Share

159. Salah Paham

Author: Lil Seven
last update Last Updated: 2024-04-16 23:53:00

Ketegangan mengalir di udara saat Richard datang tiba-tiba dan memergoki ibunya bersama Jeany.

Jeany yang melihat bahwa suaminya seperti sudah siap meledak, segera bangkit dan berjalan ke arah pria itu, memegang lengannya dengan lembut.

"Richard."

Jeany memanggil. Pelan.

Sementara itu, ibu Richard hanya memalingkan muka, terlihat tak ingin menyaksikan pemandangan itu.

"Tidak ada apa-apa, ibu hanya kebetulan berkunjung," ucap Jeany lagi, kali ini dengan raut muka yang sudah tertata rapi. Menyembunyikan semua emosi.

"Ya, Dante. Apa salahnya aku mampir? Apakah aku tidak boleh mengunjungi menantuku sendiri?"

Ibunya menyahut, mengambil tas di samping dan berdiri.

"Kalau bahkan aku sudah diduakan oleh putra tunggalku sendiri, lebih baik aku pergi saja."

Setelah mengatakan itu, tanpa penjelasan apapun, wanita setengah baya itu melenggang pergi.

"Ibu.... "

Suara pelan Jeany memanggil, seperti menyesal dan merasa bersalah. Dia tampak ingin mengejar sang mertua, tapi Richard segera mena
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Agam & Pamela
Thor udpte kah hari inii?...🤍
goodnovel comment avatar
Agam & Pamela
Ahhh kenapa gak ada Cctv sih danteee huhuu:( mama mu tuh astaga pdhal dia juga dulu yg nyuruh2 jeny pergi.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   160. Suami Gila

    Ketika Jeany akhirnya kembali ke kamar, setelah menenangkan emosinya karena merasa sesak setiap mengingat perbedaan sikap mertuanya kepada Jeany di depan dan di belakang Richard, dia menemukan Richard ternyata sudah pulang kerja dan kini sedang duduk di tempat tidur, menunggunya.Wajahnya tidak bisa dibaca, tapi ekspresinya dingin.Dia menundukkan kepalanya, hanya mengangkat pandangannya untuk melihat ke arah Jeany. Itu adalah tatapan yang membuat Jeany merasa sangat tidak nyaman, padahal wanita itumerasa tidak melakukan kesalahan apa pun."Richard.... "Jeany berinisiatif untuk mengambil satu langkah lebih dekat."Kapan kamu tiba?" tanya Jeany, sedikit heran karena biasanya Richard akan pulang ke rumah setelah hari gelap. Ini masih sore, wajar jika Jeany merasa keheranan melihat suaminya sudah pulang. Bukannya menjawab, Richard malah bertanya dengan nada dingin. "Dari mana kamu?""Aku cuma jalan-jalan sebentar di taman," jawab Jeany dengan lesu. Alis Richard sedikit terangkat sa

    Last Updated : 2024-04-18
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   161. Di Bawah Kendali Richard

    "Ya itu benar. Sangat gila. Itulah aku, Jeany."Setelah mengatakan itu, Richard lantas menunduk, menelan bibir istrinya. Lidahnya memasuki mulut Jeany dalam sekejap. Richard juga menyedot bibir bawah istrinya, dengan tangan mendesak mengangkat rok wanita itu. Setelah itu. Sebuah tangan besar meremas pantat Jeany dengan kuat, meremasnya.Jeany secara spontan terus mundur, menyebabkan Richard mendorong punggungnya. Beberapa langkah mundur, Jeany sedikit terbanting ke jendela, dengan tubuh Richard yang menempel di tubuhnya.Bahkan dengan pakaiannya, Jeany bisa merasakan beban kemarahan Richard di perut bagian bawahnya. Mereka telah bertengkar dan perang dingin sampai sekarang, tapi keadaan semakin memanas hingga saat ini. Pusaka Richard yang keras bergesekan dengan pantat Jeany. Menciptakan perasaan yang aneh. Tubuh bagian bawah Jeany seperti bergetar. Dengan bibir Richard yang masih tertutup oleh bibirnya, dia tidak bisa mengeluarkan perlawanan apa pun. Richard dengan rajin menjelaj

