Mendengar ucapan Theo, semua orang tercengang tidak percaya. Theo menyodorkan seorang junior untuk melawan primpjnan STM Dagon? Apa itu mungkin atau Theo terlalu meremehkan Bram?Saat semua orang masih diam, tiba-tiba terdengar tawa keras.Orang yang tertawa adalah Anton. Tentu saja ia mnertawakan Awan. Menurutnya, Awan hanyalah anak kutu buku yang cuma tahu tidur dan belajar. Mana mungkin ia bisa berkelahi? Apalagi sampai berani menantang Bram, orang terkuat di STM Dagon. Bahkan dunia terbalik pun, ia tidak mungkin mempercayainya.Dengan nada mencibir Anton berkata, "Awan mau menantang bang Bram? Apa dia layak? Bang Theo, kalau mau bercanda juga harus lihat-lihat. Dia cuma kutu buku dan bahkan sudah menjadi gelandangan setelah di usir oleh keluarganya sendiri. Kemampuan apa yang ia miliki sampai berani menantang bang Bram?"Anton terang-terangan meremehkan kemampuan Awan. Menurutnya, Awan bukan siapa-siapa. Jangankan menantang Bram, Awan bahkan tidak layak untuk menyemir sepatunya B
"Lu boleh nyerang duluan!""Anggap aja, gue ngasih lu kesempatan. Biar orang-orang yang jagoin lu, gak nganggap gue menganiaya yang lebih kecil nantinya." Ujar Bram dengan tatapan meremehkan sambil melirik Theo, Joe dan beberapa siswa berandal yang mengikuti Awan sebelumnya. Terlihat sekali, kalau Bram ingin menunjukkan kalau mereka semua telah membuat pilihan yang salah dengan melebih-lebihkan kemampuan seorang junior seperti Awan untuk menjadi lawannya, yang menurut Bram hanyalah seorang anak bawang.Meski begitu, Theo, Joe dan yang lainnya tidak menghiraukan sindiran Bram terhadap mereka. Karena mereka yang lebih tahu, orang sepeti apa Awan sebenarnya. Mereka semua sudah pernah menghadapi Awan. Jadi, mereka tidak meragukan sedikitpun kemampuan Awan. Yang ada, mereka justru menatap Bram dengan tatapan kasihan, karena ia tidak mengetahui orang seperti apa yang telah diremehkannya. Dibanding menggubris sindirian Bram, Theo dan yang lainnya justru lebih penasaran untuk melihat bagaim
"Dia- dia bangun? Bagaimana mungkin?" Yang paling tercengang saat melihat Awan berhasil bangkit adalah Anton. Menurutnya, Awan hanyalah siswa kutu biasa dan orang yang selalu direndahkannya. Jelas, ia tidak pernah mengharapkan Awan bisa bertahan dari pukulan Bram. Bahkan kalau bisa, Awan hancur di bawah serangan Bram. Di sisi lain, melihat Awan berhasil bangun setelah terkena serangan bertubi-tubi darinya, membuat Bram terperangah dan tidak percaya. Dia jelas sudah mengerahkan semua kemampuan terbaiknya untuk bisa menjatuhkan Awan barusan. Melihat hasil seperti ini, bagaimana ia bisa mempercayainya? Daya tahan Awan, jelas sangat menakutkan kalau seperti itu. Perlahan, rasa percaya diri Bram mulai menurun.Meski begitu, Bram yang tidak ingin kehilangan muka dihadapan penggemarnya sendiri, bersiap untuk kembali menyerang Awan. Menurutnya, tidak peduli bagaimana Awan berhasil bertahan dan bangkit setelah terluka akibat serangannya. Yang perlu ia lakukan adalah menjatuhkan Awan kembali
