All Chapters of Membalas Perselingkuhan Suami ASN: Chapter 91 - Chapter 100

219 Chapters

Bab 91 Cinta Yang Membuat Panas

Sabrina sempat terkejut melihat Sesil dan Jaka datang. Tapi ia berusaha tetap tenang."Tidak ada apa-apa." Sabrina segera berlalu dari hadapan Sesil dan Jaka."Tunggu, Mba." Sesil segera menahan langkah kakaknya."Apa, Sil?" Sabrina pun menghentikan langkahnya.Sesil segera berdiri menghadang langkah kakaknya. "Mba, untuk apa Mba Sabi bertemu Mas Hasbi? Ada apa ini? Apa Mba Sabi lupa dengan kelakuan Mas Hasbi yang jahat?" Deretan pertanyaan yang keluar dari mulut Sesil adalah pertanyaan yang juga ingin dikeluarkan oleh Jaka yang masih berdiri di samping Sesil. Namun, Jaka memilih diam karena ada Sesil di dekatnya."Tidak ada apa-apa. Mas Hasbi hanya datang untuk mampir sebentar bersama anaknya. Aku gak bisa mengusirnya. Gak enak sama anaknya. Kalau saja Mas Hasbi datang sendiri, sudah pasti akan aku usir," jelas Sabrina.Namun nampaknya Sesil dan Jaka tak percaya. "Mba Sabi yakin?""Yakinlah, Sil. Jangan berpikir yang aneh-aneh." Sabrina berlalu dari hadapan Jaka dan Sesil. Ia memili
last updateLast Updated : 2023-11-12
Read more

Bab 92 Penyesalan Tiada Guna

Jaka tak bergeming. Dia melangkah lebih mendekati Hasbi. Dia tak terlihat takit. Yang ada padanya saat ini adalah kemarahan yang sudah tak terbendung."Anda yang lancang mendatangi Sabrina. Sudah saya katakan, jangan sekali-sekali anda mengganggu Sabrina. Tapi Anda melanggarnya. Apa mau Anda hah?!" Jaka berbicara dengan hardiknya. Suaranya menggelegar memecah gendah telinga para tetangga yang tak sengaja lewat di depan rumah Hasbi."Sabrina bukan siapa-siapa Anda! Anda tak berhak melarang siapa pun bertemu dengannya!" Dengan rahang yang nampak mengeras, Hasbi menunjuk-nunjuk Jaka dengan emosi sudah naik ke ubun-ubun."Manusia tidak tahu malu dengar baik-baik, sekali lagi Anda masih berani menemui Sabrina, maka jangan salahkan saya jika saya berbuat lebih tegas lagi pada Anda!" sergah Jaka. Ia menahan emosi yang membludak tatkala tetangga Jaka berkerumun di depan gerbang rumah Adhitama. Bukan takut, Jaka hanya tidak mau berbuat kotor. Ia memilih pergi dengan kendaraan roda empatnya di
last updateLast Updated : 2023-11-13
Read more

Bab 93 Merasa Dikhianati

Setelah mengeluarkan bentakannya, Hasbi segera membawa Aksa kembali ke dalam rumahnya. "Mas, kembalikan anakku!" Teriakan Miranda pun tak mampu menahan langkah Hasbi yang tetap membawa Aksa kembali."Papa, jangan marahin Mama lagi." Aksa merengek dalam pangkuan papanya."Papa tidak marah. Papa hanya tidak mau Mama pergi membawa kamu, Nak," balas Hasbi. Ia membawa Aksa ke kamar papanya."Apa-apaan kamu, Hasbi! Sikapmu sungguh memalukan," tegur Adhitama akhirnya tak tinggal diam."Miranda selalu saja begitu, Pa. Dia selalu menyalahkanku. Dia selalu curiga dan marah-marah. Dia tidak sadar kalau semua kehancuran yang terjadi padaku karena disebabkan olehnya." Hasbi tak bisa lagi menutupi kemarahannya."Iya tapi bukan seperti ini caranya," tegur Adhitama lagi."Maaf, Pa. Aku akan berbicara dengan tegas pada Miranda. Titip Aksa di sini. Aku tak akan membiarkan Miranda membawa Aksa kemana pun." Setelah menitipkan Aksa di kamar papanya, Hasbi segera melangkah dengan cepat ke depan rumah.
last updateLast Updated : 2023-11-13
Read more

