"Hebat kamu, Ra. Stok sabarmu banyak," kata Dinda sepeninggalan Laras.
Damaira hanya tersenyum sebagai jawaban."Kamu belum cerita kenapa kamu bisa sampai seperti ini?" tanya Dinda.Damaira bercerita bagaimana kejadian yang sebenarnya. Dinda membulatkan mata sempurna bercampur emosi yang meluap.Menurut Dinda hal itu sudah termasuk KDRT, terlebih belakang ini, Negan memang sudah sering bermain tangan.Melihat emosi Dinda yang meletup-letup, Damaira urung menceritakan perihal hatinya yang tak tenang akhir-akhir ini, tentang kedekatan suaminya dengan wanita lain.Tak terasa waktu sudah tengah hari, setelah memastikan Damaira memakan makan siang dan meminum obatnya, Dinda segera menuju ke The Moonlight Bakery."Hati-hati ya, Din. Terima kasih!""Sama-sama, Ra. Bye!" Damaira melambaikan tangan pada Dinda.Sembari menunggu Dinda sampai di Toko Roti, Damaira menyalakan televisi. Entah mengapa tiba-tiba hatinya merasa resah, tapi dia segera menepis semua"Astaga! Apa yang telah ku lakukan," gumam Negan.Negan berjongkok, lalu memeluk tubuh Damaira seraya mengucapkan kata maaf."Maafkan aku, Ra. Maafkan aku. Jangan bicara seperti itu." "Pamali."Untuk beberapa waktu, Negan membiarkan istrinya tergugu dalam pelukannya. Setelah dirasa Damaira cukup tenang, Negan kembali berbicara."Ayo bersihkan lukamu." Negan menggendong Damaira ke atas ranjang.Dengan telaten pria itu melepas dan membersihkan luka istrinya, kemudian kembali menutupnya dengan perban."Apa ini sakit sekali?" tanya Negan seraya menutup luka dengan perban rekat. Damaira menggeleng."Masih jauh lebih sakit di sini, Mas!" Damaira menepuk-nepuk dadanya yang terasa sesak, dia pun kembali menangis.Negan berlutut di depan Damaira, memegang kedua tangan istrinya, lalu menatap wajah ayu yang tertunduk itu."Maafkan aku, Ra. Aku terlalu lelah hari ini." Negan beralasan untuk menutupi kebohongannya.Negan berdiri lantas duduk
"Pak Negan!"Seruan itu mengalihkan perhatian Negan, begitu juga dengan Damaira, tapi dia enggan untuk menoleh dan memilih menunggu reaksi suaminya.Entah itu sebuah kebetulan atau memang sebuah takdir, untuk Damaira sendiri dia tak suka dengan situasi seperti ini, begitu pula dengan Negan.Sita!Orang yang memanggil nama Negan dengan suara renyah adalah anak buahnya–Sita, tampak sekali binar kebahagiaan di mata wanita itu saat tak sengaja bertemu dengannya.Dalam hati Negan mengumpat, entah ini keberuntungan atau kesialan untuknya, dia berpikir sejenak apa yang harus dilakukan mengingat dia sedang bersama Damaira.Sedangkan Damaira terus melirik pada Negan, dia bukanlah wanita bodoh yang tak tahu keriangan dalam seruan Sita memanggil nama suaminya. Sangat terdengar jelas, seperti orang menang undian."Oh, kamu, Ta!" seru Negan. Lalu melirik ke arah Damaira.Ekspresi wajah Damaira berubah datar dan tak seceria tadi.Entah Sita tak sadar dengan keb
Mendengar pertanyaan dari istrinya, jantung Negan bagai genderang yang ditabuh.Negan menarik nafas pelan untuk menetralkan detak jantungnya dan kegugupannya."Mau tanya apa? Kenapa serius sekali?" Damaira tersenyum."Mas ada hubungan apa dengan Sita?"Uhuk! Uhuk! Uhuk!Negan terbatuk karena salivanya sendiri.Damaira jelas bisa melihat kegugupan suaminya, dia hanya ingin tahu sejauh mana hubungan Negan dengan anak buahnya itu."Kenapa sampai tersedak? Saking kagetnya dengan pertanyaanku?" tanya Damaira."Apaan sih, Ra? Ya jelas aku kaget. Pertanyaanmu ada-ada saja. Aku dan Sita nggak ada hubungan apa-apa.""Tapi jelas sekali dari gestur dan cara bicara Sita padamu, Mas.""Ya kalau itu urusan dia, bukan urusanku. Yang penting kami tidak memiliki hubungan apapun. Kamu juga lihat kan sikapku bagaimana, aku tak menanggapi wanita itu," ucap Negan setenang mungkin.Memang benar untuk saat ini dia dan Sita memang tidak memiliki hubungan apa-apa,
Dengan pikiran yang berkecamuk, Sita sedang berusaha menekan perasaannya, agar tak meluap-luap. Oleh sebab itu, dia menjeda kalimat yang ingin dikatakan olehnya.Dia begitu bimbang antara bicara yang sebenarnya atau tidak, khawatir akan berimbas ke depannya."Hanya apa, Sita? Aku tak memiliki banyak waktu, Sita. Jangan bermain-main apalagi mengulur waktuku," tekan Negan."Aku hanya cemburu dengan kemesraan Mas Negan dengan Mbak Ira," ucap Sita dengan lantang."Apa? Cemburu?" Sita mengangguk, tapi tak berani menatap Negan."Kamu sehat kan, Ta?""Aku sangat sehat, Mas," jawab Sita yang tak mengerti maksud Negan.Padahal yang dimaksud oleh Negan adalah waras. Sita benar-benar dalam keadaan waras dan sadar atau tidak mengatakan hal seperti itu.Negan menarik tangan yang berada di genggaman Sita. Tak dapat dipungkiri jantungnya berdebar kencang, entah karena sentuhan tangan wanita itu atau pernyataannya, Negan tak mengerti Mana yang benar.Negan khaw