Seorang gadis berusia sebelas tahunan, mengenakan pakaian yang terkesan sangat primitif dengan hanya bertelanjang kaki, berlari-lari kecil di sekitar Awan.Meski masih kecil dan berusia sangat remaja, namun ia telah menunjukkan kecantikan yang dapat memikat lawan jenisnya.Awalnya, dia tampak seperti sedang bermain-main, layaknya seorang anak kecil. Namun, Awan yang tidak bergerak dalam waktu yang cukup lama dan dalam posisi tertelungkup, membuat gadis kecil ini penasaran dan perlahan mendekatinya."Kakak, kenapa kamu malah tidur di sini?" Tanyanya dengan polos.Beberapa detik telah berlalu dan ia tidak melihat Awan bergerak sama sekali dan itu membuatnya menjadi semakin penasaran dan sifat jahil khas kekanak-kanakannya pun muncul.Pertama-tama, gadis kecil ini menusuk-nusuk punggung Awan dengan jari telunjuknya. Tapi, karena Awan masih tidak meresponnya, membuatnya mulai merasa bosan.Sampai akhirnya, ia menemukan jika kepala belakang Awan mengeluarkan darah yang cukup banyak. Tapi,
Sebagai jawaban, Bram langsung menyerbu Awan dengan mengerahkan seluruh kekuatannya. "Aaaa!" Bam! Tinju kanan Bram berhasil menghantam wajah Awan dengan telak. Pukulan itu menggunakan seluruh kekuatan Bram dan ia berharap, jika Awan akan langsung jatuh terkena serangan tersebut. Ditambah, jika Awan benar cidera karena hantamannya yang terakhir, ia pasti tidak akan bisa bertahan dari serangan ini. Bayangan Awan jatuh dan kalah, menari-nari dalam pikiran Bram dan itu membuat senyumnya segera merekah. Tapi, apa yang dibayangkan Bram, tidak sama dengan kenyataan yang terjadi. Orang yang ia harapkan jatuh dan kalah, ternyata masih berdiri kokoh di depannya. Awan hanya oleng sebentar dan mengusap tipis ujung bibirnya yang mengeluarkan sedikit darah akibat serangan Bram barusan. "Hanya ini?" Tanya Awan dengan nada mengejek. Glek! 'Oh, tidak!' Ekspresi Bram langsung berubah jelek dan tanpa menunggu respon Bram, kali ini adalah giliran Awan melakukan serangan balasan. Baam! Seranga
Awan sebenarnya sangat enggan berhubungan lagi dengan Indah. Karena itu, setelah menyelamatkan Indah, Awan sengaja meminta Mukhtar untuk mengantarnya pulang. Sayangnya, cewek bertubuh semok ini tidak bisa di usir begitu saja.Berbeda dengan Awan yang ingin mengusirnya, Indah justru terlihat sangat ingin menempel erat dirinya dan tidak ingin melepas cowok jenius berparas tampan tersebut.Dengan tatapan memelas, Indah berkata, "Awan, bisakah aku pulang di antar kamu?"Bukan karena Indah tidak percaya dengan Mukhtar atau yang lainnya. Hanya saja, ia merasa lebih nyaman jika di antar oleh Awan. Selain itu, Indah semakin menyukai sisi lain Awan yang ia lihat malam ini. Di mata Indah, Awan terlihat sangat keren ketika bertarung dan berhasil mengalahkan Bram tadi. Bahkan, penampilan Awan yang sekarang tampak masih berdarah itu justru terlihat lebih heroik layaknya banyak cerita pahlawan yang ada dalam cerita novel.Bukankah wanita menyukai sosok pahlawan? Sekarang, ada kesempatan berdua den
Karina sempat terpengaruh dengan ucapan Anton dan mengira semua yang diucapkan Anton adalah benar. Bagaimanapun, Awan dan Anton adalah teman sekelas. Biasanya ada masalah apapun, Awan akan bercerita padanya ataupun pada saudara kembarnya, Kirana. Namun, Awan tidak pernah bercerita tentang Anton sama sekali. Itu sebabnya, Karina bisa mempercayai ucapan Anton. Selain itu, ia sangat mengetahui kalau hubungan Awan dan Indah hanyalah sebatas teman dan dia tidak menganggap 'perselingkuhan' Indah dan Anton waktu itu sebagai masalah. Padahal, alasan kenapa Awan tidak bercerita padanya karena ia sama sekali tidak menganggap Anton sebagai saingannya dan andai Karina tahu apa yang telah dilakukan oleh Anton malam ini, ia mungkin akan marah dan langsung memaki Anton. Sayangnya, Karina tidak tahu dan itu membuat ia tidak mewaspadai Anton. "Jadi, bagaimana kalau aku mengantarmu pulang?" "Hmn, tidak perlu. Aku sedang menunggu Awan di sini." Jawab Karina datar. "Eh, Awan?" Seru Anton terkejut.
