Share

Bab 128 Map

Penulis: Miss_Pupu
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-04 12:25:13

"Hei, jangan bicara seperti itu." Jaka menutup mulut Sabrina dengan jari telunjuknya. Ia bahkan tak sungkan memeluk Sabrina guna menenangkan.

"Sudah aku katakan sebelumnya, aku mencintaimu tanpa syarat. Aku tak perduli dengan status. Jangan bicara tentang itu lagi karena perasaan ini tulus," tekan Jaka. Ia berbicara tepat di daun telinga Sabrina.

"Makasi ya. Makasi atas ketulusanmu," balas Sabrina. Keduanya tampak menguatkan satu sama lain.

Hingga sepasang perhiasan cincin berlian telah resmi dibayar, Sabrina dan Jaka segera pergi dari toko perhiasan tersebut.

Mereka akan mampir terlebih dahulu ke tempat wedding organizer untuk menyerahkan acara pertunangan nantinya. Awalnya Sabrina menginginkan acara yang sederhana saja, namun keinginannya berbeda dengan Jaka yang meminta acaranya dilaksanakan dengan mewah.

Tak bisa dipungkiri, Jaka adalah seorang CEO muda di salah satu perusahaan otomotif di Jakarta.

Setelah berhadapan dengan pemilik WO, Jaka segera mengutarakan keinginannya. Sabri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
mega silvia
katanya ceo perusahaan ...kok bisa ketakutan begitu...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 129 Tunangan

    "Aksa, kenapa melamun?"Pagi-pagi Sabrina sudah melihat Aksa melamun sendirian di ruang makan. Padahal sudah memakai seragam merah putih."Aksa tidak melamun kok, Bu Sabi." Anak laki-laki itu nampak senyum dengan terpaksa."Tapi wajah Aksa terlihat sedih. Apa ada masalah?" Sabrina duduk di kursi dekat Aksa. Ia merasa ada yang tak beres dengan anak laki-laki di dekatnya."Bu Guru, papa Aksa akan dihukum selama dua puluh tahun." Seketika bulir bening itu merembes keluar dari sudut mata Aksa.Sabrina baru saja sadar kalau ia telah melewatkan informasi mengenai persidangan Hasbi hari ini. Semalam, Sabrina kelelahan dan memilih langsung tidur. Ia terhenyak tatkala mengingat Aksa yang pasti bersedih akan hal itu.Dipeluknya segera tubuh mungil Aksa. Sabrina mengusap kepala Aksa."Bu Sabi, apa dua puluh tahun itu lama?" tanya Aksa. Suaranya bahkan terdengar bergetar di telinga Sabrina."Aksa anak yang kuat kok. Bu Sabi yakin Aksa bisa melwati ujian ini," ucap Sabrina. Ia masih mengusap-usap

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-04
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 130 Kecupan Sayang

    "Sesil, ini keponakan Tante. Sepupunya Jaka." Jeni menambahkan.Hingga akhirnya Sesil menerima jabatan tangan pria bernama Yuda."Saya, Sesil," balasnya."Kalian ngobrol berdua dulu ya, Tante ke belakang dulu," pamit Jeni. Wanita paruh baya itu sengaja meninggalkan Yuda dan Sesil agar berkenalan.Yuda terlihat ramah. Kedua tangan masuk ke dalam saku celana. Ia berdiri di dekat Sesil yang nampak gugup. Kulit putih, perawakan tinggi berisi, serta paras yang nampak mirip dengan Jaka membuat Sesil jadi salah tingkah."Kamu adiknya Mba Sabi ya?" Basa-basi Yuda bertanya.Sesil mengangguk. "Iya," jawabnya singkat."Kamu masih kuliah?" tanya Yuda lagi.Sesil pun kembali mengangguk. "Iya," jawabnya lagi sambil menganggukan kepala."Kok hanya iya iya saja sih. Kaya gak ada jawaban yang lain," sindir Yuda terdengar menggoda."Ya habisnya jawab apa dong? Kamu kan nanya, ya aku jawab iya," balas Sesil."Ya ya, tapi kata Tante Jeni, bulan depan kamu akan wisuda 'kan?" Kali ini Sesil mengangguk saj

