Home / Romansa / My Sexy Sugar Mommy / Chapter 231 - Chapter 240

All Chapters of My Sexy Sugar Mommy: Chapter 231 - Chapter 240

424 Chapters

Mendatangi Firman

“Tuan.”Pembantu rumah Firman memanggil majikannya itu setelah sebelumnya mengetuk pintu ruang kerja Firman.Firman yang sedang duduk di meja kerjanya setelah pulang dari kantor pun langsung memandang ke arah pembantunya.“Ada apa?” tanya Firman.“Itu, Tuan Azlan dan Nona Ayana di depan.”Firman langsung berdiri begitu mendengar nama kedua anaknya disebut.“Mereka pulang?” tanya Firman setengah tak percaya.Pembantu mengangguk dengan ekspresi bahagia.Firman bergegas keluar untuk menemui Ayana dan Azlan. Terlepas dari maksud keduanya datang, Firman hanya senang karena keduanya mau menginjakkan kaki di rumah itu lagi.Di ruang tamu. Ayana dan yang lain duduk menunggu Firman keluar dari rumah.Ayana mengedarkan pandangan, memperhatikan seluruh ruangan yang masih sama seperti dulu. Dia sudah lama tak menginjakkan kaki di sana setelah perseteruannya dengan sang papa, kini dia kembali dan melihat semua masih pada tempatnya.Firman ke ruang tamu, melihat Ayana dan Azlan yang duduk di sana.
Read more

Harta Termahal

Azlan dan Ayana sangat terkejut karena Firman sampai menangis. Mereka tidak pernah membayangkan, bahkan menduga jika pria itu bisa menangis di hadapan mereka.Azlan bangun meski pelan-pelan karena lukanya yang belum sembuh sempurna. Dia kemudian mendekat ke Firman, lantas menepuk pelan punggung ayahnya itu.“Kami memaafkan asal Papa benar-benar mau berubah,” ucap Azlan sambil mengusap secara konstan punggung Firman.Firman tak bisa berkata-kata, hanya bisa menganggukkan kepala sambil masih menyembunyikan wajahnya.Ayana sendiri merasa lega, setidaknya dia tak harus berseteru dengan pria yang sudah mendidiknya meski dengan cara keras.“Papa berterima kasih kalian mau memaafkan,” ujar pria itu setelah sedikit tenang. Dia mengusap air mata yang sempat menetas, lantas memberanikan diri memandang Azlan dan Ayana secara bergantian.Ayana hanya mengangguk membalas ucapan Firman. Dia paham jika tak mudah untuk Firman meminta maaf, sehingga ucapan Firman saat ini begitu berarti.“Berarti kamu
Read more

Gery Panik

“Berkas ini sudah aku pilah, kamu tinggal cek apa sudah benar atau belum.”Deon memberikan beberapa stopmap berisi berkas laporan proyek yang sedang ditangani perusahaan Ayana, termasuk proyek sekolah milik Jonathan.“Terima kasih,” ucap Ayana yang merasa terbantu punya dua asisten.Ayana mengecek berkas yang diberikan Deon. Ini sudah satu bulan semenjak hubungan dengan ayahnya membaik. Ayana bersyukur karena dalam kondisi hamil tak perlu lagi cemas akan perselisihan dengan ayahnya.Deon menatap wajah Ayana yang terlihat berseri, bahkan tampak tak memiliki beban meski banyak sekali pekerjaan yang harus ditangani.Saat masih menunggu Ayana mengecek, ponsel Deon berdering hingga membuat Ayana memandang pemuda itu.“Siapa yang menghubungi?” tanya Ayana. “Gery,” jawab Deon, “aku jawab bentar,” ucapnya lagi karena berpikir jika Gery mungkin saja membutuhkan sesuatu di kafe.Ayana hanya mengangguk menanggapi ucapan Deon, hingga kemudian kembali mengecek berkasnya.“Halo.” Deon menjawab pan
Read more

Apa Menyukainya?

