Home / Romansa / Ditolak Magang Malah Jadi Ayang / 54. Tak Ada Getar dan Debar

Share

54. Tak Ada Getar dan Debar

Author: Namericanou
last update Last Updated: 2023-11-20 00:01:29

Lelah? Sudah pasti. Itu yang dirasakan Yanuar selepas menghadiri rapat dadakan yang ia minta melalui Yabes. Semua tim memberikan presentasi cukup baik, tapi baginya itu tak memenuhi kriterianya.

Ia menghempaskan tubuh di sofa panjang yang tersedia di ruang kerja. Lipatan tangan menjadi bantalan kepala. Semula matanya memejam sebelum kehadiran Yabes menganggu jam istirahatnya yang sengaja diambil di sela waktu singkat seperti ini.

“Lo tahu proyek kita jadi lamban banget begini karena apa?”

Yanuar mendengkus usai membuka mata dan menangkap presensi bawahannya itu baru melempar berkas ke meja. Tampangnya terlihat buruk sekali, seakan beban di pundaknya makin berat saja.

“Tanpa lo ngomong begini, bukannya udah jelas siapa biang keroknya?” Yanuar menimpali. Ia bangkit untuk duduk.

Ada beberapa nama yang mencuat begitu proyek perusahaannya tersendat-sendat. Penyebabnya bermacam-macam, ada kuli proyek yang tersulut rumor tidak jelas sampai mogok kerja. Disusul preman yang meminta pajak liar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
R Muhammad Nurul Zaman
ditunggu lanjutannya.....tapi tolong ceritanya yg dibuat bertele-tele ya...trims....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   55. Jangan Menangis

    Lirikan yang dilakukan Yanuar sejak tadi terlepas saat kepala Chiara tertoleh ke arahnya. Ia berdeham pendek dan meneruskan alat makannya di atas piring. Bersiap menyantap sisa nasi uduk yang dibuat Chiara sejak pagi buta.Nyaris tiap hari, Yanuar merasa ada banyak kejanggalan yang dirasakannya semenjak permintaan maaf itu pada Chiara. Ia pikir si gadis akan menuntutnya menjelaskan apa alasan ciuman itu, tapi malah tidak terjadi apa pun. Sepertinya Chiara sudah benar-benar melupakan momen tersebut, berbeda dengannya yang kalut di setiap malam.“Bapak kalau ada perlu apa-apa, tinggal bilang ke saya,” tukas Chiara di akhir kunyahannya. “Percuma Bapak lihatin saya dari tadi, saya nggak akan tahu apa inginnya Bapak.”Yanuar berdecih setelah matanya membulat akibat tertangkap basah. “Apa-apaan?” tampiknya merasa tertuduh. “Kamu kepedean banget ya jadi anak?”“Ya … daripada minder?” timpal Chiara santai. “Toh udah kelihatan jelas, emang Bapak mau ngomong apa, sih? Kayaknya ada sesuatu, tapi

    Last Updated : 2023-11-21
  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   56. Karena Saya Ingin

    “Sori banget, gue lupa atur ulang pemesanan kamar hotel waktu Chiara setuju ikut ke Bali,” sahut Yabes yang sama sekali tak memuaskannya. “Tapi, lo bisa sekamar sama dia kok. Selagi lo tahan nafsu dan nggak memandang Chiara sebagai perempuan yang berhasil buat lo turn on.”Yanuar paling benci pada kebiasaan Yabes yang tak teliti dalam pekerjaannya. Seperti sekarang, yang mungkin efeknya akan lebih besar dari yang ia duga.Terdengar kekehan pelan di sela ucapan Yabes. Membuat Yanuar makin jengkel. “Kalau aja lo ada di sini, udah abis lo sama gue. Kampret!” makinya.Selepas mengakhiri panggilan sepihak, ia menahan napas ketika memandang Chiara dari luar hotel melalui kaca. Bayangan gila muncul sekelebat di sana, cepat ia enyahkan sebelum melangkah menghampiri.Badannya membeku sewaktu Chiara mulai konfrontasi atas ucapannya yang kelewatan begitu memasuki kamar. Tak pernah ia duga gadis itu bakal tersiksa dan kesulitan memenuhi ucapannya. Setelah selama ini, ia merasa tak ada keluhan ata

    Last Updated : 2023-11-22
  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   57. Bagaimana Bisa?

