Home / Romansa / Obsesi Sang Badboy / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Obsesi Sang Badboy: Chapter 1 - Chapter 10

70 Chapters

01

“Siapa yang menyangka wanita pendiam seperti Sereia bekerja sebagai wanita penghibur.”Setelah mengatakan itu, El tertawa. Dia menghisap rokoknya lagi sambil melirik Sereia yang sedang melepaskan pakaiannya dengan ekspresi dingin.Sereia dan El berada di SMA yang sama sebelumnya. Sereia yang pendiam sering dibuli bahkan oleh El dan teman-temannya. Bagi El, Sereia itu sangat menjijikkan. Tidak ada alasan tertentu mengenai rasa jijiknya tapi hanya dengan melihat wajah dan penampilannya dia merasa jijik. Sekarang usia mereka menginjak 22 tahun. El masih saja tumbuh menjadi laki-laki yang berperilaku buruk. Hobinya adalah bermain judi dan perempuan. Dia tidak memiliki pekerjaan tetap dan masih mencari-cari pekerjaan. Jika dia memiliki uang, maka dia akan menggunakannya untuk judi atau menyewa perempuan. Namun, siapa yang menyangka kali ini dia akan tidur dengan gadis yang sangat ia benci. Ternyata banyak temannya yang sudah mengetahui bahwa Sereia adalah wanita penghibur. Dia merasa ket
Read more

02

“Woy Minggir!” teriak seseorang. Orang yang sedang mengendarai sepeda itu sudah berkali-kali berteriak pada El untuk minggir karena dia akan lewat tapi El tidak menggubrisnya. Dia tetap berjalan di tempatnya. Akhirnya orang itu berteriak sangat kencang. Barulah El berhenti kemudian menoleh ke belakang dengan jengkel. “Berisik!” bentak El. Seperti biasanya, bahkan cuma masalah kecil pun El langsung tersulut amarahnya. Dia hendak memukuli orang yang naik sepeda itu yang sudah berhenti karena dihentikan oleh El. Namun, beberapa orang yang lewat mencoba menghentikan El. Sejak kepulangan Sereia dari rumahnya, El merasa seperti orang linglung. Dia pikir karena rokoknya sudah habis. Dia memutuskan untuk ke warung untuk membelinya. Biasanya dia tidak membeli di warung yang letaknya paling dekat dari rumahnya, tapi karena dia pikir, kali ini benar-benar gawat jadi dia tidak punya pilihan lain selain ke warung terdekat. Suasana hatinya semakin kesal karena dihentikan mengamuk oleh beberapa
Read more

03

Alih-alih lupa, El justru memimpikan perempuan itu. Pintu kamarnya digedor-gedor oleh ibunya. El pun segera bangkit menghampiri ibunya. "Apa?" tanya El."Sana! Beli lauk!" titah ibunya. Dia memberikan uang 50 ribuan pada putranya itu. El menerimanya.El yang masih mengantuk pun langsung ke depan. Dia baru ingat saat melihat motornya. Motornya masih belum bisa nyala. Motornya sering tiba-tiba mati tapi jarang mati saat ia pulang dari tempat nongkrong. "Ma, aku boleh minta uang tambahan. Aku mau ke bengkel sekalian!" ucap El setengah berteriak. Ibunya El buru-buru keluar setelah memasak nasi. "Makanya kerja jadi kamu bisa beli motor baru!"Motornya El memang keluaran lama. Mendengar perkataan ibunya, kantuk El buyar. "Jangan terus-menerus mengaitkan dengan aku harus bekerja. Aku juga sudah berusaha sebisaku. Mama pikir kalau aku keluar kalau bukan buat mencari pekerjaan memangnya apalagi?""Kamu judi dan main perempuan!" bisik ibunya tajam. Setelah itu, dia masuk ke dalam.Tidak mau
Read more

