Semua Bab Merebut Hati Suamiku: Bab 71 - Bab 80

200 Bab

Sembuh

Keesokan harinya...Mobil jemputan baru saja berhenti di parkiran rumah sakit, Danang keluar dari sana dan lekas menghampiri Aaraf yang sudah menunggu di lobi bersama Kayshilla."Sudah dari tadi, Gus? Maaf, saya tadi ada meeting mendadak dengan para kolega," ujar Danang yang lantas disambut dengan senyuman oleh Aaraf."Tidak, kok. Kami masih lima menit di sini. Ya sudah, ayo kita pulang."Danang mengangguk, ia menggandeng tangan Aaraf sementara Kayshilla mengekor di belakang. Aaraf duduk di kursi depan bersama Danang, sedangkan Kayshilla sendirian di kursi penumpang.Mobil melaju membelah jalanan raya yang tidak terlalu ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang, Danang melajukan mobil dengan kecepatan sedang hingga dua puluh menit kemudian mobil itu sudah memasuki gerbang Pesantren.Danang menghentikan mobilnya tepat di halaman kediaman utama, kemudian ia lantas turun bersama Aaraf dan Kayshilla yang mengikuti dari belakang."Mas, aku mau langsung melihat Shaynala, ya."Aaraf mengang
Baca selengkapnya

Rencana Jebakan

"Loh, Kak Aaraf?" sahut wanita itu."Kamu ngapain di sini?""Aku dari perwakilan perusahaan yang akan menjalin kerjasama dengan perusahaan Anda, Kak." Wanita itu sontak menghentikan ucapannya dan refleks menutup mulut. "Eh, maaf, maksud saya Pak Aaraf. Kedatangan saya ke sini untuk rapat bersama Pak Danang, tetapi beliau belum datang kata sekretarisnya tadi," ucapnya lagi."Danang hari ini datang jam sepuluh, tadi dia sudah konfirmasi kalau sedang ada keperluan."Wanita itu mengangguk, ia kembali merapikan kertas-kertas di tangannya ke dalam map. Wajahnya terlihat teduh, sangat cantik dan manis dengan riasan minimalis, lesung pipi dan gigi gingsul nya. Mata bulat dan bulu mata lentik menjadi nilai lebih pada wajah imut itu, sehingga membuat semua mata terpaku pada kecantikannya."Berkas itu sangat penting, Ra?" tanya Aaraf.Kinara Larasati, wanita yang juga teman kuliah Aaraf dan Danang saat di luar negri. Wanita itu terkenal jarang bergaul, ia sangat pendiam bahkan dulu Aaraf jarang
Baca selengkapnya

Pesan dari Nomor Asing

Malam ini Kayshilla kedatangan tamu, sahabat kesayangannya datang berkunjung untuk yang pertama kali setelah ia menikah. Yeah, Adele. Wanita itu datang ke pondok pesantren bersama suami dan anak sambungnya, Kayshilla langsung mengajak ke ruang makan untuk menjamu keluarga itu. Baru lah setelah makan mereka berbincang-bincang santai di ruang keluarga."Arsen kelihatan dewasa sekali, ya, sebagai Kakak," ucap Kayshilla saat melihat anak laki-laki itu bermain bersama Shaynala dan Kaindra."Iya, mungkin karena selama ini ia sudah terbiasa jadi anak pertama dan apa-apa harus mandiri," sahut Adele.Kayshilla mengangguk. "Oh, iya, bagaimana bulan madu kemarin?" tanyanya seraya menaik-turunkan alis guna menggoda Adele.Sementara Adele hanya menghela napas kasar, wanita itu melemparkan pandangannya kepada Rafael yang tengah berbincang dengan Aaraf di sofa lain. Kilas bayangan saat mantan istri Rafael mengacaukan bulan madunya kemarin langsung membuat raut wajah wanita cantik itu berubah masam,
Baca selengkapnya

Kecewa?

Pagi ini Kayshilla menyiapkan sarapan dengan perasaan gundah, setelah membaca pesan semalam ia merasa ketenangan yang selama ini dipupuknya seolah sirna. "Ya Allah, Ning!" pekik Mbak Naya yang sontak membuat Kayshilla terhenyak."Kenapa teriak-teriak, Mbak? Aku 'kan jadi kaget." Kayshilla masih mempertahankan nada lembutnya agar Mbak Naya tidak merasa tersinggung."Itu ayamnya gosong." Mbak Naya menunjuk pada potongan daging ayam yang tengah terendam minyak di dalam penggorengan.Hitam pekat. Yeah, ayam itu berubah gosong karena Kayshilla terlalu asyik melamun. Wanita itu melemparkan pandangannya kepada Mbak Naya, bibirnya mengulas senyum kaku dan berkata, "tolong kamu urus saja, ya, Mbak. Saya mau ke depan saja memanggil Gus Aaraf.""Baik, Ning," sahut Mbak Naya dengan suara lembut.Kayshilla menaruh spatula, kakinya melangkah menuju wastafel dan kemudian mencuci tangan. Setelah mengelap tangan menggunakan handuk kecil, ia lantas pergi meninggalkan dapur hendak menuju kamarnya.Namun
Baca selengkapnya