    Yanuar memandang lekat punggung mungil itu yang perlahan menghilang begitu memasuki kamar mandi. Ia menutup wajah seketika, menyadari panas yang dirasa. Mungkin telinganya sudah sangat memerah sekarang, seperti wajahnya yang bisa disamakan dengan kepiting rebus.Senyum tak berhentinya tercurah di sana. Bibirnya ia kulum saat merasa sisa jejak milik Chiara. Tak pernah ia bayangkan tingkahnya yang kembali seperti ABG ini. Padahal usianya sudah kepala tiga.“Astaga …” gumamnya seraya menyentuh dada. Jantungnya bergemuruh, menandakan rasa senang bukan kepalang.Di tengah kegilaannya, staff hotel mengetuk pintu. Membawakan pesanan yang disambut Yanuar dengan senyum aneh. Ia meletakkan minum serta camilan di meja. Lalu bergerak menuju kamar mandi dan memanggil Chiara yang sejak tadi belum keluar juga.Ketika gadis itu keluar, dapat Yanuar saksikan betapa keras usaha Chiara untuk menghindari tatapannya. Langkah si gadis bergerak lambat seakan menunggunya berjalan lebih dulu.“Ini jus Chiara

    Last Updated : 2023-11-24
  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   58. Jangan Ganggu!

    Langit malam yang penuh bintang malam itu berbeda dengan perasaan tak karuan Yanuar. Begitu pula Chiara yang sudah lantang meneriaki tuannya. Jujur, ia kelepasan. Semua yang terpendam dalam hati, mendadak meledak. Chiara kesulitan mengontrolnya, sebab sudah tak tahan melihat bagaimana hidup Yanuar yang terus menjadi kambing hitam."Apa Bapak mau diam aja terus menerus?" tanya Chiara setelah ada jeda cukup lama di antara mereka. "Pak?""Lebih baik kita kembali ke dalam, ada beberapa orang penting yang belum saya sapa," tukas Yanuar, tampak sengaja mengalihkan topik. "Kamu harus ikut saya, di sini lebih berbahaya kalau kamu sendirian."Yanuar mengulurkan tangan, mungkin berharap si gadis setuju menyambutnya. Namun, Chiara justru menatapnya lurus-lurus."Chiara …."Mata gadis itu menyipit seolah sedang sibuk menelisik. "Apa orang-orang di dalam ada hubungannya sama kejadian proyek Bapak yang tersendat itu?" Pasang iris tajam bak elang itu melebar. "Tahu dari mana kamu?" tanyanya. "Kamu

    Last Updated : 2023-11-25
  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   59. Gebrakan

    Yanuar seketika kelimpungan saat tak menemukan Chiara di meja yang sempat ditunjuknya tadi. Gadis itu menghilang entah ke mana. Beberapa kali ia memendar ke sekeliling, memerhatikan setiap spot yang ada, hasilnya nihil. Lantas ia mulai bergerak ke kamar mandi, mencoba memeriksa sebisanya, tapi sama saja.Satu-satunya tempat yang ia yakini adalah luar gedung. Yanuar melangkah cepat, tak peduli banyak pasang mata memandanginya. Terlebih saat meja yang ditempati Abi bersama rekan-rekan bisnisnya, masa bodohlah Yanuar.Tepat di ambang pintu, ia langsung mendengar percakapan yang ia tebak adalah Chiara bersama Junias. Sebelum terbang ke Bali, Yabes sempat memberitahu bahwa Junias memang diperintah ikut ke acara atas suruhan Papi. Tidak heran jika melihat soso pria itu di sini. Namun, yang membuat kekesalannya naik adalah ucapan Junias pada Chiara.“Sial!”Sudah dua kali bogem mentah yang dilabuhkan ke rahang pria itu. Akan tetapi belum ada rasa puas yang dirasakannya. Melihat betapa syokny

    Last Updated : 2023-11-25
  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   60. Di mana Letak Candanya?

