Home / Romansa / My Sexy Sugar Mommy / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of My Sexy Sugar Mommy: Chapter 221 - Chapter 230

424 Chapters

Terluka Parah

Azlan menarik tangan Ayana agar tidak terkena belati, tapi sayangnya ujung belati itu malah melesat tepat di perut sisi kanan Azlan.“Azlan!” Ayana sangat terkejut saat pelaku yang tak lain adalah Abigail, menusuk adiknya.Abigail sangat terkejut karena Azlan yang terkena tusuk. Dia begitu panik hingga melepas belati yang kini menancam di perut Azlan.Dua bodyguard yang melihat pun sangat syok, keduanya berlari cepat lantas meringkus Abigail.“Lepaskan!” Abigail berteriak keras, hingga membuat kegaduhan.Ayana menopang tubuh Azlan yang limbung, meski akhirnya terduduk di tanah dengan Azlan di pangkuan.“Azlan! Ya Tuhan.” Ayana melihat banyak cairan merah yang mengalir dari perut sang adik.“Panggil ambulance!” teriak Ayana mulai panik, bahkan air mata mulai berlinang dari pelupuk mata.Deon dan karyawannya pun terkejut melihat kegaduhan di luar, hingga melihat Ayana yang terduduk di lantai dengan Azlan yang terkapar dalam pangkuan.“Hubungi rumah sakit! Cepat!” perintah Deon ke Gery,
Read more

Donor Darah

Deon sangat cemas karena Ayana memaksa untuk mendonorkan darah. Dia takut terjadi sesuatu ke istrinya, tapi juga tak bisa berbuat apa-apa karena Ayana memaksa.Kini Ayana masih berbaring di ranjang pesakitan setelah diambil darahnya untuk didonorkan ke Azlan.“Ay.” Deon benar-benar cemas karena istrinya terlihat lemah.“Aku baik-baik saja,” lirih Ayana, “apa perawat sudah membawa darahnya untuk Azlan?” tanya Ayana dengan kelopak mata setengah terpejam.“Sudah, kamu jangan cemas. Jika masih merasa lemah, istirahatlah.” Deon cemas dan takut terjadi sesuatu dengan istrinya.Ayana hanya mengangguk kecil, memejamkan mata tapi tidak terlelap.Di sisi lain. Firman langsung ke rumah sakit begitu dihubungi salah satu bodyguardnya. Dia sampai bersamaan dengan Suci yang juga baru sampai di rumah sakit setelah dihubungi Deon.Suci hanya menatap Firman tanpa ekspresi, dia baru saja akan sampai bandara, tapi kembali lagi karena mendapat informasi penusukan yang terjadi.Firman pun hanya memandang i
Read more

Motif Pelaku

“Aku ingin bercerai darimu, harusnya pengacarku yang memberitahumu, tapi karena sudah terlanjur ada kejadian seperti ini, lebih baik aku memberitahumu lebih dulu.”Firman menatap Suci dengan rasa tak percaya. Dia benar-benar tak menyangka jika pada akhirnya Suci akan memilih bercerai.“Seharusnya aku mengambil keputusan ini sejak lama, semenjak kamu sama sekali tak memiliki perasaan kepadaku, kecuali hanya nafsu dan saling bergantung dalam bisnis keluarga. Tapi tak apa, aku tak menyesalinya. Meski ini terlambat, tapi aku lega sudah membuat keputusan ini,” ujar Suci lagi menjelaskan jika keputusannya agar Firman tak salah paham.Firman hanya diam mendengar ucapan Suci. Pria itu memilih kembali memandang lurus ke pintu.“Aku akan di sini sampai Azlan sembuh, tidak ada yang bisa mencegah atau melarangku merawatnya termasuk kamu. Setelah itu aku akan pergi, agar kamu bisa hidup sesuai dengan yang kamu harapkan,” ujar Suci yang bicara dengan begitu tegas.“Itu hakmu,” balas Firman singkat
Read more

