Semua Bab AWAN - THE NEXT SANJAYA: Bab 31 - Bab 40

180 Bab

31. INDAH DIJEBAK

"Anton, kita mau ke mana?" Tanya Indah saat dirinya di ajak masuk Anton ke dalam sebuah ruko. Di dalamnya cukup terang dan banyak cowok serta beberapa cewek. Malam itu, Anton mengajak Indah keluar dan mengatakan kalau ia akan membelikannya beberapa pakaian kesukaan Indah. Hanya saja, di tengah jalan Anton mengatakan kalau ia ingin mengambil sesuatu di tempat temannya terlebih dahulu.Lalu, sampailah Indah ke ruko yang mereka masuki saat ini.Jika saja ruko tersebut sepi dan terbengkalai, Indah akan berpikiran jika Anton akan melakukan perbuatan tidak senonoh terhadap dirinya. Untung saja, saat mereka datang, ruko tersebut lumayan ramai meski di dalamnya tidak ada isi apa-apa selain orang-orang ini.Anton mengeluarkan seringai licik dan berkata, "Bukankah sudah aku katakan, kita mampir sebentar untuk bertemu temanku. Kalau kamu takut, kamu bisa menunggu di luar." Ucapan Anton terkesan baik hanya untuk menghilangkan kecurigaan Indah. Namun, saat Indah melihat cowok-cowok di sana yang
Baca selengkapnya

32. APA DIA LAYAK?

Mendengar ucapan Theo, semua orang tercengang tidak percaya. Theo menyodorkan seorang junior untuk melawan primpjnan STM Dagon? Apa itu mungkin atau Theo terlalu meremehkan Bram?Saat semua orang masih diam, tiba-tiba terdengar tawa keras.Orang yang tertawa adalah Anton. Tentu saja ia mnertawakan Awan. Menurutnya, Awan hanyalah anak kutu buku yang cuma tahu tidur dan belajar. Mana mungkin ia bisa berkelahi? Apalagi sampai berani menantang Bram, orang terkuat di STM Dagon. Bahkan dunia terbalik pun, ia tidak mungkin mempercayainya.Dengan nada mencibir Anton berkata, "Awan mau menantang bang Bram? Apa dia layak? Bang Theo, kalau mau bercanda juga harus lihat-lihat. Dia cuma kutu buku dan bahkan sudah menjadi gelandangan setelah di usir oleh keluarganya sendiri. Kemampuan apa yang ia miliki sampai berani menantang bang Bram?"Anton terang-terangan meremehkan kemampuan Awan. Menurutnya, Awan bukan siapa-siapa. Jangankan menantang Bram, Awan bahkan tidak layak untuk menyemir sepatunya B
Baca selengkapnya

33. DIREMEHKAN

"Lu boleh nyerang duluan!""Anggap aja, gue ngasih lu kesempatan. Biar orang-orang yang jagoin lu, gak nganggap gue menganiaya yang lebih kecil nantinya." Ujar Bram dengan tatapan meremehkan sambil melirik Theo, Joe dan beberapa siswa berandal yang mengikuti Awan sebelumnya. Terlihat sekali, kalau Bram ingin menunjukkan kalau mereka semua telah membuat pilihan yang salah dengan melebih-lebihkan kemampuan seorang junior seperti Awan untuk menjadi lawannya, yang menurut Bram hanyalah seorang anak bawang.Meski begitu, Theo, Joe dan yang lainnya tidak menghiraukan sindiran Bram terhadap mereka. Karena mereka yang lebih tahu, orang sepeti apa Awan sebenarnya. Mereka semua sudah pernah menghadapi Awan. Jadi, mereka tidak meragukan sedikitpun kemampuan Awan. Yang ada, mereka justru menatap Bram dengan tatapan kasihan, karena ia tidak mengetahui orang seperti apa yang telah diremehkannya. Dibanding menggubris sindirian Bram, Theo dan yang lainnya justru lebih penasaran untuk melihat bagaim
Baca selengkapnya

