All Chapters of Diselingkuhi Suami, Dinikahi Dokter Tampan: Chapter 71 - Chapter 80

109 Chapters

Bab 70 # Setelah Kecelakaan

Seno tersenyum lebar mendengar ucapan dari pembunuh bayaran yang disewanya. Kali ini, misi itu tidak lagi gagal seperti di awal mula. “Bagus!” Ia bersorak senang. Tidak sia-sia Seno membayar pembunuh bayaran profesional, setelah dipecundangi oleh takdir, sebelumnya. Sejak Lara menghilang dan Mahya melakukan peretasan di sistem Seno. Ia menyadari ada yang tidak beres dengan semua ini. Seno melakukan pelacakan terhadap aktivitas Mahya dan memeriksa CCTV di lokasi penyekapan Lara. Mobil Mahya terekam kamera dashboard mobil boks yang ada di sana, meski melewati rekaman CCTV yang seharusnya menangkap jejaknya. Seno geram! Ia segera mencari tahu keberadaan Mahya, namun, sulit. Katanya, Mahya pindah rumah. Tak lama kemudian, anak buah Seno melaporkan kejadian peretasan sistem oleh hacker di server mereka. Seno segera menyadari bahwa Mahya adalah sosok yang berbahaya. Ia pun melancarkan aksi untuk menghabisi mereka berdua: Mahya dan mantan istrinya, Lara. “HAHA! Akhirnya!” Mahya tidak
last updateLast Updated : 2024-01-23
Read more

Bab 71 # Sang Penyelamat

Dengan langkah tergesa, Andre membelah kerumunan di IGD, mengikuti gulir roda bed yang membawa Lara dan Mahya ke koridor yang ramai. “Aku akan mengambil alih pasien ini!” seru Andre sambil mengikuti bed Lara. “Baik, Dokter!” sahut dokter jaga di IGD tersebut. Dalam hati, ia bersyukur karena dokter senior mau mengambil alih pasien mereka. Keadaan di IGD sedang kacau! Banyak pasien yang perlu penanganan dengan segera. "Siapkan ruang operasi! Cepat!" perintah Andre dengan wibawa tegas. "Ta–tapi, ruang operasi penuh, Dok!" sahut asisten bedah yang juga ikut berlarian. Andre menggeram, namun tidak berhenti sampai di situ. Ia segera berteriak dengan perintah mutlak dalam keadaan gawat darurat. "Pakai ruangan pribadiku!” "Baik, Dokter!” Sang asisten segera berlari menuju ke ruangan operasi pribadi milik dokter Andre, setelah sebelumnya, ruangan itu hanya menjadi mitos belaka. Sebagai mantan pemilik tunggal, Andre memiliki ruangan khusus untuk studinya. Ruang operasi pribadinya, yang se
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

Bab 72 # Aliansi Busuk

Gelas kertas yang ada di genggaman Miriam remuk seketika. Dokter cantik itu segera pergi dengan amarah yang membara. “Lara! Seharusnya kau tidak memprovokasiku!” geramnya sambil berlalu pergi. “Do-dok!” Sang asisten yang tadi bersamanya tampak kebingungan. Namun, ia segera mengejar sang atasan yang tampaknya sedang terbakar amarah. Apa yang sebenarnya terjadi? *** Andre tampak menatap nanar ke arah Lara, sang pasien, si wanita pujaan, yang kini terbaring lemah di ruang perawatan. Kedatangan Bi Yani membuat lamunannya buyar. “Kopi, Dok?” tawarnya. “Terima kasih,” Andre menerima kopi yang disodorkan oleh Bi Yani dengan seutas senyuman. “Kenapa dokter tampan seperti Anda masih menjomblo?” tanya Bi Yani agak sedikit pribadi, setelah pembicaraan terakhir mereka tentang rencana pendekatan terhadap Lara. “Sebenarnya, saya sudah punya tunangan,” jawab Andre jujur. Ia memang merahasiakan hal ini dari semua orang. Namun, rencananya untuk mendekati Lara seharusnya menjadi batas jelas ant
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