    Last Updated : 2024-04-19
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   162. Berhenti Sebelum Klimaks

    "Hmmm. Aku jadi sangat ingin mencicipinya, karena sepertinya benda ini tidak pernah terpuaskan."Richard berkata dengan nada mencemooh sekaligus bersemangat ketika melihat milik Jeany. Dia menggosokkan jarinya yang licin di antara celah-celah pintu masuk Jeany, lalu memasukkannya ke dalam lubang yang dalam dan panas."Ah."Erangan baru keluar dari bibir Jeany, dan pinggulnya tersentak. Reaksi kecil ini, gerakan kecil ini, membuat Richard langsung gila. Tenggorokan Richad terasa terbakar seperti orang yang sangat haus. Akhirnya, karena tidak mampu menahan diri, dia terjun ke dalam pantat Jeany yang menggoda.Jari- jarinya memeriksa lapisan v*gina Jeany, menstimulasi bagian paling sensitifnya, dan Richard menghisap tanpa henti pada lekukan yang membulat. Meski sudah dilumasi, tubuh Jeany terasa terbakar.Setiap kali dua jari masuk dan keluar, cairan berlendir itu membentuk benang tipis. Cairan kental itu menetes ke tangan Richard, membasahinya. Dengan setiap gerakan cepat jari Richar

    Last Updated : 2024-04-20
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   163. Siksaan Richard

    "Itu tidak mungkin."Jeany secara reflek menolak. Membuat suaminya cum dalam 10 menit baginya adalah hal yang sangat mustahil. "Cobalah yang terbaik untuk berhasil, ini adalah kesempatanmu untuk menyelesaikannya untukselamanya. "Ada sedikit tawa dalam kata-kata yang diucapkan Richard, dia seperti tengah mengungkapkan niatnya untuk menggoda Jeany. "Uh huh.""Tetapi jika kamu tidak berhasil dengan tantangan ini, maka mau tidak mau kamu harus melayaniku sepanjang malam sampaikamu tidak bisa berjalan dengan baik."Richard mengeluarkan ancamannya dengan sangat baik. Jeany tahu lebih baik dari siapa pun bahwca kata-kata Richard bukanlah ancamanbkosong; ini bukan pertama kalinya dia terjaga sampai siang hari.Masalahnya adalah, mengingat staminanya yang biasa, sepuluh menit bukanlah waktu yang cukup. Tampaknya tidak mungkin, tetapi Jeany tetap melakukan yang terbaik untuk menggerakkan dan merangsang milik suaminya. Namun sial, semakin dia bergerak, semakin Jeany sendiri lah satu-satun

    Last Updated : 2024-04-22
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   164. Pria Posesif Gila

    Pusaka Richard terus memukul pintu masuk Jeany lebih keras tanpa rag-ragu, tangannya menekan perut bagian bawah, memberi tekanan pada kandung kemih sang istri, saat ini Jeany benar-benar seperti sedang sekarat akan kenikmatan yang melingkupi dirinyaSemakin Jeany menahan erangannya, semakin kejam pula siksaan yang dia terima. Richard membengkokkan jari telunjuknya dan dengan lembut mengusap lubang uretra dengan ujung jarinya. Desakan yang tak tertahankan melonjak dalam perut Jeany seperti badai. Jeany merasa seperti akan buang air kecil kapan saja. Oleh karena itu, tanpa sadar, Jeany mengeluarkan suara rintihan."Haaah.""Bagaimana aku harus membuatmu kencing?"Richard bertanya dengan suara menggoda yang manis, sedangkan Jeany segera menggeleng. Malu. "Hm, jangan lakukan itu," tolaknya. "Haruskah aku membuatmu jongkok dan buang air kecil?" goda Richard lagi, dengan senyuman kejam seakan puas jika melihat Jeany yang sampai terkencing kencing di depannya karena berada di puncak keni