04

"Tadi pagi ada yang mencari kakak." Sereia dan Erix yang tengah menatap makanannya menoleh ke adik mereka. "Siapa?" tanya Sereia. "Dia tidak mau memberitahukan namanya tapi dia laki-laki, lebih tinggi dari kakak, dan menurutku dia tampan. Meskipun kulitnya sedikit kecoklatan," jawab sang adik perempuan. "Kami bertemu dengannya saat kami akan berangkat sekolah. Dia bertanya apakah kalian tahu dimana rumah Sereia terus Flosie menjawab bahwa Sereia adalah kakak kami. Tapi tenang saja, kami tidak memberitahukan dimana letak rumah kami kok. Kak Erix jangan marah. Kami juga saat itu waspada," ucap si adik laki-laki. "Apa ini?" Erix bertanya sambil menoleh ke Sereia. Sereia membalas tatapan Erix. "Kamu bilang kamu belum punya pacar lalu kenapa ada laki-laki yang mencarimu? Kamu tidak pernah bercerita bahwa ada laki-laki yang menyukaimu. Seharian kamu bekerja di rumah makan, kalau ada yang menyukaimu, maka seharusnya dia juga bekerja di rumah makan kan? Dia seharusnya mencarimu disana.
Read more

05

"Kau bisa mengantarkan dia ke rumah," kata Lingga pada Sereia. Sereia langsung melepaskan tangan El yang melingkar di pinggangnya. Dia tidak mau menjadi pusat perhatian apalagi ketika dirinya dipeluk oleh lelaki yang begitu ia benci ini. Jika tidak ada seorang pun disini, dia sudah mengambil heelsnya kemudian memukul wajah El. Lancang sekali lelaki ini. Bagaimana jika orang-orang mulai berpikir yang tidak-tidak mengenai mereka? Sereia sungguh tidak ingin terlibat dengan El. Tidak pernah ingin. "Dia mabuk berat," kata Lingga. "Bisakah kau membawanya pergi?" tanya Sereia dengan nada cemas pada Lingga. "Tidak bisa. Dia akan menghajarku sampai babak belur," ucap Lingga. "Kalau dia memelukmu, berarti dia ingin kau yang mengantarnya pulang. Kau bisa naik motor? Aku akan meminjamkanmu motorku karena jika menggunakan motornya El kau tidak akan bisa karena yah, kau tahu sendiri motor dia bagaimana."Sereia menggelengkan kepalanya cemas. Dia memperhatikan sekitarnya yang tengah memperhatik
Read more

06

Sereia tidak ingin El bekerja disini bersamanya. Dia ingin mengatakan bahwa sudah tidak ada lowongan pekerjaan disini tapi dia khawatir El tidak akan menyerah begitu saja malah bisa jadi lelaki ini akan membuat masalah yang akan menyeretnya. Senyumnya meskipun tipis tapi begitu licik. “Majikanku belum datang,” kata Sereia. “Silahkan kembali lagi nanti dan aku akan menghubungimu.”Beberapa orang datang secara bergantian untuk membeli rames. El masih berada di tempatnya. Dia memperhatikan Sereia bagaimana dia melayani pelanggan. El teringat kejadian semalam dimana dia menempel pada Sereia. Saat itu, dia benar-benar mabuk. “Wajahku,” keluh El. Sereia melirik ke El ketika mendengar keluhan lelaki itu. Dia juga teringat pembicaraannya dengan Rasya semalam. El masih menganggur padahal ayahnya sudah pergi cukup lama ada yang bilang kedua orang tuanya bercerai. Dia tinggal hanya bersama ibunya. Jika dia menjadi satu-satunya harapan ibunya, seharusnya dia tidak memiliki perilaku begitu buru
Read more

07

“Kakak!” teriak Erix.Sereia dan El menoleh ke asal suara. Erix yang akan berangkat sekolah memutuskan untuk mampir ke tempat dimana kakaknya bekerja sekalian meminta bekal. Namun, alih-alih dia biasa saja seperti biasanya, matanya menyipit tajam memperhatikan sosok lelaki yang sedang bersama kakaknya. Erix teringat ucapan kedua adiknya mengenai lelaki yang mencari kakaknya. Selama ini dia sering kesini tapi nyaris tidak pernah menemukan kakaknya mengobrol bersama lelaki kecuali laki-laki itu adalah pelanggan tapi keduanya saat ini berada di tengah-tengah meja makan bukan di area kasir dan bilik penyimpanan makanan jadi sepertinya lelaki itu bukan pelanggan. Apakah lelaki itu yang dibicarakan oleh kedua adiknya?Erix mendekati Sereia tetapi kedua matanya fokus menatap El. El juga membalas tatapan Erix yang menurutnya menantang. Adiknya juga tampan. Barangkali selama ini Sereia sebenarnya cantik tapi dia kurang merawat penampilannya saja. “Bekal dan uang saku seperti biasanya,” kata
Read more

