All Chapters of Membalas Perselingkuhan Suami ASN: Chapter 121 - Chapter 130

219 Chapters

Bab 121 Siapa Wanita Itu?

Di ruangan kunjungan suara Aksa menggelegar dalam tangisan. Semua mata tertuju pada Aksa siang itu. Merintih sendu melihat papanya kembali dibawa petugas ke dalam sel, membuat Aksa lagi-lagi dirundung duka.Namun itu tak berlangsung lama. Petugas yang berjaga kembali mengantarkan Aksa pada Sesil walau sedikit memaksa."Aksa kenapa memangis?" Sesil terkejut tatkala melihat Aksa menangis sesegukan. Dia memang sengaja menunggu di luar karena malas melihat wajah Hasbi."Aksa mau nemenin Papa, Kak Sesil. Tapi Papa dibawa pergi, Aksa gak dibolehin masuk," jawab Aksa sambil sesegukan."Ya sudah kita pulang sekarang ya. Kita akan bicara di dalam mobil saja." Sesil segera meraih Aksa. Ia membawa anak itu masuk ke dalam mobil. Memasang safety belt kemudian pergi dari area kantor polisi guna menghindari kegaduhan."Kak Sesil, Aksa ingin menemani Papa. Kasian Papa," celetuk Aksa setelah dalam perjalanan. Suara isak tangis masih terdengar dari tenggorokannya."Tidak bisa, Aksa. Papa Aksa tetap har
last updateLast Updated : 2023-11-29
Read more

Bab 122 Resah Melanda

Bola mata Jaka seketika membulat tatkala melihat poto Raisa pada ponsel Sesil. Ia terkejut. Rasa cemas seketika menyeruak di dalam dada."Maksudnya apa? Wanita yang mana yang kamu maksud?" Jaka mengelak dan pura-pura tak paham."Mas lihat baik-baik dua wanita di belakangku. Mereka mengenalmu, Mas. Siapa mereka?" tanya Sesil lagi dengan tegas. Ia sengaja langsung menebak agar Jaka tak mengelak."Ya kalau mereka mengenalku, bukan berarti aku harus mengenal mereka 'kan."Nampaknya Jaka tetap saja mengelak. Hingga Sesil memasukan kembali ponselnya ke dalam tas."Mas, wanita di dalam poto barusan tengah hamil muda. Pria yang telah menghamilinya katanya bernama Jaka Dirgantara," todong Sesil lagi. Padahal ia lagi-lagi hanya menebak saja."Apa!" Jaka kembali dibuat terkejut. "Apa yang telah Raisa katakan sama kamu, Sil?" tanyanya tanpa sadar telah keceplosan."Oh jadi namanya, Raisa?" Sesil akhirnya manggut-manggut bak detective yang berhasil mendapatkan berita."M-mak-maksudku—" Jaka dibuat
last updateLast Updated : 2023-12-01
Read more

Bab 123 Satu Miliar

Benda pipih keduanya tiba-tiba hening tatkala Jaka belum memberikan jawaban."Jak, kok diam? Kenapa?" Hingga suara Sabrina membangunkan Jaka dari lamunan."Tidak apa-apa. A-aku—""Kamu sedang sibuk ya?" potong Sabrina."Gak terlalu sibuk sih, hanya saja sedang ada pekerjaan. Bagaimana kalau cake-nya bawa ke rumah saja. Nanti pukul tujuh malam aku akan ke rumah kamu." Jaka membuat alasan. Beruntung ia tak sedang bertatap muka dengan kekasihnya hingga wajah gugupnya saat ini tak bisa dilihat oleh Sabrina di seberang sana."Oke aku bawa ke rumah saja ya. Selamat bekerja." Sabrina memahami."Terima kasih ya, atas pengertiannya. I love you, Sabi," ucap Jaka. Dalam dada ia jadi merasa bersalah karena tak bisa jujur dengan situasinya saat ini."Iya," jawab Sabrina."Kok jawabnya iya sih. Gak nyambung," protes Jaka. Terdengar suara tawa kecil dari benda pipih yang menempel di telinganya. Suara tawa yang menggemaskan itu milik kekasihnya."Memangnya harus jawab apa?" Sabrina masih tersipu malu
last updateLast Updated : 2023-12-01
Read more

