Home / Urban / AWAN - THE NEXT SANJAYA / 35. AWAN BERHASIL BANGUN

Share

35. AWAN BERHASIL BANGUN

Author: sutan sati
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Seorang gadis berusia sebelas tahunan, mengenakan pakaian yang terkesan sangat primitif dengan hanya bertelanjang kaki, berlari-lari kecil di sekitar Awan.

Meski masih kecil dan berusia sangat remaja, namun ia telah menunjukkan kecantikan yang dapat memikat lawan jenisnya.

Awalnya, dia tampak seperti sedang bermain-main, layaknya seorang anak kecil. Namun, Awan yang tidak bergerak dalam waktu yang cukup lama dan dalam posisi tertelungkup, membuat gadis kecil ini penasaran dan perlahan mendekatinya.

"Kakak, kenapa kamu malah tidur di sini?" Tanyanya dengan polos.

Beberapa detik telah berlalu dan ia tidak melihat Awan bergerak sama sekali dan itu membuatnya menjadi semakin penasaran dan sifat jahil khas kekanak-kanakannya pun muncul.

Pertama-tama, gadis kecil ini menusuk-nusuk punggung Awan dengan jari telunjuknya. Tapi, karena Awan masih tidak meresponnya, membuatnya mulai merasa bosan.

Sampai akhirnya, ia menemukan jika kepala belakang Awan mengeluarkan darah yang cukup banyak. Tapi,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   36. TOLONG AMPUNI DIA!

    Sebagai jawaban, Bram langsung menyerbu Awan dengan mengerahkan seluruh kekuatannya. "Aaaa!" Bam! Tinju kanan Bram berhasil menghantam wajah Awan dengan telak. Pukulan itu menggunakan seluruh kekuatan Bram dan ia berharap, jika Awan akan langsung jatuh terkena serangan tersebut. Ditambah, jika Awan benar cidera karena hantamannya yang terakhir, ia pasti tidak akan bisa bertahan dari serangan ini. Bayangan Awan jatuh dan kalah, menari-nari dalam pikiran Bram dan itu membuat senyumnya segera merekah. Tapi, apa yang dibayangkan Bram, tidak sama dengan kenyataan yang terjadi. Orang yang ia harapkan jatuh dan kalah, ternyata masih berdiri kokoh di depannya. Awan hanya oleng sebentar dan mengusap tipis ujung bibirnya yang mengeluarkan sedikit darah akibat serangan Bram barusan. "Hanya ini?" Tanya Awan dengan nada mengejek. Glek! 'Oh, tidak!' Ekspresi Bram langsung berubah jelek dan tanpa menunggu respon Bram, kali ini adalah giliran Awan melakukan serangan balasan. Baam! Seranga

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   37. KARINA DALAM BAHAYA

    Awan sebenarnya sangat enggan berhubungan lagi dengan Indah. Karena itu, setelah menyelamatkan Indah, Awan sengaja meminta Mukhtar untuk mengantarnya pulang. Sayangnya, cewek bertubuh semok ini tidak bisa di usir begitu saja.Berbeda dengan Awan yang ingin mengusirnya, Indah justru terlihat sangat ingin menempel erat dirinya dan tidak ingin melepas cowok jenius berparas tampan tersebut.Dengan tatapan memelas, Indah berkata, "Awan, bisakah aku pulang di antar kamu?"Bukan karena Indah tidak percaya dengan Mukhtar atau yang lainnya. Hanya saja, ia merasa lebih nyaman jika di antar oleh Awan. Selain itu, Indah semakin menyukai sisi lain Awan yang ia lihat malam ini. Di mata Indah, Awan terlihat sangat keren ketika bertarung dan berhasil mengalahkan Bram tadi. Bahkan, penampilan Awan yang sekarang tampak masih berdarah itu justru terlihat lebih heroik layaknya banyak cerita pahlawan yang ada dalam cerita novel.Bukankah wanita menyukai sosok pahlawan? Sekarang, ada kesempatan berdua den

