Home / CEO / Tergoda Hasrat si Presdir Tampan / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Tergoda Hasrat si Presdir Tampan: Chapter 101 - Chapter 110

152 Chapters

Bab 101

Suci menunggu kedatangan Rangga. walaupun suaminya itu tidak terlalu banyak berkomentar tentang kejutan yang telah ia buat, namun tetap saja, Suci merasa Rangga perlu tahu hal yang sebenarnya. Ia tidak ingin sampai Rangga memiliki pikiran lain tentang dirinya.Suci menatap jam dinding kamarnya yang telah menunjukkan pukul sebelas malam. Tidak seperti biasanya, Rangga terlambat pulang Seperti ini. lagi pula, setahu Suci, Rangga sudah tidak lagi memiliki pekerjaan yang harus ia kerjakan. karena semua kerjaannya sudah diserahkan pada Anton.merasa tidak nyaman, Suci memutuskan untuk keluar dari kamar dan menunggu kedatangan Rangga di ruang tamu, yang berdekatan langsung dengan pintu utama rumah ini.Baru akan duduk, pintu rumah terbuka lebar dan Rangga terlihat masuk ke dalam."Mas, kau..." Suci tidak meneruskan perkataannya, ia dapat melihat sorot mata Rangga yang memerah, Seperti saat malam dimana Ia dan Rangga menghabiskan malam bersama.Rangga terlihat menatapnya dengan tatapan mata
last updateLast Updated : 2023-12-07
Read more

Bab 102 (Jangan Hanya Diam)

Setelah selesai menyuapi Rangga, Suci membereskan peralatan makan dan akan dibawa ke dapur. melihat Kepergian Suci, Rangga memutuskan untuk melihat rekaman ulang CCTV semalam saat ia pulang ke rumah.Betapa terkejutnya ia, saat ia melihat adegan dimana dirinya tanpa sadar mengucapkan nama Siska dihadapan Suci. Rangga menyugar rambutnya, pikirannya melayang pada Suci yang saat ini pasti mulai memikirkan bagaimana tentang perasaan sesungguhnya dirinya pada Siska."Mas?" Suci Kembali masuk, Rangga segera mematikan ponselnya dan menatap wajah cantik Suci."Mandilah, aku akan menyiapkan air un-""Kenapa kau tidak jujur padaku?"kening Suci mengkerut mendengar pertanyaan Rangga. Ia tak mengerti, arah pembicaraan yang dimaksud oleh Rangga."Aku pulang dalam keadaan mabuk, dan menyebutkan nama wanita lain di hadapanmu, tapi kau terlihat biasa-biasa saja dan tidak terlihat kecewa sama sekali. kau begitu pintar menyembunyikan luka hatimu," Rangga turun dari pembaringan, lalu berjalan ke arah Su
last updateLast Updated : 2023-12-08
Read more

Bab 103 (Pagi Yang Panas)

Mendengar jawaban Rangga, perlahan-lahan Suci mulai membuka matanya yang tadi tertutup rapat oleh kedua tangannya. "Cepat pakai celana, mas!" tegur Suci, ia merasa kesal dengan sikap dan tingkah laku Rangga yang terlihat kekanak-kanakan. bisa-bisanya Ia hanya memakai dalaman saja, dan belum juga memakai celana jeans-nya.Rangga kian mendekati tubuh Suci, membuat wanita itu memundurkan tubuhnya."Mas!" Rangga Seperti menulikan pendengarannya, Ia terus mendekat ke arah Suci, membuat wanita cantik itu terpojok ke dinding."Akh!" ucapnya saat punggungnya menempel pada dinding. Ia sudah tak dapat bergerak lagi."Aku seperti bernostalgia," ucap Rangga sambil terus melangkah mendekat pada Suci."Mas, ini benar-benar memalukan!" Suci hendak menutup kedua matanya, namun tangannya sudah di pegang oleh Rangga. belum sempat untuk menghindar, wajah Rangga kian mendekat dan bibirnya dengan lembut mencumbu, mengecap manisnya bibir Suci.Mendapatkan perlakuan seperti itu, Suci tidak dapat berbuat a
last updateLast Updated : 2023-12-08
Read more

Bab 104 ( Pernyataan Rahayu)

