"M-maya!!" Pekik Papa Hadi saat melihat kedua anakku. Ia terlihat sangat histeris dan ketakutan. Begitupun juga dengan si kembar. Mendapat respon penolakan seperti itu membuat si kembar mundur beberapa langkah ke belakang. "M-maafin, Papa, Nak! P-papa bersalah belum bisa nemuin kamu dan mama. Hik hik hik." Lama-lama kegelisahan Papa Hadi berubah menjadi tangisan. Kedua telapak tangannya menutupi seluruh wajahnya dan membiarkan tangisannya pecah. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini. Apa beliau masih merasakan kehilangan yang mendalam atas hilangnya aku dan mama tiga puluh tahun yang lalu? "Pa!! Papa!! Ini Angga, Pa. Papa kenapa?" Pekik Mas Angga yang ikutan panik melihat Papa Hadi histeris dan ketakutan. Ia berusaha mengguncangkan tubuh Papa Hadi untuk mengembalikan kesadarannya. Aku hanya berdiri mematung melihat pemandangan itu. "Ang-angga, apa Papa sudah mati?" Mas Angga terlihat kebingungan dengan pertanyaan Papa Hadi. Apa jangan-jangan Papa Hadi sedang berhalusinasi,
"Sini, Sayang, peluk kakek! Kakek sangat rindu kalian semua." Papa Hadi bergantian memeluk si kembar dan menghujani keduanya dengan ciuman.Kami berempat berpelukan bersama dengan diiringi tangis bahagia. Entah kenapa Mas Angga tidak ikut berpelukan bersama kami. Ia hanya melihat kami berpelukan dengan penuh rasa syukur yang terpancar dari wajahnya."Angga, Papa sudah sangat sehat sekarang. Papa pengen kembali lagi ke kantor. Sepertinya papa sudah terlalu lama membiarkan wanita ular itu menggerogoti harta mama kalian." Ujar Papa Hadi dengan penuh semangat.Bertemu dengan buah hati yang telah lama menghilang membuat Papa Hadi seperti mendapatkan charge energi baru."Iya, pelan-pelan dulu ya, Pa! Jangan sampai rencana kita untuk menyingkirkan Rosmala dan anaknya menjadi sia-sia sebab kecerobohan kita. Yang terpenting jangan sampai ada yang tahu identitas Maya." Ucap Mas Angga terlihat masuk di akal. Jika kita salah bertindak sedikit saja, bisa-bisa mereka akan mencelakai salah satu dar
"Undangan siapa, Mbak?" Aku bertanya karena merasa heran. Perasaan tidak ada teman atau kenalan yang memiliki rencana menikah dalam waktu dekat. Mbak Titin dan Bagas kompak mengunci mulutnya dan saling pandang, membuat aku semakin bertanya-tanya dan segera melepas plastik pembungkus surat undangan yang di bagian sampul depannya bertuliskan logo 'I&M'. Tanganku gemetaran saat melihat nama-nama yang tertera dalam isi undangan tersebut. Indra Laksmana menikah dengan Mona Yulia Ratu. Ah, ternyata mereka akhirnya sampai juga ke pelaminan. Iyalah, kan si Mona udah tekdung duluan, kalau gak cepet dinikahin bisa-bisa perutnya membuncit tanpa suami. Masalahnya, kami berdua saja belum resmi bercerai. Mas Indra hanya mentalak sebatas ucapan saja dan tak pernah melaporkan ke pengadilan. Aku pernah bertanya kepada Mas Indra kenapa aku belum juga mendapatkan surat panggilan sidang cerai, dan jawabannya karena ia belum ada waktu mengurusnya. Tapi saat kuminta buku nikah miliknya untuk didaftar
"Mingkem, Gas!!" Ledek Mbak Titin yang menyadari tingkah tak biasa adiknya. Yang diledek langsung membuang muka menatap jalanan, tak mengakui kegiatan ilegalnya barusan.Memang sedari tadi Bagas berusaha mencuri-curi pandang padaku. Sepertinya ia terpukau melihat penampilanku saat ini. Ah, aku jadi gak percaya diri mendapat tatapan se-intens itu. Apa mungkin dandananku terlalu mencolok?"Kamu kaget, ya, liat Maya berubah jadi cantik banget?" Ucapan Mbak Titin sontak membuat pipi Bagas tersipu malu. Ia langsung menundukkan wajah untuk menutupi rasa malunya. "Makanya besok kalau kamu punya istri modalin ke salon! Lihat sendiri kan bedanya wanita sebelum dan sesudah masuk salon?" Kali ini Mbak Titin sengaja mengeraskan suaranya. Mungkin ia bermaksud menggurui Bagas sekaligus menyindir Mas Soni.Buktinya, Mas Soni kena mental dan langsung bereaksi membela diri, "Ah, Mama, kalau papa punya uang juga semua papa kasih ke mama, kok. Terserah mau mama pakai buat apa juga."Kasihan juga sih l
