"Oh iya tadi pagi Arman nganterin ini." Lusi menyerahkan bon bengkel pada Haris. "Arman siapa?" Haris sudah terlupa. "Itu lho mantan pacarnya Mbak Ranti," sahut Lusi sambil memainkan bibirnya. Haris tidak menimpali. Pria itu melihat angka yang tertera di bon. "Sama aku juga minta duit buat arisan dan pegangan dua puluh juta, Mas," pinta Lusi saat Haris akan mengambil cek. "Banyak bener tiga puluh juta." Mata Haris menatap Lusi dengan lekat, "baru kemarin loh kamu minta duit.""Mas, kebutuhan aku itu banyak. Itu tiga puluh juta kan yang sepuluh buat bayar bonnya Arman. Sepuluh lagi buat bayar arisan. Terus sisanya ya buat pegangan." Lagi-lagi Lusi membeberkan karangan palsu. "Heran boros banget kamu jadi orang," omel Haris sembari menulis angka, "perasaan banyak banget ikut arisan tapi nggak pernah dapet," ujarnya seraya menyerahkan kertas cek pada istrinya. Bibir Lusi langsung mengembangkan senyum melihat angka 30 juta pada kertas tersebut. "Terima kasih," ucapnya manja sambil
Read more