Anton terkejut setengah mati dan hampir saja menjatuhkan tubuh Karina yang sudah siap di masukkan ke dalam mobil."Si-siapa kamu?" Ujar Anton terkesiap begitu melihat kemunculan seorang wanita bertubuh seksi berdiri tepat di depan pintu masuk ruko.Semula, ia mengira ada banyak orang yang memergoki aksinya. Jika begitu, ia akan berada dalam bahaya karena kedapatan melakukan tindak kejahatan secara terang-terangan di tengah malam buta. Apalagi, kalau sampai digerebak masa, ia akan berakhir lebih tragis lagi.Beruntungnya, hanya ada satu wanita dan tidak ada siapapun di sana. Menyadari hal itu, Anton diam-diam menghembuskan napas lega dan perlahan rasa takutnya berubah menjadi keberanian. Seorang wanita saja, ia masih berani menghadapinya. Apalagi, wanita ini memiliki daya tarik seksual yang sangat tinggi. Melihatnya saja, sudah membuat jantung Anton berdebar kencang dan pikirannya membayangkan banyak adegan erotis yang membuat bagian bawah perutnya seketika menegang.Jika Karina adalah
"Ehm, ehmn!" Tuan besar Saka berdehem dua kalian dan sekaligus menyadarkan semua orang dari kondisi canggung yang sedang terjadi.Terutama, cucu perempuannya yang bertindak sangat nekad dengan memeluk Awan di hadapan semua orang.Meskipun Awan adalah pemuda yang sangat menjanjikan dengan segudang bakat yang sulit dicari duanya. Namun, bukan berarti cucunya dapat memeluknya begitu saja. Apalagi, ia memeluknya di depan semua orang dan terutama karena pemuda itu sendiri sudah memiliki kekasih yang saat ini berdiri tepat di samping mereka.'Situasi macam apa ini? Bahkan cucuku yang biasanya sangat tenang, sekarang justru mengambil inisiatif duluan untuk memeluk seorang pria asing?'Sebagai kakek yang melihat cucunya tumbuh sejak kecil, tuan besar Saka cukup mengenali bagaimana kepribadian cucunya tersebut. Sebagai bunga yang tumbuh dalam keluarga militer, Dian memiliki kepribadian yang keras dan disiplin. Alasan itu juga yang membuat lelaki manapun sulit untuk mendekatinya. Pernah ada se
Jay meringkuk ketakutan dan tidak berdaya saat ayahnya sendiri menamparnya berulangkali. Tidak pernah sekalipun dalam hidupnya, ayahnya menghajarnya seperti sekarang ini. Namun hari ini, ayahnya memukulnya seperti orang kesetanan dan itu semua disebabkan oleh satu orang, Awan.Meski begitu, Jay yang sedang kesakitan tidak sempat memikirkan bagaimana membalas Awan untuk sekarang. Karena ia harus meredakan amarah ayahnya terlebih dahulu.Tamparan ayahnya baru berhenti saat kakeknya memerintahkan ayahnya untuk berhenti. Itupun wajah Jay sudah membengkak dan darah keluar cukup banyak dari mulut dan hidungnya.Saat itu, Jay berpikir jika penderitaannya sudah berakhir. Tapi yang terjadi, itu justru awal dari penderitaan Jay yang sebenarnya.Saat tuan besar Harsya berkata, "Mulai hari ini, kamu akan dikirim ke Uganda selama lima tahun ke depan untuk merenungkan semua kesalahanmu. Selain itu, uang sakumu akan dipangkas sembilan puluh persen dan jika kamu masih belum berubah dan masih berkeing
