All Chapters of Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan: Chapter 31 - Chapter 40

196 Chapters

Bab 31 Pertemuan Bisnis

Pagi hari yang gerimis, membuat Negan malas membuka mata, dia memilih untuk menarik kembali selimutnya.Gara-gara meladeni chat dari Sita dia tidur terlalu larut, alhasil rasa kantuk masih merajai dirinya."Mas, bangun!" Damaira membangunkanmu suaminya."Lima menit lagi, Ra. Aku masih mengantuk," beo Negan dengan suara seraknya."Sudah hampir jam 6.00." Negan menggeliat, lalu berusaha membuka kelopak mata yang terus menempel."Memangnya semalam tidur jam berapa?" tanya Damaira."Lupa," jawab Negan singkat.Damaira kembali keluar kamar untuk segera membersihkan diri setelah selesai memasak."Ra, tumben kamu belum siap?" tanya Negan."Nggak bareng aku?" imbuhnya.Negan mendatangi Damaira di sofa ruang tengah untuk memakaikan dasi."Dinda akan menjemputku, kami ada pertemuan hari ini," jawab Damaira seraya menerima dasi berwarna marun itu, lalu memakaikannya pada Negan."Pertemuan apa?""Diutus sama bos untuk mengantar proposal."
Read more

Bab 32 Terbakar Api Cemburu

Pertemuan dengan Mahesa telah menghasilkan kesepakatan kerjasamanya untuk acara ulang tahun perusahaan. Damaira bisa datang ke The Moonlight Bakery dengan kabar gembira."Ah, gila, Ra. Pesona Pak Rian nggak kalah sama Pak Mahesa. Lama-lama aku bisa jantungan," beo Dinda."Ssstttt! Kamu ini kalau lihat laki-laki matanya langsung hijau, macam lihat duit." Dinda terkekeh."Tapi, Ra, sepertinya kita butuh tenaga…""Damaira!"Sebuah seruan memanggil namanya menghentikan langkah Damaira. Wanita itu hafal betul dengan suara itu–Samudra."Pak Sam!"Nampaknya pria itu baru saja kembali dari membeli kopi, dilihat dari kantong plastik yang dibawanya.Dinda mengangguk memberi hormat pada Sam, begitu pun sebaliknya."Bagaimana pertemuannya? Lancar?""Lancar, Pak.""Syukurlah kalau begitu, selamat akhirnya kamu berhasil membuka katering. Sayangnya, aku tidak diundang dalam acara grand opening." Damaira tersenyum."Terima kasih, Pak. Saya memang tida
Read more

Bab 33 Mencari Pelampiasan

"Mas!"Suara teriakan Damaira masih terdengar hingga keluar rumah. Tapi, Negan tak peduli, dia lebih baik keluar rumah dan mencari udara segar ketimbang di rumah.Negan mengerang karena kesal dalam mobil. 'Susah juga punya istri cantik, andai orang-orang itu tahu, kalau Damaira itu hanya seorang pelayan toko, tak berpendidikan, dan dari kampung, apa mereka akan tetap mengaguminya. Menyebalkan!' monolog Negan.Dalam perjalanan Negan menghubungi Sita, menanyakan wanita itu melakukan kunjungan di mana, lalu menyusulnya.Sesampainya di klinik, Negan langsung mencari keberadaan Sita. Dia butuh pelampiasan atau sekedar mengobrol dengan teman yang nyaman untuk diajak bicara."Masih lama giliran kita?" tanya Negan dengan nada dingin.Sita yang mendengar sedikit syok, tidak biasanya Negan bersikap seperti itu.'Mungkin sedang ada masalah,' batin Sita."Sepertinya, Pak. Dokternya belum selesai praktek dan saya urutan no…" Sita menjeda kalimatnya lalu mengh
Read more

