Beranda / CEO / Tergoda Hasrat si Presdir Tampan / Bab 76 ( Saksi Kunci yang Lenyap)

Share

Bab 76 ( Saksi Kunci yang Lenyap)

Penulis: Tri Afifah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-23 14:19:13

Suci menjelaskan tentang bagaimana wajah pria yang menyeretnya ke dalam ruang menuju ke tangga darurat. Pelukis wajah yang didatangkan langsung dari Surabaya itu begitu menyimak penjelasan wanita berambut panjang itu.

Sesekali Rangga mengelus lembut punggung Suci, menyalurkan rasa nyaman pada istrinya itu.

Rahayu yang ikut melihat,raut wajahnya terlihat begitu sedih.

Setelah selesai, Suci menoleh menatap wajah Suaminya.

"Kau berhasil sayang, kau berhasil melewatinya dengan baik. Kau adalah Ibu yang sangat hebat untuk anak kita yang sudah di Surga." Ucap Rangga mencoba untuk menguatkan hati istrinya.

Suci bernafas lega, lalu ia menyandarkan kepalanya pada Sofa.

"Sebelum menendang perutku, pria itu mengatakan aku harus merasakan kepedihan yang dirasakan oleh orang yang telah membayarnya. Berarti, dia hanyalah orang suruhan?"

Rangga tak ingin menambah beban pikiran Suci. Ia berpura-pura tidak memahami ucapan Suci. Walaupun dalam hatinya, ia begitu penasaran dengan siapa orang dibalik ini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 77 ( Soal Lestari)

    Anton mencoba kembali mengunjungi Ayah Siska yang sedang berada di dalam tahanan."Kenapa kau terus datang kemari! Sudah aku katakan, aku bungkam atas semua pertanyaanmu itu!""Termasuk hal yang berkaitan dengan dokter Nasya?"Sandi mengerutkan keningnya dan menatap wajah pria yang terus mendatanginya beberapa bulan ini.Anton memang sengaja tidak memberitahu soal kematian Nasya. Lagi pula, pihak kepolisian hanya mengetahui bahwa Sandi ini hanyalah seorang duda yang sudah tidak memiliki istri, jadi Anton sangat yakin jika Sandi belum mengetahui perihal kematian dokter Nasya."Kenapa kau menyinggung nama itu?"Anton mengetuk jari-jarinya ke meja, menimbulkan suara-suara berisik di telinga Sandi."Cepat katakan atau aku akan berteriak dan meminta masuk ke dalam tahanan sekarang juga!" "Dokter Nasya telah meninggal dunia. Wanita itu jadi korban pembunuhan berencana oleh seseorang yang berkaitan dengan keluarga pemilik Perusahaan Roti terbesar di Indonesia, yaitu PT. Ramadhan Group. Kau

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 78 ( Kebebasan Sandi)

    "Jangan bunuh anakku!"Rangga terkejut mendengar teriakkan Suci yang masih dalam keadaan tidur di sampingnya. Wanita itu terlihat memegangi perutnya, Seperti melindungi perutnya dari sesuatu yang begitu menakutkan."Sayang, bangunlah. Kau sedang bermimpi!" Rangga mengelus lembut rambut dan pipi Suci, berharap sentuhannya dapat membangunkan istrinya dari mimpi buruk itu. Rangga tidak dapat membayangkan, bagaimana traumanya Suci saat mendapatkan perlakuan kasar seperti itu.Setelah mulai bangun dari tidurnya, Suci menatap ke sekeliling ruangan dan mendapati dirinya masih berada di dalam kamar."Mas!" Suci menoleh dan mendapati Suaminya berada disampingnya."Tenang sayang, ada aku di sini." Rangga memeluk tubuh sang istri, memberikan kenyamanan pada wanita yang terlihat lemah itu."Anakku, mas…anak kita. Aku yakin, dia masih hidup."Rangga menggeleng cepat, ia sendiri yang telah menguburkan jenazah bayi mungilnya itu. Tidak mungkin bayinya masih hidup. Itu hanyalah pikiran Suci yang begi

