Lirikan yang dilakukan Yanuar sejak tadi terlepas saat kepala Chiara tertoleh ke arahnya. Ia berdeham pendek dan meneruskan alat makannya di atas piring. Bersiap menyantap sisa nasi uduk yang dibuat Chiara sejak pagi buta.Nyaris tiap hari, Yanuar merasa ada banyak kejanggalan yang dirasakannya semenjak permintaan maaf itu pada Chiara. Ia pikir si gadis akan menuntutnya menjelaskan apa alasan ciuman itu, tapi malah tidak terjadi apa pun. Sepertinya Chiara sudah benar-benar melupakan momen tersebut, berbeda dengannya yang kalut di setiap malam.“Bapak kalau ada perlu apa-apa, tinggal bilang ke saya,” tukas Chiara di akhir kunyahannya. “Percuma Bapak lihatin saya dari tadi, saya nggak akan tahu apa inginnya Bapak.”Yanuar berdecih setelah matanya membulat akibat tertangkap basah. “Apa-apaan?” tampiknya merasa tertuduh. “Kamu kepedean banget ya jadi anak?”“Ya … daripada minder?” timpal Chiara santai. “Toh udah kelihatan jelas, emang Bapak mau ngomong apa, sih? Kayaknya ada sesuatu, tapi
Read more