“Apa? Mau apa?” Gery begitu syok mendengar ucapan Shirly.Ibu Gery gemas karena anaknya malah terkejut seperti itu. Dia bahkan sampai memukul lengan Gery dengan keras.“Ini mau lahiran, malah tanya lagi. Itu udah kesakitan, bawa ke rumah sakit!” amuk ibu Gery yang tidak habis pikir dengan keterkejutan anaknya yang berlebihan.Deon sendiri sudah berdiri, lantas memegang tangan Shirly untuk mengajaknya berdiri.“Kita ke rumah sakit,” kata Deon memapah Shirly.“Biar aku temani ke rumah sakit,” ujar Gery sambil berniat ikut memapah Shirly.“Eh, ga usah. Kamu lagi kerja, tanggung jawab buat kerja. Biar ibu yang temani, lagi pula ibu lebih pengalaman.” Wanita itu mendorong Gery mundur agar menjauh dari Shirly.Deon hanya menghela napas melihat tingkah ibu dan anak itu, lantas melihat Shirly yang sudah kesakitan.“Ger, kamu jaga kafe. Nanti tutup lebih awal saja.” Akhirnya Deon memberi keputusan.Deon membawa Shirly ke rumah sakit dibantu ibu Gery.“Jangan mengejan dulu, nunggu sampai rumah
Read more

Sudah Deal

“Manis sekali.”Ayana datang setelah menerima kabar jika Shirly sudah melahirkan dengan selamat. Bahkan bayinya pun sehat dan sangat tampan.Shirly melihat Ayana yang sedang menggendong bayinya, di sana pun masih ada ibu Gery yang membantu mengurus bayinya.“Mau kamu kasih nama siapa?” tanya Ayana ke Shirly.“Aku belum tahu, belum kepikiran mau kasih nama siapa,” jawab Shirly yang memang bingung dan belum menyiapkan nama untuk putranya.“Bagaimana bisa kamu belum menyiapkan nama untuk anakmu sendiri. Meski kehadirannya tidak kamu inginkan, tetap saja kamu harus bersemangat mencari nama untuk anakmu,” ujar ibu Gery meski ucapannya sedikit keras, tapi apa yang dikatakannya benar.Shirly tersenyum mendengar ucapan wanita itu, hingga kemudian berpikir untuk memberikan nama ke sang putra.Ayana pun menunggu. Dia masih menimang bayi itu meski perutnya juga sudah besar.“Aryan, hanya itu nama yang terpikirkan,” ucap Shirly.“Aryan, nama yang bagus, sangat sesuai dengannya,” balas Ayana.Shir
Read more

Mencemaskan Ayana

“Bersyukur Shirly melahirkan dengan selamat dan sehat semua, apalagi bayinya sangat lucu,” ucap Ayana yang kini berjalan di koridor rumah sakit bersama Deon.“Apa saat kamu melahirkan nanti, akan sesakit itu juga?” tanya Deon yang tiba-tiba cemas.Ayana langsung menoleh suaminya itu, hingga kemudian bertanya, “Kenapa kamu tanya begitu?”Deon ikut menoleh Ayana, tapi kemudian menghentikan langkah.“Saat tadi membawa Shirly ke rumah sakit, aku melihat Shirly sangat kesakitan. Tiba-tiba saja aku mencemaskanmu,” jawab Deon.Deon ingat ucapan dokter yang mengatakan jika mungkin tak mudah bagi Ayana melahirkan di usianya sekarang, membuat Deon diserang kecemasan akan kondisi Ayana nantinya.“Kenapa harus cemas?” tanya Ayana sambil menatap Deon yang memasang wajah kusut.“Ya, bagaimana aku tidak cemas? Aku tidak bisa melihatmu kesakitan seperti itu,” jawab Deon.Ayana memulas senyum mendengar jawaban Deon. Dia pun memilih merangkul lengan suaminya itu, kemudian mengajaknya kembali berjalan.
Read more

Kenapa Kalau Suka?

Gery terkejut mendengar pertanyaan ibunya, hingga tersenyum yang dibuat-buat untuk menutupi kecanggungannya.“Ibu ini bicara apa?” Gery mengelak dari ucapan sang ibu.“Bicara punya anak bodoh yang ga paham ucapan ibunya.” Wanita itu gemas sampai memukul lengan Gery dengan keras.“Bu!” Gery memekik karena terkena pukulan.“Kamu ini, telingamu bermasalah sampai pertanyaan sejelas-jelasnya begitu masih tidak kamu paham?” Ibu Gery geram ke putranya sendiri.Gery masih mengusap lengan sambil melirik ke Shirly, hingga kemudian menatap ke ibunya.“Misal aku suka pun, memangnya Ibu ngebolehin? Dia itu punya anak di luar nikah, keluarganya juga tak peduli. Memangnya Ibu mengizinkan aku punya pasangan seperti itu?” tanya Gery dengan suara pelan dan hati-hati ketika bicara.Ibu Gery melotot mendengar pertanyaan putranya, tapi kemudian menjawab, “Ya, semua orang tua pasti ingin anaknya mendapat pasangan yang baik. Tapi kalau sudah jodoh, mau janda, bekas orang, anak yatim, anak pungut, terus mau
Read more