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 79 ( Menolak Kenyataan)

    Siska memasuki rumah Restu dengan perasaan bercampur aduk. Ia tidak dapat membayangkan jika dirinya benar-benar akan bertemu dengan Ayahnya itu. Ia bergegas menuju ke kamar Restu, mencari perlindungan pria itu."Siska! Kenapa tidak mengetuk pintu dulu!" protes Restu saat melihat Siska masuk ke dalam kamarnya dengan terengah-engah, Seperti orang yang baru melakukan lari jarak jauh."Ayahku, dia dibebaskan seseorang! Bagaimana, ini Restu? Aku tidak ingin dijadikan budak nafsu bejatnya, tidak,aku tidak mau!"Restu tersenyum miring, lalu mendekati tubuh Siska yang nampak bergetar itu."Jadi, kau berharap mendapatkan perlindunganku?"Siska mengangguk mengiyakan, lalu menggenggam erat tangan Restu."Apapun, akan aku lakukan. Lindungi aku dari pria brengsek itu!"Restu terdiam sesaat, memikirkan resikonya jika ia turut serta membantu Siska. Restu menenangkan Siska dengan mengelus pundak sang wanita yang masih tampak ketakutan."Tidak ada yang gratis dari pertolonganku."Siska menatap wajah

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-24
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 80 ( Rambut)

    Rangga tertegun sejenak memikirkan kata-kata Anton. Sangat tidak masuk akal bahwa dirinya dan Siska memiliki keterikatan hubungan adik kakak. Rangga tidak ingin langsung mempercayai ucapan Anton. Pria itu bisa saja salah dan faktanya tidak sesuai dengan ucapannya."Anda masih mencoba untuk menolak ucapan saya? Kalau memang ucapan saya salah, lakukan tes DNA."Rangga mengernyitkan keningnya. "Tes DNA?"Anton menganggukan kepalanya."Saya bisa atur sesuai dengan permintaan anda.""Tes DNA antara saudara kandung bisa dilakukan. Teknologi sudah sangat canggih, tergantung bagaimana reaksi anda. Percaya atau tidak, itu bukan urusan saya. Tapi, ingat Pak. Orang dibalik semua ini, merupakan orang terdekat anda.""Bisa saja itu dirimu!" tuduh Rangga asal."Ya, bisa saja itu saya. Tidak masalah jika anda memang menuduh saya yang notabene mengetahui seluk beluk tentang kehidupan anda dan keluarga anda. Itu adalah pemikiran anda, Pak!"Rangga menyandarkan tubuhnya pada kursi. Obrolan pagi ini ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-24
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 81 ( Butuh Cinta)

    "Masuk atau aku potong gajimu!" Mendengar ancaman Seperti itu, Anton segera melangkahkan kakinya ke dalam ruangan Rangga. Ia menyunggingkan senyum pada dua wajah yang saat ini menatapnya, Seperti hendak melahapnya."Katakan yang kau ketahui pada istri ku!" Anton menggaruk tengkuknya, menyalurkan rasa bersalah pada Suci. "Katakan, apa yang sebenarnya terjadi." Suci tak tinggal diam. Ia menatap wajah Anton tanpa berkedip."Kami menjebak Siska,""Kau Anton, bukan kami!" protes Rangga yang disetujui Anton dengan anggukan kecil."Aku curiga Siska adalah saudara Rangga, jadi aku memutuskan untuk melakukan tes DNA antara Rangga dan Siska. Jika aku salah, aku akan bekerja seumur hidup tanpa di bayar oleh suamimu, tapi jika aku yang menang, Suamimu akan membelikan ku Mobil baru."Suci menghela nafas berat, bagaimana bisa Rangga dan Anton bertaruh pada hal yang sangat penting ini. "Aku masih belum mengerti, mengapa kau, Anton. Bersikukuh bahwa Siska saudara Suamiku, sedangkan tidak ada bukti

