Semua Bab Sentuhan Panas Suami Dingin : Bab 61 - Bab 70

337 Bab

Bicara dan Mengobrol Mas

"Panggilkan Tuan Reigha, saya dan Tuan harus berangkat secepatnya ke kantor."Ziea duduk dengan tenang, menatap Camille dengan raut muka datar. Dia melipat kaki, berpose se anggun mungkin. "Maaf yah, Manusia tidak tahu diri. Ini bukan rumahmu, dan posisinya kamu bertamu kemari. Jadi tolong sopanlah sedikit. Kalau kamu tidak tahu cara memberi salah karena bukan budayamu, minimal ucapkan permisi. Jangan asal menerobos dan ngegas.""Ini rumah Tuan Reigha. Saya diberikan wewenang oleh Tuan Reigha untuk menginjakkan kaki di rumah ini. Posidimu dan posisiku sama di rumah ini, jadi jangan bersikap seolah kau berkuasa di sini hanya karena kau istri Tuan." Camille berucap datar, kemudian menoleh ke arah jam untuk memeriksa waktu. "Aku tidak punya waktu berurusan denganmu, cepat panggilkan Tuan." "Hah? Sungguh?" Ziea menghela napas dengan berat, "posisi apa yang kau bahas? Sama? Hei, saya dinikahi oleh lelaki yang kau sebut sebagai Tuan itu untuk dijadikan ratu, Nyonya Reigha di rumah ini. Sed
Baca selengkapnya

Tolong Aku!

"A-" Senyuman Ziea langsung lenyap, mulutnya seketika terkunci rapat dan wajahnya langsung muram. Hah, pertanyaan yang diluar prediksi BMKG. "Jawab." Dingin Reigha, menatap menuntut dan menekan Ziea agar mau membuka suara. Reigha sudah lama ingin tahu mengenai masalah ini, tetapi karena dia memang tipe orang yang selalu memendam, Reigha memilih bungkam dan tidak mengatakannya pada Ziea. Namun, kemarin Ziea mengatakan agar Reigha selalu terbuka dan mengutarakan apa yang dia rasakan. Tiba-tiba Reigha kembali memikirkan ini, dan sekarang dia memberanikan diri untuk bersuara. "Karena aku ganjen. Mau menggatal ke pria lain," jawab Ziea dengan pelan dan dengan bibir memanyun. Plak'Reigha seketika menyentil kening istrinya cukup kuat. "Bisa serius?!" peringat Reigha. Ziea mengusap keningnya yang disentil dengan kuat, menatap dongkol dan muram ke arah suaminya. 'Untuk apa ditanya? Aaa-- kan aku jadi ingat lagi bagaimana bajingan ini ciuman di depan umum dengan perempuan itu. Sakit sekal
Baca selengkapnya

Dingin yang Panas

"Ampun, Mas …," pinta Ziea cengengesan, berjongkok di sudut lift sembari menatap mendongak ke Reigha dengan air muka takut bercampur waspada; keseluruhan terlihat konyol tetapi sangat menggemaskan. Reigha mengangkat tinggi bantal tersebut, berdiri di depan Ziea berjongkok. Dia menyunggingkan smirk penuh kemenangan dengan sorot mata geli– memperhatikan istrinya yang sudah menutupi wajah dengan tangan. "Aaaaaa …," jerit Ziea. Padahal Reigha belum memukulnya dengan bantal. Hal tersebut membuat Reigha tertawa geli, memilih menarik Ziea untuk berdiri kemudian menghujani wajah perempuan itu dengan kecupan-kecupan ringan. Keduanya sama-sama tertawa. Ziea tertawa karena geli dengan kecupan Reigha di leher dan wajahnya. Sedangkan Reigha tertawa karena mendengar tawa merdu Ziea. Menurutnya tawa Ziea sangat manis, menghipnotis dan mengundang untuk seseorang ikut tertawa setelah mendengarnya. ***Hari-hari berlalu dan Ziea merasa jika Reigha jauh berubah. Jika ditanya apakah suaminya terseb
Baca selengkapnya