    Last Updated : 2024-04-23
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   165. Persekongkolan

    "Dasar pria berengsek."Claude mengeluarkan makian sambil berjalan cepat meninggalkan taman rumah Richard. Tadi siang dia kembali lagi ke sini untuk melihat kondisi Jeany yang sedang tampak tak baik-baik saja, memastikan klien sekaligus cinta pertama sahabatnya yang kini sudah meninggal itu tidak dalam bahaya karena menikah dengan pria jahat seperti Dante Richardo. ‌Namun, pemandangan yang dia lihat adalah, bagaimana Jeany yang dimata Claude dipaksa Richard bercinta dengan dirinya di depan jendela. "Aku bersumpah melihat pria gila itu menyeringai puas padaku. Dasar pria berengsek!"Claude masih terus memaki-maki Richard lagi dalam perjalanan keluar rumah Richard. Semenjak dia mengurusi harta warisan Damien, dia memang dibebaskan keluar masuk rumah ini untuk menemui Jeany. "Sudah merebut wanita orang, sekarang memperlakukan wanita itu seenaknya, awas saja, demi Damien, aku tidak akan membiarkan kamu hidup bahagia, Dante Richardo!"Claude yang sangat marah setiap mengingat bagaimana

    Last Updated : 2024-04-24
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   166. Ceraikan Anakku!

    "Ibu, apa yang ibu katakan? Bukankah ini sebuah ancaman?"Jeany merespon sedikit terlambat perintah dari mertuanya, karena terlalu terkejut. Richard sudah menanti wanti Jeany untuk tidak pernah membukakan pintu untuk nyonya Rosalie selama Richard di luar negeri, Jeany benar-benar mematuhi itu. Richard juga memblokir nomor ibunya di ponsel Jeany, sehingga Jeany bisa tenang tanpa rongrongan wanita itu. Beberapa hari memang berlalu dengan sangat tenang, tapi siapa sangka ketenangan itu akan rusak, saat di hari ke empat Jeany pergi jalan-jalan ke mall dan tanpa sengaja bertemu mertuanya. Sepertinya itu bukan ketidak sengajaan murni, karena Jeany merasa, ibu mertuanya memang sengaja menemuinya di sini. Terlanjur bertatap muka, Jeany merasa tak enak hati untuk menghindar sehingga akhirnya duduk di sini, di salah satu kafe ekslusif mall, berhadapan dengan ibu mertuanya. Jeany berencana hanya duduk sejenak dan pamit, tapi dia benar-benar tak menyangka jika mertuanya langsung men skak Je

    Last Updated : 2024-04-24
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   167. Hati Yang Sesak

    "Ayo kita bercerai."Richard, yang pulang dengan penerbangan tercepat demi bertemu istrinya, berhenti sejenak saat membuka bajunya, tapi hanya sesaat.Dia segera melanjutkan, membuka kancing sisa rompinya yang sebagian terbuka. Richard pasti mendengar ucapan Jeany tadi dengan jelas, tapi dia tidak mengatakan apa-apa.Dengan punggung menghadap Jeany, ekspresinya tetap tersembunyi. Jeany dengan gugup menggigit bagian dalam bibirnya. Wanita itu bisa merasakan sedikit darah di dagingnya yang halus.Melontarkan kata 'cerai' dengan santai pada suami yang sudah lama tidak dia temui terasa tidak masuk akal bahkan bagi dirinya sendiri. Mempertimbangkan hal itu, Jeany seharusnya benar-benar bingung, tapi dia tidak bisa melihatperubahan apa pun.Richard, setelah dengan rapi menggantung pakaiannya yang sudah dibuang, berbalik. Jeany bergidik secara refleks saat sepasang mata hitam tajam menatap wajahnya."Apa yang tiba-tiba kamu katakan, Jeany?"Ekspresinya terlihat lelah. Jelas ini bukan sam

