Semua Bab AWAN - THE NEXT SANJAYA: Bab 21 - Bab 30

180 Bab

21. KE LUAR NEGERI

Setelah kepergian Anton dan Indah, semua orang merasa senang dan lega.Theo memberi kode pada yang lainnya untuk segera pergi. Terutama setelah pertunjukkan ciuman Awan dan Karina barusan, mereka merasa tidak enak berada di sana lebih lama. Meski tidak tahu kenyataan yang sebenarnya, mereka pun tidak usik dan buru-buru pergi untuk memberi privasi pada Awan dan si kembar."Bro, proposalmu sudah diterima. Acaranya sabtu malam jam tujuh. Tempatnya nanti aku inbox, ya!" Ujar Theo sebelum pergi."Proposal? Kamu mengajukan propsal apaan?" Tanya Karina curiga sambil menatap Awan."Hmn, ada deh. Proyek kecil-kecilan saja." Jawab Awan singkat.Untung saja, Theo hanya memberi bahasa kiasan. Jika tidak, Karina ataupun Kirana pasti akan melarang Awan, jika tahu kenyataan yang sebenarnya. "Eh, aku mau mengajak kalian ke ruko baruku. Kalian ikut, ya!" Ujar Awan buru-buru mengalihkan pembicaraan."Hah, kamu serius beli ruko? Jadi, kamu benar tidak tinggal di rumahmu lagi?" Seru Karina dan Kirana te
Baca selengkapnya

22. MUSUH TAK TERDUGA

Keesokan harinya.Hari ini merupakan hari pertama setelah kepergian Nadya ke Singapur. Awan tidak sempat mengantar Nadya ke bandara pagi ini karena ia harus sekolah. Meski begitu, Awan sudah menelpon Nadya ketika gadis cantik berkulit putih itu akan take off.Sekarang, meski agak canggung berada di rumah sebesar itu sendirian, Awan merasa lebih leluasa. Tanpa ragu, Awan bertelanjang dada sambil melakukan olahraga ringan malam hari.Baru beberapa menit Awan berolahraga dan mulai berkeringat, tiba-tiba ada seseorang menekan bel pintu di luar rumah.Saat itu, Awan tidak sempat mengenakan pakaian dan buru-buru ke luar rumah. Ia mengira, jika orang yang berkunjung mungkin saja keluarga Nadya. Karena sebelumnya, Nadya sudah mengatakan jika keluarganya juga tahu tentang rumahnya tersebut dan sesekali mungkin akan ada anggota keluarganya yang datang berkunjung.Saat itu terjadi, Nadya juga mewanti-wanti agar Awan mengaku sebagai pacarnya. Nadya sudah memiliki rencana sendiri untuk memulai pe
Baca selengkapnya

23. KARMA DATANG TERLALU CEPAT

Siang itu, Silvi baru saja keluar dari showroom mobil dengan mengendarai sebuah BMW serie 7 keluaran terbaru. Hatinya sedang berbunga-bunga indah dan ia bersenandung sambil mengkuti alunan lagu dari pemutar musik yang ada di mobil barunya.Perasaannya sangat senang hari itu.Setelah berhasil menjual rumah milik Awan, ia berhasil merayu suaminya dan mendapatkan sebagian dari hasil penjualan dan kemudian ia gunakan untuk membeli mobil baru yang sedang ia kendarai saat ini.Darimana lagi ia bisa mendapatkan keuntungan instan tanpa perlu susah-susah bekerja seperti ini? Itu sebabnya, senyum indah terukir lama di wajah cantiknya. Setiap orang yang melihat ke arah mobil barunya, ia anggap sebagai tatapan kagum dan iri dari mereka. Perasaan memiliki sebuah kendaraan baru dan mahal, membuat Silvi merasa berada di atas langit.Braak!Baru saja Silvi terbuai karena perasaan senangnya, tiba-tiba mobilnya ditabrak dari belakang."Sialan! Siapa yang berani menabrak mobil baruku?" Teriak Silvi ma
Baca selengkapnya

