Sereia berjalan sangat cepat tidak mempedulikan rasa lelahnya. Dia berharap tidak mendengarkan suara motornya El supaya mereka tidak bertemu lagi karena dia khawatir laki-laki itu akan mengganggunya. Bahkan dia sudah kepikiran besok akan berbohong pada bosnya tidak bisa berangkat bekerja karena jatuh sakit padahal alasan yang sebenarnya tidak ingin bertemu El. Sereia teringat ibunya El yang mengira dia adalah pacar putranya sehingga jika memikirkan El sudah memiliki calon tunangan itu cukup meragukan. Apakah El sebenarnya memiliki calon istri yang disembunyikan dari ibunya? Dia tidak yakin akan hal tersebut tetapi dari apa yang ia dengar dari mulutnya, lelaki itu terkesan mencintai calon tunangannya sehingga jika dia begitu mencintainya, sulit dipercaya kalau dia tidur dengan perempuan lain. “Sekarang aku paham apa yang dia inginkan. Dia pasti ingin tidur lagi denganku tanpa membayarku. Dia pikir, dia bisa menarik hatiku hanya dengan wajahnya? Yang benar saja. Seperti dulu dia sering
Air mata jatuh membasahi pipi Sereia. Pemandangan itu membuat tubuh El membeku. Sereia menarik tangannya dari tangan El kemudian pergi meninggalkan lelaki itu bersama adik-adiknya. Erix dan si kembar tidak bisa berkata apapun ketika kakak mereka meneteskan air mata. Erix juga merasa bersalah. Berbagai pemikiran mengenai kakaknya masuk ke dalam otaknya.Beberapa kali si kembar menatapnya sehingga Sereia menghapus air matanya. Dia tidak boleh terlihat lemah di hadapan adik-adiknya. Dia berkata dengan senyuman di wajahnya yang cantik, "Kakak akan membuatkan kalian makan malam yang lezat.""Ayo jalannya lebih cepat! Akan jadi masalah besar kalau laki-laki itu berhasil mengejar kita!" tukas Erix.Bahkan ketika teman-temannya berhenti di dekatnya, El terlihat masih tidak sadar. Dia menatap ke Sereia dengan tatapan kosong. Lingga berkali-kali memanggil sahabatnya itu tetapi tidak digubris. Akhirnya dia turun dari motor untuk menepuk punggung El sekeras mungkin dan barulah El menoleh ke tema
“Dimana kakakmu sekarang? Sudah dibawa ke rumah sakit? Kenapa kau berkeliaran sendirian bukannya menjaga kakakmu?” tanya El.“Aku bukan sedang berkeliaran. Kau tidak lihat aku baru saja dari arah warung sana. Aku sedang mencari obat untuk kakakku. Membawanya ke rumah sakit? Kau pikir kami punya uang untuk itu? Untuk makan sehari-hari saja susah.”El bertanya-tanya apakah Sereia sering curhat pada Erix mengenai kehidupan ekonomi mereka sehingga Erix sampai mengatakan itu seolah-olah sudah paham mengenai kesulitan mereka. Dipikir-pikir sejak pertama kali bertemu juga membicarakan mengenai keadaan mereka yang kekurangan tapi tidak secara langsung. El mendesah kasar. “Kenapa tidak mengatakan padaku sejak awal?”El ingin membawa Sereia ke rumah sakit tapi dia sendiri juga tidak memiliki uang. Rasanya sekarang ingin melihat langsung kondisinya seperti apa.“Apa urusannya denganmu?” ketus Erix.“Pulanglah! Aku yang akan membelikan obat untuk kakakmu!” titah El.“Aku ikut!” balas Erix langsu
“Bukan urusanmu,” jawab Raden.“Tentu saja menjadi urusanku. Banyak yang mendekatinya sehingga aku sebagai temannya harus melindunginya dari lelaki buruk sepertimu,” ucap El.Padahal dia sendiri yang buruk dan dia sendiri yang seharusnya jauh-jauh dari Sereia. El mengakui itu tetapi dia tidak ambil pusing. Intinya, prioritasnya sekarang adalah menjauhkan laki-laki lain dari Sereia. “Jika kau sampai seperti itu, tunanganmu mungkin akan cemburu,” ucap Raden.Raden sudah mendengar banyak soal El dari budenya termasuk pertemanan Sereia dan El. Meskipun El bekerja disini demi tunangannya tetapi saat berbicara mengenai Sereia sekarang, dia curiga kalau laki-laki itu menyukai Sereia. Dia tidak pernah melihatnya sebelumnya jadi kemungkinan besar lelaki bukanlah pelanggan setia disini. Kemungkinan dia memang temannya Sereia dan kebetulan sudah lama tidak bertemu dengan Sereia, sekali bertemu, dia langsung mendekatinya sampai sejauh ini. “Kau tahu apa soal hubunganku dengan tunanganku,” ucap