    Last Updated : 2024-04-24

Latest chapter

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   407. Jebakan Licik Gio

    Luana, mengusap air matanya dan menatap Gio dengan bibir cemberut. "Kamu tadi minta aku buat menemani kamu main, kan? Sini aku temani. Aku temani sampai kamu bosan main game, kalau perlu sampai pagi." Luana mengatakan itu dengan suara serak. Untunglah besok hari Sabtu, sehingga dia tidak perlu bertemu dengan Kyle sampai hari Senin depan. Gio menggeleng tegas, menunduk untuk menyamakan tinggi wajahnya dengan wajah Luana dan menatap gadis mungil itu dengan tajam. "Luna, kamu janji bakal balik sambil tersenyum, kenapa malah nangis lagi? Ada apa? Cerita sama aku, Luna." Ucapan Gio itu dijawab Luana dengan gelengan, dia balas menatap tajam kepada pria jangkung yang wajahnya sama persis dengan Kyle tersebut. "Nggak usah tanya-tanya karena aku nggak bakal mau cerita!" Melihat kekeras kepalaan di wajah gadis itu, Gio hanya menarik nafas panjang dan memilih untuk mengalah. "Ya sudah. Kamu mau ajak aku ke mana sekarang?" Luana kembali menyeret tangan Gio menuju pinggir j

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   406. Salah Paham Lagi

    "Kenapa kamu manggil aku Luna terus,sih, dari tadi? Namaku tuh Luana. L-U-A-NA." Luana mengeja namanya di depan Gio karena kesal pria itu mengubah panggilannya sesuka hati. "Bagiku, kamu Luna-ku," jawab Gio cuek, tersenyum geli melihat Luana yang lagi-lagi cemberut. "Luna?" "Ya, kamu memberi kehidupan baru padaku, kamu sudah seperti rembulan bagiku," jawab Gio dengan tenang. Luana yang masih tidak mengerti kenapa Gio melihat dirinya seperti rembulan, memilih tidak memikirkannya lebih lanjut. "Hm, terserahlah. Tapi kamu agak aneh, kenapa menyamakan aku dengan rembulan, kenapa nggak matahari?" tanya Luana, bingung. Gio lagi-lagi hanya mengendikkan bahu. "Pengen aja." "Dasar aneh." Atas ejekan dari Luana tersebut, Gio tertawa lebar. "Tapi aku tampan, 'kan? Kalau kamu nggak bilang aku tampan, berarti Kyle juga jelek karena wajah kita tuh sama," ancamnya. "liih. Kenapa kamu itu nyebelin banget, sih! Serius deh!" Luana menatap sebal vampir jangkung di depannya

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   405. Dasar Cengeng

    Gio mengetuk pelan puncak kepala Luana satu kali sambil sedikit membungkuk untuk menyamakan tinggi badannya dengan gadis itu. "Kenapa kamu nggak tanya baik-baik kenapa dia tadi ngusir kamu, Luna? Aku tebak, kamu langsung pergi dan menangis seperti ini, kan?" tanyanya tenang. Luana membuang pandang sembari menggigit bibir bawahnya. "Itu.... " Dia tidak bisa menjawab. Dia tidak mau mengakui, bahwa dirinya takut bertanya pada Kyle dan mendapat jawaban yang membuat gadis itu semakin hancur, semisal benar kalau Kyle memang membuang dirinya setelah menikmati tubuhnya. Gio, memandang Luana seperti seorang kakak laki-laki yang menasehati adik perempuannya yang menangis karena bertengkar dengan pacar. "Kamu bilang, Kyle bukan tipe yangbakal memukul atau maki-maki kamu, dia nggak mungkin ngelakuin hal itu ke kamu. Jadi, dia juga bukan tipe yang akan ngusir kamu setelah make kamu, kan?" Luana menatap Gio, mengerjapkan mata berkali-kali dengan ekspresi sendu seperti anak kecil

