All Chapters of Terperangkap Gairah Dokter Tampan: Chapter 151 - Chapter 160

375 Chapters

151. Sebelum Kekacauan Melanda

"Hm, um! Mmmm!"Itulah satu-satunya suara yang bisa dia keluarkan dengan mulut penuh. Itu sangat tidak senonoh sehingga hanya semakin mengobarkan nafsu Richard. Buk, Buk!Dorongan pusaka Richard di mulut Jeany semakin cepat, dan air liur dari mulutnya menetes ke buah zakar Richard. "Uh.... "Sebuah percikan seperti terbang di depan matanya. Pusaka Richard hendak ejakulasi, dan pembuluh darah di atasnya menonjol."Berhenti."Richard dengan kasar mengeluarkan p*nisnya tepat sebelum dia hendak mencapai klimaks. Dia tidak ingin masuk ke mulut Jeany pada oral seks pertama mereka.Pilar merah berlumuran air liur yang keluar dari mulut Jeany, bergetar seolah tidak pucas."Mengapa?"Seperti seorang anak kecil yang mainannya diambil, Jeany menyeka air liur yang bercampur dengan pre-c*m dari tangannya dengan ekspresi kosong.Hal itu membuat Richard mendesah. Wanita seperti apa dia?Richard dibuat sangat terpesona. Jeany sungguh sangat erotis hari ini. "Cukup untuk hari ini, Jeany," ucap Ri
last updateLast Updated : 2024-04-06
Read more

152. Dipaksa Poligami?

"Nyonya, tuan meninggalkan hadiah ini untuk Anda," ucap Mayes seraya menyerahkan sekeranjang buah segar yang terlihat berkualitas premium kepada Jeany. Saat ini Jeany sedang menghabiskan waktu menjelang sore di taman luar rumahnya yang indah dan cantik.Angin sepoi-sepoi membelai rambutnya, dengan datangnya hadiah dari Richard, suasana menjadi semakin cerah. Parcel buah itu dihias dengan sangat cantik sehingga Jeany otomatis tersenyum saat melihatnya. "Terima kasih, Mayes. Aku juga akan mengucapkan terima kasih kepada Richard.""Ya, Nyonya."Mayes tersenyum saat melihat Jeany ceria dan mengangguk, sebelum kemudian pamit pergi. "Hmm, dia masih ingat jika aku menyukai buah. Betapa romantisnya," ucap Jeany dengan senyuman lebar, terkagum-kagum dengan kejutan yang diberikan suaminya. "Aku akan melakukan selfie dengan parcel buah ini dan mengirimkannya pada Richard," gumam Jeany, mengambil parcel buah dan ponsel, lalu bersiap melakukan selfie. "Hmm, apakah aku terlihat cantik?"Dia
last updateLast Updated : 2024-04-07
Read more

153. Apakah Kamu Menyembunyikan Sesuatu?

Lelah karena terus memikirkan ucapan mertuanya, Jeany akhirnya tertidur. Dia terbangun oleh kecupan lembut seseorang di pipinya, saat membuka mata, Jeany mendapati suaminya yang sudah pulang ke rumah. "Jeany, apakah sakit? Tidak biasanya kamu tidur jam segini?"Richard menyapa sambil menyentuh kening istrinya, tampak sangat khawatir. Jeany biasanya tidak tidur jam segini, dia bahkan biasanya masih terbangun meski Richard pulang agak larut. Hari ini Richard pulang lebih awal dan mendapati sang istri sudah tertidur, bagaimana dia tidak khawatir? Jeany sendiri begitu tahu jika suaminya sudah pulang, mengucek mata dan segera menggeleng. "Eh? Ah, tidak... aku sehat-sehat saja, Rich. Kamu pulang lebih awal?" tanya Jeany, segera bangkit dan duduk. "Oh, itu... ibuku tadi berkunjung ke kantor dan mengajak makan bersama, dia memaksa aku untuk meninggalkan pekerjaan lebih awal," jawab Richard, mengendikkan bahu."Hmm, begitu. Lalu... apakah ibumu membicarakan sesuatu?" Jeany bertanya den
last updateLast Updated : 2024-04-08
Read more