Bab 94 Menyibukan Diri

Keesokan harinya, Miranda sudah bersiap-siap akan mengantar Aksa ke sekolah. Namun melihat pemandangan yang tak biasa membuat Hasbi menatap istrinya penuh selidik."Kamu mau kemana?" tanya Hasbi."Aku mau antar Aksa ke sekolah," jawab Miranda beralasan. Ia tak akan mungkin mengatakan alasan yang sebenarnya tentang rencananya bersama Aksa semalam."Tidak perlu. Kamu tak akan bisa, Mira. Biarkan aku saja yang akan mengantar Aksa ke sekolah." Hasbi segera menarik tangan anaknya dari dekat Miranda."Papa, Aksa mau diantar Mama," rengek Aksa. Anak laki-laki itu terlihat mendukung mamanya."Tidak, Sayang. Mama gak bisa jalan. Biar Papa saja yang antar. Jangan membantah ini sudah siang jangan sampai terlambat. Papa akan antar kamu dengan motor agar tiba lebih cepat." Tanpa membiarkan Miranda keluar rumah, Hasbi segera menarik tangan anaknya dengan lembut menuju kendaraan roda dua di depan rumah.Hasbi tak membiarkan Miranda keluar rumah. Dia sudah menitipkan istrinya pada Adhitama agar tetap
last updateLast Updated : 2023-11-14
Read more

Bab 95 Berperang Dengan Perasaan

Sabrina mematung dalam beberapa saat untuk berpikir. Bagaimana bisa ia menghadiri makan malam antara Jaka dan Sesil. Apalagi undangan makan malam itu datangnya dari Jeni—mamanya Jaka, sudah bisa ditebak akan ada pembicaraan serius setelah itu."Mba, mau kan? Please!" Nyatanya Sesil masih merengek memohon agar kakaknya mengabulkan permintaannya."Ya sudah, aku akan ikut. Aku akan pulang dulu untuk bersih-bersih dan ganti baju," jawab Sabrina akhirnya. Ia mengalah lagi demi Sesil.Gadis itu langsung menyeringai senang mendengar jawaban kakaknya. Sesil langsung bangkit dari tempat duduk secepat mungkin memeluk kakaknya sampai Sabrina terkejut."Terima kasih banyak ya, Mba. Mba Sabi selalu menuruti keinginanku," ucap Sesil masih memeluk Sabrina erat."Iya iya." Sabrina juga merasa senang tatkala melihat kebahagiaan yang dirasakan Sesil.Dua saudara kakak beradik itu langsung pulang untuk segera bersiap-siap. Apalagi mentari sebentar lagi akan segera tenggelam di ufuk barat. Sementara tok
last updateLast Updated : 2023-11-14
Read more

Bab 96 Gosip

Dalam perjalanan pulang di dalam taksi online, Sabrina menangis sendirian. Ia tak bisa lagi membendung semua rasa sakit dalam dadanya. Kini ia sadar bahwa perasaannya pada Jaka tak hanya sebatas rasa seorang sahabat namun lebih dari itu.Berkali-kali Sabrina menghapus air matanya, namun usahanya tak berhasil membuat bulir bening itu mengering. Ia menekan dada, berusaha menepis semua rasa cinta. Sabrina tak akan membiarkan rasa cintanya terlalu lama bersemi, dia harus segera menghapusnya walau dirasa akan sulit.Sampai dia memilih segera memejamkan mata tatkala sampai rumah dan berada di atas ranjang di kamarnya.***"Mba, maaf semalam aku tidur di rumah Mas Jaka. Mau pulang, tapi sudah malam dan Tante Jeni tak menginjinkan. Hingga akhirnya aku menginap di rumah Mas Jaka. Mba Sabi gak marah kan?"Pagi-pagi sekali Sesil sudah menelepon Sabrina untuk meminta maaf. Beruntung Sabrina sudah menyalakan ponsel pintarnya."Iya gak apa-apa. Tante Jeni orang baik kok. Aku tak akan khawatir saat
last updateLast Updated : 2023-11-15
Read more

Bab 97 Hari Yang Panas

Sabrina menjalani aktivitas sebagai mana biasanya hingga ia tak sengaja mendengar obrolan wali murid yang menunggu siswa di area tunggu taman sekolahan."Masa sih Bu Sabi pelakor? Kayanya gak mungkin ya." Salah satu ucapan wali murid yang tak sengaja di dengar Sabrina di area sekolahan membuatnya menahan langkah. Ibu-ibu wali murid itu tak menyadari keberadaan Sabrina di dekat mereka. Para wali murid itu tampak fokus dengan masing-masing ponsel pintarnya. Mereka semua melihat postingan seseorang yang tak diketahui namanya memberitakan mengenai Sabrina seorang pelakor.Sabrina tak mengetahui mengenai berita panas tentangnya. Ia mendekati para ibu muda kitu kemudian mendehem."Ekhem!" Ibu-ibu itu tetap saja tak menyadari keberadaan Sabrina karena fokus dengan layar ponsel masing-masing."Wajah Bu Sabi 'kan lugu dan baik. Gak nyangka ya bisa jadi pelakor.""Mungkin Bu Sabi balas dendam. Suaminya dulu katanya diambil pelakor.""Masa sih?""Iya loh. Bisa jadi 'kan Bu Sabi balas dendam."
last updateLast Updated : 2023-11-15
Read more

