Home / Romansa / Tergoda Hasrat si Presdir Tampan / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Tergoda Hasrat si Presdir Tampan: Chapter 81 - Chapter 90

152 Chapters

Bab 81 ( Butuh Cinta)

"Masuk atau aku potong gajimu!" Mendengar ancaman Seperti itu, Anton segera melangkahkan kakinya ke dalam ruangan Rangga. Ia menyunggingkan senyum pada dua wajah yang saat ini menatapnya, Seperti hendak melahapnya."Katakan yang kau ketahui pada istri ku!" Anton menggaruk tengkuknya, menyalurkan rasa bersalah pada Suci. "Katakan, apa yang sebenarnya terjadi." Suci tak tinggal diam. Ia menatap wajah Anton tanpa berkedip."Kami menjebak Siska,""Kau Anton, bukan kami!" protes Rangga yang disetujui Anton dengan anggukan kecil."Aku curiga Siska adalah saudara Rangga, jadi aku memutuskan untuk melakukan tes DNA antara Rangga dan Siska. Jika aku salah, aku akan bekerja seumur hidup tanpa di bayar oleh suamimu, tapi jika aku yang menang, Suamimu akan membelikan ku Mobil baru."Suci menghela nafas berat, bagaimana bisa Rangga dan Anton bertaruh pada hal yang sangat penting ini. "Aku masih belum mengerti, mengapa kau, Anton. Bersikukuh bahwa Siska saudara Suamiku, sedangkan tidak ada bukti
last updateLast Updated : 2023-11-24
Read more

Bab 82 ( Maafkan Aku Mas! )

Restu memandang tubuh Siska yang mulai menjauh dari pandangannya. Ia tak pernah menyangka jika wanita itu mulai berani menjawab kata-katanya. Belum selesai ia berpikir, Restu melihat Siska keluar dari kamarnya dengan membawa kopernya."Kau akan pergi?" Siska tidak menjawab pertanyaan Restu, ia memilih melewati tubuh pria yang nampak menahan amarahnya."Berhenti!" Siska menelan ludahnya. Sebenarnya ia belum memiliki tujuan setelah ini. Namun, karena hatinya mulai sudah tak tahan dengan sikap Restu, ia memutuskan untuk meninggalkan rumah ini. Lagipula, Rangga telah memberikan isyarat agar bisa kembali menjalin hubungan dengannya, jadi tidak ada alasan bagi seorang Siska untuk tetap tinggal disini.Restu mendekat dan meraih tangan Siska agar menghadap langsung pada dirinya."Kau yakin dengan keputusanmu?"Siska terlihat gugup, ia tak langsung menjawab pertanyaan Restu. "Kau masih bimbang." Putus Restu, lalu kembali menarik tangan Siska agar mengikuti langkah kakinya."Tidak, lepaskan
last updateLast Updated : 2023-11-25
Read more

Bab 83 ( Dimana Suci? )

Restu tersenyum miring menatap layar ponselnya. Sepertinya keberuntungan telah menunjukkan jalan padanya. "Lepaskan aku!" sekali lagi, wanita yang berada di hadapannya meronta meminta untuk dilepaskan. Restu tidak ambil pusing, sekali sentak, tubuh Siska terjatuh ke lantai."Restu, tega sekali kau!""Aku ada penawaran terbaik untuk dirimu. Kali ini, kita akan menjadi partner kerja yang baik. Jadi, urungkan niat bodohmu itu. Memang butuh kesabaran. Jadi, berhentilah bertindak seperti anak kecil!"Siska memandang wajah Restu dengan menampilkan gurat kecurigaan begitu mendalam. Namun, Restu tak ambil pusing. Pria itu dengan santainya pergi meninggalkan Siska di dalam kamar dengan mengunci pintu kamarnya. Membuat sang wanita berteriak dan meminta untuk dilepaskan.Keesokan harinya, Rangga tidak dapat menemani Suci sarapan pagi. Ia bergegas menuju ke Pabrik pembuatan Roti karena ada sesuatu yang harus dilakukan.Suci tidak mempermasalahkan hal itu. Justru, ia memiliki celah untuk keluar d
last updateLast Updated : 2023-11-27
Read more

Bab 84 ( Bertukar Wajah)

