All Chapters of Diselingkuhi Suami, Dinikahi Dokter Tampan: Chapter 91 - Chapter 100

109 Chapters

Bab 90 # Bantuan dari Tuhan

“Apa? Siapa yang berhak memecatmu?” “Presdir.”“Berani-beraninya dia!” “Kakak! Tenanglah. Dia yang punya rumah sakit.” “Tetap saja! Berani-beraninya dia memecat adikku yang lucu! Tidak bisa dibiarkan! Aku akan mengadukan hal ini pada suamiku! Ndre! Tabah ya! Kakak akan segera datang!” “Kakak … bukan itu maksudnya. Kakak tolong bilang pada—” Tut … Tut … Tut …. Telepon itu terputus. Andre geram dan semakin kesal. Seharusnya dia memang tidak menghubungi kakaknya dan meminta tolong. “Padahal, aku cuma ingin dia menyampaikannya pada nenek! Kenapa jadi runyam begini?” Andre menyesali perbuatannya. *** Senja mulai merayap, Andre mengendarai sedannya dengan kecepatan sedang, menuju ke rumah aman yang Kramat Jati, Jakarta Timur. Kondisi jalanan sedang cukup padat-merayap, Andre harus bersabar. “Kenapa CCTV jadi masalah akhir-akhir ini?” Ia bergumam sambil memandang lelah ke arah jalan yang hanya menyisakan jarak sejengkal dari satu mobil ke mobil lainnya. Andre menghela napas dalam. Ia
last updateLast Updated : 2024-02-14
Read more

Bab 91 # Kebohongan Terbaik

“Silakan Pak Dokter. Katakan, apa yang bisa saya bantu?” Ibu Putri begitu senang hati membantu keperluan penyelamatnya. Andre tersenyum kemudian baru mengatakan hal yang selama ini sedang dicarinya. “Apakah restoran ini buka pada tanggal 1 Septermber?” tanya Andre setelah mengecek catatan pada ponselnya. Pada tanggal itulah Lara dilarikan ke rumah sakit. “Tanggal 1 September?” Ibu Putri mencoba mengingat-ingat. Ia juga mengecek catatan pada ponselnya. “Hari itu adalah hari sesaat sebelum saya pergi ke kampung halaman. Ada kecelakaan hebat di depan restoran. Saya takut sekali. Tapi, tidak bisa apa-apa kecuali menelepon polisi. Saya benar-benar sedang terburu-buru.” Andre tampak menaikkan senyumannya. “Jadi, ibu masih sempat menyaksikan kecelakaan itu?” “Iya, Pak! Bagaimana tidak. Suaranya kencang sekali terdengar. Meski waktu itu restoran sedang tutup, tetap saja, saya bisa mendengar benturan benda keras. Truk besar menabrak mobil itu sehingga penyok! Kasihan sekali,” kenangnya sam
last updateLast Updated : 2024-02-15
Read more

Bab 92 # Perut Sixpack Andre

Lara tertidur seperti bayi dalam pelukan Andre. Rasa marah, kecewa dan juga kesedihan yang membaur jadi satu, menyebabkan tubuhnya melemah. Ia tak memiliki tenaga lagi. “Eum …” Lara bahkan bergumam dalam tidurnya. Terkadang, keringat dingin mengucur bersamaan dengan teriakan-teriakan yang membuat Andre terkesiap. Pria itu tidur di sofa, tak jauh dari ranjang Lara. Ingin sekali Andre menemani Lara tertidur, tapi … ia tak ingin dianggap sebagai lelaki brengsek yang mencuri kesempatan tanpa persetujuan sang kekasih. “Ndre ….” Lara memanggil namanya, pada akhirnya. “Aku di sini,” sahut Andre pelan sambil bangkit dari posisi yang awalnya merebah. Ia menggosok matanya untuk menyesuaikan keadaan, kemudian berjalan mendekat ke ranjang Lara. “Ada apa, Ra? Kau memerlukan sesuatu?” Lara meraih tombol lampu tidur di sisi ranjangnya dan menyalakannya dengan perlahan. Ia dapat melihat wajah Andre secara lebih terang. “Enggak,” sahutnya sambil menggeleng pelan. “Tidurlah di ranjang. Nanti b
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

