All Chapters of Membalas Perselingkuhan Suami ASN: Chapter 81 - Chapter 90

219 Chapters

Bab 81 Ada Yang Merasa Terhina

Sementara dengan Sabrina dan Sesil, saat ini masih berada di mall. Mereka baru saja keluar dari gedung bioskop dan menuju restaurant jepang di dalam gedung mall itu.Keduanya memesan makanan kesukaan. Hari ini Sabrina dan Sesil memang sengaja ingin quality time berdua saja. "Mba Sabi, belum menjawab pertanyaanku tadi loh." Sesil menyindir usai menyeruput minuman berwarna orange di gelas yang berukuran tinggi."Pertanyaan yang mana, Sil?" Sabrina pura-pura tak paham."Ngapain Mba Sabi berbaik hati pada anak laki-laki tadi? Kalau saja aku yang jadi Mba Sabi, gak bakalan sudi bersikap baik-baik sama anak pelakor," protes Sesil. Gadis itu kembali terlihat kesal pada kakaknya."Sil, aku memang tak suka dengan orang tua anak tadi, tapi bukan berarti aku harus membenci anaknya. Aksa tidak tahu apa-apa. Anak itu tak berdosa," jelas Sabrina."Iya sih, tapi tetap saja aku pasti kesal." Sesil menaikan sebelah alisnya."Ngomong-ngomong, memangnya Mas Hasbi sudah miskin ya? Wajar sih, tukang bubu
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more

Bab 82 Kekasih Jaka?

Esok harinya pagi-pagi sekali Sabrina sudah melihat Sesil sibuk dengan wajan di dapur. Penasaran dengan aktivitas adiknya, Sabrina mendekat kemudian melihat Sesil masak cukup banyak."Masak buat sarapan, Sil? Kok banyak banget?" Sabrina bertanya di tengah-tengah kesibukan Sesil."Buat sarapan sih," jawab Sesil nampak antusias."Kok banyak? Kita cuma berdua loh." Sabrina mengerutkan dahinya."Kan buat Mas Jaka juga." Sesil mengedip-ngedipkan matanya. Tampak genit."Oh, memangnya Jaka sudah menelepon kamu?" Sekedar basa-basi saja Sabrina bertanya. Karena Jaka tak mengabari apa-apa padanya."Sudah kok," Jawab Sesil.Sabrina merasa terhenyak dalam sendu. Ia merasa sedih karena nyatanya Jaka memang tak ingin lagi menghubunginya walau sekedar menanyakan kabar. Ia menelan saliva begitu berat, mulai terlihat tak nyaman."Ayo, Mba. Sarapan dulu ya." Sesil sudah menyiapkan sarapan di atas meja."Oh iya, hari ini sebelum ke toko, aku akan ke kantor Mas Jaka. Aku akan membawa sarapan ini. Semalam
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more

Bab 83 Wanita Penghibur

"Apa! Kekasih, Jaka?!" Bola mata Sabrina terbelalak."Jangan ngaco deh. Ini siapa, Sabi?" Jeni bertanya pada Sabrina karena tercengang dengan pengakuan wanita di dekat Sabrina. Sementara yang ia ketahui selama ini, anaknya sangat mencintai Sabrina bukan wanita tak dikenal itu."Saya tidak kenal, Tante. Baru saja bertemu di depan gerbang dan kami bersama-sama ke sini," jawab Sabrina seraya menatap nanar wanita itu."Tante mamanya Jaka ya? Perkenalkan, saya kekasih anak Tante. Mungkin Jaka belum cerita apa-apa sama Tante." Wanita itu menyodorkan sebelah tangan kanannya."Nama saya, Raisa."Namun sepertinya Jeni menanggapi wanita itu dengan acuh. Ia tak suka dengan cara berpakaian wanita itu yang terlihat vulgar terkesan tidak sopan. Wanita paruh baya itu malah menepis tangan Raisa.'Sialan wanita tua ini tak mengindahkan perlakuanku.' Raisa menggerutu dalam hati. Ia mengembalikan tangannya karena penolakan mamanya Jaka."Saya tidak percaya. Jaka tidak pernah mengatakan apa-apa tentang k
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more

