Semua Bab Tergoda Hasrat si Presdir Tampan: Bab 71 - Bab 80

152 Bab

Bab 71 ( Pria Bertopi)

Setelah selesai menyelesaikan pembayaran untuk perlengkapan bayinya,Suci dan Rangga tidak langsung pulang ke rumah. Keduanya sama-sama saling memutuskan untuk mencari makan siang. Kali ini, Rangga yang memutuskan tempatnya. Karena Suci telah memutuskan untuk mengerjainya ke pasar tradisional."Makan di Mall?" Suci sempat ingin protes, namun ia urungkan. Ia baru saja mendapatkan kesempatan untuk pergi ke pasar, jadi kali ini Ia harus mengapresiasi keputusan Rangga untuk memilih tempat makan."Aku pesan kapal selam saja." Ucap Suci saat seorang waiters menyodorkan sebuah buku menu ke hadapannya."Suci, jangan main-main! Jangan buat malu aku. Mana ada kapal selam di restoran ini!" Rangga menggelengkan kepalanya berulang kali. Ia benar-benar tidak habis pikir, mengapa istrinya begitu aneh, memesan kapal selam di tempat makan. Padahal, kalau Suci mau, Rangga bisa saja membeli Kapal untuk makan malam romantisnya."Kapal selam yang aku maksud itu Empek-empek Palembang, Mas! Itu makanan…bukan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-23
Baca selengkapnya

Bab 72 ( Flashback)

"Kau selalu saja mencuri kesempatan untuk bisa mendapatkan kembali wanita itu!" teriak Rahayu saat sesi pemotretan Keluarga selesai. Rangga yang akan melewati ruang tamu, mengurungkan niatnya untuk melewati ruang tersebut. Ia memilih untuk bersembunyi dibalik tembok, mendengarkan perdebatan yang berlangsung antara Ayah dan ibunya itu. Ia yang masih duduk di bangku sekolah dasar hanya bisa diam dan tak terlalu paham akan yang di ributkan oleh kedua orang tuanya itu."Kau sama saja Rahayu! Kau selalu mencari kesempatan untuk bisa bersama pria itu! Jangan melimpahkan semua masalah padaku, karena pada akhirnya kita semua sama. Kita sama-sama Munafik dan tidak bisa menghargai satu sama lainnya! Kita ini egois, memaksakan kehendak untuk menikah hanya untuk melampiaskan kekesalan yang berujung kau hamil dan melahirkan anak bodoh itu!""Rangga tidak bodoh dan jaga bicaramu, jangan sampai Rangga mendengarnya!""Aku tidak peduli jika ia mendengarnya!""Mas!""Dasar wanita murahan!"Rangga menut
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-23
Baca selengkapnya

Bab 73 ( Tolong Anakku!)

Suci berjalan-jalan di pinggiran rumput yang terdapat di area Rumah Sakit. Hari ini adalah tanggal perkiraan kelahiran anaknya walaupun belum ada tanda-tanda bayi itu akan lahir, Rangga tetap memutuskan untuk membawa Suci ke Rumah sakit agar jika waktunya tiba, perjalanan ke Rumah Sakit tidak terlalu memakan waktu lama. Kata dokter yang menangani Suci juga memberikan masukan agar Suci lebih baik berada Rumah Sakit untuk mengurangi resiko jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Walaupun sudah diperiksa, dan semua hasilnya baik, dokter akan tetap melakukan operasi Caesar jika hari ini Suci belum menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan."Sayang, ada masalah di Kantor. Apakah tidak masalah jika kau aku tinggalkan sendirian? Sebentar lagi Ibu akan datang ke sini untuk menemani dirimu." Ucap Rangga yang dihadiahi anggukan oleh Suci."Baik Mas, aku akan kembali ke Kamar saja. Jaga dirimu,"Rangga memeluk tubuh Suci. Ia benar-benar berat meninggalkan Suci, namun kondisi perusahaan sedan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-23
Baca selengkapnya

Bab 74 (Bayi Mungil)