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-24
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 82 ( Maafkan Aku Mas! )

    Restu memandang tubuh Siska yang mulai menjauh dari pandangannya. Ia tak pernah menyangka jika wanita itu mulai berani menjawab kata-katanya. Belum selesai ia berpikir, Restu melihat Siska keluar dari kamarnya dengan membawa kopernya."Kau akan pergi?" Siska tidak menjawab pertanyaan Restu, ia memilih melewati tubuh pria yang nampak menahan amarahnya."Berhenti!" Siska menelan ludahnya. Sebenarnya ia belum memiliki tujuan setelah ini. Namun, karena hatinya mulai sudah tak tahan dengan sikap Restu, ia memutuskan untuk meninggalkan rumah ini. Lagipula, Rangga telah memberikan isyarat agar bisa kembali menjalin hubungan dengannya, jadi tidak ada alasan bagi seorang Siska untuk tetap tinggal disini.Restu mendekat dan meraih tangan Siska agar menghadap langsung pada dirinya."Kau yakin dengan keputusanmu?"Siska terlihat gugup, ia tak langsung menjawab pertanyaan Restu. "Kau masih bimbang." Putus Restu, lalu kembali menarik tangan Siska agar mengikuti langkah kakinya."Tidak, lepaskan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-25
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 83 ( Dimana Suci? )

    Restu tersenyum miring menatap layar ponselnya. Sepertinya keberuntungan telah menunjukkan jalan padanya. "Lepaskan aku!" sekali lagi, wanita yang berada di hadapannya meronta meminta untuk dilepaskan. Restu tidak ambil pusing, sekali sentak, tubuh Siska terjatuh ke lantai."Restu, tega sekali kau!""Aku ada penawaran terbaik untuk dirimu. Kali ini, kita akan menjadi partner kerja yang baik. Jadi, urungkan niat bodohmu itu. Memang butuh kesabaran. Jadi, berhentilah bertindak seperti anak kecil!"Siska memandang wajah Restu dengan menampilkan gurat kecurigaan begitu mendalam. Namun, Restu tak ambil pusing. Pria itu dengan santainya pergi meninggalkan Siska di dalam kamar dengan mengunci pintu kamarnya. Membuat sang wanita berteriak dan meminta untuk dilepaskan.Keesokan harinya, Rangga tidak dapat menemani Suci sarapan pagi. Ia bergegas menuju ke Pabrik pembuatan Roti karena ada sesuatu yang harus dilakukan.Suci tidak mempermasalahkan hal itu. Justru, ia memiliki celah untuk keluar d

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-27
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 84 ( Bertukar Wajah)

    Suci menyusuri jalan setapak yang telah dijadikan tempat untuk janji temunya dengan Restu. Rambutnya yang panjang telah diikat, sehingga tidak membuatnya kepanasan di cuaca yang lumayan panas ini.Suci terus menelusuri jalanan yang lumayan becek dan berlumpur. Ia tidak memperhitungkan resiko yang akan dilaluinya, yang terpenting adalah soal Ibunya yang telah menghilang meninggalkan dirinya dan Ayahnya.Di ujung jalan, ada sebuah rumah yang tidak terawat. Suci menghela nafas berat, sebelum memasuki rumah yang telah di foto Restu itu, Ia memanjatkan doa. Berharap Tuhan masih mau menolongnya jika hal yang ia lakukan ini salah. Terlebih, Ia telah meninggalkan jejak masalah baru di rumahnya dan kemungkinan besar, Rangga akan marah dengan hal yang telah diperbuatnya.Suci Kembali menatap layar ponselnya, lalu memandang ke arah rumah tersebut. Ya, rumah itulah yang dikirimkan oleh Restu pada dirinya."Restu, kau di dalam?" Suci disambut dengan bau tak sedap. Mungkin ini dampak dari rumah yan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-27