Akhirnya Damaira dan Negan sampai di rumah selepas maghrib setelah bermacet-macetan di jalanan ibu kota."Gila, semakin lama semakin parah macet dimana-mana," gerutu Negan."Kalau naik mobil benar-benar melelahkan, sama sekali nggak bisa bergerak. Berbeda kalau menggunakan motor, bisa selip sana-sini," imbuh Negan dengan kesal.Semenjak mengendarai mobil, Neganemang lebih sering menggerutu soal kemacetan.Damaira terkekeh, lalu berkata, "Seperti itulah jalanan di ibu kota tercinta kita, Mas. Kalau begitu, kami naik mobil saja, Mas.""Gengsilah! Masa manajer naik motor. Nanti kalau tiba-tiba klien minta diantara bagaimana? Kamu ada-ada saja, Ra.""Kan aku hanya memberi usulan, Mas."Damaira membuka sabuk pengaman, lalu mengambil kantong plastik yang berisi makan dan beberapa keperluan dapur.Negan tiba-tiba berbaik hati membeli semua itu. Jujur itu membuat hatinya tidak tenang. Damaira sudah berusaha untuk mengusir pikiran buruk itu, namun tak jug
Ting! Pintu lift terbuka di lantai satu, rupanya di sana ada Sita yang menunggu lift itu terbuka. Wanita itu tersenyum ramah pada Negan dan Andi, lalu masuk ke dalam lift."Pagi Pak Andi. Pagi Pak Negan," sapa Sita pada keduanya."Pagi, Neng Sita," balas Andi. Sedangkan Negan hanya tersenyum tipis.Hanya keheningan yang tercipta di dalam lift tersebut, hingga mereka sampai di lantai yang dituju.Sita keluar begitu saja tanpa kata-kata untuk sekedar basa-basi.Negan tetap bersikap santai, walau sebenarnya ada sedikit kekecewaan dalam dirinya.Pagi ini Negan memberikan briefing seperti biasa. Jujur saja, Negan merasa sedikit gelisah karena Sita terlihat biasa saja dan santai."Sita, apa kamu memiliki kendala lagi?" Negan mencoba memancing Sita untuk bicara.Sita pun menyebutkan beberapa kendala yang sedang dia hadapi."Kamu harus lebih baik lagi, mengingat bulan ini adalah bulan ke tiga kamu di sini, sebagai penentuan lulus probation atau tida
"Apa maunya wanita itu, membuat kepalaku sakit saja," kesal Negan.Setelah melakukan panggilan yang kesekian kalinya, barulah Sita mengangkat panggilan tersebut."Kamu di mana?" tanya Negan.Sita menyebutkan sebuah apotek yang menjadi area, setelah itu dia akan datang ke rumah sakit daerah."Memangnya ada apa, Mas?" tanya Sita pura-pura tidak tahu maksud Negan."Aku ingin bicara denganmu," jawab Negan.Sita tersenyum penuh kemenangan. Lalu kembali berkata, "Setelah ini aku akan makan siang dulu, mau makan siang bersama?"Negan menolak mentah-mentah tawaran Sita, sebab dia ada janji makan siang dengan salah satu kliennya besama dengan anak buahnya yang lain.Sore harinya Negan menyusul Sita ke sebuah Klinik.Melihat Negan datang, Sita hanya bersikap acuh tak acuh, sengaja mempermainkan hati pria itu.Setelah selesai bertemu dengan klien pun, Sita seperti menghindari Negan."Ayo kita bicara lebih dulu," ucap Negan setelah berhasil meraih tan
Mengingat ciuman panasnya dengan Sita, membuat bagian tubuh Negan kembali tak nyaman."Aahh, sial!" umpat Negan.Negan mati-matian berusaha mengendalikan dirinya."Wanita itu benar-benar racun," gumam Negan."Gila! Ini kesalahan, Negan. Kamu sudah gila," Negan terus memaki dirinya sendiri.Negan telah sampai di The Moonlight Bakery, dia melihat istrinya sedang melayani customer, mau tidak mau dia harus bersabar.Sembari menunggu istrinya, Negan melihat benda pipih kesayangannya. Di sana sudah bertengger pesan dari Sita. Tapi dia enggan menanggapi pesan tersebut dan memilih membuka aplikasi video untuk sekedar mencari hiburan.Saking seriusnya menonton video, Negan tidak sadar jika Damaira sudah datang. Istrinya itu mengetuk jendela beberapa kali.Negan berdecak, hanya dalam waktu kurang dari satu jam, Damaira sudah dua kali merusak suasana hatinya, dengan kesal dia membuka kunci mobil. Damaira pun langsung membuka pintu, siapa sangka dirinya akan lang