"Kamu tidak salah kan, Jok? Apa semua ini benar dilakukan oleh bos Awan seorang diri?" Tanya ketua tim keamanan perusahaan terperangah pada Joko, petugas keamanan yang sebelumnya diselamatkan Awan.Bagaimana tidak? Saat ini ada belasan tim keamanan bersenjatakan lengkap dan tujuan mereka tentu saja untuk siap tempur menghadapi semua penyerang yang telah melumpuhkan mereka sebelumnya. Namun, jangankan bertarung, mereka justru hanya menemukan puluhan anggota geng yang sudah terbaring dalam keadaan tidak sadarkan diri dengan tubuh penuh luka.Namun, yang lebih terkejut justru adalah Joko dan seorang rekannya.Karena baru seperempat jam berlalu sejak Awan pergi dari pos jaga setelah menyelamatkan mereka dan ia sudah berhasil melumpuhkan semua penjahat yang menyerang perusahaan mereka. Joko dan kawan-kawannya bahkan tidak memiliki kesempatan untuk unjuk gigi.'Apa ini yang dimaksud bos waktu itu?' Bathin Joko antara percaya tidak percaya.Joko teringat ucapan Awan terakhir, "...kalian ku
Max yang sebelumnya tampak arogan, kini dibuat tercengang. Empat bawahannya yang selama ini menjadi tangan kanannya benar-benar dibuat tidak berkutik dan berlutut begitu saja di depan seorang gembel.Max sangat mengenal empat bawahannya, tidak mungkin mereka akan berlutut begitu saja di depan orang. Terlebih, mereka adalah kultivator.'Kenapa mereka begitu ketakutan di depan gembel ini?' Pikir Max bertanya-tanya.Saat itu, Max mulai curiga kalau pria yang terlihat seperti gembel itu tidaklah sesederhana penampilannya."Siapa kamu?" Tanya Max dengan suara tertahan."Oh, setelah begitu sombong dan bahkan mau melecehkan wanitaku, kamu baru bertanya siapa aku? Apa kepalamu baru saja terbentur, bung?" Balas Awan mengejek."Wanitamu? Setahuku, dia adalah wanita singel." Ujar Max hati-hati sambil melirik kesal ke arah Anton.Melihat aura Awan yang dapat mengintimidasi bawahannya, Max tidak lagi berani berbuat ceroboh. Pengalamannya selama belasan tahun di dunia hitam mengajarinya untuk berha
"Awan?" Nadya tercengang dan sampai menutup mulutnya. Ia hampir tidak percaya kalau orang yang selama ini ia tunggu-tunggu akan muncul seperti ini.Perasaan Nadya campur aduk dan sebagian besarnya didominasi oleh perasaan bahagia karena harapan terbesarnya akhirnya terkabul. Awannya telah kembali! "Bajingan! Siapa kamu? Berani-beraninya kamu menganggu kesenanganku?" Hardik Max berang.Sedikit lagi, Max hampir berhasil menyentuh Nadya dan tentu,madegan selanjutnya akan berjalan sesuai dengan keinginan Max. Namun, kedatangan orang asing yang tidak dikenalnya, membuat usahanya jadi terhenti. Lebih parahnya, orang asing yang terlihat seperti gembel tersebut malah tidak mengacuhkan kemarahan Max dan berjalan melewatinya begitu saja."Aku tidak terlambat, 'kan?" Tanya Awan pada Nadya.Nadya menggeleng dan matanya berkaca-kaca,"Kamu, kamu sangat terlambat! Kamu terlambat dua bulan satu hari tiga jam dan dua puluh tiga menit."Tanpa menghiraukan semua pasang mata yang melihat dan juga pen
"Plak!"Sebuah suara tamparan terdengar cukup keras dan sekaligus membuat semua orang menatap ke sumber suara dengan tatapan tegang.Siapa yang tidak tegang, saat seorang petinggi mafia yang paling ditakuti di kota ini di tampar oleh seorang wanita dan itu terjadi tepat di depan banyak pasang mata yang melihatnya."Na-Nadya, apa yang kamu lakukan? Cepat berlutut dan minta maaf pada tuan Max! Jika tidak, kamu akan berakhir dengan nasib tragis kalau tuan Max sampai marah." Teriak Anton ketakutan dan kesal dengan tindakan berani sepupunya tersebut.Punggung Anton terasa basah oleh keringat dingin. Tentu saja, ia sangat takut dengan kemarahan Max. Apalagi, ide untuk memperkenalkan Nadya pada Max adalah dari dirinya. Sikap lancang Nadya bisa berimbas pada dirinya. Anton tidak berani membayangkan jika Max sampai murka dan melampiaskan kemarahannya pada dirinya.Lona yang berdiri di dekat Nadya tidak kalah terkejutnya. Meski menurutnya, Max sangat pantas mendapat tamparan tersebut karena ia c
