Home / Rumah Tangga / Membalas Perselingkuhan Suami ASN / Bab 115 Jangan Menangis Anak Hebat

Share

Bab 115 Jangan Menangis Anak Hebat

Author: Miss_Pupu
last update Last Updated: 2023-11-24 07:40:41

Serentak semua orang yang berada di ruang kunjungan membeliak terkejut dengan kedatangan wanita paruh baya yang meneriaki Hasbi seorang pembunuh.

Wanita itu adalah mamanya almarhum Miranda. Dia datang langsung berteriak kencang marah-marah, menunjuk-nunjuk wajah Hasbi, mengamuk mendekati Hasbi kemudian memukul-mukul punggung Hasbi.

"Omah, jangan pukul Papa," sentak Aksa tak terima tatkala papanya dipukuli omahnya.

"Papa kamu pantas menerimanya. Pembunuh kejam!" Mamanya Miranda masih mengeluarkan kemurkaannya. Kepalan tangannya tak berhenti memukuli hingga akhirnya petugas yang berjaga, memaksa wanita paruh baya itu keluar dari ruang kunjungan.

"Lepas!" Mamanya Miranda memberontak. Namun petugas tetap menyeret mamanya Miranda keluar karena sudah mengganggu ketenangan orang lain.

Selepas mamanya Miranda keluar dari ruang kunjungan, Aksa kembali menatap wajah papanya. Bola matanya terlihat berkaca-kaca. "Papa, mengapa Omah bilang pembunuh? Siapa yang Papa bunuh?" raut wajah Aksa nampak k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 116 Maukah Kamu Menikah Denganku?

    "Papa, dadah!" Aksa masih saja berteriak. Kedua tangannya menggenggam besi yang berdiri tegap menghalanginya. Padahal Hasbi telah berlalu tak terlihat lagi."Aksa, mungkin papanya mau istirahat dulu. Sekarang kita pulang ya," ajak Sabrina dengan lembut. Lagi-lagi ia hanya bisa mengusap rambut tebal anak di dekatnya. Berusaha menenangkannya.Anak laki-laki itu terlihat seperti terpaksa menyudahi tangisannya. Perlahan genggaman yang kuat pada sel jeruji besi mulai dilepaskannya. Ia mengikuti langkah Sabrina dan Jaka yang menggandeng tangannya.'Papa pasti kedinginan. Wajah Papa juga banyak luka-lukanya. Di dalam penjara pasti banyak orang jahat. Kasihan Papa.' Dalam hatinya Aksa terus bergumam sendu. Hingga akhirnya harus menyudahi kunjungan. Mereka bertiga sudah kembali masuk mobil Jaka. Kendaraan roda empat itu melaju meninggalkan kantor polisi."Aksa jangan sedih lagi ya." Sabrina memutar kepalanya menoleh ke kursi belakang tempat Aksa duduk.Aksa mengangguk berat. "Bu Guru, apakah

    Last Updated : 2023-11-25
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 117 Lamaran Diterima

    Sabrina tercengang. Ia tak bisa mengungkapkan apa-apa bahkan untuk sekedar mengucapkan satu kata saja. Ia menelan saliva terlejut. Menurunkan tatapan. Bersamaan dengan itu jantungnya kembali berdegup lebih kencang."Sabi, maukah kamu menikah denganku?" Jaka mengulangi pertanyaannya sekali lagi.Sabrina terlihat berat untuk menjawab. "A-aku, aku—" Ia terdengar menggantungkan kalimatnya.Jaka masih menunggu jawaban. Tatapannya tak beralih ke arah mana pun. Hanya fokus pada Sabrina."Sabi, lanjutkan jawaban kamu." Jaka mengusap punggung tangan Sabrina dengan lembut. Usapan lembut itu bahkan membuat Sabrina kian merasa gugup. Wanita itu tak bisa menghindari ketegangan dalam dadanya."Aku sudah tahu perasaan kamu. Kamu pun sudah tahu perasaan aku. Bahkan hambatan yang selama ini terasa berat, sudah merestui hubungan kita. Sesil sudah merestui kita. Apa lagi yang harus kita tunggu?" tutur Jaka lagi. Kedua tangannya masih menggenggam tangan Sabrina. Mengusapnya dengan lembut. Bahkan detik i

