Home / Romansa / Sentuhan Panas Suami Dingin / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Sentuhan Panas Suami Dingin : Chapter 41 - Chapter 50

337 Chapters

Ayo Blokir Pria Menyebalkan

Sudah tiga hari Ziea berada di tanah air, lebih tepatnya di rumah orang tuanya. Seharunya Ziea tinggal dengan mertuanya, tetapi karena Ziea kurang nyaman karena tak ada Reigha di sana dia memilih tinggal dengan orang tuanya. Daddy dan Mommy mertuanya sangat paham dan mengerti, mereka mengizinkan Ziea untuk tinggal bersama orang tuanya. Lagipula Satiya dan Gabriel (mertua Ziea) sedang pergi ke luar negeri– mengunjungi Zayyan. Ziea tidak tahu kenapa Zayyan harus dikunjungi, selama ini yang mengurus Zayyan di sana adalah Reigha. Namun, mendadak sekarang mertuanya ingin mengunjungi Zayyan di sana. Mungkin memang ada hal yang penting."Cik, lagi rame-ramenya lagi," dumel Ziea ketika sebuah telpon masuk ke ponselnya. Sekarang dia sedang di cafe, membantu para stafnya yang kewalahan karena banyak pengunjung yang berdatangan– mulai dari yang pelajar maupun pekerja. "Le, aku angkat telpon. Bentar," pamit Ziea pada Lea, buru-buru ke ruangannya untuk mengangkat telpon yang tak lain dari suamin
Read more

Kabur adalah Jalan Keluar Ziea

"Reigha yang menerorku untuk mengirim foto aktivitas Ziea. Jadi kalian jangan panik begitu," ucap Haiden, mendapat tatapan tak percaya dari aunty, paman dan orang-orang dalam ruangan tersebut. Satiya seketika itu juga melebarkan senyumannya, menatap geli ke arah putranya. "Ya ampun, Ega sayang!! Kelakuan kamu yah--" ucapnya dengan geleng-geleng kepala. "Kenapa tidak meminta langsung?" tanya Gabriel, menatap aneh pada putranya tersebut. "Daddy tidak perlu tahu alasannya," jawab Reigha dengan nada datar, terkesan malas dan kesal. Bukan pada Daddynya dia kesal melainkan pada Ziea yang masih memblokir nomornya. Reigha diam, memilih sibuk dengan ponselnya– berusaha mencari cara agar Ziea membuka blokiran nomornya. Shit! Sepertinya istrinya tersebut tengah datang bulan karena itu mudah terpancing atau marah. "Baiklah. Daddy tahu kau pemalu. Cih, pasti kau takut memintanya langsung pada Ziea bukan?" ledek Gabriel-- Reigha hanya menghela napas, menganggukkan kepala secara singkat kemudia
Read more

Lebih Humm Yah?

"Lari, Coi. Ada banteng ngamuk!" pekiknya pelan, berlari sekencang mungkin dari sana. Karena tak merasa dikejar oleh Reigha-- merasa aman sudah jauh dari Reigha, Ziea memutuskan untuk berhenti berlari. Dia mengatur napas dan sempat membungkuk karena kelelahan. "Hah hah hah … hampir saja," gumam Ziea pelan, menyekat keningnya yang tak ada apa-apanya di sana. Dia menegakkan tubuh– kembali mengatur napas dan berniat berjalan dengan langkah santai dari sana. Namun, tiba-tiba saja bagian belakang leher baju yang dia kenakan terasa ditahan atau ditarik oleh seseorang. Itu bersamaan dengan aroma parfum maskulin yang harum serta mahal, menyeruak masuk secara paksa ke indra penciuman Ziea. Ini aroma parfum yang sangat nyaman dipenciuman Ziea. Namun, sekarang entah kenapa aroma ini terkesan horor. Vibes-nya mirip ketika Ziea mencium aroma melati di keheningan tengah malam. Dengan gerakan kaku dan gugup– mengigit bibir atas, Ziea menoleh ke arah seseorang yang menahan leher belakang bajunya
Read more

