Home / Romansa / Cinta Yang Sesungguhnya / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Cinta Yang Sesungguhnya: Chapter 81 - Chapter 90

291 Chapters

81. Pertemuan Ryan Dan Handoko

Tentu saja Aya menolaknya, tidak mungkin ia memeluk Elvan dalam keadaan sadar begini. Jika tadi, ia benar-benar tidak sadar memeluk Elvan begitu saja karena terlalu bahagia mendengar hasil persidangannya hari ini.Aya yakin jika pipinya kini pasti memerah, karena ia bisa merasakan wajahnya memanas.Elvan kini menyadari kekikukkan yang terjadi di antara mereka berdua. Hingga, ia sedikit berdeham untuk meredakan kecanggungannya. Lalu ia kembali membuka mulutnya.“Apa kamu tidak mencoba untuk menghubungi keluargamu? Ku rasa sekarang mereka sudah tahu dengan keadaanmu yang sebenarnya,” ujar Elvan.Aya langsung mengangkat kembali wajahnya, dan Elvan bisa melihat pipi Aya yang merona.Aya kembali menggigit bibir bawahnya yang membuat Elvan harus menahan napasnya sejenak.“Hmm… sebenarnya aku mau sih, tapi… kau tahu sendirikan Ayahku seperti apa? Dengan alasan apapun pasti dia tida
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more

82. Aku Akan Mencoba Mendekatinya Nanti

Sidang yang menampilkan saksi ahli dengan mendatangkan Dokter Fera berjalan dengan lancar kemarin. Di bawah sumpah sesuai dengan agama, yang di pimpin langsung oleh Hakim di ruang sidang.Dokter Fera menjawab semua pertanyaan hakim bagaimana ia bisa memeriksa tubuh Dayana. Sesuai permintaan Elvan, Dokter Fera mengatakan penggugat datang ke kliniknya untuk berobat serta minta visum. Dokter Fera menjelaskan secara detail tentang kondisi Dayana saat itu. Hingga pihak Keluarga Sanjaya sudah tidak bisa membantah apapun lagi mengenai penyaniayaan yang di lakukan oleh Andre selama mereka menjalani biduk rumah tangga dengan Aya.Dan luka yang di derita oleh Aya, meringakan tindakan Aya yang kabur dari rumah. Karena sebagai bentuk dari pembelaan dirinya. Jika Aya terlalu lama bertahan di rumah yang ditinggalinya, bisa saja nyawanya melayang. Dan ini menambah poin bagi pihak Pengadilan untuk mengabulkan gugatan cerai yang dilakukan oleh pihak Ay
last updateLast Updated : 2024-09-29
Read more

83. Gue Yakin, Gak Akan Secantik Gue

“Elvan…” panggil Aya saat mereka sudah berada di dalam mobil.“Ada apa?” tanya Elvan.“Hmm, apa boleh aku meminta tolong padamu?” tanya Aya.“Apa?”“Apa bisa kamu mencari tahu siapa pemilik mobil itu? Aku sudah mencatat nomor polisinya…” ujar Aya kemudian mengeluarkan kembali ponselnya dari dalam tas. Kemudian Aya berkutat dengan ponselnya dan menyebutkan nomor polisi dari mobil tadi.“Bisa, tapi untuk apa?” tanya Elvan.“Tidak ada, tapi aku penasaran saja. Hanya ingin tahu,” sahut Aya malu-malu."Ohh...." Elvan manggut-mangut."Maaf, aku hanya merasa penasaran saja. Memang setelah ketuk palu, aku sudah tidak ada sangkut pautnya dengan keluarga Sanjaya lagi. Tapi... aku hanya ingin membuktikan sesuatu," jelas Aya.Elvan sedikit mengerutkan dahinya dan menatap w
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