Bab 84 Wanita Menyebalkan

Jaka segera bangkit dari tempat duduknya. Ia langsung masuk ke kamar, gegas bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Langkahnya rupanya diikuti oleh Jeni di belakangnya."Jak, kamu tidak mau sarapan dulu. Bagaimana dengan makanan yang dikirim oleh wanita bernama Sesil?" Jeni sudah berdiri di dekat pintu kamar Jaka yang terbuka."Buat Mama saja. Aku sedang tidak nafsu makan. Nanti saja bisa sarapan di kantor," jawab Jaka yang masih sibuk dengan dasi dan jasnya."Jak, kamu jangan berbuat api dengan wanita mana pun di luar sana. Fokus sama tujuan hidup kamu. Mama tidak suka dengan wanita bernama Raisa tadi." Jeni menelisik."Tenang saja, Ma. Raisa bukan siapa-siapa. Nanti aku akan bawa Sesil ke rumah ini. Akan aku kenalkan sama Mama," kata Jaka."Kamu yakin kalau Sesil adalah wanita baik?" Jaka membalas tatapan mamanya. "Yakin, Ma. Sesil adalah adiknya Sabrina. Sifat dan parasnya sangat mirip dengan Sabrina," jelasnya lagi."Terserah kamu saja, Jak. Mama sudah lelah menunggu. Mama ingin
last updateLast Updated : 2023-11-09
Read more

Bab 85 Saling Bertatapan

"Langcang sekali kamu datang ke kantor ini!" Jaka nampak mengerutkan bibirnya."Kan sudah aku katakan, aku kangen sama kamu, Sayang," balas wanita itu dengan manjanya bahkan sesekali mengedipkan kelopak mata pada Jaka."Tutup mulut kamu. Saya masih banyak pekerjaan. Apa yang kamu inginkan?" Jaka sudah bisa menebak keinginan wanita itu."Kamu cerdas ya, Sayang. Kamu pinter sudah bisa menebak maksud kedatanganku," balas Raisa."Aku butuh uang, Sayang," sambung Raisa dengan menampilkan wajah memelas."Apa urusannya dengan saya? Kamu pikir saya bapakmu apa!" sergah Jaka."Pergi atau saya akan berbuat yang melampaui batas," usir Jaka akhirnya. Jari telunjuknya melurus ke arah pintu keluar."Aku tidak mau pergi sebelum mendapatkan uang dari kamu, Sayang," tolak Raisa."Saya tidak sudi memberikan sepeser pun. Kamu pikir kamu siapa? Saya akan penggil security untuk mengusir kamu!" Jaka segera mengangkat gagang telepon yang terdapat di atas meja kerjanya. Namun langkahnya harus tertahan saat R
last updateLast Updated : 2023-11-09
Read more

Bab 86 Cerita Anak Mantan Suami

Sabrina terlihat gugup dan tegang. Ada sesuatu yang memang ia rasakan kala pandangan Jaka begitu menusuk jantungnya. Guru sekolah dasar itu segera menepisnya. Sekuat tenaga ia menghindar dari tatapan Jaka. Ia juga segera bangkit dan menghempaskan genggaman Jaka. Sabrina berdiri nampak lemah. Dadanya bergetar dahsyat. Tak biasanya."Cukup, Jak! Kalau pun aku mencintaimu, aku tak akan memintamu menikahi Sesil. Tolong jangan buat suasana jadi semakin keruh!" Sabrina berbicara dengan tegas. Ia memilih segera pergi dari ruangan Jaka sebelum suasana semakin terasa panas.Sabrina berjalan dengan langkah yang sangat cepat. Dadanya terasa berdebar lesu. Ia merasakan sesuatu yang sangat berbeda. Dari sudut matanya nampak menetes bulir bening. Jiwanya terasa sesak setelah keluar dari ruangan Jaka.Sabrina sampai di tempat parkiran. Kali ini dadanya terasa semakin sesak. Ia menekan dadanya. Air matanya yang menetes bahkan sudah membasahi pipi. Ia segera menghapusnya dengan jemari tangan."Kenapa
last updateLast Updated : 2023-11-10
Read more

Bab 87 Ingin Kembali

Sabrina menghela napas cukup dalam. Baru ia ketahui kehidupan mantan suami nyatanya sangat memprihatinkan. Mulutnya menaut tak bisa berkomentar. Ia mengusap kembali rambut tebal Aksa dengan lembut."Aksa harus bersabar. Ibu yakin kalau Aksa adalah anak yang kuat. Mungkin Mama dan Papa Aksa sedang ada masalah. Mereka tak ada niat marah pada Aksa." Sebagai seorang wanita dewasa, Sabrina hanya bisa menyarankan ucapan yang baik pada anak laki-laki di dekatnya. Ia juga mengusap pipi Aksa yang kembali basah oleh air mata."Aksa takut, Bu Guru. Aksa juga sedih. Padahal dulu apa pun yang Aksa inginkan, selalu dikabulkan Mama. Tapi kini, Aksa minta makan enak atau dibelikan eskrim saja Mama malah marah-marah." Air mata Aksa tak mau berhenti mengalir."Sudah. Aksa jangan menangis. Aksa harus kuat."Sabrina berusaha menguatkan Aksa. Ia tahu Aksa adalah berlian yang diperjuangkan Hasbi sampai rela melepaskan dirinya.Anak laki-laki itu menyudahi tangisannya. Ia hanya memakan sebagian cake saja. S
last updateLast Updated : 2023-11-10
Read more