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 131 Ah Ketahuan

    Sabrina ingin melanjutkan obrolannya, namun sayangnya petugas medis memanggil nama Aksa Adhitama untuk masuk ke ruang pemeriksaan."Hm, saya tinggal dulu ya, Mba," pamit Sabrina seraya beranjak dari tempat duduk.Sabrina langsung memapah Aksa masuk ke ruangan pemeriksaan.Hasil dari pemeriksaan Dokter, demam tinggi yang dialami Aksa adalah dari HB dan trombosit yang menurun. Dokter menyarankan agar diperhatikan pola makan Aksa dan memakan makanan atau minuman yang dapat meningkatkan HB dalam tubuh Aksa.Setelah diperiksa dan obat telah selesai ditebus, Sabrina membawa Aksa kembali ke mobil. Ia tak melihat lagi wajah wanita tadi—Raisa. 'Wanita tadi pergi kemana ya?'Sabrina mengedarkan pandangan ke sekeliling area. Ia sama sekali tak melihat wanita yang lupa dengan namanya."Bu Sabi, nyari siapa?" tanya Aksa dengan bibir yang nampak bergetar."Enggak nyari siapa-siapa sih. Kita pulang sekarang ya."Sabrina segera melajukan kendaraan roda empatnya. Ia memikirkan Aksa yang butuh istirah

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 132 Bicara Jujur

    Wajah Jaka seketika pucat. Tak ada yang lain yang dikhawatirkan selain takut Sabrina salah paham."Yang, kok kamu balik nanya. Kamu lagi ngapain di sini?" tanya Sabrina lagi. "Aku sudah beberapa kali telepon kamu tak gak ada jawaban. Baru kamu jawab barusan. Tadinya aku mau ngasih kabar, demam Aksa malah semakin tinggi. Aku gak mikirin apa-apa lagi, segera kubawa Aksa ke rumah sakit. Masih di ruang IGD. Aku baru kembali mengurus kamar," sambungnya dengan menerangkan."Aksa dirawat?" Seperti ada pengalihan topik. Tanpa terlebih dahulu menjawab pertanyaan kekasihnya, Jaka segera mencari Aksa yang masih berada di IGD."Dimana Aksa, Sayang?" tanyanya pada Sabrina."Sini." Sabrina menarik tangan Jaka. Mereka masuk ke ruangan Aksa. Anak laki-laki itu terlihat lemas. Demamnya kembali tinggi. Sakitnya seperti tak biasa, dan berhubungan dengan mimpi yang diceritakan pada Sabrina."Aksa, cepet sembuh ya. Aksa anak kuat," ucap Jaka. Ia mengusap kening Aksa yang terasa panas pada telapak tangan.

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 133 Suara Tangisan

    "Sabi!" Jaka tercengang. "Untuk apa menemui wanita itu?" imbuhnya segera bertanya."Mungkin Raisa hanya ingin mengucapkan terima kasih, Yang. Temui saja. Biar aku yang temani," saran Sabrina.Jaka terpaksa mengangguk. Ia menuruti saran Sabirna. Setelah suhu tubuh Aksa mulai menurun, keadaannya terlihat membaik dari sebelumnya. Sabrina meminta izin pada Aksa untuk keluar sebentar. Anak laki-laki itu tampak mengerti. Aksa mengangguk paham dan mengizinkan Sabrina keluar.Langkah Jaka terlihat berat. Saat ini ia bersama Sabrina akan ke ruangan Raisa. Dalam hatinya, Jaka merasa resah. Khawatir Raisa berbicara yang macam-macam."Yang, sebaiknya gak usah deh." Jaka menghentikan langkahnya."Gak apa-apa, Yang. Semua akan baik-baik saja. Lagi pula Raisa kan hanya wanita biasa sama seperti aku," ucap Sabrina. Ia meraih tangan Jaka guna meyakinkan."Bagaimana kalau Raisa bicara yang aneh-aneh," tukas Jaka."Abaikan saja. Aku tidak mengenalnya kan. Yang aku kenal kan kamu. Aku lebih percaya sam