    Last Updated : 2023-11-25
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 118 Bahagia Usai Dilamar

    Sabrina mengulum senyum, tersipu malu padahal Jaka bukanlah pria yang baru dikenal.Wanita berbulu mata lentik itu tak membalas ucapan Jaka, selain hanya senyuman. Ia segera keluar dari mobil setelah berbalas senyuman dengan Jaka. Sabrina juga segera melambaikan tangan tatkala kendaraan Jaka mulai meninggalkan pekarangan rumahnya.Setelah Jaka pergi, senyuman manis itu masih saja terukir jelas di bibir Sabrina. Sampai masuk ke dalam rumah, Sabrina masih berdiri di balik pintu dengan senyuman yang kian merekah."Hayo! Senyum-senyum sendiri."Suara Sesil dan Aksa mengejutkan Sabrina yang langsung terperanjat."Ya ampun kalian apa-apaan sih. Bikin kaget saja." Sabrina tampak mengusap dada. "Habisnya, aku pikir siapa yang datang. Pas dilihat, eh ternyata ada yang lagi senyum-senyum sendiri. Bahagia banget kayanya." Sesil menaik-naikan kedua alisnya secara bersamaan. Nampaknya ia tengah menggoda kakaknya yang tengah jatuh cinta."Kayaknya ada yang sedang jatuh cinta nih," lanjut Sesil mas

    Last Updated : 2023-11-26
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 119 Ancaman Di Tengah Kebersamaan

    Jaka memilih diam dalam perjalanan menuju rumahnya. Ia tak mau membahas mengenai alasannya mengganti nomor handphone. Kemarin di ruangan kantornya, Jaka sempat didatangi Raisa—wanita penghibur yang pernah tidur bersamanya di hotel tempo lalu.Jaka sudah mengusir wanita itu dari ruangannya. wanita itu tengah hamil dan anehnya malah meminta tanggung jawab pada Jaka. Sebagai pria yang merasa waras, Jaka tak sudi menikahi wanita yang tak ia inginkan, terlebih Raisa adalah wanita penghibur yang setiap malamnya selalu dijamah pria-pria hidung belang sebagai langganannya.Usaha Raisa yang meminta pertanggung jawaban Jaka tak berhenti sampai di situ. Setelah pengusiran dari kantor, wania penghibur itu terus saja menelepon Jaka melalui ponsel pribasi. Raisa juga mengirimi banyak pesan berbau ancaman. Raisa mengancam, kalau Jaka tak mau memenuhi permintaannya, maka video mesum yang wanita itu simpan akan disebar luaskan kepada keluarga Jaka.Jaka tak bergeming, ia memerintahkan sesorang yang pi

    Last Updated : 2023-11-27
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 120 Papa!

    Sabrina melayangkan tatapan nanarnya pada Jaka. Terlihat curiga pada pria yang sudah jadi kekasihnya itu."Aku gak suka dengan cara wanita tadi, Sabi. Dia memaksa seperti memeras. Padahal sudah aku kasih uang ganti ruginya kok." Jaka tetap berusaha mengelak. Ia kemudian meraih sebelah tangan Sabrina."Masuk lagi yu. Kita lanjutkan makan siang," ajaknya seraya mengukir senyum.Sabrina mengiyakan. Ia mengangguk dan segera kembali ke dalam rumah.Tanggal lamaran secara resmi sudah ditetapkan. Satu bulan lagi Jaka akan datang ke rumah Sabrina membawa keluarganya untuk bertemu dengan keluarga besar Sabrina.Wanita berbulu mata lentik itu menyetujui niat Jaka dan keluarga. Satu bulan lagi adalah waktu yang tidak terlalu cepat karena Sabrina dan Jaka akan segera launching toko Sabrina's Cake yang berlokasi di Bogor.Pada saat makan siang, Sabrina juga merasa bahagia atas sambutan keluarga Jaka yang ramah dan terlihat menyukai Sabrina.***Di dalam tahanan sel jeruji besi, Hasbi nampak berjal

    Last Updated : 2023-11-28
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 121 Siapa Wanita Itu?