24. SI TUKANG TIDUR

Saat Cipta Mahendra dan istrinya sedang mendapat masalah, Awan justru sedang menikmati tidur siangnya di dalam kelas.Semalam ia bekerja hingga larut malam untuk menyelesaikan proyek yang dibawa oleh Florensia sebelumnya. Keputusan Awan untuk menerima Florensia menjadi bagian dalam timnya, sangat tepat. Karena wanita cantik berpayudara besar itu sudah membawa beberapa proyek potensial ke perusahaan barunya. Meski sebagai gantinya, Awan terpaksa harus mengorbankan waktu istirahatnya karena harus mengejar deadline agar bisa memenuhi pesanan pelanggan.Baru terlelap sebentar, istirahat Awan harus terganggu karena ada orang iseng yang sengaja melemparinya dengan bola kertas.Awalnya Awan tidak mengacuhkannya.Namun, gangguan itu datang lagi dan kali ini, gumpalan kertasnya lebih besar dari sebelumnya."Huft, gangguin saja, sih! Gak tau orang lagi tidur, apa?" Geru
Baca selengkapnya

25. APA DIA SEORANG JENIUS?

Awan tidak suka dipaksa untuk sesuatu yang tidak dilakukannya.  "Maaf, buk. Saya tidak bisa. Saya tidak pernah mendaftar untuk olimpiade ini dan saya tidak tahu, kenapa nama saya bisa ada di dalam daftar." "Hari ini, saya ada kegiatan lain. Jadi, maaf. Saya tidak bisa menuruti permintaan Ibuk." Bu Siti tampak kesal mendengar penolakan Awan, karena pertama kali ada siswa yang berani membantahnya.  Sempat terjadi tarik ulur antara mereka. Sementara, beberapa siswa tampak memandang Awan dengan tatapan sinis. Setelah isu tentang Awan yang sempat heboh tempo hari, Awan berhasil membalikkan situasi dengan tampil lebih ber'gaya' setelah sempat menghilang selama seminggu. Hal itu membuat sebagian siswa yang pernah membencinya semakin tidak senang. "Biarin saja dia pergi, buk. Lagian apa yang bisa dilakukan tukang tidur seperti dia? Yang ada, dia malah tidur lagi nantinya." "Benar, buk. Orang seperti dia hanya jadi beban saja.
Baca selengkapnya

26. CLARA YANG MALANG

Awan masih mendumel kesal karena kejadian di kelas tadi. Ia merasa teman-temannya mengerjainya. Sahabatnya Dirga malah sudah pulang duluan tanpa memberitahunya. Ketika Awan masih menggerutu kesal, tanpa sengaja ia melihat sosok Clara yang sedang berdiri di depan gerbang sekolah dengan ekspresi kosong. Masih tampak jejak air mata di pipinya, yang menandakan kalau ia baru saja selesai menangis. Matanya bahkan masih merah. "Ada apa dengan Clara? Di mana pak Noseb? Seharusnya ia sudah menjemput Clara jam segini." Ayahnya mempekerjakan seorang supir pribadi yang khusus untuk antar jemput ibu tirinya dan juga Clara. Awan ingin mengabaikannya. Tapi, mengingat kepedulian Clara terhadap dirinya di masa lalu, Awan tidak tega untuk meninggalkan adik tirinya itu seorang diri. Apalagi, kalau sampai ada cowok iseng yang menganggunya nanti. "Clara, kamu kenapa?" "Kak-kak Awan?" Sahut Clara terkejut melihat kemunculan Awan yang tiba-tiba. Sedari tadi, pikirannya melayang jauh dan tidak menydari
Baca selengkapnya

27. PAPA MENYESAL

Melihat kemunculan Awan bersama anak gadisnya, mata Silvi langsung berkilat marah. Silvi sangat membenci Awan. Bahkan nasib buruk yang ia terima hari ini, ia anggap karena Awan. Menurut Silvi, Awan adalah sumber kesialan. "Kenapa kamu bisa datang bersama anak haram ini?" Teriak Silvi marah. Bahkan tanpa menunggu Clara menjawab pertanyaannya, Silvi sudah bangkit dan menyerang Awan. Silvi melayangkan tamparan yang sangat jeras dengan seluruh tenaganya. Sikvi berpikir bahwa ia harus melampiaskan semua kemarahannya twrhadap Awan lewat tamparan itu dan kalau bisa membunuh Awan sekalian. "Ma, apa yang mama lakukan?" Teriak Clara terkejut dengan tindakan ekstrim mamanya. Namun, karena mamanya sudah bergerak duluan, Clara tidak bisa mencegah mamanya untuk menyerang Awan. Tepat di saat Silvi berpikir bahwa tamparannya akan mengenai Awan, orang yang ingin ia tamoar tiba-tiba menghindar.Woosh! Jika itu adalah Awan yang dulu, ketika ia masih jadi anak 'penurut', mungkin ia akan menerima t
Baca selengkapnya