Awan berdiri dengan mata syarat kerinduan memandang sebuah gedung di seberang jalan tempat ia berdiri saat ini. Sekarang sudah dua bulan berlalu dan satu-satunya orang yang terpikir olehnya saat ia kembali adalah Nadya, kekasihnya. Namun, di saat bersamaan ia juga terlihat ragu untuk melangkah ke depan dan masuk ke dalam gedung dua belas lantai tersebut."Hmn, aku harus memberi jawaban seperti apa nantinya yah?""Nadya, aku kembali!""Ah, tidak mungkin sesingkat itu. Bagaimanapun aku telah menghilang dua bulan lamanya. Atau aku harus berterus-terang saja dan menjelaskan kalau aku di seret oleh raksasa ke dasar telaga dan ular tersebut sebenarnya adalah sisa jiwa seekor naga dan kemudian aku menerima warisannya.""Huft, kalau dipikir-pikir, cerita itu lebih terdengar seperti dongeng dan mungkin akan sangat sulit dipercaya. Siapa yang akan percaya jia di dunia masih ada seekor naga? Meskipun itu hanya pecahan jiwa sekalipun. Apalagi Nadya orangnya sangat kritis dan logis.""Aku tidak b
"Aku tidak peduli kamu mendengar isu tidak jelas itu darimana. Kalaupun perusahaanku dalam masalah, aku tidak akan pernah meminta bantuanmu, Jay. Atau aku perlu menelpon Erika untuk menjemputmu ke sini?" Balas Nadya dingin dan membuat Jay yang semula terlihat percaya diri menjadi canggung dengan wajah memerah karena malu ditolak Nadya secara terang-terangan seperti itu."Hahahaa... Wanita yang galak! Aku suka. Oh man, sepertinya keberuntunganmu sudah habis. Jangan bilang kalau aku tidak memberikan kesempatan, hahaha!" Tawa Max menertawakan Jay.Max tanpa malu-malu bahkan duduk duduk di sofa depan meja Nadya sambil melipat satu kakinya dan mengeluarkan cerutunya.Seorang pengawal dengan sigap menyalakan korek untuk Max dan membuatnya terlihat seperti seorang bos yang mengendalikan situasi. Aura Max berbeda dengan Jay.Jika Jay terlihat seperti orang kaya pada umumnya, maka Max lebih terlihat seperti seorang mafia dengan aura menindas dan syarat kekejaman. Itu pula yang membuat Lona leb
Anton menatap iri kemegahan ruangan Nadya dan membayangkan jika ruangan semewah itu menjadi miliknya, tentu saja lengkap dengan perusahaannya.Wajar saja Anton cemburu dengan pencapaian Nadya. Baru beberapa bukan yang lalu Nadya dan keluarganya pindah ke kota ini dan meminta bantuan keluarga besarnya untuk meminta perlindungan dan membantu kehidupan mereka karena Madya Nadya dan keluarganya baru saja di'buang' oleh keluarga Wongso.Siapa sangka, nasib Nadya akan berubah begitu drastis hanya dalam beberapa bulan. Tidak hanya bisa mengenal keluarga kelas satu di kota ini tapi kehidupan mereka juga berubah sangat drastis. Nadya bahkan bisa memiliki sebuah perusahaan yang tingkatnya di atas perusahaan keluarganya dan hanya dalam waktu relatif singkat, status Nadya dan keluarganya bahkan sudah melewati keluarga Dehen.Karena kedengkiannya, Anton coba menghasut keluarganya dengan coba menjodohkan Nadya dengan kenalannya. Tentu saja, tujuan Anton yang sebenarnya adalah untuk memperdaya Nad