All Chapters of Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling: Chapter 71 - Chapter 80

84 Chapters

Bab 71. Batal Tunangan

POV Author. "Mas Bram? Kak Ros?" Pekik Rasti saat netranya melihat pemandangan menjijikan di hadapannya. Rasti tidak bisa percaya akan apa yang dilihat matanya. Bagaimana mungkin laki-laki yang berstatus sebagai calon tunangannya ini malah asik berduaan dengan sang kakak dalam keadaan tanpa sehelai benang yang melilit tubuh. Rosmala sedang berbagi peluh dengan Bram di atas ranjang di apartemen milik Rasti. "Rasti gak nyangka Kak Ros tega sama Rasti." Ucap Rasti sambil menyeka air matanya yang bercucuran. Ia tidak menyangka kakaknya akan menggunakan cara yang licik untuk merebut sang kekasih hati. Hari itu, Rosmala sengaja mengirimkan pesan kepada Rasti yang mengabarkan bahwa ia ada di apartemen milik Rasti. Rasti yang sedang mengumpulkan tugas kuliah di kampus langsung buru-buru pulang karena merasa kasihan jika sang kakak menunggu terlalu lama. Tapi rupanya Rasti malah mendapatkan kejutan dari sang kakak. Rosmala memang sudah lama menyimpan rasa kepada Bram. Ia merasa iri me
last updateLast Updated : 2023-12-21
Read more

Bab 72. Salah Bergaul

POV Author.'Bertemanlah dengan penjual minyak wangi agar kamu ketularan bau wanginya.'Mungkin istilah di atas sangatlah cocok untuk menggambarkan kehidupan Rosmala dan Bram. Setelah kejadian itu, Rasti menjauh dari Bram dan bahkan memutuskan tali pertunangan beberapa hari sebelum acara. Bram menjadi frustasi karenanya dan memilih untuk melampiaskan amarah kepada Rosmala.Tentu saja Rosmala menerimanya dengan uluran tangan terbuka. Dia memang menginginkan cinta Bram melebihi apapun. Juga dia tidak rela jika Bram harus hidup bahagia bersama Rasti. Dia tidak rela!Akhirnya keduanya terlibat hubungan tanpa status alias kumpul kebo dan terlihat sering keluar masuk pub malam untuk mencari kesenangan semu. Dari situlah mereka mengenal beberapa teman yang membawanya ke lembah perjudian.Intinya, mereka salah bergaul dan terperosok lebih dalam di dunia perjudian dan seks bebas."Kamu masih ada duit gak, Ros?" Tanya Bram kepada Rosmala sebelum berangkat ke pub malam. Setiap malam mereka aka
last updateLast Updated : 2023-12-23
Read more

Bab 73. Eksekusi

POV AuthorRosmala mengadu kepada Bram sepulang dari kediaman Harun. Tapi bukannya mendinginkan perasaan Rosmala yang sedang memanas, Bram justru menuangkan bensin ke atas masalah tersebut."Apa kubilang? Ayahmu itu memang pilih kasih, kok. Ia tega memberikan bagian yang lebih besar dan lebih baik kepada Rasti. Iya, kan?"Jujur, diam-diam Rosmala menyetujui apa yang Bram utarakan. Selama ini ayahnya memang lebih menyukai Rasti dibanding dirinya. Maka timbullah sepercik rasa iri dan dengki di hati Rosmala."Aku mau mengambil paksa jatah warisan Rasti, Mas… Mas mau bantuin aku kan?" Tangis Rosmala pecah. Ia harus menjadi jahat jika ingin cintanya tetap bersambut.Bram mengangguk tanda setuju. Bukankah dengan Rosmala menjadi kaya, hidup dirinya juga akan ikut terjamin. Apa sih yang gak Rosmala lakukan untuknya? Wanita itu begitu tergila-gila dengan Bram, mantan calon tunangan dari adik kandungnya sendiri.Hilang sudah rasa cinta Bram yang dulu pernah ada untuk Rasti, menguap entah keman
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