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 134 Bermalam Di Rumah Sakit

    Sabrina berbelok arah dari tujuan awal. Niatnya yang hendak membeli air minum harus tertunda karena penasaran dengan suara tangisan dari dalam ruangan Raisa.Perlahan Sabrina membuka pintu ruangan Raisa. Ia melihat Raisa tengah menangis terseguk-seguk sambil menutupi wajah."Raisa!" Sabrina mendekat. Raisa terkejut dan langsung menghapus pipinya yang basah oleh air mata."Sabrina! Kamu Sabrina 'kan?" Raisa memastikan. "Untuk apa kamu datang lagi ke sini?" imbuhnya dengan bertanya."Maaf jika saya lancang masuk ke ruangan kamu. Saya tak sengaja mendengar suara tangisan kamu. Khawatir terjadi sesuatu, akhirnya saya masuk ke sini untuk memastikan," jawab Sabrina yang langsung menjelaskan.Seketika Raisa terdiam. Ia mengakhiri tangisan, menurunkan tatapan."Kenapa kamu menangis?" Sabrina bertanya lagi. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan Raisa. Tak ada satu pun yang menemani."Dimana keluarga kamu? Apa kamu hanya sendirian?" lanjutnya bertanya lagi."Ya, saya hanya sendirian.

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 135 Wanita Mandul

    Mamanya Jaka masih berdiri di balik gerbang yang tinggi. Sscurity memang belum sempat membuka gerbang."Tante, saya datang baik-baik. Saya hanya ingin bicara sama Tante dan Jaka. Saya mohon beri saya waktu untuk minta maaf." Raisa menautkan kedua tangannya seraya menampilkan wajah memelas di hadapan Jeni."Saya mohon, Tante. Izinkan saya berbicara sebentar saja. Saya hanya ingin minta maaf saja," imbuhnya. Raisa masih berusaha memohon.Hingga akhirnya Jeni terenyuh dan memperbolehkan Raisa masuk dan duduk di sofa yang ada di ruang tamu."Saya akan panggilkan Jaka. Kamu tunggu sebentar," kaya Jeni pada Raisa.Wanita paruh baya itu segera melangkah menuju kamar Jaka. Jeni mengetuk pintu kamar Jaka."Jak!" panggil Jeni.Pintu kamar yang terbuat dari kayu berwarna coklat itu dibuka Jaka dari dalam."Iya, Ma. Aku baru selesai mandi. Sebentar lagi ngusul ke ruang makan," sahut Jaka setelah ia membuka pintu. Ke dua tangannya nampak mengerisngkan rambut dengan handuk."Di depan ada tamu, Jak,

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 136 Kecewa

    Percakapan pada arisan itu membuat Jeni kepikiran. Ia ingin bicara pada Jaka tentang hal yang baru saja ia ketahui.Pada suatu kesempatan, Jeni sengaja menyempatkan waktu menghampiri Jaka ke kantor siang ini. Kesibukan Jaka yang tengah mempersiapkan pernikahan membuat Jeni tak memiliki kesempatan untuk berbicara serius di rumah.Dengan mengendarai kendaraan roda empat miliknya, wanita paruh baya itu masih terlihat paiwai mengemudikan mobil.Sesampainya di kantor Jaka. Jeni keluar dari mobil. Ia sangat yakin kalau anaknya masih berada di ruangan kantornya.Langkah Jeni tak terlalu cepat. Namun ia berhasil sampai di lantai tiga ruangan Jaka. Setelah terlebih dahulu mengetuk pintu, Jeni memutar handle pintu kemudian ia masuk tanpa menunggu perintah. Jeni masuk tanpa kembali menutup pintu."Mama!" Jaka terkejut. Ia sampai menghentikan pekerjaannya di depan leptop."Kamu masih ada pekerjaan?" tanya Jeni. Ia langsung duduk di sofa yang berada di ruangan Jaka."Hampir selesai kok, Ma." Jaka