Bab terbaru

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 152 ( I Love You, My Presdir! )

    "Sepertinya, kita salah kamar."Rangga dan Joni saling tatap, lalu mengalihkan pandangannya pada Suci."Apa maksudmu, sayang?" tanya Rangga."Wanita itu, dia tidak mungkin Siska. wajahnya...sama sekali, tidak mirip dengan Siska. aku yak-""Maaf, tapi itulah Siska. wanita yang wajahnya rusak dan bertubuh kurus itu Siska." Potong Joni. Saat Suci akan mematahkan perkataan Joni, seorang dokter dan perawat datang menghampiri mereka."Siapa diantara kalian, yang bernama Rangga?" tanya dokter itu sambil tersenyum."Saya, dok. " Rangga maju selangkah, agar bisa lebih dekat dengan sang dokter bertubuh gempal itu."Saya harap, kedatangan anda bisa sedikit membantu kesembuhan Siska," Mendengar nama Siska disebut, Suci kembali menolehkan kepalanya pada kaca jendela ruangan itu.Suci kembali mendekatkan wajahnya pada kaca jendela ruangan itu. Berkali-kali ia menggelengkan kepalanya, air matanya menetes begitu saja tanpa dapat ia cegah. Siska yang dulu terlihat begitu cantik dengan wajah yang semp

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 151 ( Menemui Mantan)

    Sandi yang telah sepenuhnya pulih dari luka yang dideritanya, telah kembali ke rumah. Lebih tepatnya, rumah yang disediakan oleh Lestari. Ia begitu menjaga keamanan mantan sahabatnya itu, dari orang-orang yang bisa saja kembali akan melukainya."Bagaimana, sudah kau urus semuanya?"Joni mengangguk mengiyakan.Lestari mendesah lega, karena semua rencana yang telah ia rancang sudah mulai menemui titik terang."Baguslah, kalau begitu tugasmu kali ini adalah mengantarkan anak menantuku ke Rumah Sakit-""Anda serius?"potong Joni. Pria itu nampak menatap wajah majikannya itu begitu serius."Maaf, apabila tindakan saya tidak sopan. tapi, terlalu berisiko jika harus kembali mempertemukan Rangga dengan mantan kekasihnya itu. saya hanya kasihan pada Suci." Lanjutnya tanpa berani memandang wajah Lestari.wanita itu sempat ingin memprotes, namun hal itu urung ia ucapkan karena paham bahwa Joni sudah mengetahui seluk beluk tentang keluarganya.Joni bukan sekedar anak buah Lestari. Namun, pria itu

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 150 ( Sedikit Rasa Iba)

    Lestari menatap wajah Suci, sebenarnya ia tidak ingin menyakiti buah hatinya itu. Tapi, sebagai seorang wanita, Lestari tidak cukup kuat untuk menahan beban pikiran saat melihat penderitaan Siska.“Maafkan, ibu sayang. Ibu kasihan melihat keadaan Siska. Dia benar-benar membutuhkan bantuan kita. Ibu tahu, kau akan kembali terluka saat suamimu menolongnya. Tapi, ibu yakin kau akan merasa kasihan jika melihat keadaannya.”Suci mengalihkan pandangannya pada suaminya. Ia ingin melihat dan mendengar, apa yang akan diucapkan oleh Rangga. Suci ingin mendengar, jawaban yang akan keluar dari bibir pria itu.Rangga yang ditatap seperti itu, mengalihkan pandangannya. Ia tidak dapat langsung memberikan jawaban atas apa yang diinginkan oleh ibu mertuanya itu. Jujur saja, banyak hal yang dulu pernah ia alami bersama dengan Siska. Ia tidak menampik, bahwa kehadiran Siska dulu pernah mengisi ruang dalam hatinya.“Apa jawabanmu, mas?” Suci tidak dapat bersabar lagi. Ia tidak ingin menunggu lebih lama l