Bab 73 # Andre Turun Tangan

Seno menyeringai. Respon sang dokter benar-benar di luar dugaannya. “Anda tahu, Dok? Ada dua tipe orang yang bisa meraih kesuksesan dalam sekejap mata,” katanya secara tiba-tiba. “Kemana arah pembicaraan ini?” Miriam menatap Seno tajam. Ia tidak sedang ingin diceramahi. Miriam sadar bahwa obsesinya terhadap Andre sudah di luar batas. Tetapi, dia tidak bisa mencegah kehendak hatinya begitu saja. “Saya bisa memberi saran dan juga … tindakan. Mana yang Anda pilih?” Seno mulai memberi pilihan kepada Miriam agar tak sembarangan masuk ke dalam aliansinya. Seno harus mengetesnya terlebih dahulu. Jika Miriam lulus, maka, kesuksesan atau apapun itu akan berada dalam genggamannya. “Ti–tindakan.” Miriam menjawab ragu, Ia tidak tahu apa yang akan ditawarkan oleh Seno kepadanya. “Anda seorang dokter, loh! Apa tidak masalah jika beraliansi dengan pengusaha seperti saya? Dan … tentu saja, tidak gratis!” Seno akhirnya mulai menampakkan niat buruknya. “Apa bayarannya?” “Otoritas Anda sebagai sa
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

Bab 74 # Kenalan Penting

Carol dan James saling berpandangan. Namun, anggukan dari sang kakak, membuat Carol mengedipkan kedua matanya. “Baiklah, Dokter. Kami akan mempercayakan semua ini kepada Anda.” “Terima kasih, tolong jangan membuat keributan. Hal ini harus diselesaikan dengan tenang, hm?” ucap Andre sambil menatap lurus ke arah kedua tamunya tersebut. “Baik ….” Setelah mengucap salam, mereka pun beranjak pergi dari ruangan sang dokter dengan langkah ringan. Tidak ada lagi yang harus mereka khawatirkan. “Untuk jaga-jaga, Kakak akan tetap huBroi pengacara kita,” kata James sebelum mereka keluar dari lobi rumah sakit. “Baiklah, Kak. Lakukan yang dianggap perlu. Aku akan memantau dari ruangan Mahya. Aku akan menyalin berkas-berkas yang berkaitan dengan kasus ini.” Kedua petinggi Channel Insight itu pun tidak lagi terlihat di area rumah sakit. Andre, di sisi lain, sedang menelepon sahabat lamanya untuk menagih utang budi yang pernah dia terima. *** “Bro, temui aku di kelab malam ini.” “Wow! Seorang
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

Bab 75 # Di Sisimu

Menghabiskan malam yang seru bersama sahabat menjadi hal yang sangat berarti bagi Andre yang setiap hari didera kesibukan. Persoalan Lara tentu akan dia prioritaskan. Andre bahkan rela menukar jadwal dengan dokter lain agar dapat bersama dengan Riko demi Lara! “Udah, jangan cemberut. Nikmati malam ini dengan happy, Bro!” ucap Riko sambil mengangkat gelasnya. Andre hanya tersenyum kecut dan memesan soda. “Besok ada jadwal operasi, Bro! Gak boleh mabok lah!” “Ah! Nggak asyik!” Riko menggerutu, namun ia tetap mendentingkan gelas vodkanya kepada sang sahabat. “YOLO!” Suasana di kelab memang sangat hidup, Andre mengakui itu. Dorongan untuk menenggak alkohol tentu besar namun ia harus bijak. Mabuk-mabukan bersama Riko hanya akan membawa masalah pada pekerjaannya. Entah kapan Andre akan bisa bersantai tanpa menghiraukan jadwal kerja. “Eh, gimana kabar Kakakmu? Kok, nggak pernah kedenger?” Riko membuka obrolan. Andre hanya tersenyum simpul mengingatnya. “Baru nikah dia. Lagi bulan madu k
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

Bab 76 # Sebatas Dokter dan Pasien

Lara membeliak mendengar permintaan sang sahabat. Namun, apakah Andre cocok disebut demikian? Ketika kasus tabrak-lari sang ibu masih terngiang-ngiang di pikiran. “Maaf, Ndre. Aku ingin istirahat,” Lara mengalihkan pembicaraan. Ia tidak ingin menjawab pertanyaan Andre yang seolah menanti harapan atas kejelasan hubungan mereka. Tidak selayaknya mereka kembali berhubungan. Kedua keluarga itu seharusnya bermusuhan. “Lara …..” Andre tampaknya mengerti dengan sikap defensif Lara. Sekeras apapun ia mencoba, agaknya Lara masih menganggap bahwa keluarga Ramsey adalah pembunuh ibunya. Padahal, hasil otopsi mengatakan sebaliknya. “Tolong ….” Lara kini meringkuk dan bersembunyi di balik selimutnya. Ia kira, dengan keselamatan nyawanya dan juga meredanya ancaman terhadap Mahya, sudah cukup menjadi bukti bahwa Andre masih menghargai persahabatan mereka di masa lalu. Sudah cukup, hanya itu. Lara tidak bisa memberi Andre apa-apa lagi, terutama … jika itu menyangkut perasaannya. “Hhh ….” Andre
last updateLast Updated : 2024-01-30
Read more