Perlahan-lahan Suci membuka kedua matanya. Membutuhkan waktu cukup lama baginya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya."Sayang, kau sudah sadar?" Rahayu menatap lega waja pucat Suci yang sudah mulai menggerakkan matanya.Hal yang pertama kalinya dilihat Suci adalah Rahayu. Lalu ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan yang serba putih itu."Suci! Kau sudah sadar, sayang!" Rangga hendak memeluk tubuh istrinya itu, namun dilarang oleh Rahayu. "Dimana ini Mas?"Rangga menggenggam tangan Suci, memberikan sentuhan hangat untuk istrinya itu."Rumah Sakit, sayang. Kau berada di Rumah Sakit." Lirih Rangga.Suci terdiam sejenak memikirkan sesuatu yang begitu mengganjal hati dan pikirannya. Perlahan, genggaman tangan Rangga dilepaskan. Lalu, tangannya mulai meraba perutnya yang sudah tidak buncit. Perutnya sudah kembali rata kembali."Dimana anakku?" ekspresi wajah Suci berubah menjadi marah."Kalian sembunyikan dimana anakku! Tidak! Kembalikan anakku! Dia tidak bersal
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-23
Baca selengkapnya

Bab 75 ( Wajah Pelaku)

Restu terdiam sejenak saat pikirannya kembali melayang pada Suci. Wanita yang dicintainya itu benar-benar sudah berada dalam titik terendahnya. Restu masih ingat, saat ia meninggalkan Suci dalam keterpurukan ekonomi keluarganya itu, wanita itu tidak terlalu banyak berkeluh kesah. Tidak peduli berapa banyak teman yang telah mengkhianati dirinya, ia tetap tegar. Sekalipun orang yang meninggalkan dirinya adalah Ibunya sendiri."Kau melamun?" Restu menatap malas pada wajah Siska. Wanita itu sudah cukup baik dengan selalu mengikuti semua ucapan Restu. Tapi, bagi Restu Siska adalah wanita bertopeng yang kapan saja bisa berubah bentuknya."Lebih baik kau kembali ke rumahmu. Kau sudah tidak aku perlukan lagi. Lagipula, kehidupan Suci sudah hancur semenjak ia kehilangan anaknya."Siska tersenyum menanggapi perkataan Restu."Tidak ada kata menyerah dalam hidupku. Aku tidak ingin menyerah begitu saja, sedangkan untuk bisa mendapatkan kembali Rangga, aku harus benar-benar menyingkir wanita itu!"
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-23
Baca selengkapnya

Bab 76 ( Saksi Kunci yang Lenyap)

Suci menjelaskan tentang bagaimana wajah pria yang menyeretnya ke dalam ruang menuju ke tangga darurat. Pelukis wajah yang didatangkan langsung dari Surabaya itu begitu menyimak penjelasan wanita berambut panjang itu.Sesekali Rangga mengelus lembut punggung Suci, menyalurkan rasa nyaman pada istrinya itu.Rahayu yang ikut melihat,raut wajahnya terlihat begitu sedih.Setelah selesai, Suci menoleh menatap wajah Suaminya."Kau berhasil sayang, kau berhasil melewatinya dengan baik. Kau adalah Ibu yang sangat hebat untuk anak kita yang sudah di Surga." Ucap Rangga mencoba untuk menguatkan hati istrinya.Suci bernafas lega, lalu ia menyandarkan kepalanya pada Sofa."Sebelum menendang perutku, pria itu mengatakan aku harus merasakan kepedihan yang dirasakan oleh orang yang telah membayarnya. Berarti, dia hanyalah orang suruhan?"Rangga tak ingin menambah beban pikiran Suci. Ia berpura-pura tidak memahami ucapan Suci. Walaupun dalam hatinya, ia begitu penasaran dengan siapa orang dibalik ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-23
Baca selengkapnya

Bab 77 ( Soal Lestari)

Anton mencoba kembali mengunjungi Ayah Siska yang sedang berada di dalam tahanan."Kenapa kau terus datang kemari! Sudah aku katakan, aku bungkam atas semua pertanyaanmu itu!""Termasuk hal yang berkaitan dengan dokter Nasya?"Sandi mengerutkan keningnya dan menatap wajah pria yang terus mendatanginya beberapa bulan ini.Anton memang sengaja tidak memberitahu soal kematian Nasya. Lagi pula, pihak kepolisian hanya mengetahui bahwa Sandi ini hanyalah seorang duda yang sudah tidak memiliki istri, jadi Anton sangat yakin jika Sandi belum mengetahui perihal kematian dokter Nasya."Kenapa kau menyinggung nama itu?"Anton mengetuk jari-jarinya ke meja, menimbulkan suara-suara berisik di telinga Sandi."Cepat katakan atau aku akan berteriak dan meminta masuk ke dalam tahanan sekarang juga!" "Dokter Nasya telah meninggal dunia. Wanita itu jadi korban pembunuhan berencana oleh seseorang yang berkaitan dengan keluarga pemilik Perusahaan Roti terbesar di Indonesia, yaitu PT. Ramadhan Group. Kau
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-23
Baca selengkapnya