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 149 ( Permintaan Lestari)

    Rangga hanya diam menatap isi karung yang telah dibuang oleh seseorang di depan pagar rumahnya.“Apa kita laporkan ke polisi saja, mas?” tanya Suci saat melihat isi karung yang membuat perutnya bergejolak ingin muntah.“Tega sekali mereka,”“Hubungi Polisi, kita akan lihat apa yang sebenarnya mereka inginkan. Jangan-jangan ini perbuatan Anton.” Pikir Rangga dengan mata yang masih menatap tubuh anjing yang telah mati. Bukan hanya satu, melainkan tiga ekor anjing yang sudah tidak bernyawa.***Pemberitaan tentang Karung berisi anjing yang telah mati menjadi topik hangat untuk, dibicarakan diberbagai macam platform media elektronik. Keluarga Rangga kembali menjadi bulan-bulanan pembicaraan media sosial manapun. Hal itu, membuat pria itu kembali harus ekstra berhati-hati saat pergi ke suatu tempat, terutama untuk keselamatan Suci, istrinya.“Ini adalah hasil petisi tanda tangan para karyawan yang tidak menginginkan kehadiran mu, di kantor ini.” Anton membuka rapat koordinasi dengan para p

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 148 ( Kali Ini, Harus Berhasil!)

    "Apa kau mau aku pecat, hah! mengganggu saja!" ucap Rangga pada seorang wanita yang terlihat menundukkan kepalanya saat pintu kamar telah terbuka."Ma-maaf pak, tapi tadi ada mobil berhenti di depan gerbang. terus melemparkan sesuatu di dalam karung. penjaga di depan gerbang, tidak berani membukanya tanpa persetujuan anda." Jawab wanita itu.Rangga menggeleng, otaknya terasa ingin pecah. namun, ia berusaha untuk tetap tegar menghadapi kenyataan bahwa ada saja manusia yang mencoba untuk mengganggu waktunya."Baiklah, dengarkan aku baik-baik. biarkan karung itu ditempatnya, tunggu sampai aku turun ke bawah, yang terpenting. kamera pengawas sudah merekam aksi orang tersebut. mengerti?""Baik, pak. saya akan memberikan informasi ini pada para penjaga." wanita itu bergegas untuk pergi meninggalkan Rangga."Ada apa mas?" tanya Suci, saat Rangga kembali masuk.ke dalam kamar dan menutup pintu."Hanya masalah kecil, tapi mereka membesarkan semuanya."Rangga menatap tubuh Suci yang sudah terbal

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 147 ( Ada Pengganggu)

    Rangga masih belum beranjak dari tempat duduknya. pria itu terlihat kesal karena sudah mendapatkan penolakan mentah-mentah oleh Suci. wanita itu nampak lebih segar setelah keluar dari kamar mandi.Suci memang menolak berhubungan dengan Rangga. hal itu karena bagian bawah tubuhnya masih merasa sakit karena ulah Rangga saat di kantor tadi."Masih marah?" Rangga menatap dingin wanita cantik yang saat ini sedang menatapnya."Sayang..." Suci mendekat, duduk di samping pria yang masih menampilkan wajah enggannya.Rangga mendesah pasrah, ia tidak mungkin bisa terus-terusan marah pada istrinya itu."Aku kesal, tidak dapat menikmati makananku." Jawab Rangga dengan senyum liciknya."Jadi, kau pikir aku ini makanan?"Rangga tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan Istrinya itu.Suci terlihat sedikit terkejut, dengan respon yang diberikan oleh suaminya itu. setelah beberapa lama tidak melihat wajah Rangga yang tertawa lepas Seperti ini, rasanya hal ini begitu menakjubkan.Suci merengkuh tubuh

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 146 ( Diiringi dengan Hujan)

