Share

Kelaparan dan Haus Kehangatan

"Dari mana kamu?"

Ziea menghentikan langkanya, menatap Mommynya dengan raut muka gugup dan takut-takut. Jantungnya berdebar kencang dan tubuhnya menegang kaku.

"Aku?" Ziea menunjuk dirinya sendiri, menatap Mommynya dengan senyuman canggung, "dari cafe, Mom. Kan tadi izin ke Mommy," lanjutnya sembari menyengir aneh.

"Malam baru pulang?" Moza setengah mengomel. "Jangan dibiasakan dong, Sayang. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada kamu? Mommy khawatir!"

"Maaf, Mom. Tadi cafe lagi ramai, Ziea nggak enak kalau ninggalin Lea dan yang lainnya. Maaf yah, Mom," pinta Ziea dengan nada memelas dan lembut.

"Iya, Sayang." Moza mengusap pinggiran wajah putrinya dengan lembut dan penuh kasih sayang. 'Setelah pulang dari cafe, wajah putriku lebih ceria. Dan … senyumannya sudah muncul kembali. Hah, mungkin Ziea memang perlu melakukan kesibukan agar tidak terlalu memikirkan Nak Rei. Kasihan kamu, Nak.'

"Gimana kabar Lea? Udah lama dia tidak minta foto Kak Deden ke Mommy."

Ziea seketika melebarkan m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status