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   404. Dihibur Gio

    "Sudah kubilang, jangan nangis," ucap Gio. Luana menggeleng, mengusap pipinya yang basah dan menjawab. "Siapa yang nangis, aku nggak nangis." Gio menyilangkan tangan di dada dan menatap Luana dengan pandangan mengejek. "Ah, benar. Kamu, kan, gengsian." Sindiran Gio tersebut seketika membuat bibir Luana cemberut. "Ngapain juga aku gengsi sama kamu!l" serunya sambil menatap jengkel kepada Gio. Gio hanya tertawa kecil, mencondongkan badannya yang tinggi ke arah Luana dan bertanya dengan tenang. "Si Tuan Muda itu nyakitin kamu? Kamu masuk lagi ke dalam bukan karena ada barang yang ketinggalan, tapi menemui dia, bukan?" Luana melengos sebal, mengarahkan pandangan ke jalanan sore depan kantor yang penuh lalu lalang mobil. "Sok tau. Nyebelin," jawabnya dengan bibir cemberut dan muka ditekuk. Gio tersenyum melihat ekspresi manyun gadis mungil itu, lalu dengan santai berucap. "Berarti jawabannya iya." "Enggak!" Luana segera melayangkan tatapan judes padanya, men

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   403. Kenapa Kamu Menangis?

    Saat keluar dari ruangan Kyle, Luana berusaha tegar dan bersikap seakan tak ada apa-apa. Namun, begitu sampai depan kamar mandi kantor, langkahnya mulai goyah. "Ah." Luana membuka pelan pintu kamar mandi, duduk dia atas toilet dan membuang celana dalamnya yang basah ke tempat sampah dengan ekspresi lunglai. "Kenapa.... " Gadis itu mendesah, menutup wajahnya dengan kedua tangan dan menangis tersedu-sedu. Ia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat agar suara isakannya tidak terdengar sampai luar. "Kyle, kenapa kamu begini padaku?" gumamnya nelangsa. Menangis seperti itu rasanya lebih sakit dan menyesakkan, tapi hal itu tidak sesakit yang di rasakannya sekarang. Dirinya merasa hancur saat diusir seperti wanita murahan oleh Kyle tadi, hati gadis itu kini remuk redam. "Teganya kamu, Kyle. Teganya.... " Dia menangis sampai bahunya naik-turun, menekan dadanya yang terasa sangat sesak sampai kesulitan bernapas. Dengan pandangan penuh kaca-kaca air mata yang siap tumpah,

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   402. Apakah Aku Pelacur Pribadimu?

    "Luana? Bolehkah?" Pria itu meminta izin untuk menjilati leher dan dadanya yang penuh keringat. Saat Luana dengan malu-malu mengangguk, Kyle segera dengan tekun melakukan apa yang dia inginkan. Kyle baru tahu, bahwa keringat gadis ini ketika sedang terangsang ternyata bisa membantu mengembalikan kekuatan miliknya yang sempat menghilang. Magic stone bahkan tak ada apa-apanya dibandingkan ini. Saat keringat Luana habis dijilat oleh Kyle, kyle memandang Luana dengan ekspresi lapar. "Lun, cara bikin kamu berkeringat bagaimana?" bisiknya dengan suara menggoda, membuat gadis itu memandang Kyle dengan pipi merona merah, sementara Kyle menggesek penis miliknya yang sudah tegak di antara paha Luana. "Kenapa tiba-tiba ingin membuat saya berkeringat, Tuan?" Luana yang gugup, sampai tanpa sadar berbicara formal kepada Kyle. Kyle tidak menjawab, malah melesak kan mulutnya di buah dada Luana yang benar-benar menggoda, membuat gadis itu mengerang pelan dan menggeliat. "Hah

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   401. Aku Kedinginan, Luana.