08

Sereia panik mengetahui siapa yang datang. Sereia berbisik pada Erix. “Cepat kamu berangkat ke sekolah. Itu adalah bos kakak.”Erix mengangguk kemudian buru-buru pergi dari sana. Setelah turun dari motornya, bosnya Sereia menyapa Erix dan dibalas dengan senyuman oleh anak itu. Sereia bergegas kembali bekerja dan mengabaikan El. Menyadari kepanikan Sereia, El pikir wanita tua tersebut adalah pemilik rumah makan ini. El mendekati Sereia yang sedang mengiris timun kemudian bertanya, “Tunjukkan padaku dimana aku bisa membuat teh.”Sereia terdiam. Dia bertanya-tanya apa yang akan dilakukan oleh El. Karena tidak mau ada pembicaraan lebih lanjut, dia pun menunjukkannya pada El. Pada saat yang sama, beberapa orang memasuki rumah makan. El mencari tempat yang dimaksud Sereia ketika dia terus diperhatikan oleh wanita berusia 50 tahun itu. El pun membuat teh hangat yang tidak begitu manis kemudian membawanya ke depan. Dia mendekati bosnya Sereia yang tengah berdiri di dekat Sereia sambil meng
Read more

09

Hari ini rasanya yang datang tidak ada habisnya. Sereia mengambilkan pesanan pelanggan, melayani mereka, mendengarkan keluhan mereka, mencuci piring dan gelas, dan masih banyak lagi yang ia kerjakan. Dia terlihat seperti sedang dikejar-kejar. El justru terlihat begitu santai. Beberapa pelanggan wanita seakan memakan waktunya. El pun tanpa merasa bersalah melayani mereka dengan senyuman di wajahnya yang tampan. Sesekali Sereia menatapnya bengis. "Kau terlalu bar-bar," ketus El saat berada di dapur yang sama dengan Sereia. El awalnya berpikir kalau rumah makan ini tidak begitu ramai karena sejak tadi dia tidak melihat banyak orang. Karena sepi makanya dia berpikir dia tidak akan diterima karena pasti Sereia saja sudah cukup. Tapi semakin siang semakin banyak yang datang.Sereia tidak mengatakan apapun dan keluar dari dapur begitu saja. Raut wajah El yang semula biasa saja langsung berubah menjadi dingin. Ini pertama kalinya ada wanita yang tidak tertarik padanya. Semakin kesini Serei
Read more

10

Sereia berjalan sangat cepat tidak mempedulikan rasa lelahnya. Dia berharap tidak mendengarkan suara motornya El supaya mereka tidak bertemu lagi karena dia khawatir laki-laki itu akan mengganggunya. Bahkan dia sudah kepikiran besok akan berbohong pada bosnya tidak bisa berangkat bekerja karena jatuh sakit padahal alasan yang sebenarnya tidak ingin bertemu El. Sereia teringat ibunya El yang mengira dia adalah pacar putranya sehingga jika memikirkan El sudah memiliki calon tunangan itu cukup meragukan. Apakah El sebenarnya memiliki calon istri yang disembunyikan dari ibunya? Dia tidak yakin akan hal tersebut tetapi dari apa yang ia dengar dari mulutnya, lelaki itu terkesan mencintai calon tunangannya sehingga jika dia begitu mencintainya, sulit dipercaya kalau dia tidur dengan perempuan lain. “Sekarang aku paham apa yang dia inginkan. Dia pasti ingin tidur lagi denganku tanpa membayarku. Dia pikir, dia bisa menarik hatiku hanya dengan wajahnya? Yang benar saja. Seperti dulu dia sering
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status