Berpisah Kembali

Ziea menoleh ke atas karena cukup kaget ketika suaminya ini menutupi kepala mereka dengan tuxedo Reigha sendiri. Tetapi dia lebih kaget ketika Reigha menyambar bibirnya, menyapunya dengan lembut dan hangat. "Di sini terlalu dingin," ucap Reigha setelah melepas pangutan bibirnya dengan Ziea, "kita masuk ke dalam, ZieKu," tambah Reigha, menyampirkan tuxedo ke pundak Ziea kemudian dia menggendong istrinya tersebut– membawanya masuk dalam rumah mereka. "ZieKu?" beo Ziea dengan alis menaut, menatap suaminya bingung. "Humm." Reigha berdehem rendah, "kurasa ZieKu lebih baik daripada ZieMour. ZieKu lebih kepemilikan," jelas Reigha rendah, menoleh sekilas ke arah Ziea dengan tersenyum tipis. 'Argkk! ZieMour saja aku mau pingsan. Dan sekarang ZieKu menyerang. Jantungku makin nggak kuat.' batinnya, diam dengan mata membulat cantik, tersenyum tipis dengan pipi yang sudah memerah indah. Setelah sampai dalam kamar, Reigha langsung membaringkan Ziea di atas ranjang. Tiba-tiba saja Reigha membuk
Baca selengkapnya

Jelek Sekali

"Jangan menangis, Mon Amour," serak Reigha, mengulurkan tangannya ke pipi Ziea– mengusap air mata istrinya tersebut dengan lembut dan hati-hati. Bibir Ziea yang melengkung ke atas perlahan berubah, sudut bibirnya mulai tertarik ke bawah. Air matanya yang berhasil dihapus oleh jemari suaminya, digantikan oleh bulir kristal yang jauh lebih banyak berjatuhan. "Syuttttt …." Reigha menarik Ziea dalam pelukannya. Dia mengusap rambut Ziea dan sesekali mengecup ubun-ubun istrinya juga. "Aku tidak akan lama." "Aku tahu," jawab Ziea pelan. "Aku akan mengabarimu lebih sering." "U'uh." Ziea menganggukkan kepala. "Kak Den-mu sudah datang," ucap Reigha serak, melonggarkan pelukannya. Dia menangkup pipi Ziea lalu tersenyum lembut ke arah istrinya tersebut. "Jangan nakal," bisiknya, mencium singkat bibir Ziea lalu beralih dengan kembali mencium kening istrinya tersebut."Tumben kau ikut mengantarnya kemari? Ingin mampir?" tanya Haiden yang sudah di sana. Ziea membelakangi Kakaknya dan suaminy
Baca selengkapnya

Jangan-Jangan ….

Sudah hampir satu bulan Ziea LDR dengan suaminya, rasanya sedikit menyedihkan bagi Ziea. Namun, mau bagaimana lagi, dia tidak bisa berbuat apa-apa selain menjalaninya. Suaminya sedang ada urusan penting di Italia, dan Ziea hanya bisa mendoakan keselamatan Reigha dari sini. Semua orang merahasiakan urusan apa yang sedang Reigha tangani di Italia. Tetapi mereka bilang-- itu sangat berbahaya. Oleh sebab itu Reigha tidak membawa Ziea ikut ke sana. Bahkan kata keluarga pria itu, di sana tak ada yang tahu siapa istri dari seorang Reigha. Saking jaganya Reigha pada Ziea. Ziea saat ini berada di dalam kamarnya, seperti bisa– dia menonton televisi namun sibuk bermain handphone. Sebenarnya Ziea menunggu telpon dari suaminya, namun sudah hampir tengah malam begini tetapi Reigha belum juga menghubunginya. 'Apa Mas Reigha sudah lupa yah padaku? Kemarin dia juga tidak menelpon, dan malam ini sepetinya juga tidak. Cik, aku jadi takut.' batin Ziea. Wajahnya murung tetapi matanya tak lepas dari la
Baca selengkapnya

Manis Sekali

Saat ini Ziea sedang di cafe, sedang di dapur cafe lebih tepatnya. Dia tengah membaca novel sembari menikmati susu pisang kesukaannya. Ziea istirahat sejenak bersama Lea yang juga tengah membaca novel. "Eh, tadi malam kamu ngapain ngirim foto Abang kamu ke aku?" Ziea yang sedang asyik membaca seketika teralihkan, dia seketika mendongak dan menatap Lea dengan air muka bingung. "Kirim foto apaan? Nggak lah.""Ih, serius. Ini buktinya." Lea buru-buru membuka ponselnya dan langsung men-cek room chat antara dia dan Ziea. Kening Lea seketika mengerut, aneh sekali pesan bahkan foto yang dikirim Ziea padanya tadi malam semuanya hilang. "Loh, hilang?" bingungnya, memperlihatkan room chat-nya dengan Ziea yang sudah kosong. "Coba kamu cek di ponsel kamu. Pa-pasti ada.""Enggak ada." Ziea menunjukkan room chat-nya dengan Lea, tak ada pesan apapun yang dia kirim semalam untuk Lea. Sebaliknya, pesan dari Lea untuknya, juga tak ada yang dikirim tadi malam. Ada, tetapi kemarin dan kemarin lagi. In
Baca selengkapnya