Menerima Keputusan

Firman tersenyum melihat kedua anaknya yang penasaran. Dia pun meletakkan alat makannya di atas piring, kemudian memandang Ayana dan Azlan secara bergantian. “Papa sudah bicara dengan pengacara, nantinya dia yang akan menjelaskan secara detail semua isi dari draft yang papa inginkan,” ujar Firman menjelaskan karena kedua anaknya terlihat tak sabar. “Draft apa, Pa?” tanya Ayana bingung. “Pemindahan kepemilikan saham di perusahaanmu. Papa sepenuhnya akan melepas saham di anak cabang itu, masing-masing dari kalian akan mendapatkan saham 50 persen dari keseluruhan saham yang papa miliki,” ujar Firman menjelaskan. “Pa!” Ayana sangat terkejut mendengar penjelasan Firman. Dia tak percaya sang papa membagi saham untuknya dan Azlan. Azlan pun tak percaya hingga menatap Firman dengan rasa tak percaya. “Papa juga akan memberikan beberapa persen saham di perusahaan inti untuk kalian, meski tak sebanyak di perusahan cabang. Papa harap, kalian bisa bekerja dengan baik, mengembangkan perusahaan
Read more

Masih Saingan Anak Kecil

“Semuanya sudah masuk?” tanya Ayana saat melihat Deon dan salah satu karyawan toko memasukkan barang di mobil.Deon menghitung sekaligus mengecek, hingga kemudian membalas, “Sudah semua.”Deon menoleh Ayana yang berdiri di samping mobil.“Baguslah.” Ayana melebarkan senyum, terlihat begitu senang karena akan pergi ke panti untuk menengok anak-anak.Ayana pun masuk mobil disusul Deon, mereka lantas pergi meninggalkan toko tempat Ayana memesan barang.“Menurutmu, apa itu masih kurang?” tanya Ayana sambil menoleh Deon yang duduk di belakang stir kemudi.“Itu sudah banyak, sebagian besar juga kebutuhan panti. Misal nanti ada yang kurang, kita bisa kirim lagi,” jawab Deon menoleh sekilas ke Ayana. Dia tahu jika istrinya itu selalu memastikan panti asuhan itu tak kekurangan apa pun.Ayana lega, lantas duduk tenang dengan senyum mengembang di bibir. Deon sendiri selalu mensupport istrinya saat melakukan hal-hal untuk orang lain, sebagai dukungan jika apa yang dilakukan Ayana adalah benar.Se
Read more

Masalah di Rumah

Ayana melipat bibir ke dalam karena menahan tawa, sedangkan ibu panti sangat kaget sampai buru-buru menghampiri Deon.“Duh, Mas. Maafin Dio,” kata pengurus sambil memberikan tisu.Deon hanya tersenyum terpaksa, lalu memandang Dio yang terlihat kesal. Dia disiram air oleh Dio yang sedang kesal kepadanya.“Tidak apa-apa,” balas Deon mengambil tisu lantas mengelap wajahnya yang basah.Ibu panti langsung mengajak Dio bicara karena tingkah anak itu sudah keterlaluan.“Dio tidak boleh begitu. Minta maaf ke Mas Deon,” perintah ibu panti.“Tidak mau!” Dio tidak mau meminta maaf, bahkan sampai memalingkan wajah.Deon melihat Dio memang sangat tak menyukainya, tapi dia berusaha untuk sabar menghadapi anak kecil itu.“Tidak apa-apa, Bu. Mungkin dia tadi tidak sengaja,” ujar Deon agar Dio tak merasa terintimidasi.Ayana mendekat sambil mengeluarkan sapu tangan, kemudian mengusap pakaian Deon yang basah.“Tapi Dio sudah keterlaluan. Kenapa sampai menyiram begitu?” tanya ibu panti keheranan.Dio ta
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
43
DMCA.com Protection Status