Bab 74. Alibi

POV Author. "Ampun, Om!! Jangan bunuh mamaku!" Pinta gadis kecil nan lemah itu. Walaupun beberapa saat yang lalu tubuh mungilnya terkulai pingsan akibat benturan keras yang terjadi, ia masih menyisakan sedikit kekuatan untuk memohon kepada para penjahat agar menyelamatkan nyawa sang mama. Tapi yang namanya penjahat, pembunuh bayaran, ia tidak akan mempunyai belas kasihan sedikitpun, apalagi mengasihi target buruannya. Jelas-jelas ia dibayar untuk menghabisi targetnya. "Tidak, tidak, jangan bunuh anakku!! Kalian boleh membunuhku tapi tolong selamatkan anakku ini." Rasti memohon dengan pilu menggunakan sisa kesadaran yang ada. Pembunuh bayaran itu tak tergerak hatinya sama sekali. Ia tetap mematuhi perintah sang klien yang menginginkannya untuk menghabisi nyawa kedua wanita beda usia tersebut. Byur… byur!!! Tanpa ampun para pembunuh bayaran melemparkan tubuh Rasti dan Maya kecil secara bersamaan ke dalam pusaran arus deras sungai di hadapannya. "Maya!!! Tolooongg!!" Suara lolongan
last updateLast Updated : 2024-01-02
Read more

Bab 75. Terdampar

POV Author. "Saya adalah pemilik mobil ini, Pak. Katakan apa yang terjadi?" Terburu-buru Harun mendatangi Bukit Sheraton setelah mendapatkan panggilan dari pihak kepolisian setempat yang memberitahukan penemuan mobil dengan nomor polisi atas nama dirinya ditemukan tercebur di dalam sungai yang mengalir deras di kaki tebing Bukit Sheraton. Harun tidak pernah tahu jika Rasti bertukar mobil dengan Rosmala. Jadi dalam pikirannya mobil miliknya telah dicuri oleh seseorang dan naasnya mobil curian itu mengalami kecelakaan. "Kami menemukan jejak mobil yang terdaftar atas nama bapak jatuh ke jurang di bawah. Saat ini tim kami sedang mencoba mengevakuasi bangkai mobilnya. Mohon tunggu sebentar untuk mengklarifikasinya." Jelas salah seorang petugas kepolisian setelah selesai memasang police line di tempat terjadinya kecelakaan. Terlihat salah seorang kepala proyek menginstruksikan kepada beberapa pekerja alat berat untuk mengevakuasi bangkai mobil yang terjebak di dasar sungai di dasar jura
last updateLast Updated : 2024-01-04
Read more

Bab 76. Penyidikan Polisi

POV Dony."Lepasin saya, Pak! Saya gak salah apa-apa." Aku masih tidak tahu kenapa orang-orang ini menangkapku dan menggelandang ku ke kantor polisi di siang hari bolong. Malu rasanya dijadikan tontonan oleh banyak karyawan yang baru saja selesai menghabiskan waktu jam istirahatnya. Cukup kemarin Olla mempermalukanku di pesta pernikahan Mona, kenapa hari ini masih ada kejadian memalukan lainnya?Oh, mengapa aku harus menderita malu secara bertubi-tubi seperti ini? Dimana letak wibawaku sebagai orang penting di perusahaan."Lepasin!! Kalau kalian gak lepasin juga, saya akan menuntut kalian semua." Aku mengancam dan berusaha melepaskan diri dari barisan pria berseragam yang sudah berhasil memasang borgol tangan plastik yang terbuat dari cable ties di kedua pergelangan tanganku.Sekuat apapun usahaku, semua nampak sia-sia belaka. Bahkan jika aku berhasil melepaskan diri dari ikatan borgol plastik cable ties tersebut, belum tentu aku bisa melewati pagar betis yang mengawal dengan ketat.
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more

Bab 77. Tunggu Tanggal Mainnya

POV Maya Rosita.Hari ini adalah hari pertama Papa Hadi kembali ke kantor setelah puluhan tahun menjabat sebagai dewan direksi secara fiktif, nyatanya selama ini perusahaan dikuasai dan dimanipulasi oleh Tante Rosmala dan anaknya.Tak banyak yang tahu akan keberadaan Papa Hadi di perusahaan. Hanya orang dekat dan beberapa karyawan yang sudah mengabdi sejak jaman Kakek Harun menjabat.Kini setelah Rosmala dan anaknya berhasil disingkirkan, Papa Hadi akan menunjukkan siapa pemilik tampuk kepemimpinan yang sebenarnya."Hari ini kamu juga harus ikut ke kantor ya, May! Papa mau ajarin kamu sedikit demi sedikit agar nanti saat papa pensiun, kamu sudah bisa mandiri di perusahaan." Ajak Papa Hadi saat sarapan berlangsung. Aku kaget bukan main. Jujur, aku belum siap sama sekali. Aku yang terbiasa menjadi ibu rumah tangga, tiba-tiba harus naik ke puncak bisnis. Oh tidak! Semua itu bagaikan mimpi."Ta-tapi, Pa…" "Gak ada tapi-tapian. Papa ini sudah mulai menua dan sakit-sakitan. Cepat atau lam
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 78. Pernyataan Ambigu