Bab 34 Perhitungan

Rasa hati seperti ada yang hilang ketika berpisah dengan Sita, Negan sendiri tak  paham apa itu, sekedar rasa nyaman? Entahlah!Negan melajukan kendaraannya menuju Klinik yang dimaksud dengan gamang.Dalam perjalanan, Negan masih tak percaya dengan apa yang terjadi.Sepertinya dia tidak terlalu kuat mendorong istrinya, Negan sempat berpikir bahwa itu hanyalah akal-akal istrinya, tapi Ibunya bukanlah orang yang bisa diajak bekerja sama oleh Damaira.Negan mengerang kesal, tak tahu mengapa suasana hatinya masih memburuk.Setelah sampai di Klinik, Negan langsung mencari dimana keberadaan sang istri. Dari kejauhan Negan memindai kondisi istrinya, cukup memprihatinkan. 'Apa aku terlalu kuat mendorongnya? Ah salah dia sendiri membuat masalah,' monolog Negan dalam hati.Negan mendekat ke arah brankar, Laras menatap kesal padanya, lalu memberi beberapa pukulan di bahu."Kalau kamu sudah tak menyukainya karena dia tak berguna, setidaknya kamu ceraikan saja di
Read more

Bab 35 Benih-benih Asmara

Setelah Negan mendekati mobil tersebut ternyata mobil The Moonlight Bakery."Dinda?" gumam Negan.Dari pintu terdengar Dinda yang sedikit berteriak berbicara dengan istrinya yang entah berada di mana, Negan pun memasuki rumah."Kamu, Din! Aku pikir siapa pagi-pagi datang bertamu," seru Negan."Oh, Mas. Aku mengantar kruk untuk Ira." Negan hanya ber-oh saja."Beli apa, Mas? Aku juga bawa sarapan untuk kalian." Dinda menyiapkan makanannya yang dia bawa, ayam bakar lengkap dengan lalapan dan ongseng buncis bercampur bakso dan sosis."Cuma beli nasi uduk. Mewah sekali makanannya yang kamu bawa!" seru Negan."Jarang-jarang aku kemari, khusus aku bawakan untuk sahabatku yang sedang teraniaya," sindir Dinda dengan tangannya yang masih sibuk menyiapkan minuman.Dalam hati Negan mengumpat, mendengar sindiran dari Dinda."Kamu sudah dari tadi?" Akhirnya Negan mengalihkan perhatian dengan bertanya hal lain."Belum, paling 10 menit mungkin. Maaf
Read more

Bab 36 Aku Bukan Pelampiasan

"Hebat kamu, Ra. Stok sabarmu banyak," kata Dinda sepeninggalan Laras.Damaira hanya tersenyum sebagai jawaban."Kamu belum cerita kenapa kamu bisa sampai seperti ini?" tanya Dinda.Damaira bercerita bagaimana kejadian yang sebenarnya. Dinda membulatkan mata sempurna bercampur emosi yang meluap.Menurut Dinda hal itu sudah termasuk KDRT, terlebih belakang ini, Negan memang sudah sering bermain tangan.Melihat emosi Dinda yang meletup-letup, Damaira urung menceritakan perihal hatinya yang tak tenang akhir-akhir ini, tentang kedekatan suaminya dengan wanita lain.Tak terasa waktu sudah tengah hari, setelah memastikan Damaira memakan makan siang dan meminum obatnya, Dinda segera menuju ke The Moonlight Bakery."Hati-hati ya, Din. Terima kasih!""Sama-sama, Ra. Bye!" Damaira melambaikan tangan pada Dinda.Sembari menunggu Dinda sampai di Toko Roti, Damaira menyalakan televisi. Entah mengapa tiba-tiba hatinya merasa resah, tapi dia segera menepis semua
Read more

Bab 37 Rasa Bersalah

"Astaga! Apa yang telah ku lakukan," gumam Negan.Negan berjongkok, lalu memeluk tubuh Damaira seraya mengucapkan kata maaf."Maafkan aku, Ra. Maafkan aku. Jangan bicara seperti itu." "Pamali."Untuk beberapa waktu, Negan membiarkan istrinya tergugu dalam pelukannya. Setelah dirasa Damaira cukup tenang, Negan kembali berbicara."Ayo bersihkan lukamu." Negan menggendong Damaira ke atas ranjang.Dengan telaten pria itu melepas dan membersihkan luka istrinya, kemudian kembali menutupnya dengan perban."Apa ini sakit sekali?" tanya Negan seraya menutup luka dengan perban rekat. Damaira menggeleng."Masih jauh lebih sakit di sini, Mas!" Damaira menepuk-nepuk dadanya yang terasa sesak, dia pun kembali menangis.Negan berlutut di depan Damaira, memegang kedua tangan istrinya, lalu menatap wajah ayu yang tertunduk itu."Maafkan aku, Ra. Aku terlalu lelah hari ini." Negan beralasan untuk menutupi kebohongannya.Negan berdiri lantas duduk
Read more