    Di ruangan kunjungan suara Aksa menggelegar dalam tangisan. Semua mata tertuju pada Aksa siang itu. Merintih sendu melihat papanya kembali dibawa petugas ke dalam sel, membuat Aksa lagi-lagi dirundung duka.Namun itu tak berlangsung lama. Petugas yang berjaga kembali mengantarkan Aksa pada Sesil walau sedikit memaksa."Aksa kenapa memangis?" Sesil terkejut tatkala melihat Aksa menangis sesegukan. Dia memang sengaja menunggu di luar karena malas melihat wajah Hasbi."Aksa mau nemenin Papa, Kak Sesil. Tapi Papa dibawa pergi, Aksa gak dibolehin masuk," jawab Aksa sambil sesegukan."Ya sudah kita pulang sekarang ya. Kita akan bicara di dalam mobil saja." Sesil segera meraih Aksa. Ia membawa anak itu masuk ke dalam mobil. Memasang safety belt kemudian pergi dari area kantor polisi guna menghindari kegaduhan."Kak Sesil, Aksa ingin menemani Papa. Kasian Papa," celetuk Aksa setelah dalam perjalanan. Suara isak tangis masih terdengar dari tenggorokannya."Tidak bisa, Aksa. Papa Aksa tetap har

    Last Updated : 2023-11-29
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 122 Resah Melanda

    Bola mata Jaka seketika membulat tatkala melihat poto Raisa pada ponsel Sesil. Ia terkejut. Rasa cemas seketika menyeruak di dalam dada."Maksudnya apa? Wanita yang mana yang kamu maksud?" Jaka mengelak dan pura-pura tak paham."Mas lihat baik-baik dua wanita di belakangku. Mereka mengenalmu, Mas. Siapa mereka?" tanya Sesil lagi dengan tegas. Ia sengaja langsung menebak agar Jaka tak mengelak."Ya kalau mereka mengenalku, bukan berarti aku harus mengenal mereka 'kan."Nampaknya Jaka tetap saja mengelak. Hingga Sesil memasukan kembali ponselnya ke dalam tas."Mas, wanita di dalam poto barusan tengah hamil muda. Pria yang telah menghamilinya katanya bernama Jaka Dirgantara," todong Sesil lagi. Padahal ia lagi-lagi hanya menebak saja."Apa!" Jaka kembali dibuat terkejut. "Apa yang telah Raisa katakan sama kamu, Sil?" tanyanya tanpa sadar telah keceplosan."Oh jadi namanya, Raisa?" Sesil akhirnya manggut-manggut bak detective yang berhasil mendapatkan berita."M-mak-maksudku—" Jaka dibuat

    Last Updated : 2023-12-01
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 123 Satu Miliar

    Benda pipih keduanya tiba-tiba hening tatkala Jaka belum memberikan jawaban."Jak, kok diam? Kenapa?" Hingga suara Sabrina membangunkan Jaka dari lamunan."Tidak apa-apa. A-aku—""Kamu sedang sibuk ya?" potong Sabrina."Gak terlalu sibuk sih, hanya saja sedang ada pekerjaan. Bagaimana kalau cake-nya bawa ke rumah saja. Nanti pukul tujuh malam aku akan ke rumah kamu." Jaka membuat alasan. Beruntung ia tak sedang bertatap muka dengan kekasihnya hingga wajah gugupnya saat ini tak bisa dilihat oleh Sabrina di seberang sana."Oke aku bawa ke rumah saja ya. Selamat bekerja." Sabrina memahami."Terima kasih ya, atas pengertiannya. I love you, Sabi," ucap Jaka. Dalam dada ia jadi merasa bersalah karena tak bisa jujur dengan situasinya saat ini."Iya," jawab Sabrina."Kok jawabnya iya sih. Gak nyambung," protes Jaka. Terdengar suara tawa kecil dari benda pipih yang menempel di telinganya. Suara tawa yang menggemaskan itu milik kekasihnya."Memangnya harus jawab apa?" Sabrina masih tersipu malu