Bab 98 Semuanya Tampak Panas

Sabrina nampak melangkahkan kaki hendak menghampiri ayah dan anak itu, namun di waktu yang bersamaan pula Sesil menarik tangan Sabrina dan menahan langkahnya."Mau kemana, Mba?" tanya Sesil berbisik."Aku akan buat perhitungan," jawab Sabrina berbisik pula. Sesil menggelengkan kepalanya sebagai kode. Ia kemudian menarik tangan kakaknya untuk masuk ke dalam toko.Sabrina tampak enggan, namun Sesil terus saja menarik paksa tangannya."Kenapa kamu tarik aku, Sil? Aku mau buat perhitungan pada laki-laki itu," protes Sabrina pada adiknya. Saat ini mereka sudah berada di dalam toko. Sedikit menjauh dari pemandangan Hasbi dan anaknya."Mba, cukup tahu saja deh. Aku pikir Mba Sabi tak usah mengurusi mereka lagi. Apalagi sekarang kita sudah tahu kalau anak itu hanya dijadikan umpan saja. Mba Sabi tak usah lagi percaya pada laki-laki itu. Sekali pendusta selalu saja pendusta. Tak akan pernah berubah." Sesil berbicara dengan serius.Sabrina tak lagi berusaha menghampiri Hasbi. Dia bergeming dan
last updateLast Updated : 2023-11-16
Read more

Bab 99 Panik

Sementara di toko Sabrina's Cake, setiap harinya terlihat semakin ramai saja oleh pembeli. Sabrina selalu disibukan dengan bahan-bahan kue yang stoknya selalu menipis. Beruntung ia sudah memiliki orang kepercayaan untuk manghandle dalam memenuhi kebutuhan bahan kue.Tak butuh waktu lama, setelah satu bulan akhirnya uang Sabrina sudah terkumpul untuk modal membuka cabang baru di Bogor. Sabrina juga berniat membeli mobil secara kredit. Biar bagaimana pun dia akan membutuhkan kendaraan roda empat itu.Di sebuah meja bundar di toko kue nya, Sabrina, Jaka dan Sesil berkumpul untuk meeting. Mereka sengaja mengambil jadwal di hari minggu agar semuanya bisa meeting dengan santai tanpa dikejar-kejar waktu."Jadi, kapan kita bisa launching toko baru di Bogor?" Sesil langsung bertanya."Sebelum launching, kita harus tentukan siapa Pastry Chef di cabang Bogor nanti. Selain itu, kita juga harus mempersiapkan beberapa kariyawan yang akan bekerja di sana. Bukan hanya itu, kalian juga harus tentukan
last updateLast Updated : 2023-11-16
Read more

Bab 100 Dibuat Lemas Jantungnya

Isi dada Sesil bergetar namun ia berusaha menenangkan diri. Ia harus sadar situasi. Ia merasa tak boleh berpikir yang aneh-aneh.Sepanjang perjalanan, berkali-kali Jaka memastikan rasa sakit yang dialami Sabrina saat ini. Berkali-kali pula Jaka mengatakan agar Sabrina bersabar dengan rasa sakitnya."Sabar ya, Sabi. Kita akan segera sampai." Itu adalah kalimat yang kesekian kalinya yang diucapkan Jaka pada Sabrina. Telinga Sesil serasa panas mendengarnya."Cukup, Jak. Aku tidak apa-apa kok." Sabrina tak nyaman dengan perhatian dari Jaka, ia tak enak pada Sesil. Khawatir salah sangka.Sesil hanya bergeming di kursi belakang. Dia berusaha mengatur napas yang terasa sesak. Berusaha memahami kondisi saat ini.Sesampainya di klinik, Jaka lagi-lagi dibuat tak sadar dengan keberadaan Sesil. Ia langsung membopong Sabrina ke dalam klinik, gegas meminta petugas medis untuk melakukan tindakan pada Sabrina.Jaka menunggu di kursi tunggu, hingga ia menyadari satu hal."Ya Tuhan, Sesil dimana ya?" I
last updateLast Updated : 2023-11-17
Read more
PREV
1
...
89101112
...
22
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status