    Seharusnya Yanuar sudah bisa membayangkan betapa riuhnya tempat sarapannya kali itu. Bukan hanya suasananya, melainkan orang-orang yang baginya harus ia hindari. Seperti sosok Junias dan Abi yang baru datang sepertinya.Dua pria itu tak memberikan kesan baik ataupun buruk. Mereka justru sibuk dengan keinginannya masing-masing. Mengambil piring dan mengisinya dengan makanan yang disukai.Sementara Yanuar baru menghabiskan dua hidangan yang cukup mengenyangkan perut. Berbeda dengan Chiara yang begitu jatuh cinta pada cita rasa masakan chef-nya. Ia membiarkan gadis itu memilih sebebasnya sembari memerhatikan dari jauh.“Aspri baru?”Lamunannya sontak berakhir begitu Jendra, kawan lamanya yang merupakan pewaris utama dari perusahaan sebelah melempar tanya padanya. Tatapan pria itu masih terpaku pada Chiara yang masih berkutat memilih makanan ringan di meja.Yanuar menggersah kasar. “Asisten rumah tangga gue,” akunya jujur.“Menarik, sih.” Jendra berkomentar, seakan semudah itu jatuh pada

    Last Updated : 2023-11-26
  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   61. Kurang Pengalaman

    Kalau ditanya gugup atau tidaknya, sudah jelas Chiara akan menjawab lantang. Ia kelewat gugup sampai jantungnya nyaris copot. Ya memang siapa yang tidak menggila ketika tiba-tiba dicium tuannya sendiri?Namun, seperti apa yang dikatakan Yanuar, sikap profesionalitas itu sangat penting. Alhasil, itulah yang dipilih Chiara. Dan sepertinya, keputusan itu salah besar di mata Yanuar.Pria itu merajuk dan mengajukan protes. Sampai detik ini, Chiara diminta menatap paras tegas nan tampan itu lamat-lamat. Ia ingin berteriak dan mendorong dada bidang itu kuat-kuat karena rasanya sudah tak sanggup.“Pak, ini sempit kalau Bapak terus maju begini!” keluh Chiara yang sontak mengalihkan topik. “Nanti kalau saya jadi ayam penyet, Bapak mau tanggungjawab?”Yanuar menjauhkan tangannya. Lalu mendengkus jengkel, “Nggak perlu tanggungjawab, kalau perlu saya langsung makan habis kamu tanpa sisa.”“Ya Tuhan, ternyata Pak Yanuar suka makan sesama?” Chiara tak ingin kalah dengan layangan sarkas itu. Jika Yan

    Last Updated : 2023-11-27
  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   62. Balas Menampik

    Yanuar berhasil menggerakkan kepalanya ke kiri untuk menghindari benda yang dilempar Chiara ke arahnya. Ia menghela napas sembari mengerutkan kening saat mendapati reaksi panik berlebih dari Chiara.Begitu mengakhiri teleponnya dengan Mami, ia memutar tubuh dan menemukan sosok Chiara yang berjongkok tengah mengaduk isi koper. Perhatiannya teralih pada balutan handuk yang menutupi sebagain tubuh gadis itu.Chiara berteriak, memberikannya ancaman untuk tidak membuka mata apalagi mengintip. Sungguh menggelikan. Alih-alih merasa takut, Yanuar malah memajukan langkah, mendekati gadis itu.“Emang saya mau ngintipin apa?” Yanuar balik bertanya. “Badan kamu aja tertutup gitu, kok.”Perkataannya mungkin terkesan enteng dan begitu meremehkan hingga Chiara mendengkus sesaat sebelum berlari menuju kamar mandi. Di dalam ruangan itu, Chiara melempar keluhan dan aksi protes yang tentu saja didengar baik Yanuar dari luar.Tak sampai lima menit, Chiara sudah keluar dengan pakaian rapi. Sementara Yanua