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   38. KALAU AKU JADI KAMU, AKU TIDAK AKAN BERANI MEMBAWANYA

    Karina sempat terpengaruh dengan ucapan Anton dan mengira semua yang diucapkan Anton adalah benar. Bagaimanapun, Awan dan Anton adalah teman sekelas. Biasanya ada masalah apapun, Awan akan bercerita padanya ataupun pada saudara kembarnya, Kirana. Namun, Awan tidak pernah bercerita tentang Anton sama sekali. Itu sebabnya, Karina bisa mempercayai ucapan Anton. Selain itu, ia sangat mengetahui kalau hubungan Awan dan Indah hanyalah sebatas teman dan dia tidak menganggap 'perselingkuhan' Indah dan Anton waktu itu sebagai masalah. Padahal, alasan kenapa Awan tidak bercerita padanya karena ia sama sekali tidak menganggap Anton sebagai saingannya dan andai Karina tahu apa yang telah dilakukan oleh Anton malam ini, ia mungkin akan marah dan langsung memaki Anton. Sayangnya, Karina tidak tahu dan itu membuat ia tidak mewaspadai Anton. "Jadi, bagaimana kalau aku mengantarmu pulang?" "Hmn, tidak perlu. Aku sedang menunggu Awan di sini." Jawab Karina datar. "Eh, Awan?" Seru Anton terkejut.

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   39. PENGGANTI SEKSI

    Anton terkejut setengah mati dan hampir saja menjatuhkan tubuh Karina yang sudah siap di masukkan ke dalam mobil."Si-siapa kamu?" Ujar Anton terkesiap begitu melihat kemunculan seorang wanita bertubuh seksi berdiri tepat di depan pintu masuk ruko.Semula, ia mengira ada banyak orang yang memergoki aksinya. Jika begitu, ia akan berada dalam bahaya karena kedapatan melakukan tindak kejahatan secara terang-terangan di tengah malam buta. Apalagi, kalau sampai digerebak masa, ia akan berakhir lebih tragis lagi.Beruntungnya, hanya ada satu wanita dan tidak ada siapapun di sana. Menyadari hal itu, Anton diam-diam menghembuskan napas lega dan perlahan rasa takutnya berubah menjadi keberanian. Seorang wanita saja, ia masih berani menghadapinya. Apalagi, wanita ini memiliki daya tarik seksual yang sangat tinggi. Melihatnya saja, sudah membuat jantung Anton berdebar kencang dan pikirannya membayangkan banyak adegan erotis yang membuat bagian bawah perutnya seketika menegang.Jika Karina adalah

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   40. SAYANGNYA, AKU TIDAK SEBAIK ITU

    Sepanjang perjalanan, Awan hanya diam dan terlihat tidak berminat untuk berbicara sama sekali. Bahkan untuk sekedar memutar musik di dashboard mobil, Awan tampak enggan. Jika bukan karena Indah yang terus berkicau di sampingnya, Awan mungkin benar-benar tenggelam dalam keheningan malam dan fokus sepenuhnya dengan jalan di depannya. Karena alasan itu juga, Awan berkendara seperti seorang pembalap yang sedang berpacu dengan waktu dan melewati banyak kendaraan di belakangnya. Sehingga wajar saja, kurang dari sepuluh menit kendaraan yang Awan kendarai sudah sampai di depan rumah Indah. Karena Awan sudah pernah beberapa kali ke rumah ini dulunya, sehingga ia bisa masih mengingat rutenya. "Kita sudah sampai. Kamu bisa turun sekarang!" Ucap Awan datar dan dingin tanpa melihat ke arah Indah. "Eh?" Indah tampak terkejut, karena baru beberapa menit yang lalu ia masuk ke d alam mobil Awan dan tiba-tiba sudah sampai di depan rumahnya. Jika saja yang membawa mobil adalah Michael Schumacer, ia

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   41. KENAPA SIKSAANNYA BENERAN?

    Anton sangat bersemangat karena berhasil membawa wanita cantik dan sesempurna Florensia ke atas ranjangnya. Untungnya, kondisi rumahnya cukup memungkinkan untuk ia bisa bersenang-senang malam ini. Keluarga Anton bisa dikatakan sangat bebas dan tidak terlalu usik dengan aktfitas setiap penghuni rumah. Baik Ayah atupun kakak laki-laki Anton hanya peduli dengan diri mereka sendiri. Ibunya jangan ditanya, karena sudah lama pergi dengan selingkuhannya. Saat Anton sampai di rumahnya, penunjuk waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Di garasi, Anton hanya melihat mobil saudara laki-lakinya. Ayahnya belum pulang. Namun sepertinya Anton tidak peduli dan dengan bersemangat menarik Florensia untuk segera masuk ke dalam kamarnya. "Xixixi, sepertinya kamu sudah tidak sabar bisa menikmati tubuhku, ya?" Ucap Florensia dengan nada manja tanpa melawan tarikan Anton di tangannya. Tentu saja, saat masuk ke dalam rumah, tanpa disadari oleh Anton, Florensia dengan cepat memindai kondisi seisi