Bab 93 # Terror

Andre tertawa sampai terlihat gigi-gigi putihnya. Senyumannya yang menawan membuat jantung Lara berdebar. Namun, wanita itu segera memalingkan wajahnya. “Pakai baju dulu!” perintahnya untuk yang kesekian. “Oke, oke. Tunggu sebentar, ya.” Andre berhenti menggoda Lara dan beranjak pergi ke kamar ganti. Beberapa helai pakaian selalu tersedia di mobilnya. Andre tak perlu risau jika ada kepentingan mendadak karena memang begitulah kehidupan seorang dokter. “Setidaknya, dulu … meski kini aku pengangguran,” gumam Andre sambil menyisir koleksi kaos dan juga celana pendek untuk bersantai di pagi hari yang cerah ini bersama Lara. ***“Ternyata, kau jago masak juga. Nasi gorengnya enak,” puji Andre setelah menyendok hidangan yang tersedia di hadapannya. “Terima kasih. Mungkin karena kebetulan aja. Biasanya yang memasak, ya, pembantu. Aku cuma kadang-kadang aja.” “Calon istri yang baik, nih,” seloroh Andre sambil melempar pandang ke arah Lara yang duduk di hadapannya. Wanita itu hanya tersi
last updateLast Updated : 2024-02-17
Read more

Bab 94 # Kepala Anjing

“LARA!” “ANDRE!” Suara Lara tercekat tatkala mendengar suara barang pecah kemudian ada sesuatu yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya melalui jendela. Bau anyir dan busuk segera tercium. Lara benar-benar ketakutan karena tidak bisa melihat di dalam gelap. “Kau tidak apa-apa?” Andre tampak memeluk Lara, setelah mengulurkan tangannya ke arah ranjang. Listri padam. Mereka tidak bisa melihat apa-apa, tapi … Andre dapat menebak keberadaan Lara melalui suaranya. “Aku baik-baik saja, tapi … ada sesuatu yang masuk dari jendela!” “Tunggu di sini, aku periksa!” “I–iya ….” Lara masih berusaha menenangkan dirinya ketika Andre berjalan pelan menuju ke arah jendela. “Akh!” Andre terkejut karena sepatunya menginjak cairan yang hampir merobohkannya. Ia segera meraih pegangan apapun yang dapat menyeimbangkan tubuhnya. Andre lalu membuka jendela lebar-lebar. “Shit!” Andre memekik penuh kejutan ketika sinar bulan dapat memberikan sedikit cahaya untuk memeriksa sesuatu yang membuat mereka pen
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

Bab 95 # Penthouse Andre

Mobil Andre masuk perlahan ke area apartemen yang begitu mewah. Gedung tinggi itu begitu berbeda dengan apartemen Mahya. Lara mengetahui bahwa level penghasilan Andre memang jauh di atas sahabatnya, namun ia tak menyangka bahwa Andre juga bisa membeli unit apartemen mahal di kawasan jakarta ini. “Bagus, Ndre, apartemennya,” ucap Lara kagum ketika mobil mereka mulai masuk ke rubahah. “Ya. Aku senang jika kau menyukainya,” Andre memacu mobilnya perlahan karena area parkir bawah sudah terisi penuh. Ia menuju jalanan berkelok yang menghubungkan lantai paling bawah ke lantai yang ada di atasnya. Lara bisa menaksir harga apartemen yang sedang hendak ditujunya ini. Seno–meskipun tidak bisa menjadi suami andal–sering mengajarinya untuk menaksir harga sebuah barang. Dalam kehidupan seseorang yang penuh dengan limpahan harta, tentu akan ada banyak orang yang berusaha menipu mereka. Lara belajar bagaimana cara menilai barang sebagai sesuatu yang berharga atau hanya berupa rongsokan saja. Ke
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more

Bab 96 # Persidangan

Wajah Lara memerah, bukan karena malu … melainkan, efek alkohol telah naik hingga ke kepala. “Te—terlalu dekat ….” Andre mencoba memalingkan wajahnya. Ia tahu bahwa Lara tidak sepenuhnya sadar. “Hm? Apa yang kau katakan?” Suara Lara terdengar menggoda, dengan permainan tangan dan kaki yang mulai menggagahi Andre sepenuhnya. Juntaian rambut Lara membuat darah Andre berdesir hingga ke kepala. Bagaimana tidak? Rambut Lara begitu menggoda dengan wangi bunga yang menyeruak hingga menggelorakan gairah yang tertahan, pun desahan suara Lara, semua begitu sempurna. Kesempurnaan yang begitu menyiksa Andre akibat menahan gejolak hasratnya! “La–lara ….” Pria itu tampak kikuk dan malu-malu karena merasa diserang terlebih dahulu. Andre adalah tipe penyerang, jika demikian … ia merasa dipecundangi dan malah bingung harus berbuat apa,. “Ndre ….” Suara Lara kembali menggoda, alih-alih melepaskan jeratannya, wanita itu semakin berani mendekatkan diri. Kali ini, bibirnya beradu di dagu sang kek
last updateLast Updated : 2024-02-23
Read more

Bab 97 # Penulis Favoritku!