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-08

Bab terbaru

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 219 Akhir Yang Indah

    Suatu hari Jaka memanggil Sabrina dan anak-anaknya di ruang keluarga. Di sana juga ada Jeni yang turut serta hadir. Jaka meminta pada Sabrina untuk bersiap-siap karena mereka akan pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli pakaian baru.Awalnya Sabrina terlihat ragu menerima tawaran suaminya, akan tetapi ia menyanggupi karena Jaka memaksa dan tak mau ditolak ajakannya.Hingga akhirnya dua kendaraan roda empat akan melaju menuju pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa pakaian baru. Dua mobil itu berisi Jaka, Sabrina, Jeni dan empat anak termasuk suster yang turut serta mendampingin. Mereka akan belanja bersama terutama untuk keperluan ulang tahun Aksa yang tinggal menghitung hari.Sabrina nampak berjalan seiringan dengan Jaka setelah sampai di pusat perbelanjaan. Jaka meminta Sabrina memilih apa pun yang diinginkan. Wanita mana yang tak bahagia dengan perlakuan suami seperti Jaka. Sabrina bagaikan satu-satunya wanita paling beruntung di dunia."Sayang, kamu pilih apa pun yang kamu but

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 218 Sedikit Gangguan

    "Kenapa, Ma?" Sabrina segera bertanya. Tentu ia masih terkajut dengan jawaban mertuanya."Tapi bohong. Mama setuju dong. Masa iya Mama gak setuju," ralat Jeni yang rupanya hanya bercanda saja.Seketika Sabrina dan Aksa menghela napas lega secara bersamaan."Ya ampun, Mama. Sungguh aku sampai kaget. Aku pikir Mama benar-benar gak setuju." Sabrina mengusap dadanya. Tak disangka kalau mertuanya senang bergurau."Omah, Aksa juga kaget," timpal Aksa masih memasang wajah terkejutnya.Gegas Jeni memeluk Aksa. "Maaf, Sayang. Omah bercanda. Omah 'kan sayang sama Aksa, masa iya gak setuju. Kita akan rayakan ulang tahun Aksa dengan meriah ya. Pokonya kita akan happy-happy," sambutnya. Jeni tampak menampilkan wajah bahagianya kali ini."Terima kasih, Omah. Aksa sayang sekali sama Omah," ucap Aksa yang kembali memeluk Jeni."Omah juga sayang sama, Aksa," balas Jeni.Melihat itu, Sabrina semakin melebarkan senyumannya. Ia semakin dibuat bahagia dengan keadaan di rumah mewah itu."Terima kasih ya, M

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 217 Perhatian Yang Sempurna

    Mendengar cerita Sabrina, seketika Jeni tercengang. "Lalu, apa yang Raisa sampaikan sama kamu, Sabi?" tanyanya penasaran."Raisa mengucapkan terima kasih padaku, Ma. Dia berterima kasih karena aku tela merawat dan menjaga Abang Yusuf dengan baik." Sabrina kembali menjelaskan.Isi dada Jeni terasa bergetar mendengar itu. "Pasti Raisa merasa tenang di alam sana. Kamu telah menjaga Yusuf dengan baik. Mama yakin Raisa bangga padamu, Sabi."Sabrina menurunkan tatapan. Ia masih ingat dengan jelas wajah Raisa kala itu. "Semoga saja ya, Ma. Aku tidak menganggap Abang Yusuf anak tiri kok. Meski pun dia tak lahir dari rahimku, aku menyayanginya bagai anak kandung sendiri," tuturnya."Karena kamu memang wanita baik, Sabi. Mama sungguh bangga bisa mendapatkan menantu seperti kamu. Jaka memang tak pernah salah mencintai kamu," balas Jeni. Sabrina hanya bisa menyodorkan senyuman saat sang mertua memujinya.Sampai saat ini dunia Sabrina memang terasa lebih berwarna dari biasanya. Anak-anaknya berpa