    "Kamu tahu.... " Kyle berkata dengan napas tersengal-sengal. "Cuma tubuh kamu yang bisa membuat suhu tubuhku hangat kembali, Luana," lanjutnya dengan suara lemah. Mendengar itu, Luana tanpa ragu segera berdiri dan melempar jas yang ia pakai ke lantai. "Baiklah. Aku akan melakukannya, aku akan melakukan hal itu, Kyle. Aku akan melakukan apa pun! Kamu harus sembuh, kamu nggak boleh pergi!" teriak Luana dengan penuh tekad. Gadis itu segera berlari ke pintu untuk menguncinya dan menepuk tangan satu kali sebagai sensor lampu, membuat ruangan itu seketika gelap gulita. "Kyle, tunggu. Aku akan membantumu!" Luana tanpa ragu dia melepas blush hijau muda yang dia pakai dan melempar bra miliknya ke lantai, kemudian dengan tubuh atas tanpa memakai apa pun, mulai naik ke atas tubuh Kyle yang terbaring di sofa. "Kamu percaya sama aku, oke? Aku akan melakukan seperti saat membuat kamu bisa kembali normal ketika SMA, aku akan membuat kamu sembuh lagi, Kyle. Jangan pergi dulu, jang

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   400. Lun, Tolong Aku.

    Jam kerja selesai. Kyle semakin panik saat melihat Luana yang mulai berkemas, sementara Jasmine dan Gio belum juga meninggalkan meja kerja mereka. Kyle memutar otak untuk mencari cara supaya Luana masuk ke dalam ruangannya tanpa membuat Gio dan Jasmine tahu sehingga kedua makhluk brengsek itu tidak merecoki pertemuan mereka dengan alasan yang mengada-ada. Sementara itu, sakit kepala Kyle semakin parah dan demamnya mulai tinggi. Kyle meraih ponsel di meja, mengetik sesuatu dengan jemari yang gemetar karena demam. [Lun.] Bahkan untuk mengirimkan pesan singkat seperti itu, Kyle membutuhkan usaha yang sangat keras. Kepalanya seperti berputar-putar dan demam yang dideritanya membuat pria itu tidak fokus. Matanya sampai menyipit untuk menyelesaikan chat yang ia kirim ke Luana. [Sini, ke aku.] Tak sanggup lagi mengetik banyak, Kyle melempar ponselnya dan memijat kepala yang seperti meledak. Dia tak sanggup menahan sakit ini lagi, sepertinya magic stone yang dipinjamk

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   399. Memisahkan Luana dan Kyle

    Gio lagi-lagi tersenyum dengan ekspresi licik, sebelum kemudian menjawab. "Karena aku yang menukar sendiri barang itu sebelum sampai ke Kyle, jadi tentu saja aku tahu." Ekor mata Gio melirik ke Kyle yang sedang memijat keningnya dengan ekspresi puas. "Sayangnya, karena kekuatannya melemah, Kyle bahkan nggak sadar kalau barang itu palsu dan terus bergantung pada benda itu seperti orang bodoh," lanjutnya dengan bibir mencibir. "Kamu gila!" Jasmine berseru, menggeleng tak percaya, tapi juga salut pada pria yang sepertinya lebih kuat dari Kyle ini. Sepertinya, pria yang wajahnya mirip Kyle ini sedang tidak berbohong, kini Jasmine baru menyadari bahwa aura Kyle hari ini, memang tidak sekuat dan semenusuk biasanya. "Sekarang, kamu percaya padaku, kan?" Gio bertanya dengan ekspresi penuh kemenangan. Jasmine ingin mengangguk tapi dia sadar bahwa harus berhati-hati dengan pria di sampingnya ini, jadi dia menjawab. "Aku masih harus berpikir lebih dalam lagi." Gio yang

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status