    Last Updated : 2023-11-29

Latest chapter

  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   148. Menyambut Kebahagiaan (END)

    "Chiara pecah ketuban, Nu."Satu pernyataan berbuah informasi penting itu berhasil membuat tubuh Yanuar kaku. Tangannya terhenti di udara ketika hendak meminum kopi hangat untuk menyegarkan diri dari kantuk."Sekarang udah di rumah sakit." Yabes yang berada di sampingnya menambahkan. "Kata Tante Sukma, Chiara udah masuk pembukaan delapan. Dokter menyarankan pindah ke ruang bersalin, tapi Chiara menolak karena bersikeras nunggu lo."Yanuar memejamkan mata sejenak. Mengingat janji mereka yang akan menyambut kelahiran bayi bersama. Tindakan Chiara tidak bisa disalahkan sepenuhnya karena wanita itu masih berupaya keras.Bayangan Chiara yang merintih dan menahan sakit perutnya sekelebat terlintas di benak Yanuar. Sontak Yanuar bangkit dari duduk. "Kita ke rumah sakit sekarang," putusnya cukup mengejutkan Yabes. "Lagi pula pesawat kita delay lama."Seharusnya Yanuar dan Yabes sudah tiba di Kalimatan untuk keperluan dinas, tapi karena cuaca buruk, jadwal penerbangan berubah total. Ia menungg

  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   147. Detik-detik Pembukaan

    Rasanya beban-beban di pundak makin berat saja tiap kali ia pulang dari perkumpulan Rein dan yang lain. Tak hanya pundak, rupanya punggung hingga pinggulnya sudah menunjukkan rasa lelah sejak di perjalanan tadi. Perutnya kian membesar di usia kandungan pada bukan ke-7 ini, napasnya sering sesak setiap kali merebahkan diri.Apalagi selama melewati pertemuan tadi, Chiara tak begitu menikmati makanan. Ia hanya menyimak tiap kali perbincangan muncul. Walaupun isinya hanya itu-itu saja. Obrolan wanita berkelas yang membicarakan kekayaan keluarga hingga pasangan, dan sayangnya Chiara tak mampu melakukan hal sama.Memang apa yang harus ia pamerkan dari harta suaminya? Meskipun keluarga Yanuar jauh lebih di atas Rein dan yang lain, tetap saja Chiara tak bisa bercuap-cuap asal agar dianggap ada orang lain. Ia pikir, itu tindakan kekanakan dan kurang pantas.“Kita istirahat habis ini ya, Dek,” gumam Chiara sambil mengelus perutnya yang buncit. “Udah sampai rumah, nih.” Ia membuka pintu dan mela

  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   146. Akhirnya Kelewatan

    Ada getar yang bisa Yanuar rasakan ketika menggenggam tangan Chiara. Ia mengeratkannya, berusaha menenangkan tiap detik hingga getaran itu perlahan redup dan akhirnya menghilang. Yanuar tak tahu apa yang tengah dipikirkan Chiara sekaligus disembunyikan istrinya itu sekarang. Yang jelas, mereka sempat cekcok sebentar sebelum berangkat ke rumah sakit seperti sekarang. Di perjalanan pun, tak ada perbincangan yang terjadi di antara keduanya. Mereka sama-sama bungkam sampai Yanuar membuka suara begitu merangkul pinggul Chiara menuju poli yang dituju. "Kamu kelihatan gugup, dan ... pucat," celetuk Yanuar sesaat setelah duduk di kursi begitu tiba di ruangan dokter. Chiara mengambil napas dan menggeleng kemudian. "Biasa kalau mau check up pasti ada gugupnya, Mas." Suara itu terdengar penuh kebohongan di telinga Yanuar, tapi ia tak mempermasalahkannya sekarang. Beberapa rangkaian pemeriksaan sudah dilewati Chiara dan Yanuar melihatnya saksama. Penuh perhatian lekat dan fokusnya pun sengaj