84. Pria Dengan Komitmen Tinggi

Pulau yang mereka tuju dengan pulang di mana proyek Elvan berjalan bersama rekan bisnisnya berbeda. Namun, jaraknya tidak terlalu jauh.Elvan memilih untuk tidak menginap di resort, karena ia masih harus menyembunyikan keberadaan Aya dari orang-orang. Ada sebuah pulau yang tidak terlalu besar, di sana hanya tinggal beberapa penduduk saja, dan Elvan memiliki rumah yang tidak terlalu besar. Sebenarnya rumah tersebut milik ke dua orang tuanya yang sudah lama tidak di datangi. Kapal menepi di dermaga pulau tersebut. Kemudian Elvan membantu Aya untuk turun dan membawakan koper milik Aya,.Kedatangan mereka juga di sambut orang suruhan Elvan yang akan membawakan barang-barang mereka. Nahkoda kapal akan selalu siap siaga kapan saja ketika Elvan membutuhkan dirinya.Aya mengedarkan seluruh pandangannya pada pulau tersbut, dengan pasir yang berwarna putih terlihat air laut begitu jernih di sana.Tak jau
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

85. Gak Boleh! Pokoknya Gak Boleh!

“E-elvann!”Tentu saja Elvan saat ini tidak bisa berkata-kata selain hanya tergagap saja, bukan hanya Aya ia sendiri juga merasa sangat kaget dengan keadaan ini yang disebabkan oleh tindakan bodohnya.“A-aku ingin membangunkanmu, ini sudah sore, a-apakah kita jadi berjalan-jalan?” tanya Elvan mencoba untuk mencari berbagai macam alasan.“Ini sudah sore?” tanya Aya tak percaya kemudian mulai bangkit dari atas tempat tidurnya.“Ya,” sahut Elvan seraya menganggukkan kepalanya. Aya tak percaya, ia pikir jika ia akan tertidur sebentar saja, tapi rupanya ia tertidur terlalu lama.Elvan hendak berkata lagi, tapi mulutnya seakan terkunci. Matanya fokus menatap belahan dada Aya yang terlihat di balik gaun yang dikenakannya dengan berlahan yang sedikit rendah.Tapi dengan cepat Elvan mengalihkan perhatiannya ke arah yang lain, agar Aya tidak mengetahuinya.“M-maafkan aku masuk tanpa ijin, aku sudah memanggilmu tapi tidak ada suara. Saat aku lihat kau sedang tidur dan hendak membangunkanmu, tap
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

86. Aku Ingin Melanjutkan Pembicaraan Yang Tadi

“Siapa?” tanya Aya kemudian yang melihat wajah Elvan begitu sebal.“Andrew!” jawab Elvan.Aya terkekeh geli, “Pantas saja!” sahutnya.“Dia memang aneh,” ujar Elvan kemudian.Aya mengangguk, “Ya, aku bisa melihatnya.”Elvan menarik napasnya panjang kemudian menghembuskannya, karena panggilan dari Andrew ia hampir saja lupa pembicaraanya dengan Aya yang terpotong.“Lupakan Andrew, aku ingin melanjutkan pembicaraan kita yang tadi,” ujar Elvan.Kening Aya berkerut dengan alis yang bertaut, “Yang mana?”Dengan jantung yang berdebar kencang Elvan mencoba untuk kembali berbicara. “Apa setelah sidang selesai kau akan mencari pengganti Andre?” tanya Elvan mengulangi pertanyaannya yang tadi terpotong karena Andrew.“Oh… itu…” sahut Aya pelan. Terlihat Aya ta
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

87. Entah Sejak Kapan Ini Di Mulai

Lidah Elvan menyapu semakin dalam, Aya semakin terbuai dalam setiap sentuhan Elvan. Bahkan ia tak menyadari lagi di mana kini mereka berada. Aya merasa terbang melayang, seakan di bawa terbang begitu saja. Aroma tubuh Elvan meresap masuk ke dalam indera penciumannya. Lidah Elvan mengusap, membelai dengan lembut lidahnya. Rasanya begitu menyengat sekaligus terasa manis, membuat sekujur tubuh Aya bergetar karena tak mampu menahan lonjakan-lonjakan kecil dalam tubuhnya.Semuanya terasa begitu menggairahkan…Bahkan seluruh emosinya tertumpah di sana. Aya tak pernah merasakan hal seperti ini lagi, mungkin sudah terlalu lama ia tak mendapatkan sentuhan lembut seperti ini, sudah terlalu lama bahkan ia tidak bisa mengingatnya untuk yang terakhir kalinya itu kapan. Hingga ia tidak bisa menolak hal ini begitu saja.Ini sangat berbeda ketika Elvan mengecupnya dalam keadaan tidak sadarkan diri, tidak bisa di bandingkan sama sekali.
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