    Last Updated : 2023-12-01

Latest chapter

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 219 Akhir Yang Indah

    Suatu hari Jaka memanggil Sabrina dan anak-anaknya di ruang keluarga. Di sana juga ada Jeni yang turut serta hadir. Jaka meminta pada Sabrina untuk bersiap-siap karena mereka akan pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli pakaian baru.Awalnya Sabrina terlihat ragu menerima tawaran suaminya, akan tetapi ia menyanggupi karena Jaka memaksa dan tak mau ditolak ajakannya.Hingga akhirnya dua kendaraan roda empat akan melaju menuju pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa pakaian baru. Dua mobil itu berisi Jaka, Sabrina, Jeni dan empat anak termasuk suster yang turut serta mendampingin. Mereka akan belanja bersama terutama untuk keperluan ulang tahun Aksa yang tinggal menghitung hari.Sabrina nampak berjalan seiringan dengan Jaka setelah sampai di pusat perbelanjaan. Jaka meminta Sabrina memilih apa pun yang diinginkan. Wanita mana yang tak bahagia dengan perlakuan suami seperti Jaka. Sabrina bagaikan satu-satunya wanita paling beruntung di dunia."Sayang, kamu pilih apa pun yang kamu but

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 218 Sedikit Gangguan

    "Kenapa, Ma?" Sabrina segera bertanya. Tentu ia masih terkajut dengan jawaban mertuanya."Tapi bohong. Mama setuju dong. Masa iya Mama gak setuju," ralat Jeni yang rupanya hanya bercanda saja.Seketika Sabrina dan Aksa menghela napas lega secara bersamaan."Ya ampun, Mama. Sungguh aku sampai kaget. Aku pikir Mama benar-benar gak setuju." Sabrina mengusap dadanya. Tak disangka kalau mertuanya senang bergurau."Omah, Aksa juga kaget," timpal Aksa masih memasang wajah terkejutnya.Gegas Jeni memeluk Aksa. "Maaf, Sayang. Omah bercanda. Omah 'kan sayang sama Aksa, masa iya gak setuju. Kita akan rayakan ulang tahun Aksa dengan meriah ya. Pokonya kita akan happy-happy," sambutnya. Jeni tampak menampilkan wajah bahagianya kali ini."Terima kasih, Omah. Aksa sayang sekali sama Omah," ucap Aksa yang kembali memeluk Jeni."Omah juga sayang sama, Aksa," balas Jeni.Melihat itu, Sabrina semakin melebarkan senyumannya. Ia semakin dibuat bahagia dengan keadaan di rumah mewah itu."Terima kasih ya, M

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 217 Perhatian Yang Sempurna

    Mendengar cerita Sabrina, seketika Jeni tercengang. "Lalu, apa yang Raisa sampaikan sama kamu, Sabi?" tanyanya penasaran."Raisa mengucapkan terima kasih padaku, Ma. Dia berterima kasih karena aku tela merawat dan menjaga Abang Yusuf dengan baik." Sabrina kembali menjelaskan.Isi dada Jeni terasa bergetar mendengar itu. "Pasti Raisa merasa tenang di alam sana. Kamu telah menjaga Yusuf dengan baik. Mama yakin Raisa bangga padamu, Sabi."Sabrina menurunkan tatapan. Ia masih ingat dengan jelas wajah Raisa kala itu. "Semoga saja ya, Ma. Aku tidak menganggap Abang Yusuf anak tiri kok. Meski pun dia tak lahir dari rahimku, aku menyayanginya bagai anak kandung sendiri," tuturnya."Karena kamu memang wanita baik, Sabi. Mama sungguh bangga bisa mendapatkan menantu seperti kamu. Jaka memang tak pernah salah mencintai kamu," balas Jeni. Sabrina hanya bisa menyodorkan senyuman saat sang mertua memujinya.Sampai saat ini dunia Sabrina memang terasa lebih berwarna dari biasanya. Anak-anaknya berpa