  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   145. Akan Aku Usahakan

    “Jadwal gue setelah ini apa lagi, Bes?”Tanpa mendongak ke arah bawahannya, Yanuar melempar tanya sambil menatap foto yang dikirimkan Chiara belum lama ini. Istrinya itu sedang rajin-rajinnya pergi ke kelas yoga dan beberapa pertemuan dengan Lily dan juga Rein.Perubahan Chiara kedengaran bagus sekali. Terutama Mami yang senang bukan kepalang mendapati kabar itu. Sampai Yanuar baru menyadarinya sekarang karena kelewat sibuk dengan urusan kantor dan masalah yang terus datang.“Ada meeting online sama pegawai Kominfo untuk bahas masalah tambang yang sempat muncul di media dua hari lalu.”Kini Yanuar mengalihkan pandangan, beradu tatap dengan Yabes sambil membuang napas kasar. “Jadi, gue nggak dibolehin istirahat atau makan malam di rumah sama istri ya, Bes?”Yabes mengulum senyum samar. Rautnya berubah tak enak mendapati sarkasme yang dilontarkan atasan, tapi apa boleh buat. Semua sudah dirancang baik-baik dan mendapat persetujuan Yanuar secara langsung.“Kasih lima menit,” pinta Yanuar

  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   144. Belum Terbiasa

    Chiara menoleh cepat pada meja di dekatnya usai Yanuar memberikan sesuatu di sana. "Itu apa, Mas?""Langsung aja datang ke sana, ya. Mami udah booking paket A buat kamu," jelas Yanuar sambil melangkah pelan mendekatinya. "Nggak perlu pakai taksi, biar sopir yang antar ke manapun kamu pergi."Chiara menjauhkan punggung dari sandaran kursi pijatnya dan menatap bingung Yanuar yang sudah duduk berlutut di depannya sekarang. "Paket A?" tanyanya bingung.Yanuar menganggukkan pelan, tangannya terulur menyentuh lutut Chiara dan memberi usapan lembut. "Pijat di salon, sekalian perawatan," jawabnya. "Kamu pasti capek setelah KKN kemarin. Belum lagi acara penyambutan kepulangan kamu itu."Chiara menyengir lebar, menyadari beberapa bagian tubuhnya memang sedikit pegal semalaman. Namun ia tidak berpikir untuk melakukan spa di salon seperti yang diujarkan Yanuar itu. Perlukah ia?"Emangnya harus, Mas?" Chiara menggaruk tengkuk tak enak. "Aku kan lagi hamil, boleh pijat-pijat gitu?""Boleh, Mami bil

  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   143. Begitu Memikat

    Wajah Chiara sudah berseri-seri sejak berakhirnya malam perpisahan dengan warga desa. Tugasnya dan teman-teman akhirnya selesai. Bukan hanya sambutan di awal, tapi mereka mendapat banyak tanggapan positif di penghujung.Chiara baru saja selesai berkemas barang-barangnya, mengecek ulang isi koper kesekian kali. Kemudian menilik surat-surat yang dituliskan beberapa murid sekolah setelah ia mengisi kelas karya beberapa waktu lalu. Semua indah dan sulit dilupakan begitu saja, sebab mengukir kenangan manis di kepala.“Kerja bagus semuanya!” seru Tino di tengah kesibukan berkemas di posko. “Gue nggak tahu lagi mau apresiasi dengan cara apa, yang jelas gue bangga banget sama kelompok kita ini.”“Ya, gue setuju.” Abas menimpali dengan senyum haru. “Gue pikir, proker kita bakal ngebosenin dan kayak tradisi sebelumnya. Tapi ide-ide yang kita buat cukup cemerlang juga.”Chiara mengangguk setuju. Melihat semuanya menampilkan wajah lega dan penuh bangga, ia pun merasakannya dengan batin berbunga-b