Saat menuruni anak tangga, Suci dan Rangga dapat melihat bahwa di ruang tamu, sudah ada Rahayu yang terlihat menatap wajah keduanya dengan tatapan mata penuh permusuhan. Suci hanya dapat menghela nafas berat, Sebenarnya ia tidak ingin berdebat dengan ibu mertuanya itu."Apa kalian akan pergi?" tanya Rahayu saat keduanya telah menuruni anak terakhir tangga. Rangga dan suci saling mengangguk mengiyakan pertanyaan yang dilontarkan oleh Rahayu." apa yang akan kalian lakukan menemui wanita sialan itu? ""Ibu, tolong jaga ucapan ibu. Wanita Yang Ibu sebut dengan kata-kata yang tidak pantas itu adalah ibu Suci yang merupakan mertuaku. Suka tidak suka, beliau adalah bagian dari keluarga kita. tanda seru sanggah Rangga dengan raut wajah penuh kekecewaanRahayu membuang pandangannya ke arah lain. ia merasa dirinya sudah tidak diperlukan lagi berada di rumah ini. Namun, ia tidak ingin berkecil hati. Ia aka terus membujuk Rangga agar bisa melepaskan Suci."Bagaimana kalau ibu mengatakan, bahwa a
last updateLast Updated : 2023-12-08
Read more

Bab 105 ( Bertemu Ibu Mertua)

“Jangan seperti itu sayang, jika kita menunda pertemuan ini, aku merasa kasihan pada ibumu. Aku yakin, ibumu pasti sudah memikirkan ini jauh sebelum semua hal yang terjadi dalam kehidupan kita. Aku lebih memilih untuk ikut bersamamu, ketimbang mendengarkan ucapan ibu. Aku harap, rasa percaya yang aku tanamkan pada diri ini akan berbuah manis pada kehidupan kita.” Rangga mencoba untuk menasehati Suci agar tidak menunda pertemuan yang sudah ia sepakati dengan ibunya.“Apa aku siap, mas? Aku takut, kenyataan yang akan kita dengar justru akan membuat luka hatiku semakin terasa sakit,” Suci berusaha untuk bersikap tenang. Namun, ia tidak bisa mengelak bahwa dirinya benar-benar telah diselimuti rasa ketakutan yang berlebihan. Terlebih saat mertuanya mengatakan bahwa anak yang dinyatakan telah meninggal dunia, nyatanya masih hidup sampai detik ini. Bagaimana bisa, Rahayu bersikap begitu egois dengan melakukan hal yang bertentangan dengan hukum itu.“Sudahlah sayang, kita akan tetap menemui i
last updateLast Updated : 2023-12-08
Read more

Ban 106 ( Mulai Berbaikan)

Suci tak dapat lagi menyembunyikan sesuatu yang sejak tadi membuatnya gelisah. Ia tidak ingin berpura-pura menyukai semua makanan yang telah disiapkan oleh ibunya, namun hatinya berkata lain.Melihat ekspresi wajah Suci yang terlihat tidak baik-baik saja, Rangga menghentikan aktivitas makannya dan berdiri di belakang tubuh Suci, lalu mencoba untuk mengelus lembut kedua pundak istrinya itu. Rangga mencoba untuk menenangkan pikiran Suci, ia tahu bahwa mental istrinya belum sepenuhnya pulih semenjak insiden di Rumah sakit itu.Melihat ada yang aneh, Lestari meletakkan sendok makannya diatas piring. Ia tidak lagi melanjutkan makannya.Lestari merasa gagal sebagai ibu. Ia bingung menghadapi situasi yang terlalu begitu rumit ini.Lestari menatap wajah Suci yang terlihat lebih tenang setelah mendapatkan sentuhan lembut dari sang suami. Lestari berusaha untuk meyakinkan diri bahwa Rangga berbeda dari Ibunya, walaupun ia adalah anak kandung Rahayu, tapi Lestari begitu berharap agar pria yang s
last updateLast Updated : 2023-12-08
Read more

Bab 107 ( Aku Baik-baik Saja)

Sandi pasrah saat kamar yang ia tempati, pintunya didobrak dari luar, menimbulkan suara yang memekakkan telinga.“Kau Sandi?” tanya seorang pria berbadan besar yang menatapnya tajam.Sandi tak kunjung menjawab, ia begitu terkejut sampai tak mampu berkata-kata.“Nyonya Lestari, sedang menunggu kedatangan mu!”Belum reda rasa keterkejutannya, kini ia harus kembali dikejutkan dengan nama yang baru saja diucapkan oleh pria yang ada dihadapannya ini.“Lestari, masih hidup?”Tak ingin membuang waktu, Sandi segera membopong tubuh Sandi, namun saat tangannya tidak sengaja menyentuh punggung Sandi, pria itu berteriak kesakitan.Sandi penasaran dan melihat luka belakang pria itu, benar adanya. Ia memiliki luka yang cukup parah. Terlambat sedikit saja, nyawanya bisa terancam.Sandi tidak memiliki alasan selain membungkukkan badannya, lalu menyuruh agar Sandi naik ke atas tubuhnya.Tanpa berpikir panjang, Sandi menurut saja.Lestari merasa tak nyaman saat Suci terlihat gemetar lagi. Ia tak pernah
last updateLast Updated : 2023-12-09
Read more