Bab 77 # Pria Mencurigakan

“APA?!” Seno menggeram ketika asistennya mengabari hal yang membuat darahnya naik seketika. Tengkuk Seno terasa sakit, namun ia mencoba bertahan. Beberapa menit lagi adalah waktu Seno naik ke atas panggung untuk peluncuran obat baru yang selama ini dikerjakannya: Escitalopram. Obat ini rencananya akan didistribusikan secara massif di masyarakat dengan harga subsidi mengingat … Seno memang sedang melancarkan aksi untuk mengeruk keuntungan tiada batas dari efek samping yang akan dihasilkan. “Hubungi Kapolres! Aku ingin berbicara dengannya!” sahut Seno kasar lalu menutup panggilan. Ia menarik napas dalam-dalam kemudian mencoba menstabilkan kembali degupan jantungnya yang tak karuan. Kali ini, Seno tidak boleh lagi kehilangan jejak Lara. “Ada apa? Kenapa wajahmu seperti itu?” tanya Olivia yang baru saja bergabung dengannya di belakang panggung acara. “Bukan urusanmu,” jawab Seno cepat. Akhir-akhir ini, tensi Seno naik secara drastis. Hal ini disebabkan oleh kegagalan demi kegagalan d
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

Bab 78 # Bangkit dari Kubur

BUGH! “Aww!” Lara mengaduh ketika seorang pria menabraknya. “Maaf, Mbak … ini,” ucapnya sambil menyodorkan sebuah ponsel model lama dengan catatan yang ditempelkan di atasnya. ‘Angkat telepon ini’. Begitu tulisan di catatan itu. “Mas! Tunggu!” teriak Lara pada pria bertopi hitam yang tiba-tiba pergi itu. Namun, dia malah berlari semakin cepat kemudian menghilang di tengah kerumunan. Lara terdiam. Tak lama kemudian, dering telepon tiba-tiba datang. “Apakah aku harus mengangkatnya?” Lara merasa curiga. Kejadian yang menimpanya beberapa waktu ini membuatnya kian waspada. Lara tidak boleh ceroboh dan membahayakan nyawanya. Dering telepon itu tak kunjung berhenti. Lara membiarkannya. Namun, detik kemudian, sebuah pesan berhasil menangkap perhatiannya. ‘Lynn, angkat teleponnya’ Kedua mata Lara membeliak. Lynn adalah panggilan sayang dari kedua orang tuanya. Hanya mereka bertiga yang mengetahui itu. Jantung Lara mencelos. Rasanya, kejadian ini hampir seperti mimpi. “Si–siapa?” Ia bert
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

Bab 79 # Memastikan

Malam itu, Andre tidak bisa tidur. Ia tengah berada di apartemennya, namun hati dan pikirannya tertinggal di kamar rawat Lara. “Hhh … Lara, dengan cara apa lagi aku dapat menarikmu mendekat seperti dulu?” Ia bergumam sambil menatap langit-langit kamar yang berwarna biru pucat. Sosok Lara begitu membekas dalam hatinya. Andre tak bisa membiarkannya begitu saja. Ia tidak akan menyerah, terutama saat ini Lara sudah tidak lagi berstatus sebagai istri orang. ‘Drrrt’ Ponsel Andre bergetar. Sebuah nomor tak dikenal terpampang di layar. Andre mengernyit heran, namun … suara hatinya mengatakan bahwa panggilan itu wajib diangkatnya. “Halo?” Sapa Andre dingin. Ia belum mengenal nomor yang tertera. Suara siapa yang akan menyambutnya juga masih rahasia. Andre harus tetap waspada. “Ndre. Ini aku, Lara.” Seketika, jantung Andre berdegup lebih kencang dari biasanya. Aura dinginnya menghilang entah kemana. Andre duduk tegap dan merespon panggilan Lara dengan hangat. “Lara? Nomor siapa ini?” Andre b
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status