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   42. MUDAH MENGUNDANG IBLIS TAPI SUSAH MENGUSIRNYA

    Buk!"Arhk!"Bendi belum berhasil menyentuh tubuh Florensia, saat ia merasakan sebuah tendangan kuat menghantam punggungnya dari arah belakang. Tendangan tersebut tidak main-main. Bendi yang merasakannya langsung, punggungnya serasa mau patah.Namun, kejutan tidak terduganya bukanlah rasa sakit dari punggungnya. Melainkan saat ia jatuh tertelungkup di atas tubuh seseorang yang terdapat atas ranjang.Semula. Bendi masih belum menyadari letak keanehannya.Namun, saat ia melihat jika tubuh yang sedang ditindihnya penuh lumuran darah, seketika ia menjadi ketakutan dan buru-buru melompat. Apa ia sedang berada dalam ruang jagal?Bendi merinding dan saat ia melihat lebih dekat dan menyadari bahwa sosok yang sedang berlumuran darah tersebut ternyata adalah adiknya sendiri, ketakutan Bendi semakin menjadi."Aaa... An-anton?"Bendi sampai terjungkal ke bawah tempat tidur. Benar, tidak salah lagi. Cowok yang berlumuran darah di atas ranjang benar adalah adiknya.'Sial! Sebenarnya apa yang terj

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   43. PEMBUNUH SEMI MASTER

    Di luar ruko telah berdiri seorang pria bertampang sangar dan memiliki badan yang sangat tegap seperti binaragawan. Namun, penampilan yang membuat kehadirannya begitu mengintimidasi adalah auranya yang sangat kuat dan memancarkan niat membunuh yang membuat siapapun berada di sekitarnya gemetar ketakutan.Tanpa terkecuali Awan.Saat pertama kali melihat pria tersebut, ia sudah merasakan ancaman kuat yang belum pernah ia temui selama ini. Awan telah bertarung puluhan kali dengan berbagai macam tipe lawan seusianya. Namun, semua lawannya tidak ada satupun yang bisa dibandingkan dengan pria di depannya ini ataupun mendekati tingkat tekanannya.Instingnya memberi peringatan bahaya dan membuat Awan harus mewaspadai pria tersebut."Huft, ternyata hanya bocah?"Lain halnya dengan pria yang ingin membunuhnya. Melihat targetnya ternyata adalah seorang remaja, ia langsung meremehkan. Entah apa yang dipikirkan oleh si pemberi misi sehingga membuatnya harus turun tangan untuk membunuh seoarang bo

Latest chapter

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   179. BAJINGAN NEKAD

    "Apa yang mereka lakukan?""Bodoh! Mereka malah melakukannya sendiri tanpa perlu kita paksa. Hahaha!"Melihat dua tetua keluarga Saka yang dengan 'bodoh'nya coba menyelamatkan dua rekannmereka yang ada di tengah kolam membuat Edi tertawa terbahak-bahak. Ia melihat kalau keduanya sudah melakukan tindakan sangat bodoh tanpa menyadari ada sesuatu di bawah permukaan kolam.Benar saja, saat keduanya melintasi permukaan kolam yang tenang, monster ular yang sedang bersembunyi di bawah kolam langsung menyergap dan hampir saja menelan keduanya secara hidup-hidup. Jika saja Awan tidak datang tepat waktu, niscaya keduanya sudah berpindah alam dan menjadi bagian dari isi perut sang ular.Meski begitu, apa yang dilakukan Awan tidak memberi dampak apa-apa selain hanya berhasil mengalihkan perhatian si ular. Bahkan dengan serangan seperti itu tidak meninggalkan satu goresan di permukaan kulit ular monster tersebut.Edi tertawa mencemooh, "Hahaha, dia pikir dia siapa? Menyerang binatang spritual ting

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   178. KEMUNCULAN SOSOK ULAR RAKSASA

    Di tempat lain.Ribuan binatang spritual berlarian masuk ke dalam gua seolah sedang berlomba untuk berebut makanan. Derap langkah mereka yang besar membuat seluruh gua bergetar hebat seolah sedang dilanda gempa bumi.Pemandangan ini akan membuat siapapun gemetar ketakutan. Bahkan tiga tetua pembentukan jiwa yang dibawa oleh Edi tidak urung merasa khawatir. Jika jumlahnya puluhan, mereka mungkin masih dapat dengan mudah membunuhnya layaknya menginjak kawanan semut.Namun, jika jumlahnya sudah sebanyak ini, mereka tidak akan bisa keluar tanpa cidera."Tuan muda, situasi ini tidak terlihat bagus. Kita harus bergerak cepat!""Tetua, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Edi yang ditanya seperti itu justru balik bertanya dengan ekspresi bingung dan tegang.Kepercayaan diri yang ia tunjukkan beberapa menit sebelumnya sudah berubah menjadi ekspresi tegang. Rencana yang seharusnya mudah justru menjadi sangat sulit saat ini. Meskipun mereka berhasil mendapatkan teratai bumi dan inti monster