88. Untung Saja Jantungku Kuat

“Sebaiknya kita kembali ke rumah. Udara sudah terlalu dingin,” uajr Elvan pada Aya yang masih berada dalam pelukannya.Rasanya Aya terlalu nyaman dalam pelukan Elvan hingga ia tidak sadar, sudah berapa lama ia memeluk Elvan. Yang ia tahu, bahwa air matanya sudah mengering.Aya melepaskan pelukannya, dengan masih merasa malu-malu Aya menatap wajah Elvan dengan pipi yang masih merona kemudian mengangguk.“Dan sebentar lagi waktunya makan malam,” lanjut Elvan.“Iya.”Aya tak tahu apa yang harus di katakannya, isi kepalanya blank begitu saja. Ia masih tidak percaya dengan apa yang mereka lalui bersama di pantai ini. Elvan tampak lebih dulu berdiri, kemudian langsung mengulurkan tangannya untuk membantu Aya berdiri. Awalnya Aya merasa ragu dan sungkan, tapi kemudian ia meraih tangan Elvan dan berdiri atas bantuan Elvan.“Terima kasih,” ucap Aya.
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

89. Tak Akan Pernah Membiarkanmu Menghadapi Apapun Sendirian

Pagi tadi Elvan berpamitan pada Aya untuk menemui rekan bisnisnya di Pulau yang lain. Selama tak ada Elvan, Aya hanya diam di kamar atau sesekali keluar dari rumah dan berjalan sendirian di pantai. Ia sedikit berani pergi sendirian karena tak ada siapapun di luar, dan merasa cukup aman.Aya lebih banyak menghabiskan waktu berdiam di beranda dan memandangi laut.Hingga menjelang sore, Elvan pulang ke rumah dan betapa senangnya Aya. Tapi, ia juga merasa canggung, entah mengapa jantungnya selalu berdebar begitu saja.“Aku akan menyiapkan air untukmu mandi,” ujar Aya seraya mengambil tas kerja Elvan di tangannya.“Tidak perlu,” tolak Elvan.Tapi Aya menggeleng, “Tidak apa-apa, bukannya aku sudah terbiasa melakukannya?”“Hmm, baiklah…”Setelah makan malam, keduanya kembali bersantai di sofa depan televisi. Elvan memang terbiasa untuk menonton b
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

90. Aku Menghormatimu

“Kau belum tidur?” tanya Aya yang langsung mengagetkan Elvan.Elvan langsung menoleh ke arah Aya yang sudah berdiri di pintu beranda, “Belum, masih memeriksa laporan yang tadi di kirim Andrew jam 8,” jelas Elvan kemudian memberi kode dengan tangannya agar Aya masuk ke dalam.Aya menurut kemudian mulai melangkahkan kakinya masuk. “Apa kau mau ku buatkan teh?” tawar Aya.“Tidak perlu,” sahut Elvan. “Hmm, baiklah…” sahut Aya kemudian ia duduk di kursi di samping Elvan. Dan memperhatikan apa yang ada di layar laptop milik Elvan, yang tentu saja tidak ia mengerti.Aya menyimpan teh miliknya di atas meja, agak jauh dari laptop milik Elvan. Ia tak mau jika sampai ia ceroboh dan membuat teh itu tumpah dan membasahi laptop milik Elvan.“Apa kau tidak lelah? Seharian kau bekerja terus, dan hingga selarut ini…&rdq
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more
PREV
1
...
7891011
...
30
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status