Bab 108 ( Mertua yang Mulai Percaya)

Suci dapat melihat sorot mata rangga yang begitu terluka.Suci tidak dapat menampik bahwa ucapan yang baru saja keluar dari mulut ibunya itu, telah menyakiti hati suaminya. sebagai seorang istri, suci belum dapat berbuat banyak Ia hanya mampu untuk menghibur Rangga dengan cara menggenggam erat tangan pria yang saat ini sedang tidak baik-baik saja itu. walaupun Rangga mengatakan bahwa dirinya dalam keadaan baik tapi Suci tahu bahwa Rangga tidak dalam keadaan yang baik.terlebih ini menyangkut persoalan ibunya.“Maaf, kalau ibu sudah kelewatan. Tapi, ini bukan waktunya untuk kita santai. Kita harus memikirkan bagaimana caranya, agar Sandi bisa pergi setelah mendapatkan penanganan dari dokter. Rumah Sakit bukan tempat yang aman bagi Sandi. Ibu yakin, Rahayu pasti akan mencari keberadaan Sandi.”Rangga kali ini setuju dengan pendapat ibu mertuanya itu. Ia yakin, pasti ibunya akan mencari keberadaan pria yang saat ini sedang terbaring lemah di ruang ICU.Rangga memilih untuk duduk di deretan
last updateLast Updated : 2023-12-09
Read more

Bab 109 ( Tolong Pulang, Pak!)

Rangga dan suci berjalan menyusuri koridor Rumah Sakit, mereka hendak pergi menuju ke salah satu ruang perawatan, yaitu tempat dimana sandi beristirahat. Mereka tidak jadi pulang ke rumah, karena Suci bersih keras untuk sementara waktu berada di rumah sakit ini sampai hujan reda.Setibanya di depan pintu ruangan tersebut jemari suci terlulur untuk membuka pintu ruangan secara perlahan-lahan.Saat pintu sudah terbuka, Rangga dan suci dapat melihat seorang pria paruh baya yang saat ini sedang terbaring lemah di atas bed pasien. Suci juga dapat melihat pergelangan tangan kiri pria tersebut terpasang selang infus.“Lebih Baik istirahat dulu di sofa itu sayang, “ucap Rangga pada suci. Suci hanya bisa mengikuti arahan Rangga, ia tidak ingin berdebat pada suaminya itu. Walaupun sebenarnya, ia ingin melihat lebih dekat lagi, wajah pria bernama Sandi itu.Suci dapat melihat Rangga berjalan ke arah bed pasien tempat di mana Sandi sedang terlelap tidur.Rangga dapat melihat dengan jelas raut w
last updateLast Updated : 2023-12-09
Read more

Bab 110 ( Kau Sudah Mati, Rangga! )

Lestari mengernyit, ia tidak mengira orang di seberang sana mengatakan hal seperti itu. Pandangannya teralihkan pada Rangga dan suci yang masih terlelap dalam alam mimpi .sebagai seorang ibu ia tidak mungkin bersikap egois dengan tidak mengatakan hal ini kepada Rangga. tanpa menunggu lagi, Lestari menepuk pundak Rangga sesaat setelah dia memutuskan sambungan telepon yang baru saja ia jawab.Lestari mencoba untuk menepuk pundak Rangga, berharap agar pria itu dapat bangun dari tidurnya.Rangga yang merasa ada yang menepuk-nepuk pundaknya, mulai membuka kedua matanya perlahan-lahan.Saat menoleh, Rangga mendapati sosok Lestari yang sedang berdiri di hadapannya dengan menyodorkan ponselnya yang ia letakkan di atas meja saat ia dan suci akan tidur.“ Ada apa Ibu? “Tanya Rangga penasaran.“"Maafkan kelancangan ibu yang telah menjawab panggilan teleponmu, tapi sepertinya ibumu dalam masalah. tadi sepertinya orang rumahmu menelepon agar dirimu pulang ke rumah untuk menenangkan ibumu yang sed
last updateLast Updated : 2023-12-09
Read more
PREV
1
...
910111213
...
16
DMCA.com Protection Status