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   177. PENGKHIANAT

    "Tetua Arsyad, kenapa anda berhenti di sini?" Tanya salah seorang prajurit keluarga Saka heran.Karena tetua Arsyad yang memimpin mereka tiba-tiba berhenti, membuat semua orang di belakangnya ikut berhenti dan menatapnya dengan penuh tanya,Seharusnya mereka harus bergegas kembali ke kediaman keluarga Saka. Karena disamping mereka harus membawa pil untuk kepala keluarga, mereka juga harus segera melaporkan tentang misi penyelamatan dua tetua mereka yang dipimpin oleh Dian dan meminta tim bantuan.Namun, bukannya harus bergegas kembali, tindakan tetua Arsyad yang tiba-tiba berhenti dan menunjukkan gelagat mencurigakan membuat semua orang kebingungan."Cony, serahkan pilnya padaku!" Ujar tetua Arsyad mengulurkan tangannya."Tetua, apa maksudmu? Kita harus bergegas kembali dan melapor pada keluarga utama." Ujar prajurit Cony tidak langsung menuruti permintaan seniornya tersebut."Apa perintahku kurang jelas? Cepat, serahkan pil itu padaku!" Ulang tetua Arsyad dingin."Maaf, tetua! Kami t

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   176. SIAPA MENJEBAK SIAPA

    Ternyata, Awan sudah memperhitungkan semua kemungkinan bahaya yang dapat membahayakan dirinya dan orang-orang disekitarnya. Itu termasuk semua orang yang pernah menentang Awan seperti halnya kelompok Shelma.Tetua Dion sempat meragukan kecurigaan Awan saat itu. Menurutnya, Shelma seperti halnya semua prajurit dalam keluarga Saka adalah karakter yang sangat loyal. Karena salah satu persyaratan agar mereka bisa diterima sebagai prajurit keluarga Saka adalah mereka harus bersumpah setia menggunakan darah yang membuat mereka tidak bisa mengkhianati keluarga Saka.Hanya saja, alasan akan cukup masuk akal dengan menjelaskan kalau dirinya hanya orang luar yang membuat Shelma ataupun rekan-rekannya bisa saja menghabisi dirinya. Ditambah jika ada seseorang yang mampu meyakinkan mereka.Siapa lagi, kalau bukan Edi Purnama.Itu sebabnya, sesaat sebelum masuk ke dalam gua, sesuai dengan arahan Awan, tetua Dion sengaja memberi tanggungjawab pada Shelma dan rekan-rekannya secara khusus menjaga keam

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   175. DIA TIDAK AKAN MEMBUNUHKU

    Edi sempat salah tingkah saat Awan tiba-tiba bertanya padanya dan menjawab dengan nada agak tinggi, "Apa maksudmu bertanya seperti itu? Bagaimana aku tahu apa yang ada di dalam sana! Seperti kata Dian, seharusnya kita menyelamatkan tetua Elang dan tetua Evan sebelum ular monster itu kembali.""Begitukah?" Ujar Awan dengan senyum licik yang membuat Evan merasa gelisah layaknya seorang maling yang baru saja tertangkap basah."Bagaimana kalau kamu sudahi saja sandiwara ini, tuan muda Edi? Atau, aku sendiri yang akan membongkar kebohonganmu?""Kebohongan apa maksudmu? Jika ada yang perlu dicurigai di sini maka itu adalah kamu. Kita semua sudah melihat kalau dua tetua Saka ada di sana. Tapi, bukannya bergegas menyelamatkan mereka, bajingan ini justru membuat tuduhan tidak mendasar dan mengulur waktu yang membuat nyawa mereka bisa saja tidak dapat diselamatkan." Balas Edi ketus dan membalikkan semua kesalahan pada Awan.Selain tetua Dion, para prajurit keluarga Saka tampak mulai termakan de

