All Chapters of Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling: Chapter 41 - Chapter 50

84 Chapters

Bab 41. Hasil Test DNA

POV Raden Angga Wijaya."Gus, Gusti, tolong datang ke rumah kami segera, Papa Hadi mengalami kejang serius." Saking paniknya aku sampai memanggil Gusti hanya dengan namanya saja tanpa membawa gelar title yang sudah diraihnya dengan susah payah.Untung Gusti mempunyai klinik pribadi yang letaknya tak jauh dari kediaman Papa Hadi. Jadi tak butuh waktu lama untuk dia sampai kemari.Pa… please dong bangun! Jangan buat Angga khawatir kaya gini. "Ka-kami langsung pamit pulang saja ya, Angga. Masih ada acara perkumpulan ibu-ibu sosialita yang harus saya hadiri.""A-aku juga, ya. Ma-masih ada acara makan malam dengan beberapa supplier penting." Doni membeo alasan ibunya.Mereka berdua mencuci tangan dan tak ingin disalahkan atas masalah ini. Padahal tadi sebelum aku meninggalkan ruangan Papa Hadi, beliau baik-baik saja. Apa yang sudah dilakukan oleh duo ibu dan anak ini?Saat ini keduanya hanya ingin segera pergi jauh dari rumah ini agar nantinya tidak dimintai pertanggung jawaban atas membu
last updateLast Updated : 2023-11-12
Read more

Bab 42. Bantuan Berharga

"Tolong bantu saya, Maya! Hanya kamu yang bisa menolong kami saat ini." Begitu bunyi permohonan Pak Angga saat kami bertemu di taman kota saat itu.Ia memintaku untuk tetap mengirimkan katering makan siang seperti biasanya agar memancing wanita jahat bernama Rosmala itu untuk mendapatkan beberapa bukti kejahatannya."Saya tidak yakin bisa berhasil, tapi saya akan berusaha semampu saya untuk membantu Pak Angga." Aku menyanggupi permintaan Pak Angga dengan dalih hati nurani. Aku tidak bisa membiarkan kedzaliman wanita itu menghabisi nyawa orang tua dari orang sebaik Pak Angga.Sebenarnya beban juga buatku menerima permintaan aneh dari Pak Angga. Bagaimana tidak jadi beban? Beliau memintaku untuk ikut andil dalam permainan mereka untuk mencari bukti kejahatan wanita bernama Rosmala.Aku takut salah-salah malah aku yang jadi korban berikutnya. Bukankah ini kasus perebutan kekuasaan keluarga kaya? Kenapa aku juga harus ikut terlibat di dalamnya?Apalagi aku melihat dengan mata kepalaku sen
last updateLast Updated : 2023-11-13
Read more

Bab 43. Diusir Dari Rumah

Huft, menegangkan sekali rasanya!"Terima kasih banyak ya, Bu Maya. Tanpa bantuan Bu Maya, rencana ini tidak akan pernah berhasil." Pak Angga mengucapkan terima kasih karena misinya untuk mendapatkan bukti kejahatan wanita tua itu sudah berhasil.Aku tersenyum bangga. Sedikit bantuan dariku mampu membuat nyawa berharga seseorang terselamatkan."Sama-sama, Pak Angga." Malu juga rasanya menerima ucapan terima kasih dari Pak Angga. Bantuan gak seberapa tapi ucapan terima kasihnya berulang-ulang tak ada habisnya."Oiya, Pak Angga… tolong ikut saya ke parkiran sebentar, yuk." Aku teringat di jok motor masih ada satu set menu pesanan yang sama. Aku sudah mengantisipasi hal ini dari awal. Jika wanita tua itu meracuni makanan pesanan Pak Angga, setidaknya aku masih punya satu set menu yang tidak terkontaminasi sama sekali."Kebetulan saya juga mau ke parkiran buat ambil mobil. Biasa… sudah jamnya pulang ke rumah buat nemenin papa makan siang." Jawab Pak Angga yang langsung menerima ajakanku.
last updateLast Updated : 2023-11-15
Read more

Bab 44. Diusir Dari Rumah (2)