Bab 88 Cemburu Menguras Hati

Setelah mengantarkan Aksa, kendaraan roda dua milik Sabrina sudah terparkir di depan toko Sabrina's Cake. Wanita itu kembali berjibaku dengan urusannya. Menghandle tugas yang tak bisa dilakukan Sesil.Tak kenal lelah, Sabrina nampak semangat. Apalagi saat melihat pembeli yang tak henti-hentinya mengantri membuat lelah Sabrina terbayarkan.Menjelang petang stok cake telah habis terjual. Semua kariyawan bertepuk tangan bahagia. Mereka dikumpulkan Sabrina berjajar dengan rapih karena toko harus tutup lebih awal."Semakin hari kerja kalian semakin bagus. Saya bangga pada kinerja kalian," ungkap Sabrina di hadapan beberapa kariyawannya."Saya juga mengucapkan terima kasih pada, Pastry Chef. Atas kinerja yang sangat bagus dan teliti dalam membuat cake di toko ini," lanjut Sabrina mengucapkan rasa terima kasihnya pada seorang pria yang bertugas sebagai Pastry Chef yang berdiri di dekatnya. Bagi Sabrina, Pastry Chef merupakan pemeran yang paling utama dalam cita rasa setiap cake and bakery ya
last updateLast Updated : 2023-11-11
Read more

Bab 89 Lirih

Jaka menoleh pada Sabrina. Dilihatnya kembali wajah wanita di sampingnya. Tampak gugup dan membuang tatapannya ke arah yang lain. Semakin terlihat jelas dalam pandangan Jaka, kalau wanita di sampingnya itu memang tengah gundah."Pernikahanku dengan Sesil akan berlangsung setelah Sesil wisuda nanti. Pikirkan baik-baik, Sabi."Setelah itu Jaka kembali lagi pada Sesil di area yang lain. Ia meninggalkan Sabrina sendirian.Akhirnya Sabrina kembali meneteskan air mata di pipinya. Bibirnya bergetar. Apakah Sabrina benar-benar akan kehilangan Jaka untuk selamanya? Wanita itu melangkah pelan menuju tempat duduk dari besi berwarna merah di ujung jembatan. Sabrina duduk di sana. Berkali-kali ia menghapus air mata namun tetap saja cairan bening itu tak mau berhenti keluar.'Ya Tuhan, mengapa aku jadi seperti ini,' lirih Sabrina dalam hati. Melihat sikap Jaka tadi, rasanya ia tidak kuat. Bagai tertusuk duri sembilu dan terasa menyakitkan.Sabrina merogoh tas selempang. Ia mengambil ponsel pintar
last updateLast Updated : 2023-11-11
Read more

Bab 90 Tamu Mantan Suami

Sabrina tercengang. Apa yang ingin dikatakan anak itu? Sabrina dibuat ragu. Jika bukan Aksa yang datang, jangankan dipersilahkan masuk dan duduk, untuk sekedar membuka pintu saja mungkin tak akan Sabrina lakukan.Aksa dan Hasbi masuk dan duduk di sofa ruang tamu. Sabrina tetap berusaha netral dan ramah pada tamunya hari ini. Dua gelas air teh manis hangat sudah Sabrina sajikan di atas meja beserta cemilan cake dari lemari pendingin."Apa yang ingin Aksa bicarakan pada Ibu? Katakanlah, sebab itu tak punya waktu banyak. Ibu harus pergi ke tempat lain," kata Sabrina. Tak mau terlalu lama berhadapan dengan Hasbi, tanpa basa-basi ia langsung merangkai alasan."Bu Guru, Aksa senang sekali. Akhirnya Papa gak marah lagi walau pun Aksa bertemu dengan Bu Guru," lapor Aksa. Raut wajahnya terlihat senang dengan menampilkan senyuman riang.Rupanya anak laki-laki itu ingin mengutarakan rasa bahagianya karena Hasbi tak lagi marah walau pun mengetahui kedekatan Sabrina dengan anaknya.Namun laporan A
last updateLast Updated : 2023-11-12
Read more
PREV
1
...
7891011
...
22
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status