Bab 124 Cake Rasa Cinta

"Aku tak akan pernah menikah denganmu!" tegas Jaka. Ia berusaha menahan emosi."Saya akan bayar kamu dengan uang satu miliar. Namun terlebih dahulu kamu harus membubuhkan tanda tangan." Akhirnya ia menyetujui permintaan Raisa. Ia tak punya pilihan selain membayar dengan nominal uang yang lumayan besar.Mendengar penuturan Jaka, seketika Raisa menyeringai senang. 'Akhirnya Jaka luluh juga. Jelas dia akan akan takut kalau nama baiknya sampai rusak,' gumamnya dalam hati."Oke tak masalah. Tanda tangan apa memangnya?" Raisa menantang."Kamu harus menyetujui sebuah perjanjian."Jaka segera meminta orang suruhannya untuk mengambil benda persegi di dalam mobil. Jaka akan segera membuat sebuah surat perjanjian. Ia segera memainkan jari tangannya pada keyboard leptop. Jaka dengan cepat membuat surat perjanjian yang harus disepakati.Setelah membuat perjanjian, Jaka segera meminta anak buahnya untuk mencetak selembar surat di warnet terdekat."Surat apa sih? Aku jadi penasaran," tanya Raisa se
last updateLast Updated : 2023-12-02
Read more

Bab 125 Cinta Yang Membara

Jaka dan Sabrina serentak membeliak. Sudah berdiri di depan keduanya yakni Sesil, sambil berkacak pinggang."Sesil, mengagetkan saja," protes Jaka sambil menggaruk kepala yang tak gatal.Pun dengan Sabrina yang terlihat malu saat kepergok adiknya."Lagian dua-duaan, dekat-dekatan, malam-malam pula." Sesil menyindir."Cuma makan cake doang, Sil," elak Sabrina. Pipinya memerah terlihat malu pada adiknya."Iya sih memang makan cake tapi, ah ya sudahlah. Aku aku cuma mau bilang ponsel Mba Sabi berdering terus. Sepertinya ada panggilan masuk. Siapa tahu penting." Sesil masih berdiri sambil memainkan kuku tangannya yang cantik."Ya sudah aku jawab dulu teleponnya." Sabrina beranjak dari tempat duduk, ia melangkah menuju ponsel yang berada di dalam kamarnya.Sementara Sesil masih berdiri, kali ini tampak menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Tatapannya cukup nanar penuh selidik pada Jaka yang masih duduk di sofa."Kenapa melihatku seperti itu?" Jaka bertanya setelah menyadari tatapan S
last updateLast Updated : 2023-12-02
Read more

Bab 126 Pembukaan Toko Baru

Setelah hari itu, Sabrina dan Jaka tampak bahagia. Apalagi saat hendak pergi bersama untuk launching toko baru di Bogor.Sabrina dan Jaka hanya berdua di kendaraan roda empat berwarna hitam milik Jaka.Sementara Sesil memilih mengendarai mobil Sabrina. Gadis itu bersama Aksa dan Jeni yang duduk di kursi belakang."Sesil, kamu gadis yang sangat baik ya. Tante kagum sama kamu," celetuk Jeni yang duduk di belakang. Sementara Sesil tampak mengendalikan setir mobilnya."Kok Tante bisa berpikir aku baik sih. 'Kan Tante belum benar-benar mengenal aku," balas Sesil. Sementara kedua bola matanya tetap fokus ke jalan raya."Tante sudah bisa menerka. Sikap kamu dengan kepribadian yang sangat dewasa. Tante yakin, suatu saat nanti akan ada pria baik hati yang akan datang padamu." Jeni berbicara lagi."Amin, Tante. Terima kasih do'anya." Sesil hanya mengukir senyum. Tentu karena dia menghormati wanita paruh baya di belakangnya."Oh iya, Sil. Boleh gak kalau Tante kenalin ponakan Tante sama kamu," l
last updateLast Updated : 2023-12-03
Read more

Bab 127 Janda Semakin di Depan

Jeni enggan untuk menemui Raisa. Yang ia tahu, Raisa adalah wanita yang terobsesi dengan Jaka—putranya. Ia mengesampingkan diri dan memilih menghindar ke ruangan Pastry Chef. "Tante, kok malah sendirian di sini?" Tiba-tiba Sesil menyapa saat menemui Jeni yang berada di ruangan itu sendirian."Ah Tante hanya ingin melihat-lihat ruangan ini saja. Rapih dan bersih. Semuanya serba higienis. Tante suka sekali dengan tempat ini," jawab Jeni. Ia sengaja mengukir senyum agar Sesil tak curiga."Iya benar, Tante. Aku pun suka dengan setiap sudut di ruangan ini." Sesil membalas dengan ramah.Tapi sepertinya Jeni langsung memanfaatkan kesempatan. Ia segera mengalihkan perhatian Sesil dari ruangan pengunjung. Jeni membuat Sesil sibuk dengan mengajak berbincang cukup lama di ruangan itu.Entah memang ada kontak batin, Jeni dan Jaka seolah kompak menyembunyikan keberadaan Raisa dari pandangan Sesil dan Sabrina.Hingga menjelang sore di saat pengunjung sudah mulai terlihat sepi. Semua pengunjung men
last updateLast Updated : 2023-12-03
Read more

