All Chapters of Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling: Chapter 51 - Chapter 60

84 Chapters

Bab 51. Gagal Bersua

POV Raden Angga Wijaya. Dengan penuh semangat empat lima, aku melintasi jalanan ibu kota yang licin dan basah oleh guyuran gerimis. Berkali-kali wipers kunyalakan untuk mengusap tetes demi tetes rintikan hujan yang membuat buram kaca mobil depan. Terkadang sesekali tangan kiri ku menyentuh lembut sebuah pigura berukuran 4R yang didalamnya terdapat sebuah foto lawas dari keluarga yang sangat harmonis. Terlihat jelas dari senyum yang terkembang dari wajah-wajah mereka yang berada di dalam foto tersebut. Maya, akhirnya aku menemukanmu setelah tiga puluh tahun berlalu. Gumamku riang sambil mengelus lembut bingkai foto tersebut. Sesampainya di depan rumah Maya, keadaan sangat sepi sekali. Tidak ada satupun lampu penerangan yang menyala, gerbang depan dikunci dengan gembok besar, juga terlihat beberapa sampah berserakan di teras rumah. Rumah ini seperti tidak memiliki aktivitas kehidupan sama sekali. Apa mungkin Maya dan kedua anaknya sudah tertidur? Atau jangan-jangan mereka sedang pe
last updateLast Updated : 2023-11-27
Read more

Bab 52. Aku Cemburu

POV Bagas, Tugas kuliah yang menumpuk membuatku terjaga hingga larut malam. Sebenarnya aku sudah sangat lelah dan mengantuk setelah seharian bekerja dan dilanjut dengan kuliah malam. Ditambah lagi cuaca syahdu dengan alunan rintik gerimis malam ini semakin membuatku ingin cepat-cepat ke peraduan. Tapi kejadian demi kejadian saat Mbak Maya diusir dari rumah selalu membayangi ingatanku. Alhasil, aku gagal memfokuskan diri dalam mengerjakan tugas kuliah seabrek-abrek. Bagaimana aku tidak geram, laki-laki yang seharusnya menjadi ayah dan suami yang baik, malah tega mengusir anak dan istrinya dari rumah. Hatiku sakit melihat wanita yang sudah satu tahun kebelakang ini berhasil mencuri hatiku, disia-siakan oleh suami yang seharusnya melindunginya. "Sadar, eling, Bagas!! Maya itu masih sah jadi istri orang." Komentar Mbak Titin di telepon saat aku meminta izin agar memperbolehkan Maya dan kedua anaknya tidur di rumah. Kalau bukan kami yang menampung, siapa lagi? "Bagas tahu, Mbak. Bag
last updateLast Updated : 2023-11-28
Read more

Bab 53. Akhirnya Ketemu

"Assalamualaikum." Perasaan aku baru pindah dua hari di kontrakan ini. Tapi kenapa sudah ada tamu yang datang kemari, malam-malam lagi. Tapi siapakah gerangan yang datang bertamu? Apa Bagas? Tapi… suaranya bukan suara Bagas. Apakah tetangga baru di lingkungan ini? "Waalaikumsalam." Aku segera menyahut dan beranjak untuk membukakan pintu kepada tamu misterius ini. Set, Betapa kagetnya aku begitu pintu terbuka, sesosok laki-laki yang belum sempat kulihat wajahnya langsung menerjang dan memelukku dengan erat. Ia bahkan memelukku dengan perasaan penuh haru. Astaghfirullah, siapa laki-laki ini? Kenapa dia begitu lancang memeluk wanita yang bukan muhrimnya. Aku bahkan tak bisa melihat wajahnya sama sekali karena ia membenamkan wajahnya pada ceruk leherku. Sekuat apapun aku mendorongnya agar menjauh, tenagaku masih kalah jauh darinya. Ia malah semakin mengeratkan pelukannya seolah-olah tidak ingin berpisah denganku. Belum hilang rasa penasaranku tentang siapa laki-laki ini, tiba-tiba
last updateLast Updated : 2023-11-29
Read more