Membongkar Semua

Rey pergi ke depan karena ada yang mencari, hingga betapa terkejutnya dia saat melihat siapa yang mencarinya.“Ada apa ini?” tanya Rey panik tapi berusaha bersikap tenang.“Pak Reynaldi, kami mendatangi Anda untuk meminta keterangan. Ini surat tugas kami, kami harap Anda bisa bekerjasama dengan mau ikut ke kantor polisi.” Salah satu polisi memberikan tugas yang dibawa.Rey sangat terkejut, hingga berpikir jika polisi datang karena masalah penusukan yang dilakukan Abigail.“Apa ini masalah kasus yang menjerat Abigail? Maaf, saya tidak terlibat sama sekali dengannya, jadi saya tidak bisa memberikan keterangan apa pun,” ujar Rey menolak dibawa ke kantor polisi.“Jika memang Anda tidak terlibat, lebih baik Anda bekerjasama dengan ikut kami. Jika Anda menolak, maka Anda berusaha menghalangi proses hukum.”Rey sangat terkejut mendengar ucapan polisi itu, hingga akhirnya dengan terpaksa ikut bersama dua polisi itu.Sesampainya di kantor polisi, Rey pun langsung dimintai keterangan atas tinda
Read more

Memproses Semua

“Kamu hanya ingin memfitnahku!” Rey tidak terima karena kini malah dijadikan tersangka, padahal datang untuk memberikan keteranan saja.“Kamu yang membuatku seperti ini, Rey. Salahmu membuangku, padahal aku tahu semua rahasiamu. Jika aku harus mendekam di penjara, maka kamu juga.” Abigail tersenyum miring ke Rey.Mungkin Abigail gila, daripada dirinya dipenjara sendiri atau terlunta-lunta tak jelas, membuatnya berpikir untuk menyeret Rey ikut serta dalam lubang neraka yang tak sengaja diciptakan.“Kamu!” Rey berdiri dan hendak menyerang Abigail, tapi polisi langsung menahannya.Polisi lain datang ke ruangan tempat Rey dan Abigail berada untuk melaporkan apa yang baru saja ditugaskan.“Saya sudah menghubungi saudari Ayana, beliau akan segera datang kemari.”Polisi yang menangani kasus Abigail pun mengangguk, kemudian meminta polisi itu pergi.“Sekarang kita tunggu, apakah yang dituduhkan oleh saudari Abigail benar adanya.”Abigail duduk dengan kedua tangan terborgol. Dia menatap santai
Read more

Sudah Sadar

“Azlan.” Hyuna terlihat begitu bersemangat ketika melihat kelopak mata Azlan yang bergerak.Hyuna duduk di kursi samping ranjang, terus memantau Azlan agar menjadi pertama yang melihat Azlan bangun.Suci pun langsung berdiri begitu mendengar Hyuna menyebut nama Azlan, apalagi putranya itu kini mulai menggerakkan kelopak mata.Azlan mulai menggerakkan kelopak mata perlahan. Dia merasa mata begitu lengket hingga sangat sulit untuk dibuka.Hyuna begitu lega akhirnya bisa melihat Azlan sadar. Dia sampai menggenggam telapak tangan Azlan erat.“Eugh .. kelopak mataku terasa berat,” gumam Azlan yang belum berhasil membuka mata.“Pelan-pelan saja, mungkin karena efek obat bius, sehingga kamu susah membuka mata,” ucap Suci.Azlan mengangguk pelan. Tubuhnya begitu berat, bahkan rasanya seperti baru saja dihajar hingga terasa nyeri, padahal seingatnya dia hanya terkena tusukan.Azlan akhirnya bisa membuka mata setelah beberapa saat berusaha. Wajah pertama yang dilihatnya adalah Hyuna. Dia meliha
Read more

Masih Gengsi

Azlan memandang ayahnya dengan rasa enggan, tentu saja karena pikiran-pikiran negatif akan apa yang diucapkan sang papa berputar di kepala. “Jika ingin menyalahkan apa yang terjadi kepadaku hari ini, salahkan saja aku. Jangan pernah menyalahkan Ayana karena dia tidak tahu apa-apa. Aku memang bodoh, tapi mata hatiku tidak buta. Aku tidak akan pernah mungkin bisa membiarkan orang kesayanganku terluka.” Azlan bicara seperti kereta ekspres yang tak bisa dihentikan, sebelum ayahnya menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi. Firman mengembuskan napas kasar mendengar ucapan Azlan, hingga kemudian menarik kursi agar lebih dekat dengan ranjang, sebelum akhirnya duduk di sana. Firman menatap Azlan yang masih berbarin, hingga kemudian berkata, “Yang patut disalahkan adalah pelaku penusukan, bukan kamu atau Ayana.” Azlan sangat terkejut mendengar ucapan Firman, sampai merasa jika dia sudah salah mendengar. “Aku tahu seberapa bencinya kamu kepadaku, tapi aku tidak menyalahkan juga takkan mint
Read more