Suci menyusuri jalan setapak yang telah dijadikan tempat untuk janji temunya dengan Restu. Rambutnya yang panjang telah diikat, sehingga tidak membuatnya kepanasan di cuaca yang lumayan panas ini.Suci terus menelusuri jalanan yang lumayan becek dan berlumpur. Ia tidak memperhitungkan resiko yang akan dilaluinya, yang terpenting adalah soal Ibunya yang telah menghilang meninggalkan dirinya dan Ayahnya.Di ujung jalan, ada sebuah rumah yang tidak terawat. Suci menghela nafas berat, sebelum memasuki rumah yang telah di foto Restu itu, Ia memanjatkan doa. Berharap Tuhan masih mau menolongnya jika hal yang ia lakukan ini salah. Terlebih, Ia telah meninggalkan jejak masalah baru di rumahnya dan kemungkinan besar, Rangga akan marah dengan hal yang telah diperbuatnya.Suci Kembali menatap layar ponselnya, lalu memandang ke arah rumah tersebut. Ya, rumah itulah yang dikirimkan oleh Restu pada dirinya."Restu, kau di dalam?" Suci disambut dengan bau tak sedap. Mungkin ini dampak dari rumah yan
last updateLast Updated : 2023-11-27
Read more

Bab 85 ( Wanita dengan Luka diwajahnya)

"Duduk dan minum terlebih dahulu agar anda bisa sedikit tenang." Bujuk Anton sambil memberikan isyarat agar para anak buah Rangga pergi. Ia tidak ingin Rangga Kembali naik darah dan mengulangi perbuatannya Kembali.Rangga duduk di kursi yang berada di pos penjagaan. Anton mengulurkan sebuah air mineral kemasan pada Rangga. Pria itu tak lantas mengambilnya. Pikirannya masih tertuju pada istri tercintanya."Bodoh sekali Suci! Kenapa-""Apakah istri anda masih memakai Jam tangannya?"Rangga menoleh menatap wajah asistennya. "Maksudmu?""Maaf jika saya lancang, Pak. Tapi, jam tangan istri yang anda pesan itu, memiliki beberapa kelebihan, salah satunya yaitu ada GPS di dalamnya. Jadi, jika kita beruntung, istri anda memakai jam tersebut, kita bisa mengetahui keberadaannya."Rangga tidak menjawab. Entah ia harus senang atau kesal dengan sikap Anton yang lancang, namun begitu berguna untuk saat ini."Aku belum pernah melihat Suci memakainya, tapi setahuku, dia adalah tipe wanita yang beperg
last updateLast Updated : 2023-11-27
Read more

Bab 86 ( Suci VS Siska)

Karena merasa percuma berteriak meminta pertolongan, Suci berinisiatif untuk menyimpan tenaganya. Ia berpikir, bahwa Rangga saat ini pasti sedang berusaha untuk menemukannya. Tidak mungkin pria itu diam begitu saja setelah tahu, bahwa dirinya tidak berada di rumah. Suci sangat yakin, jika Rangga telah memberikan perintah pada anak buahnya untuk mencari keberadaannya."Ini sudah dua jam, tapi rombongan yang akan menjemput kita belum juga sampai." Restu masih terlihat mondar-mandir melihat ke arah pintu, berharap agar orang-orang yang ditunggunya akan segera tiba."Sabarlah, kita harus tetap bersikap tenang. Siapa tahu saja ada kendala di luar sana," sahut Siska dengan tatapannya yang tak pernah sekalipun terlepas dari wajah Suci.Ditatap seperti itu tidak membuat keberanian Suci menghilang. Justru, ia berinisiatif untuk melawan dengan cara menatap balik ke arah Siska."Aku ingin kau tunggu disini. Sepertinya ada yang tidak beres. Anak buahku yang menjemput dokter itu tidak juga datang
last updateLast Updated : 2023-11-28
Read more

Bab 87 ( Merasa Bersalah)

“Kau sudah mengurusnya?” ucap wanita berpakaian serba hitam yang terlihat menuruni anak tangga. “Sudah, Bu. Semuanya sudah sesuai dengan rencana yang anda inginkan.” Jawaban pria berbadan besar yang mengikuti langkah sang Majikannya.“Jangan sampai salah langkah. Karena ini menyangkut tentang anakku.”"Lalu, bagaimana dengan orang yang mencoba mencelakai-"Sang wanita berbalik menatap wajah anak buahnya saat sudah berada di lantai bawah rumahnya."Singkirkan saja!"***“Akhhhh!” Suci menatap wajah Siska yang mengerang kesakitan, tubuh wanita itu ambruk begitu saja di lantai dengan luka tusuk di punggungnya. Darah segar terlihat merembes keluar membasahi baju yang ia kenakan. Sebuah pisau masih tertancap di punggung sang wanita yang terlihat mengerang kesakitan.Suci mendongak, menatap tubuh orang yang sudah melukai Siska. Ia bersiap untuk lari, namun pria itu nampak tidak bergerak sedikitpun dan hanya menatapnya dengan tatapan mata tak dapat Suci artikan.“Pergilah, sebelum orang-or
last updateLast Updated : 2023-11-28
Read more