    Rangga mendekatkan wajahnya pada Suci, membuat wanita itu seketika mundur dan tidak dapat berbuat apa-apa karena kepalanya telah terpojok ke kaca jendela mobil."Mas, berhenti!"Rangga menghentikan gerakannya, alisnya terangkat satu. raut wajahnya terlihat agak kesal karena ucapan Suci."Mas, tolonglah. ini di jalanan, masa mau ciuman di dalam mobil?""Tidak ada yang salah, kita adalah suami istri yang sah!" Rangga terlihat kesal, pria itu kembali memperbaiki posisi duduknya pada kursi yang diduduki."Mas, jangan marah. dengarkan aku, setelah itu... terserah dirimu mau melakukan apa pun yang mas mau."Rangga menoleh, menatap wajah sang istri dengan senyum liciknya."Aku sempat menatap sorot mata Anton yang begitu kosong. apa mungkin selama ini Anton berpura-pura saja menjadi jahat?"Rangga semakin mengerutkan keningnya . ia masih merasa aneh dengan cara berpikir Suci. bagaimana bisa, apa motifnya?Rangga menggeleng, bentuk dari tidak setujunya ucapan yang baru saja Suci ucapkan."Tapi

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 145 ( Tatapan Mata yang Kosong)

    Suci sedang bersandar pada mobil, menunggu Rangga yang sedang mengambil kunci mobilnya yang tertinggal di ruangannya.“Suci?”Mendengar namanya dipanggil, Suci sedikit terkejut. Terlebih, ia mengenali suara itu. Walaupun ragu, Suci akhirnya menoleh . Karena tidak mungkin dirinya berpura-pura tidak mendengar sapaan itu. “Anton?”Pria itu menyunggingkan senyumnya. Seperti tidak terjadi apa-apa.“Pertemuan ini terasa canggung,” ujar Anton. Langkah kakinya semakin mendekat pada tubuh Suci.Suci berdehem beberapa kali, untuk menghilangkan rasa gugupnya.“Sebenarnya…hal ini tidak perlu terjadi. Aku, masih berharap agar kau tetap jadi asisten, mas Rangga.” Anton menghentikan langkahnya, tepat dihadapan Suci.Pria itu terlihat masih tersenyum menanggapi perkataan Suci. Namun, senyumannya justru membuat wanita cantik itu terlihat tidak suka. Lebih tepatnya, rasa takut yang terlihat jelas pada wajah Suci.“Kenapa ekspresi mu seperti itu? bukankah kita teman?”“Teman?”Anton mengangguk, mengiy

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 144 ( Tidak akan Kalah! )

    Setelah puas menikmati permainan singkat yang telah Rangga lakukan, Suci segera membasuh tubuhnya di toilet ruangan Rangga. Ia tidak ingin jika bertemu dengan karyawan di kantor ini, mereka dapat mencium aroma tubuh Rangga yang masih menempel pada tubuhnya.“Sudah?” tanya Rangga yang melihat tubuh istrinya itu baru keluar dari toilet.Suci mengangguk, lalu memilih untuk duduk di Sofa.Rangga dapat melihat bagaimana lelahnya sang istri setelah mendapatkan hukuman atas kesalahannya karena main kabur dari rumah. Namun, siapa sangka jika Suci tidak menyadari hal itu. Rangga memang sengaja akan mengerjai Suci di kantor, itulah sebabnya mengapa ia memilih untuk berangkat pagi-pagi sekali.“Mas, apa hari ini kau ada rapat?”Rangga mencoba untuk mengingat.“Hari ini tidak, tapi besok jam sebelas akan ada Rapat yang membahas soal petisi tanda tangan untuk aku dikeluarkan dari kantor ini, dan di pindahkan ke kantor cabang.” Jawab Rangga, wajahnya sama sekali tidak mengisyaratkan kesedihan. Pri

DMCA.com Protection Status