34. LICIK TIDAK ADA OBATNYA

"Dia- dia bangun? Bagaimana mungkin?" Yang paling tercengang saat melihat Awan berhasil bangkit adalah Anton. Menurutnya, Awan hanyalah siswa kutu biasa dan orang yang selalu direndahkannya. Jelas, ia tidak pernah mengharapkan Awan bisa bertahan dari pukulan Bram. Bahkan kalau bisa, Awan hancur di bawah serangan Bram. Di sisi lain, melihat Awan berhasil bangun setelah terkena serangan bertubi-tubi darinya, membuat Bram terperangah dan tidak percaya. Dia jelas sudah mengerahkan semua kemampuan terbaiknya untuk bisa menjatuhkan Awan barusan. Melihat hasil seperti ini, bagaimana ia bisa mempercayainya? Daya tahan Awan, jelas sangat menakutkan kalau seperti itu. Perlahan, rasa percaya diri Bram mulai menurun.Meski begitu, Bram yang tidak ingin kehilangan muka dihadapan penggemarnya sendiri, bersiap untuk kembali menyerang Awan. Menurutnya, tidak peduli bagaimana Awan berhasil bertahan dan bangkit setelah terluka akibat serangannya. Yang perlu ia lakukan adalah menjatuhkan Awan kembali
Baca selengkapnya

35. AWAN BERHASIL BANGUN

Seorang gadis berusia sebelas tahunan, mengenakan pakaian yang terkesan sangat primitif dengan hanya bertelanjang kaki, berlari-lari kecil di sekitar Awan.Meski masih kecil dan berusia sangat remaja, namun ia telah menunjukkan kecantikan yang dapat memikat lawan jenisnya.Awalnya, dia tampak seperti sedang bermain-main, layaknya seorang anak kecil. Namun, Awan yang tidak bergerak dalam waktu yang cukup lama dan dalam posisi tertelungkup, membuat gadis kecil ini penasaran dan perlahan mendekatinya."Kakak, kenapa kamu malah tidur di sini?" Tanyanya dengan polos.Beberapa detik telah berlalu dan ia tidak melihat Awan bergerak sama sekali dan itu membuatnya menjadi semakin penasaran dan sifat jahil khas kekanak-kanakannya pun muncul.Pertama-tama, gadis kecil ini menusuk-nusuk punggung Awan dengan jari telunjuknya. Tapi, karena Awan masih tidak meresponnya, membuatnya mulai merasa bosan.Sampai akhirnya, ia menemukan jika kepala belakang Awan mengeluarkan darah yang cukup banyak. Tapi,
Baca selengkapnya

36. TOLONG AMPUNI DIA!

Sebagai jawaban, Bram langsung menyerbu Awan dengan mengerahkan seluruh kekuatannya. "Aaaa!" Bam! Tinju kanan Bram berhasil menghantam wajah Awan dengan telak. Pukulan itu menggunakan seluruh kekuatan Bram dan ia berharap, jika Awan akan langsung jatuh terkena serangan tersebut. Ditambah, jika Awan benar cidera karena hantamannya yang terakhir, ia pasti tidak akan bisa bertahan dari serangan ini. Bayangan Awan jatuh dan kalah, menari-nari dalam pikiran Bram dan itu membuat senyumnya segera merekah. Tapi, apa yang dibayangkan Bram, tidak sama dengan kenyataan yang terjadi. Orang yang ia harapkan jatuh dan kalah, ternyata masih berdiri kokoh di depannya. Awan hanya oleng sebentar dan mengusap tipis ujung bibirnya yang mengeluarkan sedikit darah akibat serangan Bram barusan. "Hanya ini?" Tanya Awan dengan nada mengejek. Glek! 'Oh, tidak!' Ekspresi Bram langsung berubah jelek dan tanpa menunggu respon Bram, kali ini adalah giliran Awan melakukan serangan balasan. Baam! Seranga
Baca selengkapnya

37. KARINA DALAM BAHAYA

Awan sebenarnya sangat enggan berhubungan lagi dengan Indah. Karena itu, setelah menyelamatkan Indah, Awan sengaja meminta Mukhtar untuk mengantarnya pulang. Sayangnya, cewek bertubuh semok ini tidak bisa di usir begitu saja.Berbeda dengan Awan yang ingin mengusirnya, Indah justru terlihat sangat ingin menempel erat dirinya dan tidak ingin melepas cowok jenius berparas tampan tersebut.Dengan tatapan memelas, Indah berkata, "Awan, bisakah aku pulang di antar kamu?"Bukan karena Indah tidak percaya dengan Mukhtar atau yang lainnya. Hanya saja, ia merasa lebih nyaman jika di antar oleh Awan. Selain itu, Indah semakin menyukai sisi lain Awan yang ia lihat malam ini. Di mata Indah, Awan terlihat sangat keren ketika bertarung dan berhasil mengalahkan Bram tadi. Bahkan, penampilan Awan yang sekarang tampak masih berdarah itu justru terlihat lebih heroik layaknya banyak cerita pahlawan yang ada dalam cerita novel.Bukankah wanita menyukai sosok pahlawan? Sekarang, ada kesempatan berdua den
Baca selengkapnya