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 216 Kebahagiaan Yang Sempurna

    Satu bulan kemudian keluarga Dirgantara nampak disibukan dengan persiapan pernikahan Sesil yang tinggal menghitung hari.Adik Sabrina itu nampak disibukan dengan segala macam persiapan menjelang pernikahannya. Hingga Sabrina pun harus turun tangan dalam membantu adik kandungnya itu.Hingga tiba pada saat ijab kabul pernikahan terucap dengan lantangnya oleh pria yang Sesil cintai. Pernikahan telah sah dilangsungkan dan Sesil telah diperistri kekasihnya. Satu hari usai pernikahan, Sesil dan suaminya langsung terbang ke bali untuk bulan madu selama satu minggu. Tentu suasana saat ini semakin membuat Sabrina lega dan bahagia karena tugasnya menjaga Sesil kini telah berpindah pada suami Sesil.Sabrina kian merasa bahagia dengan keluarga saat ini. Ia juga bahagia dengan kesibukannya saat ini sebagai ibu rumah tangga untuk empat anak-anaknya.Pagi ini bahkan Sabrina nampak sibuk menyiapkan perlengkapan sekolah Aksa. Sabrina juga selalu menemani Aksa sarapan di ruang makan bersama Jaka yang j

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 215 Mimpi

    Sabrina dan Jaka mengukir senyuman yang lebar tatkala melihat Sesil dan Jeni berpelukan. Keluarga yang nyaris sempurna setelah beberapa kali terpa ujian."Permisi, Nyonya. Makan malam sudah siap." Ijah melapor pada majikannya yang tengah bercengkerama."Oh iya. Terima kasih, Jah," ucap Jeni.Ijah tersenyum. "Sama-sama, Nyonya," balasnya kemudian berlalu setelah tugasnya selesai.Sementara Jeni segera mengajak keluarganya untuk segera makan malam, "Ayo kita makan malam bersama dulu yu."Serentak Sabrina, Aksa, Jaka dan Sesil mengangguk secara bersamaan sebagai pertanda mengiyakan ajakan Jeni barusan. Gegas mereka beranjak dari tempat duduk beralih menuju ruang makan.Di atas meja makan sudah tersaji aneka makanan yang lezat hasil dari masakan Ijah. Pembantu rumah tangga itu memang spesial memasak untuk malam ini. Melihat keluarga majikannya yang akur dan bahagia, ia merasa sangat senang.Ijah, Siti dan Iyem yang berada di ruangan sebelah ruang makan nampak tersenyum melihat kebersamaan

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 214 Rencana Pernikahan Sesil

    Sabrina akhirnya membiarkan Aksa tetap ikut bersama Sesil. Ia juga paham sebab tak ada yang menemani Sesil di rumahnya. Sabrina kembali masuk ke mobil suaminya.Sementara Aksa satu mobil bersama Sesil akan kembali ke rumahnya. Suasana hati Aksa sedikit membaik setelah ditenangkan oleh Sabrina tadi. Air matanya sudah surut namun ia memilih tetap diam dalam perjalanan pulang tanpa banyak bicara.Sesekali sebelah tangan Sesil mengusap rambut tebal Aksa. Sulit dijelaskan, tapi dia sudah menyayangi Aksa. Aksa memang terlahir dari orang tua yang tak lain adalah mantan suami Sabrina tapi Sesil tak lagi mempermasalahkan itu. Ia sudah menyayangi Aksa dengan sebenar-benarnya.'Ya Tuhan, anak kecil di dekatku sungguh malang. Dia tak menginginkan kesedihan ini terjadi. Izinkan hamba untuk selalu menjaga dan merawatnya sampai dewasa nanti,' harap Sesil dalam hati.Harapan yang sama yang tengah diucapkan Sabrina saat ini. Dalam perjalanan pulang bersama suaminya, Sabrina masih memikirkan perasaan A