Keputusan Masing-masing

“Kondisimu sudah membaik, kan? Papa sangat cemas saat mendengar kabar kamu hampir terkena tusuk.”Jonathan yang sebelumnya ingin pergi ke luar kota, mengurungkan jadwal kepergiannya karena mendengar kabar soal Ayana.“Sudah membaik, Pa. Hanya saja tadi memang harus mendapat transfusi darah balik karena kondisiku menurun. Tapi sekarang sudah tidak apa-apa,” ujar Ayana menjelaskan saat Jonathan menemuinya di ruang inap Azlan.Jonathan sangat lega, saat perjalanan menuju rumah sakit, dia tak berhenti memikirkan kondisi Ayana. Kini dia bisa bernapas begitu lega.“Lalu bagaimana dengan pelakunya?” tanya Jonathan sambil mengusap rambut Ayana.“Pelakunya sudah ditangkap dan akan menjalani proses yang berlanjut. Dia ingin mencelakaiku karena kesal, sebab tak bisa memiliki pria yang dulu jadi mantan tunanganku,” ujar Ayana menjelaskan ketika menjawab pertanyaan Jonathan.Jonathan mengerutkan alis mendengar jawaban Ayana. Dia sedikit tak paham dengan apa yang dimaksud putrinya.“Jadi, polisi me
Read more

Keputusan Satu Sama Lain

“Sudah, aku sudah kenyang.”Azlan menolak Hyuna yang ingin menyuapinya lagi.“Makan! Kamu ini masih sakit, harus makan banyak biar cepat pulih!” Hyuna tetap memaksa meski Azlan menolak.“Kalau rajin minum obat, aku yakin akan cepat pulih,” elak Azlan agar tidak terus disuapi.“Alasan saja! Pokoknya ini harus habis!” Hyuna tetap memaksa meski Azlan menolak.Azlan sudah bisa bangun dan duduk setelah sehari dirawat pasca operasi. Hyuna sendiri terus menemani Azlan di rumah sakit, memastikan perkembangan kondisi kesehatan Azlan agar cepat pulih.Azlan terpaksa membuka mulut agar Hyuna bisa menyuapi, daripada kekasihnya itu terus mengomel.Ayana dan Deon menahan tawa, tidak menyangka jika Azlan akan takut dan kalah dari Hyuna.“Kalau kalian menikah, sudah bisa dipastikan Azlan akan kalah dari Hyuna,” ujar Deon meledek Azlan.“Enak saja, mana ada suami takut istri,” sanggah Azlan tak mau kalah.“Apa? Apa kamu bilang? Maksudmu nanti, kamu mau berkuasa melawan aku, gitu?” Hyuna langsung membe
Read more

Semua Baik-baik Saja

“Hari ini Azlan keluar dari rumah sakit. Aku ingin menjemputnya juga,” ujar Ayana sambil mengeringkan rambutnya.Deon yang baru saja berganti pakaian pun mendekat ke Ayana, kemudian mengambil pengering rambut dari tangan istrinya itu. Dia mulai membantu Ayana mengeringkan rambut.Selama beberapa hari ini, Firman tak datang ke rumah sakit untuk menjaga Azlan, tidak ada yang tahu apa alasan pria itu tak peduli, yang jelas bagi Ayana dan Azlan, Firman sedang memberi kesempatan mereka untuk bebas.“Jadi, keputusan Azlan sudah final?” tanya Deon sambil menggerakkan hair dryer di atas rambut Ayana.“Ya, aku menghormati apa pun keputusannya,” jawab Ayana, “lagi pula, aku merasa jika sekarang Azlan sudah lebih dewasa. Bisa membuat keputusan berdasarkan apa yang benar-benar dibutuhkan, juga apa yang diinginkan. Aku pun berharap dia mau berusaha dan tidak bertanggung ke orang lain lagi,” ujar Ayana kemudian.“Hm … sudah sepatutnya dia lebih dewasa. Semoga setelah ini, semua berjalan dengan baik
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
43
DMCA.com Protection Status