Bab 128 Map

"Hei, jangan bicara seperti itu." Jaka menutup mulut Sabrina dengan jari telunjuknya. Ia bahkan tak sungkan memeluk Sabrina guna menenangkan."Sudah aku katakan sebelumnya, aku mencintaimu tanpa syarat. Aku tak perduli dengan status. Jangan bicara tentang itu lagi karena perasaan ini tulus," tekan Jaka. Ia berbicara tepat di daun telinga Sabrina."Makasi ya. Makasi atas ketulusanmu," balas Sabrina. Keduanya tampak menguatkan satu sama lain.Hingga sepasang perhiasan cincin berlian telah resmi dibayar, Sabrina dan Jaka segera pergi dari toko perhiasan tersebut. Mereka akan mampir terlebih dahulu ke tempat wedding organizer untuk menyerahkan acara pertunangan nantinya. Awalnya Sabrina menginginkan acara yang sederhana saja, namun keinginannya berbeda dengan Jaka yang meminta acaranya dilaksanakan dengan mewah.Tak bisa dipungkiri, Jaka adalah seorang CEO muda di salah satu perusahaan otomotif di Jakarta.Setelah berhadapan dengan pemilik WO, Jaka segera mengutarakan keinginannya. Sabri
last updateLast Updated : 2023-12-04
Read more

Bab 129 Tunangan

"Aksa, kenapa melamun?"Pagi-pagi Sabrina sudah melihat Aksa melamun sendirian di ruang makan. Padahal sudah memakai seragam merah putih."Aksa tidak melamun kok, Bu Sabi." Anak laki-laki itu nampak senyum dengan terpaksa."Tapi wajah Aksa terlihat sedih. Apa ada masalah?" Sabrina duduk di kursi dekat Aksa. Ia merasa ada yang tak beres dengan anak laki-laki di dekatnya."Bu Guru, papa Aksa akan dihukum selama dua puluh tahun." Seketika bulir bening itu merembes keluar dari sudut mata Aksa.Sabrina baru saja sadar kalau ia telah melewatkan informasi mengenai persidangan Hasbi hari ini. Semalam, Sabrina kelelahan dan memilih langsung tidur. Ia terhenyak tatkala mengingat Aksa yang pasti bersedih akan hal itu.Dipeluknya segera tubuh mungil Aksa. Sabrina mengusap kepala Aksa."Bu Sabi, apa dua puluh tahun itu lama?" tanya Aksa. Suaranya bahkan terdengar bergetar di telinga Sabrina."Aksa anak yang kuat kok. Bu Sabi yakin Aksa bisa melwati ujian ini," ucap Sabrina. Ia masih mengusap-usap
last updateLast Updated : 2023-12-04
Read more

Bab 130 Kecupan Sayang

"Sesil, ini keponakan Tante. Sepupunya Jaka." Jeni menambahkan.Hingga akhirnya Sesil menerima jabatan tangan pria bernama Yuda."Saya, Sesil," balasnya."Kalian ngobrol berdua dulu ya, Tante ke belakang dulu," pamit Jeni. Wanita paruh baya itu sengaja meninggalkan Yuda dan Sesil agar berkenalan.Yuda terlihat ramah. Kedua tangan masuk ke dalam saku celana. Ia berdiri di dekat Sesil yang nampak gugup. Kulit putih, perawakan tinggi berisi, serta paras yang nampak mirip dengan Jaka membuat Sesil jadi salah tingkah."Kamu adiknya Mba Sabi ya?" Basa-basi Yuda bertanya.Sesil mengangguk. "Iya," jawabnya singkat."Kamu masih kuliah?" tanya Yuda lagi.Sesil pun kembali mengangguk. "Iya," jawabnya lagi sambil menganggukan kepala."Kok hanya iya iya saja sih. Kaya gak ada jawaban yang lain," sindir Yuda terdengar menggoda."Ya habisnya jawab apa dong? Kamu kan nanya, ya aku jawab iya," balas Sesil."Ya ya, tapi kata Tante Jeni, bulan depan kamu akan wisuda 'kan?" Kali ini Sesil mengangguk saj
last updateLast Updated : 2023-12-05
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
22
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status