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 213 Mantan Suami Meninggal Dunia

    "Aku dan Aksa akan melayat, Mba. Aku akan mengantar Aksa. Kasihan kan," balas Sesil.Sabrina kembali dibuat dilema. Bagaimana mungkin ia akan tega membiarkan Aksa bersedih sendirian. Anak itu telah kehilangan segalanya. Orang tua satu-satunya Aksa kini turut berpulang ke sisi Tuhan karena penyakit komplikasi yang diidap. Sabrina tak pernah menyangka dengan kehidupan mantan suaminya yang memilukan."Sil, aku juga ingin ikut melayat. Aku kasihan pada Aksa. Tapi aku akan minta izin Mas Jaka terlebih dahulu ya," kata Sabrina. Ia masih menempelkan benda pipih itu pada telinganya."Kita ketemu di rumah tahanan saja ya, Mba. Kasihan Aksa tak bisa menunggu lagi." Sesil kembali bicara."Iya, aku ingin bicara dengan Aksa terlebih dahulu " pinta Sabrina."Boleh, Mba." Dalam detik yang sama, sepertinya Sesil langsung memberikan ponsel pintarnya pada Aksa."Iya, Ibu." Suara Aksa terdengar bergetar berat."Aksa, dengarkan Ibu ya. Tetap tenang. Semuanya akan baik-baik saja. Aksa dan Kak Sesil pergi

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 212 Kabar Buruk Dan Kabar Baik

    Sabrina sudah berdiri di depan rumah. Ia segera bertanya pada security di depan rumahnya."Mas, itu ambulance kemana?" tanya Sabrina pada pria berseragam layaknya security di rumahnya itu. Degup jantungnya masih sama, sebab suara sirine ambulance semakian mendekati arah rumahnya."Itu ada tetangga rumah sebelah yang meninggal, Non," jawab Security Sabrina.Seketika Sabrina menghela napas lega. "Saya pikir siapa. Kaget banget," desisnya. Akhirnya napas yang sempat tersengal kini mulai terasa lancar."Hanya tetangga, Non. Kabarnya meninggal karena kecelakaan," jelas security itu lagi."Ya sudah saya masuk lagi ya. Kabari saya kalau Mas Jaka pulang," pinta Sabrina."Siap, Non." Pria itu dengan tegasnya.Sabrina kemudian segera masuk kembali ke rumahnya. Ia masih belum juga tenang sebab belum mendapatkan kabar dari suaminya. Ia tak bisa menelepon Jaka lagi, sebab anak kembarnya minta ASI. Seperti biasa, Sabrina menyusui anak kembarnya secara bergantian. Ia selalu melakukan kewajibannya se

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 211 Suara Ambulance

    "Klinik yang di dekat toko, Mba. Duh kasihan sekali Aksa. Aku sampai gak tega melihatnya. Sedari tadi Aksa mengigau nama papanya terus," kata Sesil lagi."Ya Tuhan, kasihan sekali Aksa. Memangnya kamu gak pernah bawa Aksa nengokin papanya di penjara?" Sabrina bertanya lagi."Sudah, Mba. Ceritanya dua hari yang lalu Aksa ingin bertemu papanya di penjara, aku mengabulkan keinginan Aksa. Ternyata Mas Hasbi sakit Mba. Semenjak saat itu Aksa terus saja memikirkan papanya." Sesil menjelaskan."Mas Hasbi sakit apa memangnya?" Lagi-lagi Sabrina bertanya. Ia masih menempelkan ponsel pintar pada telinganya."Katanya komplikasi, Mba. Sakit paru-paru dan lambung kronis. Aksa sampai sedih melihat papanya. Saat ini ada di klinik tahanan tengah dirawat oleh perawat di sana," kata Sesil."Ya Tuhan, sungguh aku kasihan pada Aksa. Anak sekecil Aksa sudah memiliki banyak sekali beban. Sebenarnya aku ingin menemui Aksa sekarang, tapi keadaannya tidak memungkinkan, Sil," terang Sabrina pada adiknya."Kena

DMCA.com Protection Status