tutur Jaka lagi. Kedua tangannya masih menggenggam tangan Sabrina. Mengusapnya dengan lembut. Bahkan detik i
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-25
Baca selengkapnya

Bab 118 Bahagia Usai Dilamar

Sabrina mengulum senyum, tersipu malu padahal Jaka bukanlah pria yang baru dikenal.Wanita berbulu mata lentik itu tak membalas ucapan Jaka, selain hanya senyuman. Ia segera keluar dari mobil setelah berbalas senyuman dengan Jaka. Sabrina juga segera melambaikan tangan tatkala kendaraan Jaka mulai meninggalkan pekarangan rumahnya.Setelah Jaka pergi, senyuman manis itu masih saja terukir jelas di bibir Sabrina. Sampai masuk ke dalam rumah, Sabrina masih berdiri di balik pintu dengan senyuman yang kian merekah."Hayo! Senyum-senyum sendiri."Suara Sesil dan Aksa mengejutkan Sabrina yang langsung terperanjat."Ya ampun kalian apa-apaan sih. Bikin kaget saja." Sabrina tampak mengusap dada. "Habisnya, aku pikir siapa yang datang. Pas dilihat, eh ternyata ada yang lagi senyum-senyum sendiri. Bahagia banget kayanya." Sesil menaik-naikan kedua alisnya secara bersamaan. Nampaknya ia tengah menggoda kakaknya yang tengah jatuh cinta."Kayaknya ada yang sedang jatuh cinta nih," lanjut Sesil mas
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-26
Baca selengkapnya

Bab 119 Ancaman Di Tengah Kebersamaan

Jaka memilih diam dalam perjalanan menuju rumahnya. Ia tak mau membahas mengenai alasannya mengganti nomor handphone. Kemarin di ruangan kantornya, Jaka sempat didatangi Raisa—wanita penghibur yang pernah tidur bersamanya di hotel tempo lalu.Jaka sudah mengusir wanita itu dari ruangannya. wanita itu tengah hamil dan anehnya malah meminta tanggung jawab pada Jaka. Sebagai pria yang merasa waras, Jaka tak sudi menikahi wanita yang tak ia inginkan, terlebih Raisa adalah wanita penghibur yang setiap malamnya selalu dijamah pria-pria hidung belang sebagai langganannya.Usaha Raisa yang meminta pertanggung jawaban Jaka tak berhenti sampai di situ. Setelah pengusiran dari kantor, wania penghibur itu terus saja menelepon Jaka melalui ponsel pribasi. Raisa juga mengirimi banyak pesan berbau ancaman. Raisa mengancam, kalau Jaka tak mau memenuhi permintaannya, maka video mesum yang wanita itu simpan akan disebar luaskan kepada keluarga Jaka.Jaka tak bergeming, ia memerintahkan sesorang yang pi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-27
Baca selengkapnya

Bab 120 Papa!

Sabrina melayangkan tatapan nanarnya pada Jaka. Terlihat curiga pada pria yang sudah jadi kekasihnya itu."Aku gak suka dengan cara wanita tadi, Sabi. Dia memaksa seperti memeras. Padahal sudah aku kasih uang ganti ruginya kok." Jaka tetap berusaha mengelak. Ia kemudian meraih sebelah tangan Sabrina."Masuk lagi yu. Kita lanjutkan makan siang," ajaknya seraya mengukir senyum.Sabrina mengiyakan. Ia mengangguk dan segera kembali ke dalam rumah.Tanggal lamaran secara resmi sudah ditetapkan. Satu bulan lagi Jaka akan datang ke rumah Sabrina membawa keluarganya untuk bertemu dengan keluarga besar Sabrina.Wanita berbulu mata lentik itu menyetujui niat Jaka dan keluarga. Satu bulan lagi adalah waktu yang tidak terlalu cepat karena Sabrina dan Jaka akan segera launching toko Sabrina's Cake yang berlokasi di Bogor.Pada saat makan siang, Sabrina juga merasa bahagia atas sambutan keluarga Jaka yang ramah dan terlihat menyukai Sabrina.***Di dalam tahanan sel jeruji besi, Hasbi nampak berjal
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
22
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status