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 216 Kebahagiaan Yang Sempurna

    Satu bulan kemudian keluarga Dirgantara nampak disibukan dengan persiapan pernikahan Sesil yang tinggal menghitung hari.Adik Sabrina itu nampak disibukan dengan segala macam persiapan menjelang pernikahannya. Hingga Sabrina pun harus turun tangan dalam membantu adik kandungnya itu.Hingga tiba pada saat ijab kabul pernikahan terucap dengan lantangnya oleh pria yang Sesil cintai. Pernikahan telah sah dilangsungkan dan Sesil telah diperistri kekasihnya. Satu hari usai pernikahan, Sesil dan suaminya langsung terbang ke bali untuk bulan madu selama satu minggu. Tentu suasana saat ini semakin membuat Sabrina lega dan bahagia karena tugasnya menjaga Sesil kini telah berpindah pada suami Sesil.Sabrina kian merasa bahagia dengan keluarga saat ini. Ia juga bahagia dengan kesibukannya saat ini sebagai ibu rumah tangga untuk empat anak-anaknya.Pagi ini bahkan Sabrina nampak sibuk menyiapkan perlengkapan sekolah Aksa. Sabrina juga selalu menemani Aksa sarapan di ruang makan bersama Jaka yang j

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 215 Mimpi

    Sabrina dan Jaka mengukir senyuman yang lebar tatkala melihat Sesil dan Jeni berpelukan. Keluarga yang nyaris sempurna setelah beberapa kali terpa ujian."Permisi, Nyonya. Makan malam sudah siap." Ijah melapor pada majikannya yang tengah bercengkerama."Oh iya. Terima kasih, Jah," ucap Jeni.Ijah tersenyum. "Sama-sama, Nyonya," balasnya kemudian berlalu setelah tugasnya selesai.Sementara Jeni segera mengajak keluarganya untuk segera makan malam, "Ayo kita makan malam bersama dulu yu."Serentak Sabrina, Aksa, Jaka dan Sesil mengangguk secara bersamaan sebagai pertanda mengiyakan ajakan Jeni barusan. Gegas mereka beranjak dari tempat duduk beralih menuju ruang makan.Di atas meja makan sudah tersaji aneka makanan yang lezat hasil dari masakan Ijah. Pembantu rumah tangga itu memang spesial memasak untuk malam ini. Melihat keluarga majikannya yang akur dan bahagia, ia merasa sangat senang.Ijah, Siti dan Iyem yang berada di ruangan sebelah ruang makan nampak tersenyum melihat kebersamaan

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 214 Rencana Pernikahan Sesil

    Sabrina akhirnya membiarkan Aksa tetap ikut bersama Sesil. Ia juga paham sebab tak ada yang menemani Sesil di rumahnya. Sabrina kembali masuk ke mobil suaminya.Sementara Aksa satu mobil bersama Sesil akan kembali ke rumahnya. Suasana hati Aksa sedikit membaik setelah ditenangkan oleh Sabrina tadi. Air matanya sudah surut namun ia memilih tetap diam dalam perjalanan pulang tanpa banyak bicara.Sesekali sebelah tangan Sesil mengusap rambut tebal Aksa. Sulit dijelaskan, tapi dia sudah menyayangi Aksa. Aksa memang terlahir dari orang tua yang tak lain adalah mantan suami Sabrina tapi Sesil tak lagi mempermasalahkan itu. Ia sudah menyayangi Aksa dengan sebenar-benarnya.'Ya Tuhan, anak kecil di dekatku sungguh malang. Dia tak menginginkan kesedihan ini terjadi. Izinkan hamba untuk selalu menjaga dan merawatnya sampai dewasa nanti,' harap Sesil dalam hati.Harapan yang sama yang tengah diucapkan Sabrina saat ini. Dalam perjalanan pulang bersama suaminya, Sabrina masih memikirkan perasaan A

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 213 Mantan Suami Meninggal Dunia