Bab 54. Aku sang Pewaris

Kali ini aku langsung menangis tergugu setelah melihat foto usang sebuah keluarga dalam figura yang Pak Angga sodorkan. Walaupun terlihat jauh lebih muda dan cantik, tapi wanita yang ada di dalam foto itu bisa kupastikan bahwa ia adalah benar ibuku. Aku tumbuh besar berdua dengan beliau yang notabene kehilangan seluruh ingatannya. "Kalian tau dari mana awalnya aku yakin kalau kamu adalah Maya, adikku yang hilang?" Aku dan Bagas saling berpandangan. Kami sama-sama terdiam tak menjawab pertanyaan Pak Angga. Pak Angga langsung menunjuk foto gadis kecil yang imut dan lucu dengan rambut poni yang menutupi dahinya. "Kalian lihat baik-baik! Bukankah gadis kecil ini sangat mirip dengan mereka?" Kali ini telunjuk Pak Angga mengarah kepada si kembar yang ikut bergabung setelah terbangun karena keributan tadi. Aku dan Bagas lalu menelisik kemiripan antara foto gadis kecil itu dengan si kembar. Astaga! Ketiganya benar-benar mirip seperti anak kembar tiga. "Ba-bagaimana i-ini bisa terjadi?"
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

Bab 55. Menemui Papa

Aku tidak percaya dengan apa yang kulihat. "I-ini, kan?" "Ada apa, May?" Tanya Mas Angga penuh cemas. Mungkin ia merasa kaget dengan perubahan ekspresiku yang secara tiba-tiba. "I-ini, M-mas," Tatapan mata Mas Angga mengikuti petunjuk jariku yang menunjuk pada foto diriku saat masih kecil. Ia tetap terdiam tak tahu apa maksudku. "Tunggu sebentar!" Aku lalu membongkar tas dan koper serta karung yang belum sempat ku rapikan isinya. Mencoba mencari suatu barang yang sedari tadi mengganggu pikiranku. Bagas juga terlihat bingung dengan sikapku, "Ada apa, Mbak Maya?" Aku tetap fokus mencari dan tak menanggapi kedua pria yang memenuhi ruang kamar kontrakanku yang sempit. "Nah ini dia ketemu juga." Aku langsung mengangkat tinggi-tinggi kalung berlian dengan bandul bertuliskan nama 'Maya'. Kalung ini adalah satu-satunya barang yang melekat di tubuhku selain baju saat warga desa pesisir pantai barat menemukanku. Sengaja kusimpan karena hanya ada satu buah kalung. Tak mungkin aku mema
last updateLast Updated : 2023-12-02
Read more

Bab 56. Totalitas Akting

"Waah, Bu, lihat rumahnya besar sekali." Pekik Keyla kegirangan saat mobil sedan milik Mas Angga mulai memasuki gerbang tinggi dengan bangunan rumah khas milik orang kaya yang di dominasi oleh cat berwarna putih tulang. "Satu, dua, tiga," Keyla bersemangat sekali menghitung jumlah bangunan secara vertikal. "Semuanya ada tiga lantai, Bu." Ia sangat mengagumi kemegahan rumah mewah bergaya klasik eropa dengan jendela perancis di setiap sisi temboknya. Mas Angga tersenyum mendengar celotehan Keyla. "Gimana, kalian suka? Kalian boleh tinggal disini selamanya. Ini adalah rumah kakek dan ibu kalian." Ucapan Mas Angga sontak membuat mata keyla berbinar bahagia. Tentu saja gadis kecil itu kegirangan dan menganggukan kepalanya sebagai tanda setuju. Lain halnya dengan Keyla, Keyra hanya diam saja membuang pandangan keluar jendela, enggan untuk berkomentar tentang rumah mewah di hadapannya. Ia memilih fokus menatap hamparan rumput gajah di halaman rumah Papa Hadi yang sangat luas dan nyaman.
last updateLast Updated : 2023-12-02
Read more

Bab 57. Apakah Aku Sudah Mati?

"M-maya!!" Pekik Papa Hadi saat melihat kedua anakku. Ia terlihat sangat histeris dan ketakutan. Begitupun juga dengan si kembar. Mendapat respon penolakan seperti itu membuat si kembar mundur beberapa langkah ke belakang. "M-maafin, Papa, Nak! P-papa bersalah belum bisa nemuin kamu dan mama. Hik hik hik." Lama-lama kegelisahan Papa Hadi berubah menjadi tangisan. Kedua telapak tangannya menutupi seluruh wajahnya dan membiarkan tangisannya pecah. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini. Apa beliau masih merasakan kehilangan yang mendalam atas hilangnya aku dan mama tiga puluh tahun yang lalu? "Pa!! Papa!! Ini Angga, Pa. Papa kenapa?" Pekik Mas Angga yang ikutan panik melihat Papa Hadi histeris dan ketakutan. Ia berusaha mengguncangkan tubuh Papa Hadi untuk mengembalikan kesadarannya. Aku hanya berdiri mematung melihat pemandangan itu. "Ang-angga, apa Papa sudah mati?" Mas Angga terlihat kebingungan dengan pertanyaan Papa Hadi. Apa jangan-jangan Papa Hadi sedang berhalusinasi,
last updateLast Updated : 2023-12-03
Read more