POV Maya Rosita. "M-mas Indra," gumamku tak percaya saat kedua netraku terbuka seutuhnya. Ternyata, mantan suamiku lah yang telah menahan tangan Irfan untuk tidak melukaiku. Irfan langsung mengibaskan tangannya dengan kuat karena kesal dihadang oleh sang kakak. Tepatnya karena ia tidak berhasil membalas tamparanku tadi. "Awas kamu!! Dasar perempuan miskin!" Maki Irfan sebelum pergi meninggalkan kami di lobby. Ehh, songongnya minta ampun itu anak. Sebenarnya ada dendam kesumat apa sih antara dia sama aku? Kenapa sepertinya ia sangat membenciku dan ingin sekali melihatku hancur? Irfan, Irfan, tunggu saja sampai kamu tau identitas asliku. Aku yakin saat hari itu tiba, kamu akan kejang-kejang karena saking terkejutnya. Sekarang, hanya ada aku dan Irfan di lobby utama perusahaan, semua orang sedang beristirahat. Tiba-tiba suasana menjadi amat canggung. "M-makasih, Mas," ucapku berterima kasih sebab pertolongan Mas Indra datang tepat waktu. Andai saja Mas Indra telat satu detik, mung
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 79. Resep Warisan

"Eh, ada bu boss datang!!" Sapa Mbak Titin ramah saat aku bertandang ke rumahnya. Ia terlihat sangat antusias dengan kedatanganku yang tiba-tiba dan tanpa kabar sebelumnya. Entah kenapa rasanya aku kangen sekali dengan lingkungan tempat tinggal lamaku ini. Aku langsung memeluk wanita yang dulu seringkali membantuku kala aku sedang dilanda kesusahan. "Apa kabarnya, Mbak?" Wanita itu mengangguk dan tersenyum bahagia seraya berkata, "Kabar kami baik, May." Ia lalu menoleh ke arah pintu rumahnya, "Lika… ada Keyla sama Keyra, nih." Teriak Mbak Titin memanggil anak gadisnya yang seumuran dengan si kembar. Tak butuh waktu lama, Lika, anaknya Mbak Titin langsung berlari keluar dengan senyum mengembang. "Keyla, Keyra… main bareng, yuk!!" Seru Lika kegirangan karena sudah beberapa bulan ini mereka tak berjumpa. Semenjak diboyong ke rumah Papa Hadi, si kembar praktis ikut pindah sekolah yang lebih dekat dengan kediaman Papa Hadi. Oleh sebab itu pertemanan mereka sempat terputus karena jarak
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

Bab 80. ABG tua

"Waalaikumsalam," aku dan Mbak Titin langsung kedepan untuk melihat si tamu. Ternyata oh ternyata, suara itu bukan suara yang berasal dari tamu. Suara itu merupakan suara Bagas, adik Mbak Titin, ia baru saja pulang bekerja. "Eh, ada tamu." Ucap Bagas malu-malu sambil menyalamiku. "Sudah lama, Mbak?" tanyanya kemudian. "Lumayan, Gas, dari siang tadi." Gak terasa ternyata waktu sudah menunjukkan sore, tanda sebentar lagi burung-burung pulang ke peraduannya. Begitupun dengan manusia, mereka mulai pulang ke rumah setelah lelah bekerja seharian di luar. Bagas tersenyum dan salah tingkah sendiri. Aduh, kenapa ini si Bagas kok malah jadi salah tingkah begini? "Baru pulang kerja, Gas?" Tanyaku untuk mengurai kecanggungan yang ada. Dia hanya mengangguk dan tersenyum malu-malu lagi. Ih, kenapa sih ni bocah? Ayolah, Gas. Baru berapa lama gak ketemu kok kamu udah lain banget. Dimana Bagas yang dulu tegas, pemberani, dan penuh wibawa? Kenapa berubah jadi Bagas yang kalem dan malu-malu begini
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status