"Pokoknya malam ini juga kamu harus segera pergi dari rumah ini!" Ada apa ini? Kenapa Mas Indra mengusirku untuk segera pergi dari rumah yang sudah menaungiku selama delapan tahun kebelakang. Rumah BTN ini memang atas nama Mas Indra, karena ia yang menyanggupi untuk mencicil uang kredit bulanannya. Tapi apakah ia melupakan dari mana uang DP nya berasal? "Mas, Mas gak bisa begitu! Rumah ini milik kita bersama. Apa Mas lupa kalau aku juga punya andil di dalamnya?" Tentu saja aku punya hak di rumah ini! Sebelum kami menikah, aku bekerja di sebuah counter hape bersama dengan Sita. Setiap gajian aku selalu menyisihkan uang gaji dan menyimpannya dalam bentuk perhiasan. Setelah menikah, kami berdua memutuskan untuk hidup mandiri dan membeli sebuah rumah BTN bersubsidi dari pemerintahan. Saat itu, kondisi keuangan Mas Indra masih pas-pasan. Maklumlah… karyawan dengan modal ijazah SMA seperti Mas Indra harus cukup bersyukur bisa mendapatkan status sebagai karyawan biasa. Baru-baru ini
last updateLast Updated : 2023-11-16
Read more

Bab 45. Memulai Hidup Baru

"Mas Indra, istighfar, Mas!!" Pekik Bagas saat melihat ayahnya si kembar mulai berlari keluar masuk rumah sembari melemparkan barang-barang kami. Tangannya yang tadi terkepal kuat sudah mulai melonggar dan berusaha untuk membantu memunguti barang-barang yang berserakan di lantai.Seolah-olah telinganya tersumbat, Mas Indra menulikan pendengarannya dan tak menghiraukan seruan Bagas. Ia malah semakin kesetanan dan membuang semua baju, buku pelajaran, tas, hingga sepatu anak-anak ke pelataran teras.Anak-anak hanya bisa menjerit dan menangis menyaksikan barang-barang mereka dibuang keluar rumah oleh ayahnya."Ayah, jangan buang seragam sekolah kami!!""Ayah, jangan usir kami!!"Aku hanya bisa duduk bersimpuh menyaksikan bagaimana mantan suamiku itu menggila dan memaksa kami meninggalkan rumah ini.Bagas langsung berlari dan memeluk untuk menenangkan kedua putriku yang masih berteriak histeris. Padahal mereka berdua sangat membutuhkan aku saat ini. Tapi aku… aku bahkan tidak bisa menopang
last updateLast Updated : 2023-11-18
Read more

Bab 46. Konten Pencitraan

POV Mona Ratuliuer. "Mbak, baju-baju yang beli di pasar tadi pagi siapin ya. Mau ngonten nih!" Titahku pada Mbak Las, ART yang bekerja di rumah mewahku. Bukannya menjalankan perintahku, wanita berusia tiga puluh tahunan itu malah kebingungan menatapku. Emang ada yang salah? "Ini gak salah apa, Non? Biasanya Non kan ngonten belanjaan pasar seperti sayur mayur dan lauk-pauk. Kok, sekarang jadi baju-baju?" Tanya Mbak Las kebingungan. Duh, cerewet sekali sih pembantu satu ini. Tinggal kerjain apa yang disuruh majikan aja pakai nanya-nanya segala. Suka-suka gue dong, gue yang ngonten, gue yang nentuin tema kontennya. Kenapa jadi Mbak Las yang ngatur?! "Udah jangan bawel, deh! Tinggal kerjain aja apa yang tadi gue suruh, gak usah nanya-nanya lagi. Mau kalau gaji lu gue potong?" Tampang udiknya langsung mengkerut. "I-iya, Non… jangan!!" Takut juga kan kalau gajinya gak dibayar? Dengan cekatan dia langsung menyiapkan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat sebuah video konten sebelum
last updateLast Updated : 2023-11-19
Read more

Bab 47. Kena Pulut Karena Ikut Makan Nangkanya

POV Mona Ratulieur."Sayang, aku udah telat satu bulan nih." Ku bisikkan kata kejutan ini dengan lirih di telinga Mas Indra."Hah, apa?!"Dikasih kabar gembira bukannya senang malah melotot tak percaya."Aku hamil, Mas, usia kandunganku sudah masuk dua bulan." Kesal rasanya mendapat tanggapan kesal Mas Indra yang malah terkejut.Laki-laki itu menggeleng tak percaya. "Gak, gak mungkin, Mon! Kita ngelakuin itu cuma satu kali. Itu pun aku pakai pengaman, gak mungkin bocor."Bibir s*ksi milikku langsung manyun ke depan."Gak ada yang gak mungkin, Mas. Banyak kok kejadian pengaman bocor dan langsung jadi anak. Ini buktinya!" Ucapku sambil menunjuk ke perut yang ukurannya semakin hari semakin melebar.Tampak Mas Indra menyugar rambutnya dengan kasar. Sepertinya ia masih belum bisa terima kenyataan bahwa aku hamil anaknya."Lagipula apa salahnya sih, Mas? Mas kan sudah jadi duda, aku juga gadis lajang. Gak masalah kan kalau kita menikah segera?"Aku harus memastikan Mas Indra mau bertanggung
last updateLast Updated : 2023-11-21
Read more