Bab 58. Balas Budi

"Sini, Sayang, peluk kakek! Kakek sangat rindu kalian semua." Papa Hadi bergantian memeluk si kembar dan menghujani keduanya dengan ciuman.Kami berempat berpelukan bersama dengan diiringi tangis bahagia. Entah kenapa Mas Angga tidak ikut berpelukan bersama kami. Ia hanya melihat kami berpelukan dengan penuh rasa syukur yang terpancar dari wajahnya."Angga, Papa sudah sangat sehat sekarang. Papa pengen kembali lagi ke kantor. Sepertinya papa sudah terlalu lama membiarkan wanita ular itu menggerogoti harta mama kalian." Ujar Papa Hadi dengan penuh semangat.Bertemu dengan buah hati yang telah lama menghilang membuat Papa Hadi seperti mendapatkan charge energi baru."Iya, pelan-pelan dulu ya, Pa! Jangan sampai rencana kita untuk menyingkirkan Rosmala dan anaknya menjadi sia-sia sebab kecerobohan kita. Yang terpenting jangan sampai ada yang tahu identitas Maya." Ucap Mas Angga terlihat masuk di akal. Jika kita salah bertindak sedikit saja, bisa-bisa mereka akan mencelakai salah satu dar
last updateLast Updated : 2023-12-04
Read more

Bab 59. Bidadari Surga

"Undangan siapa, Mbak?" Aku bertanya karena merasa heran. Perasaan tidak ada teman atau kenalan yang memiliki rencana menikah dalam waktu dekat. Mbak Titin dan Bagas kompak mengunci mulutnya dan saling pandang, membuat aku semakin bertanya-tanya dan segera melepas plastik pembungkus surat undangan yang di bagian sampul depannya bertuliskan logo 'I&M'. Tanganku gemetaran saat melihat nama-nama yang tertera dalam isi undangan tersebut. Indra Laksmana menikah dengan Mona Yulia Ratu. Ah, ternyata mereka akhirnya sampai juga ke pelaminan. Iyalah, kan si Mona udah tekdung duluan, kalau gak cepet dinikahin bisa-bisa perutnya membuncit tanpa suami. Masalahnya, kami berdua saja belum resmi bercerai. Mas Indra hanya mentalak sebatas ucapan saja dan tak pernah melaporkan ke pengadilan. Aku pernah bertanya kepada Mas Indra kenapa aku belum juga mendapatkan surat panggilan sidang cerai, dan jawabannya karena ia belum ada waktu mengurusnya. Tapi saat kuminta buku nikah miliknya untuk didaftar
last updateLast Updated : 2023-12-05
Read more

Bab 60. Bukan Tamu Penting

"Mingkem, Gas!!" Ledek Mbak Titin yang menyadari tingkah tak biasa adiknya. Yang diledek langsung membuang muka menatap jalanan, tak mengakui kegiatan ilegalnya barusan.Memang sedari tadi Bagas berusaha mencuri-curi pandang padaku. Sepertinya ia terpukau melihat penampilanku saat ini. Ah, aku jadi gak percaya diri mendapat tatapan se-intens itu. Apa mungkin dandananku terlalu mencolok?"Kamu kaget, ya, liat Maya berubah jadi cantik banget?" Ucapan Mbak Titin sontak membuat pipi Bagas tersipu malu. Ia langsung menundukkan wajah untuk menutupi rasa malunya. "Makanya besok kalau kamu punya istri modalin ke salon! Lihat sendiri kan bedanya wanita sebelum dan sesudah masuk salon?" Kali ini Mbak Titin sengaja mengeraskan suaranya. Mungkin ia bermaksud menggurui Bagas sekaligus menyindir Mas Soni.Buktinya, Mas Soni kena mental dan langsung bereaksi membela diri, "Ah, Mama, kalau papa punya uang juga semua papa kasih ke mama, kok. Terserah mau mama pakai buat apa juga."Kasihan juga sih l
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status