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   174. MASUK KE DALAM GUA

    Rombongan Awan masuk ke dalam gua.Gua itu sendiri memiliki lebar tidak lebih dari dua setengah meter.Hanya saja, siapapun yang masuk ke dalam gua akan merasakan tekanan yang sangat besar seolah mereka sedang memasuki mulut harimau. Tidak terkecuali mereka yang berada di ranah pembentukan inti seperti halnya tetua Dion dan yang lainnya. Mereka merasakan tekanan yang belum pernah mereka hadapi.Tidak heran, Dian yang berada di ranah pembentukan fondasi tampak begitu tertekan. Sampai-sampai ia tidak berani berada jauh dari sisi Awan. Berada di dekat Awan satu-satunya cara yang membuatnya merasa agak aman.Karena di dalam gua terdapat binatang spritual tingkat empat dan juga lebar gua yang relatif sempit, mereka tidak memiliki pilihan selain berjalan kaki dan berusaha untuk menyembunyikan hawa keberadaan mereka.Hanya saja, belum lama mereka berjalan masuk ke dalam gua, mereka terpaksa berhenti karena di depan mereka terdapat beberapa lorong.Tanpa mereka sadari, gua tempat mereka ber

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   173. KITA IKUTI RENCANANYA

    Keserakahan terkadang membuat seseorang bisa kehilangan akal sehat dan nuraninya. Itulah yang terjadi pada Edi Purnama.Menurut Awan, Edi memiliki tujuan utama yang membuatnya sampai rela menjadikan wanita yang disukainya sebagai alat untuk mendapatkan keinginannya. Bisa jadi, Awan dan tim keluarga Saka akan dijadikan sebagai pengalih perhatian.Hanya saja, Awan tidak bisa menyimpulkan apa yang sedang dicari oleh Edi sampai berani mengorbankan banyak orang untuk mendapatkan keinginannya. Yang bisa dilakukan Awan saat ini adalah mengikuti permainan Edi dan membuat langkah antisipasi untuk menghindari jatuhnya korban di pihak mereka.Setelah menjelaskan rencananya pada tetua Dion, Awan lalu membuat pil pemulihan untuk kepala keluarga Saka seperti janjinya. Yang mengejutkan, pembuatan pil ini sendiri tidak menggunakan tungku alkimia seperti kebanyakan alkemis lainnya dan Awan bahkan hanya membutuh waktu kurang dari lima menit untuk memurnikan empat pil tingkat atas."Astaga! Dokter jeni

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   172. RENCANA AWAN

    Awan dan tetua Dion sampai di area pinggir hutan yang relatif sangat sepi dan bagian belakang mereka adalah tebing yang cukup tinggi. Sebuah tempat yang cukup ideal untuk meramu pil."Dokter jenius Awan, katakan saja, apa yang anda ingin saya lakukan?" Tanya tetua Dion begitu hanya ada mereka berdua di tempat tersebut.Awan tersenyum kecil dan berkata, "Hmn, tetua Dion sangat bijak. Saya kagum, tetua dapat membaca maksud saya mengajak anda ke sini.""Jangan mengejek saya, dokter jenius Awan! Di depan anda, saya justru tidak ada apa-apanya.""Saat anda mengajak saya untuk menjaga anda membuat pil, saya menyadari kalau ada sesuatu yang anda inginkan dari saya tapi tidak ingin diketahui oleh yang lainnya. Saya melihat anda dapat mengalahkan hewan spritual tingkat tiga dengan mudah. Bagi orang lain, mungkin itu suatu keberuntungan karena mengira tetua Armen sudah tenaga dan melukai monster itu sebelumnya. Tapi, saya tidak melihatnya demikian. Ular itu bahkan tidak terluka sama sekali oleh

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   171. DOKTER DAN JUGA ALKEMIS

    "Sekarang, apa yang harus kita lakukan?" Tanya Dian meminta saran Awan dan para tetua.Meski dalam hati Dian sangat ingin menyelamatkan dua orang tetuanya yang ditangkap oleh monster ular tersebut. Namun, Dian masih dapat mengendalikan ketenangannya dan mempertimbangkan jalan terbaik yang harus mereka ambil.Misi menyelamatkan dua tetuanya jelas adalah misi yang hampir mustahil. Pertama, mereka tidak tahu bagaimana nasib kedua tetua tersebut saat ini. Entah mereka masih hidup atau sudah mati. Kedua, kalaupun mereka nekad pergi menyelamatkan keduanya, peluang keberhasilan mereka sangatlah kecil.Bagaimanapun lawan yang menanti mereka adalah binatang spritual tingkat empat. Sementara mereka hanya memiliki empat ahli pembentukan inti tahap menengah. Itupun jika Edi Purnama bersedia membantu mereka serta ditambah oleh lima orang pembentukan inti tahap awal.Untuk Awan sendiri, Dian tidak mungkin melibatkannya dalam misi berbahaya ini. Bagaimanapun, Awan adalah harapan kesembuhan kakeknya.

DMCA.com Protection Status