  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   142. Tambah Hot

    Chiara baru menyeduh susu formula khusus ibu hamil. Selama berada di posko dua minggu ini, ia tak abai memikirkan kesehatan diri sekaligus perkembangan janin di kandungannya. Bahkan setiap malam, sebelum tidur, ia sengaja mengajak si jabang bayi mengobrol.Berbekal informasi yang dibacanya di internet, Chiara mengusahakan apa pun untuk menjadi seorang ibu di usianya yang masih terbilang muda. Walaupun memiliki suami yang jauh di atasnya dan lebih berpengalaman, ia lebih senang belajar mandiri.“Rasanya enak?” Venna bertanya begitu memasuki area dapur, tempat yang menjadi destinasi Chiara setiap pagi dan malam dan jumlahnya terbilang sering dikunjungi.Chiara mengulum senyum dan menjauhkan gelas dari bibir. Ia baru meminum setengah dan mengambil jeda untuk membalas Venna. “Kayak susu biasa,” balasnya.Aneh sekali mengatakan ‘biasa’. Padahal selama hidupnya, ia tak membiasakan diri mengonsumsi cairan putih dengan kandungan tinggi kalsium seperti itu. Mengingat ia lahir dan besar di kelu

  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   141. Privasi Suami-Istri

    Yanuar tak sepenuhnya ingat apa yang terjadi semalam. Ia berdecak sambil menyugar rambutnya dan mendengar sebuah benda terjatuh dari ranjang ke lantai. Setelah dilihat dengan rasa malas yang luar biasa, ia menemukan ponselnya tergeletak.“Shit!” makinya kesal karena juga menahan pusing yang mendera kepalanya.Suara gemeruyuk di perut pun ikut terdengar. Yanuar segera bangkit dan melompat dari tempat tidur, bergegas ke kamar mandi untuk menumpahkan isi perutnya. Kemalangan menimpanya lagi untuk kesekian kali.“Yanu?” Itu Mami. Si pemilik nama memejamkan mata usai membersihkan wajah dan mulutnya dari sisa kotoran. “Yanuar!”Kakinya bergerak keluar kamar mandi, meski berat. Hari masih pagi baginya, tapi Mami sudah berkunjung ke rumah di saat keadaannya cukup berantakan.“Astaga Yanu?” Suara itu terdengar bersamaan dengan pintu kamarnya yang terbuka dari luar. Lalu menampilkan sosok ibunya yang melotot lebar ke arahnya. “Kamu mabuk? Istri lagi di luar kota, kamu malah mabuk-mabukan?”Seb

  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   140. Tak Mudah Menjadi Kamu

    “Dia nggak mau gue ke sana.”Hanya kekehan geli yang terdengar menyebalkan di telinga Yanuar begitu mengungkapkan satu fakta tentang istrinya. Belum lama ini ia langsung meminta Yabes putar balik arah mobil karena Chiara menolak niat baiknya.“Emang kalau KKN gitu nggak bisa banget diganggu?”Yabes yang fokus mengemudi itu melirik sejenak dengan sisa kekehan di bibir. “Ya, terkadang proker bikin pusing, sih. Tapi balik lagi aja ke orangnya,” jelasnya santai. “Ada kok yang hobinya nebeng nama, nggak jalanin proker bareng temannya.”Yanuar menghela napas panjang. Paham sekali Chiara tak masuk pada kriteria yang diucapkan Yabes di akhir kalimat. Ia tahu betul bagaimana sang istri yang kelewat ambisius. Saat dinyatakan hamil pun, Chiara tetap memilih kuliah dan menghabiskan waktu untuk belajar. Tak heran jika sekarang istrinya itu fokus sekali dengan program kampusnya.“Sama kayak lo lah,” imbuh Yabes saat mobil berhenti karena terhalang lampu merah lalu lintas. “Lo juga kebangetan fokusn

DMCA.com Protection Status