Setelah persidangan, Seno kembali ke rumah tahanan dengan hati gusar. Ia tidak menyangka bahwa Lara akan muncul di sana. “Bagaimana dengan kerja anak-anak bodoh itu? Mengapa mereka gagal membuatnya mundur menjadi saksi?” tanya Seno dengan amarah yang membuncah pada pengacaranya. Mereka sedang berada di dalam ruangan khusus konsultasi. Pengacara Seno meminta waktu sedikit sebelum kliennya itu kembali mendekam di sel untuk menunggu persidangan lanjutan. “Pak, janganlah bicara keras-keras,” nasehat kuasa hukumnya itu dengan wajah gelisah. Matanya memindai ruangan, mencoba memeriksa apakah ada orang lain yang mendengar percakapan mereka. “ARGH! Kalau Lara datang, bisa-bisa buyar semua rencana kita! Wanita itu banyak mulut!” Seno frustasi dan menjambak rambutnya dengan keras. Ia benar-benar marah karena merasa gagal menjegal langkah Lara. Seharusnya, mantan istrinya itu ketakutan setelah teror kepala anjing yang terjadi, entah kenapa, efek yang diharapkan tidak terlihat. Lara bahkan tam
last updateLast Updated : 2024-02-24
Read more

Bab 98 # Tabrakan!

“Apa?” Andre tercekat ketika sopir memberi kode lewat pandangan matanya. "Apa yang terjadi?" tanyanya, seraya menoleh ke belakang, diikuti oleh pengacara dan Lara. Mereka melihat dengan jelas dua mobil hitam yang tampaknya membuntuti mereka.“Sepertinya, kita dibuntuti, Pak Andre. Saya akan mencoba menghindarinya.”“Coba cek dulu, Pak! Apakah benar kita dibuntuti?”Sopir menganggukkan kepala. Ia lalu mencoba memacu kendaraannya dan menyalakan sein ke kanan seolah-olah sedang berganti lajur jalan. Benar saja, dua mobil yang berada di belakang mereka ikut bergerak ke kanan, alih-alih mendahului mereka. “Sial!” Sopir itu kemudian menyalakan sein kiri dan dengan perlahan mengalihkan haluan menuju ke lajur kiri. Ia akan memacu kendaraan secepatnya agar terhindar dari radar kedua mobil yang mencurigakan itu. Dua mobil tadi kembali mengambil lajur kiri seperti sebelumnya. Mereka benar-benar mengikuti gelagat kendaraan Andre dan Lara yang ada di depannya. “Ndre … aku takut,” Lara mencengkra
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more

Bab 99 # Ditodong Pistol

BRAK! Suara benturan keras membuat mobil mereka berguncang. Andre, Lara, pengacara, dan sang sopir tersentak oleh kejadian mendadak itu."Apa yang terjadi?!" pekik Andre, mencoba memahami situasi.“Kita ditabrak, Pak!” jawab sopir itu dengan napas tersengal. Alih-alih berhenti dan mengkonfrontasi pengemudi yang ada di belakang, sopir itu kembali melajukan kendaraan. Namun, nahas, usahanya sia-sia belaka. Mobil di belakang kembali menabrak mereka dengan sengaja … BRAK! “Argh!” Semua penumpang di sana hampir terlempar jika tidak mengenakan sabuk pengaman.“Pegangan!” Sopir berteriak karena mobil Andre hampir terguling akibat guncangan yang begitu keras!Dengan sigap, sopir berhasil mengambil alih situasi. Ia segera menyeimbangkan kendaraan dan kembali memacu mobil dengan kecepatan tinggi. “Awas!” Pengacara, yang sedang duduk di sisi sopir, memekik dengan jantung berdebar ketika ada marka pembatas jalan yang ada di hadapan mereka.“Shit!” Sopir itu dengan lincah memutar setir hingga be
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status