28. KITA DIJEBAK!

"Lalu, bagaimana reaksinya?""Hmn, itu... dia terlihat tenang seolah tidak terjadi apa-apa.""Hah, bagaimana bisa? Bukankah kita sudah membuat jatuh keluarganya dan membuat orang tuanya bercerai? Tidak mungkin dia masih bisa tenang dalam kondisi seperti itu!"Mereka telah menyelidiki Awan dan mencari tahu setiap anggota keluarganya bahkan sampai kemampuan ekonomi mereka. Itu sebabnya, mereka langsung menargetkan bisnis orang tua Awan, dengan tujuan untuk memiskinkan Awan. Mereka bahkan memberi teror pada ibu Awan dan membuatnya berpisah dengan ayah Awan. Melalui rencana ini saja, mereka sudah berhasil membuat keluarga Awan hancur berantakan. Tidak mungkin, kejadian besar seperti ini tidak membuat Awan terguncang. Sehingga, ketika mendengar orang suruhannya mengatakan kalau Awan terlihat seolah baik-baik saja, membuatnya heran. 'Pasti ada yang salah!'Pria di seberang telpon bertanya sekali lagi, "Apa kamu sudah mencari tahu semua tentang bocah itu?"Pria tua tersebut tampak salah ti
Baca selengkapnya

29. AKSI GENG THEO

Si tambun dan si kurus tercengang melihat mereka sudah dikepung oleh dua puluh lebih anak sekolahan. Meski siswa-siswa ini masih mengenakan pakaian sekolah, namun memiliki tampang layaknya badboy yang suka berkelahi. Sejak kapan pamor preman sudah menurun? Sampai-sampai anak sekolahan pun berani mengepung mereka. Bahkan selama perjalanan mereka dalam dunia perpremanan, mereka adalah pihak yang selalu menindas orang lain. Belum ada sejarahnya mereka ditindas, apalagi oleh anak-anak sekolahan yang seumuran dengan anak mereka.Apa mereka semudah itu ditindas?Tidak ingin harga diri mereka dipermalukan, si tambun segera menggertak sambil menunjukkan ekspresi garang, "Berani mengepung kami? Kalian sudah bosan hidup, hah? Cepat bubar atau kami akan menghajar kalian semua."Si tambun berpikir, dengan gertakan seperti itu akan dapat menakuti siswa-siswa ini. Tapi, mereka tidak tahu bahwa dua puluh lebih siswa yang mengepung mereka terdiri dari tujuh orang anggota taekwondo dan rata-rata mere
Baca selengkapnya

30. SISI LAIN SEORANG AWAN

Malam harinya, Awan keluar dengan menggunakan hoodie berwarna gelap dan tudung kepala yang menutupi sebagian wajahnya. Penampilannya terlihat dingin, berbeda jauh dengan kesehariannya selama ini. Jika saja ada yang mengenal siapa Awan dan melihatnya saat ini, mereka akan mengira sedang melihat orang yang berbeda. Awan yang terlihat saat ini, sangat dingin dan mengesankan aura yang tak tersentuh. Seolah siapapun yang menyinggungnya akan berakhir dengan tragis.Awan terus berjalan ke luar komplek perumahan Nadya dan terus berjalan hingga sampai warung dekat gang sekolahnya. Jaraknyanya lumayan, lebh kurang sepuluh kilo dan menempuh waktu tiga puluh menit jalan kaki. Sebenarnya, Awan bisa saja menggunakan salah satu kendaraan koleksi Nadya. Tapi, ia lebih memilih berjalan kaki sebagai pemanasan sebelum beraksi malam ini.Di depan warung sudah menunggu Theo bersama Rinaldy dan juga Mukhtar. Melihat kemunculan Awan di kejauhan, Theo berkata, "Melihat penampilannya yang seperti ini, aku t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
18
DMCA.com Protection Status