38. KALAU AKU JADI KAMU, AKU TIDAK AKAN BERANI MEMBAWANYA

Karina sempat terpengaruh dengan ucapan Anton dan mengira semua yang diucapkan Anton adalah benar. Bagaimanapun, Awan dan Anton adalah teman sekelas. Biasanya ada masalah apapun, Awan akan bercerita padanya ataupun pada saudara kembarnya, Kirana. Namun, Awan tidak pernah bercerita tentang Anton sama sekali. Itu sebabnya, Karina bisa mempercayai ucapan Anton. Selain itu, ia sangat mengetahui kalau hubungan Awan dan Indah hanyalah sebatas teman dan dia tidak menganggap 'perselingkuhan' Indah dan Anton waktu itu sebagai masalah. Padahal, alasan kenapa Awan tidak bercerita padanya karena ia sama sekali tidak menganggap Anton sebagai saingannya dan andai Karina tahu apa yang telah dilakukan oleh Anton malam ini, ia mungkin akan marah dan langsung memaki Anton. Sayangnya, Karina tidak tahu dan itu membuat ia tidak mewaspadai Anton. "Jadi, bagaimana kalau aku mengantarmu pulang?" "Hmn, tidak perlu. Aku sedang menunggu Awan di sini." Jawab Karina datar. "Eh, Awan?" Seru Anton terkejut.
Baca selengkapnya

39. PENGGANTI SEKSI

Anton terkejut setengah mati dan hampir saja menjatuhkan tubuh Karina yang sudah siap di masukkan ke dalam mobil."Si-siapa kamu?" Ujar Anton terkesiap begitu melihat kemunculan seorang wanita bertubuh seksi berdiri tepat di depan pintu masuk ruko.Semula, ia mengira ada banyak orang yang memergoki aksinya. Jika begitu, ia akan berada dalam bahaya karena kedapatan melakukan tindak kejahatan secara terang-terangan di tengah malam buta. Apalagi, kalau sampai digerebak masa, ia akan berakhir lebih tragis lagi.Beruntungnya, hanya ada satu wanita dan tidak ada siapapun di sana. Menyadari hal itu, Anton diam-diam menghembuskan napas lega dan perlahan rasa takutnya berubah menjadi keberanian. Seorang wanita saja, ia masih berani menghadapinya. Apalagi, wanita ini memiliki daya tarik seksual yang sangat tinggi. Melihatnya saja, sudah membuat jantung Anton berdebar kencang dan pikirannya membayangkan banyak adegan erotis yang membuat bagian bawah perutnya seketika menegang.Jika Karina adalah
Baca selengkapnya

40. SAYANGNYA, AKU TIDAK SEBAIK ITU

Sepanjang perjalanan, Awan hanya diam dan terlihat tidak berminat untuk berbicara sama sekali. Bahkan untuk sekedar memutar musik di dashboard mobil, Awan tampak enggan. Jika bukan karena Indah yang terus berkicau di sampingnya, Awan mungkin benar-benar tenggelam dalam keheningan malam dan fokus sepenuhnya dengan jalan di depannya. Karena alasan itu juga, Awan berkendara seperti seorang pembalap yang sedang berpacu dengan waktu dan melewati banyak kendaraan di belakangnya. Sehingga wajar saja, kurang dari sepuluh menit kendaraan yang Awan kendarai sudah sampai di depan rumah Indah. Karena Awan sudah pernah beberapa kali ke rumah ini dulunya, sehingga ia bisa masih mengingat rutenya. "Kita sudah sampai. Kamu bisa turun sekarang!" Ucap Awan datar dan dingin tanpa melihat ke arah Indah. "Eh?" Indah tampak terkejut, karena baru beberapa menit yang lalu ia masuk ke d alam mobil Awan dan tiba-tiba sudah sampai di depan rumahnya. Jika saja yang membawa mobil adalah Michael Schumacer, ia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
18
DMCA.com Protection Status