Bab 38 Pelakor Merajalela

"Pak Negan!"Seruan itu mengalihkan perhatian Negan, begitu juga dengan Damaira, tapi dia enggan untuk menoleh dan memilih menunggu reaksi suaminya.Entah itu sebuah kebetulan atau memang sebuah takdir, untuk Damaira sendiri dia tak suka dengan situasi seperti ini, begitu pula dengan Negan.Sita!Orang yang memanggil nama Negan dengan suara renyah adalah anak buahnya–Sita, tampak sekali binar kebahagiaan di mata wanita itu saat tak sengaja bertemu dengannya.Dalam hati Negan mengumpat, entah ini keberuntungan atau kesialan untuknya, dia berpikir sejenak apa yang harus dilakukan mengingat dia sedang bersama Damaira.Sedangkan Damaira terus melirik pada Negan, dia bukanlah wanita bodoh yang tak tahu keriangan dalam seruan Sita memanggil nama suaminya. Sangat terdengar jelas, seperti orang menang undian."Oh, kamu, Ta!" seru Negan. Lalu melirik ke arah Damaira.Ekspresi wajah Damaira berubah datar dan tak seceria tadi.Entah Sita tak sadar dengan keb
Read more

Bab 39 Menemui Sita

Mendengar pertanyaan dari istrinya, jantung Negan bagai genderang yang ditabuh.Negan menarik nafas pelan untuk menetralkan detak jantungnya dan kegugupannya."Mau tanya apa? Kenapa serius sekali?" Damaira tersenyum."Mas ada hubungan apa dengan Sita?"Uhuk! Uhuk! Uhuk!Negan terbatuk karena salivanya sendiri.Damaira jelas bisa melihat kegugupan suaminya, dia hanya ingin tahu sejauh mana hubungan Negan dengan anak buahnya itu."Kenapa sampai tersedak? Saking kagetnya dengan pertanyaanku?" tanya Damaira."Apaan sih, Ra? Ya jelas aku kaget. Pertanyaanmu ada-ada saja. Aku dan Sita nggak ada hubungan apa-apa.""Tapi jelas sekali dari gestur dan cara bicara Sita padamu, Mas.""Ya kalau itu urusan dia, bukan urusanku. Yang penting kami tidak memiliki hubungan apapun. Kamu juga lihat kan sikapku bagaimana, aku tak menanggapi wanita itu," ucap Negan setenang mungkin.Memang benar untuk saat ini dia dan Sita memang tidak memiliki hubungan apa-apa,
Read more

Bab 40 Pernyataan Cinta

Dengan pikiran yang berkecamuk, Sita sedang berusaha menekan perasaannya, agar tak meluap-luap. Oleh sebab itu, dia  menjeda kalimat yang ingin dikatakan olehnya.Dia begitu bimbang antara bicara yang sebenarnya atau tidak, khawatir akan berimbas ke depannya."Hanya apa, Sita? Aku tak memiliki  banyak waktu, Sita. Jangan bermain-main apalagi mengulur waktuku," tekan Negan."Aku hanya cemburu dengan kemesraan Mas Negan dengan Mbak Ira," ucap Sita dengan lantang."Apa? Cemburu?" Sita mengangguk, tapi tak berani menatap Negan."Kamu sehat kan, Ta?""Aku sangat sehat, Mas," jawab Sita yang tak mengerti maksud Negan.Padahal yang dimaksud oleh Negan adalah waras. Sita benar-benar dalam keadaan waras dan sadar atau tidak mengatakan hal seperti itu.Negan menarik tangan yang berada di genggaman Sita. Tak dapat dipungkiri jantungnya berdebar kencang, entah karena sentuhan tangan wanita itu atau pernyataannya, Negan tak mengerti Mana yang benar.Negan khaw
Read more
PREV
123456
...
20
DMCA.com Protection Status