Bab 48. Ide Gilaku

POV Mona Ratulieur. "Pak Doni, aku hamil!" Kedua ujung jari telunjuk tanganku menjelajah dada bidang Pak Doni saat mengatakannya. "Hah? Ap-apa? Kamu hamil?" Kedua tangan Pak Doni langsung mencengkram kedua pergelangan tanganku. Membuat aktivitasku berhenti seketika. Laki-laki yang menanam benihnya di rahimku itu terkejut mendengar kabar mengejutkan ini. Akupun sama, pada awalnya sangat terkejut. Tapi bayangan akan menjadi istri dari Pak Doni, walaupun siri, membuatku bersemangat kembali. "Iya, Mas. Sudah 3 bulan." Jawabku dengan jujur. Aku berharap semoga ia segera menikahiku dan membuatku menjadi istri keduanya. Beberapa hari yang lalu aku merasakan sakit demam dan memeriksakannya ke klinik dekat rumah. Tanpa kuduga, dokter malah memberikan vonis bahwa aku sedang hamil muda. Aku tak menyangkalnya sama sekali karena memang selama ini aku sering melakukan hubungan layaknya suami istri dengan Pak Doni di setiap ada kesempatan. "Kamu udah ngomong ke Indra belum kalau kamu mau jadi
last updateLast Updated : 2023-11-22
Read more

Bab 49. Mesin Pencetak Uang

POV Indra Laksmana. Aduh pusing kepalaku!! Makin lama hidupku semakin kacau dan berantakan. Sepertinya masalah datang silih berganti menderaku. Gak di rumah, gak di kantor, masalah selalu ada aja. Tak pernah ada habisnya! "Ndra, bagi duit dong! Ibu mau beli beras sama telur, nih." Setiap hari ibu meminta uang kepadaku, ada saja yang mau dibeli. Entah menguap kemana uang belanja bulanan yang kuberi di setiap awal bulan. Belum tengah bulan juga ibu sudah menodong isi dompetku setiap hari. Dulu saja Maya bisa cukup dengan uang bulanan sebesar satu setengah juta rupiah. Kenapa ibu yang kuberi jatah tiga juta rupiah sebulan tak pernah merasakan kecukupan? Eh, kok malah jadi keinget sama mantan. "Duit Indra udah menipis, Bu. Cuma ini sisa di dompet buat ongkos beli bensin ke kantor." Kutunjukkan isi dompet yang masih tersisa lima lembar uang kertas berwarna merah. Tak disangka tangan ibu bergerak sangat cepat dan berhasil mencomot satu lembar uang kertas berwarna merah dari dalam d
last updateLast Updated : 2023-11-23
Read more

Bab 50. Bisa Ikut Pansos

POV Indra Laksmana. Lagi pula, aku takut jika aku menolak menikahi Mona, gadis itu akan merembet kemana-mana. Dia akan mengadu dan meminta pembelaan ibuku. Bagaimanapun, Mona pandai mengambil hati keluargaku. Ia sering kali membawakan banyak buah tangan untuk bapak dan ibuku. Ia juga pandai menyanjung kedua orang tuaku yang gila pujian. Tidak seperti Maya yang kaku dan terkesan menghindari orang tuaku. "Bener ya, Mas, kita nikah secepatnya." Berkali-kali Mona mengulangi pertanyaan yang sama seolah memastikan jawaban ku tak akan berubah lagi. Aku sampai bosan sendiri mendengarnya. "Iya, iya!" Lama-lama kesel juga dicecar pertanyaan yang sama terus menerus. Dengan gaya manja Mona bergelayut pada lenganku. "Ayo sekarang kita ke mall! Udah gak sabar pengen milih cincin pernikahan," rengeknya. Aku pun menuruti keinginan Mona untuk pergi ke mall dan memilih bakal cincin pernikahan kami nanti. "Aku mau yang ini ya, Sayang!" Bertingkah seperti anak kecil, Mona menunjuk sebuah cincin
last updateLast Updated : 2023-11-25
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status