154. Kenapa Richard Dengan Wanita Lain?

"Aku tidak bisa terus seperti ini," ucap Jeany, yang awalnya merasa sangat hancur saat membaca status whatsapp mertuanya, kini bertekad untuk diam saja. Jadi, meski jari jemarinya gemetar, Jeany tetap memaksakan diri menulis pesan kepada suaminya, untuk bertanya tentang maksud sang mertua. Richard adalah anak tunggal, jadi siapa lagi yang dimaksud ibu mertuanya selain Richard? [Rich, apa maksud status whatsapp ibu?]Jeany menunggu dengan cemas jawaban suaminya, berharap Richard akan menjawab dengan perkataan yang menenangkan hatinya, tapi balasan pesan Richard adalah.... [Kalau mengganggu, blokir saja.]Saat membaca pesan suaminya, darah di kepala Jeany seperti langsung mendidih. "H-hah?! Apa maksudnya ini? Apa Richard juga setuju dengan rencana ibu?"Jeany membaca pesan suaminya sekali lagi, merasa tak terima kenapa Richard malah menjawab seperti itu, padahal ini jelas-jelas menyangkut pernikahan mereka. "Tidak... kenapa dia menjawab dengan sangat ketus? Apa salahku?" desahnya.
last updateLast Updated : 2024-04-09
Read more

155. Akibat Ulah Shena

"Aku tidak bisa menahan ini lagi," gumam Jeany, segera berbalik pergi tanpa bertemu dengan suaminya. Hatinya hancur, pikirannya kacau. Selama ini, bagi Jeany, Richard hanya melihat dirinya seorang. Jadi, saat melihat suaminya bisa 'ramah' dengan perempuan lain, apalagi itu adalah perempuan yang dianggap mertua Jeany sebagai menantu baru, Jeany merasa tak bisa berpikir jernih lagi. Dia bergegas masuk mobil, pikirannya benar-benar keluar dari akal sehat, Jeany bahkan tak tahu bagaimana dia bisa sampai di rumah dan sebagainya. Yang Jeany tahu hanyalah, baju-baju miliknya sudah masuk koper dan kini dia sudah dalam perjalanan ke stasiun kereta api. "Anda mau diantar ke mana, Nyonya?""Tinggalkan saja aku di stasiun, aku sudah mengurus sisanya."Jeany menjawab dengan tanpa tenaga, entah kenapa saat melihat koper di sebelah tempat dia duduk, dia merasa sebuah ketenangan yang aneh. Sopir tampak kebingungan, tapi tak bertanya apa pun. "Aku merasa tak sanggup jika melihat Richard untuk
last updateLast Updated : 2024-04-11
Read more

156. Richard Marah Besar!

Beberapa saat setelah berada di luar, Richard kembali masuk ruangan dan mendapati Shena yang tersenyum lebar padanya. Ponsel Richard sudah kembali ke tempatnya sehingga Richard sama sekali tak tahu apa yang baru saja dilakukan Shena. Dia hanya merasa gerah dengan senyuman lebar Shena, merasa ingin cepat-cepat menyelesaikan ini dan pulang ke rumah bertemu Jeany. Richard meraih ponsel miliknya, mengerutkan kening saat melihat fakta bahwa ponsel itu sepi tanpa pesan dari Jeany. 'Kenapa dia tak mengirim pesan lagi? Biasanya dia sangat rajin mengirim pesan,' gumam Richard dengan ekspresi muram. Shena yang gelisah ketika melihat ekspresi muram Richard saat menatap ponsel, merasa sedikit panik, takut jika aksinya beberapa waktu ketahuan dan buru-buru berkata. "Dante, bukankah sudah terlalu lama kita membicarakan pekerjaan? Bagaimana kalau makan siang?" tawarnya dengan senyuman manis. "Makan siang? Kamu ingin makan siang?""Ya! Ayo istirahat makan siang," jawab Shena dengan penuh sema
last updateLast Updated : 2024-04-12
Read more

157. Menjemput Jeany

"Ceritakan padaku semuanya, Mayes."Richard berkata dengan suara mendesak, menyadari ke urgensian dalam masalah ini. "Jadi, sejak Nyonya besar datang ke sini.... ""Hah? Tunggu, kapan ibu datang ke sini, Mayes?" potong Richard, merasakan sesuatu yang aneh karena ibunya tidak bercerita sama sekali tentang ini. Jeany juga tidak membicarakan kedatangan ibunya ke Richard, jadi dia sangat terkejut ketika mendengar penuturan Mayes. "Kemarin, Tuan. Beliau datang tanpa pemberitahuan dan juga tidak lama. Beliau langsung menemui nyonya Jeany," jawab Mayes, mengatakan bahwa semua pegawai tahu kedatangan ibu Richard ke sini kemarin, jadi Mayes berani menjamin bahwa dia tidak bohong. "Hm, lanjutkan," titah Richard dengan ekspresi serius. Mayes pun menceritakan segalanya kepada Richard, yang semakin mendengar semua ucapan yang keluar dari mulut Mayes, keningnya semakin berkerut dalam. "Sial."Begitu tahu semua kronologi, Richard mau tak mau mengumpat pelan. Dia juga tidak bisa untuk tidak men
last updateLast Updated : 2024-04-13
Read more