Jebakan Mengerikan untuk Ziea

"Sudah ada kabar?" tanya Aesya pada Haiden. Ini sudah tiga hari berlalu– mereka semua masih menunggu kabar, berharap jika kabar baik yang akan mendatangi mereka. "Masih Camille yang ditemukan dengan Paman Fauzan. Dan … Camille akan kesini untuk menemui keluarganya. Paman akan tetap di sana– akan ikut mencari Rei," jelas Haiden, menghela napas berat sembari memijit pangkalan hidungnya. Camille, Fauzan dan beberapa orang mereka ditemukan di sebuah pulau, tetapi mereka sama sekali tak menemukan jejak Reigha di sana. Mereka masih mencari, dan tak ada yang tahu Reigha ada di mana sekarang. "Tapi kabar baiknya, Rei bisa saja selamat dari ledakan itu. Hanya saja sampai sekarang dia belum ditemukan. Kita berdoa saja," tambahnya, yang mendapat anggukan kepala dari Aesya, Ziea maupun Serena. "Ziea, Kakak akan ke sana dengan Kak Prince. Kau jaga dirimu di sini dengan baik, jaga Mommy dan … terus berdoa." Ziea menganggukkan kepala. "Baik, Kak," ucapnya serak dan lembut, tersenyum manis ke a
Baca selengkapnya

Kelaparan dan Haus Kehangatan

"Dari mana kamu?" Ziea menghentikan langkanya, menatap Mommynya dengan raut muka gugup dan takut-takut. Jantungnya berdebar kencang dan tubuhnya menegang kaku."Aku?" Ziea menunjuk dirinya sendiri, menatap Mommynya dengan senyuman canggung, "dari cafe, Mom. Kan tadi izin ke Mommy," lanjutnya sembari menyengir aneh. "Malam baru pulang?" Moza setengah mengomel. "Jangan dibiasakan dong, Sayang. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada kamu? Mommy khawatir!" "Maaf, Mom. Tadi cafe lagi ramai, Ziea nggak enak kalau ninggalin Lea dan yang lainnya. Maaf yah, Mom," pinta Ziea dengan nada memelas dan lembut. "Iya, Sayang." Moza mengusap pinggiran wajah putrinya dengan lembut dan penuh kasih sayang. 'Setelah pulang dari cafe, wajah putriku lebih ceria. Dan … senyumannya sudah muncul kembali. Hah, mungkin Ziea memang perlu melakukan kesibukan agar tidak terlalu memikirkan Nak Rei. Kasihan kamu, Nak.' "Gimana kabar Lea? Udah lama dia tidak minta foto Kak Deden ke Mommy."Ziea seketika melebarkan m
Baca selengkapnya

Bertemu Lalu

Cup'Tak tahan, Reigha langsung melumat bibir Ziea, meluapkan hasrat serta kerinduannya pada kenyalnya benda manis dan menggoda itu. Tak sampai di sana, tangannya mulai menyelinap masuk dalam blus yang Ziea kenakan– meraba keindahan milik istrinya dengan gerakan lembut namun penuh nafsu. Ziea membalas ciuman tersebut, bibir keduanya saling beradu– saling melampiaskan perasaan rindu masing-masing serta rasa ingin memiliki yang begitu besar. Ciuman Reigha perlahan turun ke arah leher Ziea, mengecupnya dengan liar sembari memberikan tanda kepemilikan di sana. Tangannya tak yang bebas kini beralih membuka blus yang Ziea kenakan, mulai ke permainan yang lebih panas dan menantang. Ziea dibuat mabuk kepalang, melambung tinggi dan terus merintih penuh kenikmatan. Seperti biasa, sentuhan Reigha sangat panas dan membakar. Pria ini pandai memanjakan istrinya dan membuat Ziea tak berkutik. ***"Jadi karena mereka tahu Zayyan adalah pewaris Tuan Sam, mereka mengincarnya untuk di -- ekk," ucap Z
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
34
DMCA.com Protection Status