    "Aku dan Aksa akan melayat, Mba. Aku akan mengantar Aksa. Kasihan kan," balas Sesil.Sabrina kembali dibuat dilema. Bagaimana mungkin ia akan tega membiarkan Aksa bersedih sendirian. Anak itu telah kehilangan segalanya. Orang tua satu-satunya Aksa kini turut berpulang ke sisi Tuhan karena penyakit komplikasi yang diidap. Sabrina tak pernah menyangka dengan kehidupan mantan suaminya yang memilukan."Sil, aku juga ingin ikut melayat. Aku kasihan pada Aksa. Tapi aku akan minta izin Mas Jaka terlebih dahulu ya," kata Sabrina. Ia masih menempelkan benda pipih itu pada telinganya."Kita ketemu di rumah tahanan saja ya, Mba. Kasihan Aksa tak bisa menunggu lagi." Sesil kembali bicara."Iya, aku ingin bicara dengan Aksa terlebih dahulu " pinta Sabrina."Boleh, Mba." Dalam detik yang sama, sepertinya Sesil langsung memberikan ponsel pintarnya pada Aksa."Iya, Ibu." Suara Aksa terdengar bergetar berat."Aksa, dengarkan Ibu ya. Tetap tenang. Semuanya akan baik-baik saja. Aksa dan Kak Sesil pergi

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 212 Kabar Buruk Dan Kabar Baik

    Sabrina sudah berdiri di depan rumah. Ia segera bertanya pada security di depan rumahnya."Mas, itu ambulance kemana?" tanya Sabrina pada pria berseragam layaknya security di rumahnya itu. Degup jantungnya masih sama, sebab suara sirine ambulance semakian mendekati arah rumahnya."Itu ada tetangga rumah sebelah yang meninggal, Non," jawab Security Sabrina.Seketika Sabrina menghela napas lega. "Saya pikir siapa. Kaget banget," desisnya. Akhirnya napas yang sempat tersengal kini mulai terasa lancar."Hanya tetangga, Non. Kabarnya meninggal karena kecelakaan," jelas security itu lagi."Ya sudah saya masuk lagi ya. Kabari saya kalau Mas Jaka pulang," pinta Sabrina."Siap, Non." Pria itu dengan tegasnya.Sabrina kemudian segera masuk kembali ke rumahnya. Ia masih belum juga tenang sebab belum mendapatkan kabar dari suaminya. Ia tak bisa menelepon Jaka lagi, sebab anak kembarnya minta ASI. Seperti biasa, Sabrina menyusui anak kembarnya secara bergantian. Ia selalu melakukan kewajibannya se

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 211 Suara Ambulance

    "Klinik yang di dekat toko, Mba. Duh kasihan sekali Aksa. Aku sampai gak tega melihatnya. Sedari tadi Aksa mengigau nama papanya terus," kata Sesil lagi."Ya Tuhan, kasihan sekali Aksa. Memangnya kamu gak pernah bawa Aksa nengokin papanya di penjara?" Sabrina bertanya lagi."Sudah, Mba. Ceritanya dua hari yang lalu Aksa ingin bertemu papanya di penjara, aku mengabulkan keinginan Aksa. Ternyata Mas Hasbi sakit Mba. Semenjak saat itu Aksa terus saja memikirkan papanya." Sesil menjelaskan."Mas Hasbi sakit apa memangnya?" Lagi-lagi Sabrina bertanya. Ia masih menempelkan ponsel pintar pada telinganya."Katanya komplikasi, Mba. Sakit paru-paru dan lambung kronis. Aksa sampai sedih melihat papanya. Saat ini ada di klinik tahanan tengah dirawat oleh perawat di sana," kata Sesil."Ya Tuhan, sungguh aku kasihan pada Aksa. Anak sekecil Aksa sudah memiliki banyak sekali beban. Sebenarnya aku ingin menemui Aksa sekarang, tapi keadaannya tidak memungkinkan, Sil," terang Sabrina pada adiknya."Kena

DMCA.com Protection Status