Bab 88 ( Dalang Sesungguhnya)

“Maafkan aku. Tidak seharusnya aku membentakmu seperti itu. Lebih baik, sekarang kita masuk ke dalam mobil,” ajak Rangga menyadarkan Suci yang sempat membeku beberapa saat lalu. Ia menggendong tubuh Suci, wanita itu sama sekali tidak protes dengan sikap Rangga. Menyadari perubahan wajah Suci, menyadarkan Rangga ada sesuatu yang tidak beres. Sebelum mengulas tentang apa yang terjadi, ia harus memprioritaskan tentang kesehatan Suci, terlebih bagian lengan istrinya itu terluka.Setelah keduanya telah berada di dalam kursi penumpang, Anton segera melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Ia tidak ingin disalahkan karena terlalu lama saat menyetir mobil.Rangga menoleh ke arah Suci yang terlihat menatap kaca jendela mobil.“Apa ini perbuatan Restu?” Rangga tak dapat mengendalikan rasa penasaran atas luka yang saat ini diderita oleh istrinya. “Mas, bisakah nanti saja kita bicaranya?” sahut Suci dengan memegang dadanya yang sedari tadi terasa begitu tak karuan. Ia benar-benar merasa telah be
last updateLast Updated : 2023-11-28
Read more

Bab 89 ( Panggung Sandiwara)

Rangga membersihkan keringat yang terdapat di area kening wajah Suci. Setelah mendapatkan perawatan medis, Suci menolak untuk dirawat di Rumah Sakit. Walaupun mendapatkan jahitan akibat luka robek yang dideritanya, Suci tetap bersikukuh untuk tetap dirawat di rumah saja.“Bangunlah, aku tahu kau hanya berpura-pura tidur.” Rangga mengelus pipi Suci berulang kali, ada rasa bersalah atas perlakuannya selama ini pada Suci. Selalu memprioritaskan pekerjaan tanpa melihat situasi yang akhir-akhir ini sedang dialami oleh istrinya itu.Perlahan kedua mata Suci terbuka lebar, hal pertama yang ia lihat adalah sang Suami yang saat ini sedang berbaring di sampingnya, wajahnya terlihat begitu memperhatikannya dengan tatapan mata sayu.“Maaf,” satu kata yang terucap mampu membuat seorang Rangga tersenyum. “Banyak hal yang terjadi, tapi aku begitu ceroboh dan tidak memikirkan bagaimana resikonya. Maafkan aku, mas.”Rangga tak merespon ucapan istrinya itu. Tangan kirinya masih fokus mengelus lembut p
last updateLast Updated : 2023-11-29
Read more

Bab 90 ( Rasa Perih Sampai Akhir)

Di tengah dilema hati yang sedang Suci rasakan, tiba-tiba saja ia teringat bahwa ponselnya tertinggal di rumah tempat penyekapannya.Suci menghela nafas panjang, berharap agar ponselnya itu kembali lagi. Ada banyak foto-foto dirinya dan kedua orang tuanya dalam galeri ponsel tersebut. Ada rasa sesal, mengapa ia harus melupakan benda berharga itu. Saat akan keluar dari kamarnya, seorang pelayan datang, membawa paper bag kecil.“Maaf, nona. Ada kurir paket yang mengantarkan pesanan anda.” Ucap wanita paruh baya sambil menyodorkan paper bag itu pada Suci.“Aku tidak memesan apa-apa,” Suci hendak menolak, namun hatinya berkata lain. Tangannya segera meraih benda itu dan mengisyaratkan agar pelayan itu untuk meninggalkan dirinya.Suci kembali lagi masuk ke dalam kamar, lalu membuka isinya.“Ponsel…ini ponselku!” teriak Suci kegirangan mendapatkan kembali ponselnya.“Tapi, siapa sebenarnya orang itu. Lalu, bagaimana keadaan Siska?” lirihnya seraya mengamati ponselnya.***Siska merasakan s
last updateLast Updated : 2023-11-29
Read more
PREV
1
...
7891011
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status