Bab 78 ( Kebebasan Sandi)

"Jangan bunuh anakku!"Rangga terkejut mendengar teriakkan Suci yang masih dalam keadaan tidur di sampingnya. Wanita itu terlihat memegangi perutnya, Seperti melindungi perutnya dari sesuatu yang begitu menakutkan."Sayang, bangunlah. Kau sedang bermimpi!" Rangga mengelus lembut rambut dan pipi Suci, berharap sentuhannya dapat membangunkan istrinya dari mimpi buruk itu. Rangga tidak dapat membayangkan, bagaimana traumanya Suci saat mendapatkan perlakuan kasar seperti itu.Setelah mulai bangun dari tidurnya, Suci menatap ke sekeliling ruangan dan mendapati dirinya masih berada di dalam kamar."Mas!" Suci menoleh dan mendapati Suaminya berada disampingnya."Tenang sayang, ada aku di sini." Rangga memeluk tubuh sang istri, memberikan kenyamanan pada wanita yang terlihat lemah itu."Anakku, mas…anak kita. Aku yakin, dia masih hidup."Rangga menggeleng cepat, ia sendiri yang telah menguburkan jenazah bayi mungilnya itu. Tidak mungkin bayinya masih hidup. Itu hanyalah pikiran Suci yang begi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-23
Baca selengkapnya

Bab 79 ( Menolak Kenyataan)

Siska memasuki rumah Restu dengan perasaan bercampur aduk. Ia tidak dapat membayangkan jika dirinya benar-benar akan bertemu dengan Ayahnya itu. Ia bergegas menuju ke kamar Restu, mencari perlindungan pria itu."Siska! Kenapa tidak mengetuk pintu dulu!" protes Restu saat melihat Siska masuk ke dalam kamarnya dengan terengah-engah, Seperti orang yang baru melakukan lari jarak jauh."Ayahku, dia dibebaskan seseorang! Bagaimana, ini Restu? Aku tidak ingin dijadikan budak nafsu bejatnya, tidak,aku tidak mau!"Restu tersenyum miring, lalu mendekati tubuh Siska yang nampak bergetar itu."Jadi, kau berharap mendapatkan perlindunganku?"Siska mengangguk mengiyakan, lalu menggenggam erat tangan Restu."Apapun, akan aku lakukan. Lindungi aku dari pria brengsek itu!"Restu terdiam sesaat, memikirkan resikonya jika ia turut serta membantu Siska. Restu menenangkan Siska dengan mengelus pundak sang wanita yang masih tampak ketakutan."Tidak ada yang gratis dari pertolonganku."Siska menatap wajah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-24
Baca selengkapnya

Bab 80 ( Rambut)

Rangga tertegun sejenak memikirkan kata-kata Anton. Sangat tidak masuk akal bahwa dirinya dan Siska memiliki keterikatan hubungan adik kakak. Rangga tidak ingin langsung mempercayai ucapan Anton. Pria itu bisa saja salah dan faktanya tidak sesuai dengan ucapannya."Anda masih mencoba untuk menolak ucapan saya? Kalau memang ucapan saya salah, lakukan tes DNA."Rangga mengernyitkan keningnya. "Tes DNA?"Anton menganggukan kepalanya."Saya bisa atur sesuai dengan permintaan anda.""Tes DNA antara saudara kandung bisa dilakukan. Teknologi sudah sangat canggih, tergantung bagaimana reaksi anda. Percaya atau tidak, itu bukan urusan saya. Tapi, ingat Pak. Orang dibalik semua ini, merupakan orang terdekat anda.""Bisa saja itu dirimu!" tuduh Rangga asal."Ya, bisa saja itu saya. Tidak masalah jika anda memang menuduh saya yang notabene mengetahui seluk beluk tentang kehidupan anda dan keluarga anda. Itu adalah pemikiran anda, Pak!"Rangga menyandarkan tubuhnya pada kursi. Obrolan pagi ini ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
16
DMCA.com Protection Status