Cerita Nostalgia

"Iya, Nak. Setiap kali Mantan Mommy ajak jalan kan, pasti tuh Bapak kalian tiba-tiba muncul. Kasih pekerjaan yang sangat banyak!!" cerita Satiya, nostalgia dengan masa mudanya dahulu– ketika dia belum menikah dengan Gabriel. "Kalian tahu kegilaan Daddy? Pernah sekali ketika malam minggu, mantan Mommy mengajak jalan ke sebuah festival. Ya daripada Mommy bosan sendirian di apartemen kan lebih baik Mommy terima ajakan dia. Nah, posisinya Daddy tidak ada hubungan sama sekali dengan Mommy, adapun hanya hubungan pekerjaan. Eh tiba-tiba pas Mommy mau berangkat, Daddy sudah di depan pintu bawa koper. Trus kalian tahu apa yang Daddy kalian lakukan? Dia dengan seenak hati menyuruh Mommy mencuci pakaiannya, supaya Mommy batal pergi. Mau marah, Mommy butuh uang, takut dipecat dan di-black list dari perusahaan lain."Ziea, Aesya dan Serena yang mendengarnya tertawa geli serta cengengesan. Lucu dengan kisah Mommy mereka ini dengan sang Daddy. "Mommy sampai sekarang masih heran karena sejak dulu ap
Read more

Ditinggal Pas Sayang

"Halo, Sayangku," ucap Aesya pada Ziea, melambaikan tangan ke arah Ziea sembari berjalan layaknya model profesional di catwalk– semua mata pengunjung cafe tertuju pada Aesya. Perempuan tersebut memang punya kecantikan yang tak main-main, ditambah bentuk tubunnya yang ideal memangnya siapa yang tak tergila-gila. Sayangnya, sampai detik ini hati wanita dengan empat pawang tersebut belum ada yang bisa merebutnya. Dia masih single dan tak satupun pria yang dekat dengannya. Sepupunya? Tak ada yang berani! "Loh, Kak Eca, Kak Serena, Kak …-- loh lah heh, kalian kenapa ke sini?" bengong Ziea setelah mengantar pesanan pengunjungnya. Dia tercengang, menatap para sepupunya yang tiba-tiba datang di cafenya. Tadi suaminya, terus kakaknya dan sekarang para sepupunya. Bukan hanya, Aayara, Serena, Aesya dan Jenny, tetapi ada juga Kiara, Melodi dan Ratna. Ingat Melodi? Yah, sepupu Ziea yang pernah menyukai Reigha. Tetapi tenang, sekarang Ziea dan Melodi berbaikan. Untungnya sepupu suaminya yang re
Read more

Kesurupan Jin Patah Hati

Deg'Langkah Ziea seketika berhenti, jantungnya berdebar kencang dan dadanya terasa bergemuruh dalam sana. Terlihat di sana hanya ada Reigha dan Serena, duduk berdua dan sangat romantis. Walau kursi mereka berbeda dan terpisah tetapi jarak mereka begitu dekat. Hal yang paling membuat dada Ziea sesak adalah Reigha tersenyum pada Serena, mengelus perut buncit perempuan itu sembari mengatakan sesuatu yang Ziea tidak bisa ditangkap oleh pendengaran Ziea. 'Mas Reigha jarang tersenyum padaku, tetapi kenapa pada Kak Serena senyumannya begitu mudah muncul? Apa benar Kak Serena adalah cinta pertamanya dan perempuan yang selama ini Mas Rei idam-idamkan.' batin Ziea, terus menatap Reigha dan Serena– sangat romantis dan manis. Ziea bisa melihat bagaimana perilaku Reigha begitu lembut pada Serena, tatapannya hangat dan selalu ada senyuman tipis yang hadir di bibir suaminya. Rasanya sangat berbeda ketika Reigha bersamanya. Reigha selalu cuek, dingin dan jarang tersenyum. Terhitung berapa kali Re
Read more

Ziea Memusuhi Semua Orang?

"Ah, aku saja yang sepupuan dengan mereka tidak nyaman apalagi kamu yah."Lea mengangguk pelan, memahami ucapan dan kondisi sahabatnya ini. Sejujurnya meskipun anak ini suka melawak dan terlihat mudah berbaur, tetapi Lea tahu jika Ziea tidak nyaman. "Ziea, aku juga sepertimu. Aku mau-mau saja berbaur dengan sepupumu. Tapi … hah, sakit sekali setiap Kak Haiden cuek padaku tetapi dia ramah pada sepupumu yang lain. Terutama sepupumu yang bernama Melodi itu. Mereka dekat banget yah," di akhir kalimat Lea tersenyum lirih. Ziea hanya diam, meresapi rasa sakit di dadanya. Kebetulan macam apa ini?! Dia dan Lea merasakan hal yang sama. "Aku ikut kesini berharap bisa cari perhatian ke Abang kamu. Tapi … malah tak diacuhkan. Aku cape, Ziea. Aku …- mau nyerah saja yah untuk jadi kakak ipar kamu. Sepertinya Melodi jauh lebih layak bersanding dengan Abang kamu. Lagian kelihatanya keluarga kalian sepertinya sulit menerima pendatang seperti aku."Ziea menghela napas. "Kan aku sudah bilang sejak aw
Read more