158. Dihalangi Sang Mertua Berbaikan.

"Tidak usah berpura-pura, malah menjengkelkan tahu!" ketus Jeany sambil memalingkan muka, tampak sangat muak dengan suaminya. "Hey, aku tidak berpura-pura, aku benar-benar tak mengerti apa maksudmu, Sayang. Siapa yang mau menikah lagi memangnya?" Richard bertanya dengan ekspresi serius, sedangkan Jeany hanya menghela napas dan menjawab. "Sudahlah, aku malas membahas ini."Dia yang kini berdiri di depan Richard, menghela napas panjang dan berjalan ke arah jendela, berdiri di sana dan memunggungi suaminya. Richard ikut berjalan ke arah jendela, mendekati Jeany dan berkata dengan suara lembut. "Jeany, kalau kamu diam seperti ini, bagaimana aku bisa mengerti?""Entahlah," sahut Jeany, menyingkirkan tangan Richard yang mencoba menyentuh lengannya. "Baiklah, sekarang katakan padaku, bagaimana bisa kamu berpikir aku akan menikah lagi? Aku sendiri bahkan tak pernah punya pikiran seperti itu," ucap Richard lagi, dengan nada sungguh-sungguh. "Bagiku kamu sudah cukup, Jeany. Sangat cukup."
last updateLast Updated : 2024-04-15
Read more

159. Salah Paham

Ketegangan mengalir di udara saat Richard datang tiba-tiba dan memergoki ibunya bersama Jeany. Jeany yang melihat bahwa suaminya seperti sudah siap meledak, segera bangkit dan berjalan ke arah pria itu, memegang lengannya dengan lembut. "Richard."Jeany memanggil. Pelan. Sementara itu, ibu Richard hanya memalingkan muka, terlihat tak ingin menyaksikan pemandangan itu. "Tidak ada apa-apa, ibu hanya kebetulan berkunjung," ucap Jeany lagi, kali ini dengan raut muka yang sudah tertata rapi. Menyembunyikan semua emosi. "Ya, Dante. Apa salahnya aku mampir? Apakah aku tidak boleh mengunjungi menantuku sendiri?"Ibunya menyahut, mengambil tas di samping dan berdiri. "Kalau bahkan aku sudah diduakan oleh putra tunggalku sendiri, lebih baik aku pergi saja."Setelah mengatakan itu, tanpa penjelasan apapun, wanita setengah baya itu melenggang pergi. "Ibu.... "Suara pelan Jeany memanggil, seperti menyesal dan merasa bersalah. Dia tampak ingin mengejar sang mertua, tapi Richard segera mena
last updateLast Updated : 2024-04-16
Read more

160. Suami Gila

Ketika Jeany akhirnya kembali ke kamar, setelah menenangkan emosinya karena merasa sesak setiap mengingat perbedaan sikap mertuanya kepada Jeany di depan dan di belakang Richard, dia menemukan Richard ternyata sudah pulang kerja dan kini sedang duduk di tempat tidur, menunggunya.Wajahnya tidak bisa dibaca, tapi ekspresinya dingin.Dia menundukkan kepalanya, hanya mengangkat pandangannya untuk melihat ke arah Jeany. Itu adalah tatapan yang membuat Jeany merasa sangat tidak nyaman, padahal wanita itumerasa tidak melakukan kesalahan apa pun."Richard.... "Jeany berinisiatif untuk mengambil satu langkah lebih dekat."Kapan kamu tiba?" tanya Jeany, sedikit heran karena biasanya Richard akan pulang ke rumah setelah hari gelap. Ini masih sore, wajar jika Jeany merasa keheranan melihat suaminya sudah pulang. Bukannya menjawab, Richard malah bertanya dengan nada dingin. "Dari mana kamu?""Aku cuma jalan-jalan sebentar di taman," jawab Jeany dengan lesu. Alis Richard sedikit terangkat sa
last updateLast Updated : 2024-04-18
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
38
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status