"Perhatian semuanya!! Wanita ini adalah pelakor yang coba menipu kalian semua!" Teriak wanita itu dengan garang. Ia bahkan merebut mic pelantang dari sang MC pemandu acara. Otomatis suaranya langsung menggelegar memenuhi ruangan resepsi.Seluruh tamu undangan dibuat melongo tak percaya. Suara musik jazz yang tadinya menghentak-hentak isi ruangan, kini juga telah dimatikan. Hanya ada suara riuh para tamu undangan yang penasaran dengan apa yang terjadi."Tuh, beneran seru kan? Coba kalau tadi pulang duluan, pasti gak bisa lihat pertunjukan live ini." Bisik Mbak Titin di dekat telingaku. Walaupun suara bising dan gaduh dari orang-orang di sekitar yang mulai kasak kusuk mengeluarkan opini dan komentar mereka, telingaku masih mampu mendengar bisikan Mbak Titin. Aku hanya membalas dengan anggukan dan fokus kembali menonton drama live pernikahan sang mantan. Astaghfirullah! Kenapa kami ini seolah-olah seperti orang dengan penyakit hati yang merasa bahagia saat melihat orang lain sedang kes
Keributan semakin bertambah saat Bu Olla pun mengusir Mona. Sontak para tamu yang hadir dikejutkan mendengar pengakuan yang terlontar dari mulut Bu Olla. "Kamu juga, wanita murahan sepertimu tidak pantas tinggal di rumahku. Silakan pergi dan segera angkat kakimu!" teriak Bu Olla seperti orang gila sambil menunjuk layar lebar yang sedang memutar video sebuah rumah mewah yang dikenal sebagai setting rumah Mona, tempat ia biasa membuat konten video tentang kamu***e. "Kalian semua lihat! Rumah mewah yang diklaim pelacur ini adalah hasil dari hidup hematnya, nyatanya itu adalah rumahku, rumah peninggalan orang tuaku yang sudah lama kubiarkan kosong. Laki-laki berhidung ini punya kurang ajar untuk diam-diam memberikannya di punggungku kepada pelacur murahan sebagai kompensasi untuk menikmati tubuhnya." Wow, seluruh penonton bersorak. Mereka tidak menyangka Mona akan menjalani kehidupan dengan moral yang rendah. Dia ingin menjadi pengabul keinginan om-om. Bu Olla semakin tertantang untu
POV Indra Laksmana. Jujur, aku sebenarnya merasa tidak yakin dengan pernikahan yang akan kujalani esok hari. Dari awal feelingku mengatakan bahwa anak yang ada dalam kandungan Mona bukanlah anakku. Entah kenapa aku sangat meragukannya. Juga perilaku Mona di kehidupan nyata yang berbanding terbalik dengan apa yang ditampilkan saat live di depan kamera semakin membuatku ragu. Tapi apalah daya, aku sudah tak bisa mundur lagi. Kedua orangtuaku sangat bahagia mendapat kabar bahwa kami berdua akan menikah. Impian mereka untuk mempunyai menantu kaya raya sebentar lagi akan terwujud. "Sudah, jangan banyak mikir, Ndra! Mona itu gadis baik-baik, bukan gadis nakal seperti yang kamu ragukan?" Komentar Ibu saat tahu aku tengah dilanda kebimbangan. Gadis baik-baik dari mana, Bu? Gadis baik-baik gak akan sembarangan tidur dengan laki-laki yang belum sah jadi suaminya. Bagaimana kalau ibu tahu si Mona sudah berbadan dua, bisa-bisa darah tinggi ibu langsung kumat. "Betul itu, Bang. Lagian gak ada
POV Indra Laksmana.Aku segera membuka saluran youtube dan mencari berita trending hari ini."Astaga!! Apa-apaan ini?!" Aku berteriak tak percaya. Bagaimana mungkin video pesta pernikahanku tadi siang yang berakhir berantakan malah menjadi viral.Selain mempermalukan keluarga kami di acara pesta pernikahan, ternyata Bu Olla juga mengunggah video rekaman kejadian di acara resepsi tadi dan menjadikannya berita viral.Bu Olla mengupload rekaman kejadian tadi siang dengan memberikan judul 'suamiku menikahkan wanita selingkuhannya dengan pria lain hanya untuk menutupi kehamilan si wanita dari istri sah-nya'.Jangan tanya bagaimana reaksi netizen melihat video yang dalam hitungan jam sudah ditonton lebih dari dua puluh juta kali. Mereka semua memberikan sumpah serapahnya pada pernikahan kami, juga mengutuk kami berdua. Heran deh sama netizen negara ini, apapun yang berbau gosip dan aib rumah tangga orang bisa cepet banget viralnya.Aku tak kuat membaca komentar pedas para netizen satu per