Cuek Dulu

"Besok kita ke sana lagi yah," tambah Ziea bersemangat dan ceria pada Aayara dan Lea, berbanding terbalik ketika dia berbicara pada Aesya. Setelah itu dia beranjak dari sana, sama sekali tak menunjukkan air muka apapun atau menoleh sedikit saja pada Reigha. "Ziea, aku ikut," ucap Lea, buru-buru menyusul Ziea. Dia tak nyaman jika tak ada Ziea di sana. Dan lagi, nada bicara Ziea pada Aesya itu terkesan marah serta bad mood. Lea semakin tak enak. "A--aku punya salah?" Aesya bergumam pelan, menatap Ziea dengan air muka bertanya-tanya dan murung. "Yara, Ziea kenapa?" tanya Aesya lemah dan sedih ke arah Aayara. Aesya yakin jika Ziea marah padanya karena mengabaikan Lea. Tapi Aesya ingin memastikan, dia ingin tahu agar lebih jelas. Aayara menggelengkan kepala. "Ziea tidak kenapa-napa, Kak Eca. Tadi kami habis seru-seruan di luar. Anaknya banyak ketawa, normal dan seperti biasanya." "Jangan dipikirkan, Eca. Sudah kukatakan mood Ziea seperti musim pancaroba. Nanti dia juga akan berbicara
Read more

Terkunci

"Kau marah padaku?" "Aku ingin istirahat. Paham kan?!" ketus Ziea pelan, berdecak halus lalu kembali memejamkan mata. Dia benar-benar kesal untuk saat ini, dan dia sama sekali tak ingin berbicara pada Reigha. Bayang-bayang ketika pria ini menyematkan cincin di jemari manis Serena masih mengiyang di kepalanya. Reigha menggeram tertahan, mengepalkan tangan sembari menatap tajam ke arah Ziea yang masih berbaring tengkurap– serta enggan menanggapinya. Namun, Reigha memilih mengalah. Mungkin saja jika Ziea memang tengah kelelahan, istrinya tadi habis dikejar lebah. Reigha pada akhirnya memilih beranjak dari sana, memilih duduk di sofa kamar sembari membaca sebuah buka– berusaha fokus meskipun isi kepalanya dipenuhi oleh Ziea. Shit! Jelas dia tahu jika istrinya sedang marah padanya. Tetapi karena apa? Karena tadi Reigha meninggalkannya? Tidak mungkin hanya karena itu. "Marah," gumam Reigha pelan, mengerutkan kening dengan menatap serius pada lembaran buku yang dia baca. Matanya ke arah
Read more

Cinta Mas yang Tertunda

"ZieMour," sapa seseorang yang Ziea sebut banteng tersebut– berbisik pelan sembari duduk di sebelah Ziea yang sudah menegang dan pucat pias. "Kalian ini sedang bertengkar apa bagaimana?" tanya Prince, memperhatikan Reigha dan Ziea secara bersamaan dan bergantian– dia memicingkan mata, sedikit curiga jika Reigha dan Ziea memang tengah bertengkar. Prince yang paling tua di sini, oleh sebab itu dia merasa bertanggung jawab pada semua kejadian di sini. Termasuk pertengkaran sekecil apapun. "Tidak," jawab Reigha santai, tersenyum tipis ke arah Ziea kemudian mengusap pucuk kepala Ziea secara acak dan gemas– membuktikan kepada semua orang jika dia dan istrinya baik-baik saja. 'Apaan sih nih kambing? Caper banget!' batin Ziea, menatap malas ke arah Reigha dan memilih kembali melanjutkan aktivitasnya yang tengah makan. Srett'Tiba-tiba saja dengan santai, Reigha menarik piring Ziea kehadapannya– membuat Ziea yang tengah menyuapkan nasi dalam mulut, sontak menatap melogo ke arah suaminya.
Read more
PREV
1
...
34567
...
34
DMCA.com Protection Status