Setelah sembuh, Sereia tidak lagi kembali ke rumah makan. Dia menghubungi Raden untuk mengatur pertemuan dengan budenya karena dia akan berhenti bekerja. Dia juga belum mendapatkan pekerjaan penggantinya dan hari ini dia memutuskan untuk mencarinya. Sereia mendaftar di sebuah rumah sakit sebagai tukang bersih-bersih tetapi tidak diterima. Dia bingung harus mencari pekerjaan dimana lagi. Dia tidak bisa menunggu karena dia harus membayar banyak tagihan dan memberikan uang pada adik-adiknya. Alhasil dia memutuskan untuk kembali menghabiskan malam dengan beberapa lelaki yang akan membayarnya.Meskipun setelah kejadian bersama El membuat Sereia sedikit ragu-ragu untuk melakukannya lagi, tetapi dia berusaha untuk mengabaikan keraguan tersebut demi bisa mendapatkan uang. Uang telah membuatnya kehilangan kewarasannya. Namun, tepat saat dia akan pergi ke lokasi yang dijanjikan dengan pria itu, El datang ke rumahnya. "Apa yang kau lakukan disini?!" ketus Sereia.El berdiri di depan pintu ruma
"Kenapa kamu berhenti bekerja? Apakah ada yang membuatmu tidak nyaman? Katakan saja padaku Sereia!"Sereia telah mengeluarkan berbagai macam alasan. Sebelum bertemu dengan majikannya ini, Raden sempat memaksanya untuk memberitahu apa yang sebenarnya terjadi antara dia dan El dan hubungan seperti apa yang mereka miliki. Raden juga menyinggungnya bahwa hubungan mereka pastinya bukan sekedar teman. Raden akhirnya menyadarinya sekarang saat melihat langsung bagaimana ekspresi Sereia yang terlihat frustasi dan tertekan. Sereia kemungkinan besar berhenti bekerja karena El. Jadi Raden menyuruh budenya untuk memecat El. Akan tetapi, lelaki itu berkontribusi baik pada rumah makan mereka sehingga budenya menolak untuk memecat El. Alasan Sereia berbelit-belit. Wanita itu merasa percuma saja terus menanyakan alasannya pada Sereia karena hanya akan diputar-putar saja. Sereia juga tidak mengatakan apapun lagi tetapi ekspresi wajahnya terlihat jelas banyak pikiran."Baiklah. Jika memang itu keputu
"Apa? Dia sudah keluar?" El bertanya sambil menaikkan satu alisnya. Dia yakin 100% Sereia berhenti bekerja karena ada dirinya disini. Padahal mereka sudah berpacaran tetapi tampaknya hanya dia yang menganggap hubungan mereka.El pun datang ke rumah Sereia setelah pulang bekerja. Sejak mengetahui Sereia berhenti bekerja, dia tidak pernah lagi tersenyum kepada pelanggan. Namun itu tidak menjadi masalah karena wajah tampannya tidak berubah. El pikir Sereia tidak akan benar-benar berhenti bekerja hanya karena ada dirinya. Namun ternyata gadis itu melakukannya. El merasa dibenci setengah mati dan dia tidak akan menerima ini begitu saja. Sayangnya, yang membuka pintu adalah Erix. Melihat siapa yang datang, Erix langsung menutup pintu lagi. Dia telah diberitahu oleh kakaknya bahwa El adalah lelaki yang jahat dan bisa menyakikiti mereka karena tidak memiliki hati nurani. Jadi jangan coba-coba cari masalah dengannya."Dimana Sereia?" tanya El.El telah menolong mereka dan Erix tahu kalau lel
"Kak Erix, Kak Sereia sudah pulang. Apakah Kak Erix masih tidak mau keluar?!" teriak Flosie di depan pintu kamar Erix.Sereia ragu Erix akan keluar meskipun dia sudah pulang. Dia pikir, El mengatakan sesuatu pada adiknya itu sehingga dia mengirimkan pesan ke El menanyakan apa saja yang sudah ia katakan pada Erix. Setelah menerima pesan dari Sereia, El tertawa puas hingga teman-temannya bertanya mengapa ia begitu bahagia petang ini. El sengaja hanya membaca pesan dari Sereia. "Kalian berdua bereskan ruangan ini dan kamar yang lain sementara kakak menyiapkan makan malam," ucap Sereia.Sesakit apapun hatimu, kamu harus tetap kuat menjalani hidup seolah-olah rasa sakit di hatimu itu adalah debu. Sereia berkata seperti itu di dalam hati. Tanpa disangka Sereia, Erix keluar dari kamarnya. Tetapi alih-alih menemui kakak perempuannya, dia langsung tiduran di depan televisi. Perilakunya yang keluar dari kamar setelah menunggu Sereia pergi menandakan bahwa dia sedang ingin menghindari kakakn