Kayshilla Pergi

Kayshilla memalingkan muka, menyesali tindakannya barusan yang terkesan kurang ajar kepada suaminya."Kamu membuatku kecewa, Mas," ucap Kayshilla dengan suara berbisik."Dengarkan aku, Kay. Aku tidak bermaksud melakukan sesuatu yang menyakiti kamu, tadi pun Kinara hanya membersihkan celanaku yang kena tumpahan air.""Kamu membelanya?" Sorot mata wanita cantik itu menukik tajam, menghunus lurus ke dalam manik mata suaminya.Sakit! Hatinya sakit mendapati Aaraf harus membela wanita lain."Aku tidak membelanya, Kay. Aku hanya menceritakan kejadian yang sebenarnya. Tadi Kinara membawa sample makanan yang akan dia jual, aku mencoba lalu kepedasan. Kinara menyodorkan gelas, tetapi karena meja kacanya licin jadi gelasnya tumpah."Kayshilla menarik napas dalam. Ia sudah menahan amarahnya sedari tadi, tetapi harus tetap elegan untuk menunjukkan perbedaan posisinya lebih tinggi dari pada Kinara.Ujung netranya menyorot tajam kepada Kinara yang masih terduduk di bawah meja, ternyata wanita itu t
Baca selengkapnya

Nasihat Danang

Matahari kian merangkak ke sisi barat, langit mulai menunjukkan semburat sinar jingganya. Sudah berpuluh-puluh kilometer Aaraf mengendarai mobil, tetapi ia belum kunjung menemukan keberadaan sang istri.Frustasi.Takut.Khawatir.Semua rasa menjadi satu seakan terus mengoyak dadanya sedari tadi. Ia bahkan melupakan makan siang, perutnya seolah tidak selera menampung makanan selama belum menemukan keberadaan Kayshilla."Ke mana kamu, Kay?" gumamnya dengan bola mata yang masih menatap luruh ke depan.Adzan Maghrib berkumandang, Aaraf membelokkan mobilnya ke masjid. Ia keluar dari mobil dan langsung melangkahkan kaki memasuki bangunan tempat beribadah Umat Muslim tersebut.'Tolong lindungi istri dan anakku, Ya Allah. Aku tidak sanggup kalau harus menjalani hidup tanpa mereka,' batin Aaraf memanjatkan doa.Setelahnya ia kembali meneruskan pencarian, meskipun ia juga tidak tahu harus mencari ke mana. Hingga jam menunjukkan pukul sembilan malam, Aaraf menghentikan mobilnya di tepi jalan. T
Baca selengkapnya

Mencari Kayshilla

Menyusuri jalanan raya, hingga tanpa terasa suara adzan subuh menandakan Aaraf dan Danang sudah mengitari kota ini selama hampir tujuh jam lamanya. Sama sekali tidak ditemui jejak Kayshilla, yang mana hal itu tak ayal semakin membuat Aaraf semakin terpuruk."Mampir ke masjid saja, Gus. Kita salat dulu, nanti setelah salat kita teruskan lagi pencariannya," ucap Danang.Aaraf mengangguk singkat, ia mencari masjid terdekat dan langsung membelokkan mobilnya ke sana. "Mau cari sarapan dulu, Gus?" tanya Danang setelah mereka baru saja keluar dari masjid. "Tadi sepertinya di depan sana ada warung yang sudah buka. Kita bisa beli roti dulu untuk mengisi tenaga, nanti kalau ada yang jual nasi kita beli lagi," ucapnya lagi.Namun, Aaraf kembali menggeleng. "Aku tidak lapar, Nang. Kamu saja beli untuk dirimu sendiri, ayo aku antar.""Tidak usah kalau begitu, Gus. Nanti saja kita makan sama-sama.""Ya sudah kalau begitu, ayo kita lanjutkan lagi pencariannya.""Iya, Gus," sahut Danang.Keduanya ke
Baca selengkapnya

Bingung Judul

Aaraf sampai dan menghentikan mobilnya di halaman rumah Danang, beberapa saat lalu pria itu menelepon dan menyuruh Aaraf untuk ke rumah saja karena kantor sudah tutup.Aaraf langsung membuka pintu mobil dan melangkah cepat memasuki rumah sederhana dua lantai tersebut. Danang sudah menunggu di ruang tamu, pria itu langsung mempersilakan Aaraf duduk di sofa."Ada apa, Nang?""Coba lihat poin ini, Gus." Danang menunjuk pada berkas kontrak kerjasama di atas meja. "Pasalnya menyebutkan perusahaan kita dan Adiyaksa Company akan menjalin kerjasama, tidak ada yang aneh di sini. Namun, pada pembagian keuntungan ditulis 80 banding 20. 80 untuk Adiyaksa, dan 20 untuk perusahaan kita, Gus. Apa ini tidak merugikan?" jelas Danang.Aaraf mengerutkan kening ketika melihatnya. Pasal itu ditulis di bagian lembar paling belakang, sehingga saat pengecekan kemarin Aaraf tidak sempat melihatnya karena terlalu percaya kepada Adiyaksa Company."Pasal berikutnya, kalau kita membatalkan kerja sama sebelum satu
Baca selengkapnya

Terluka Parah

Pagi-pagi sekali Aaraf sudah memarkirkan mobilnya di depan gedung pencakar langit bertuliskan Adiyaksa Company. Setelah semalaman begadang memikirkan hal ini, akhirnya pria itu nekat datang sendirian. Aaraf sudah siap dengan semua resikonya, ia tidak akan mengorbankan Danang karena sahabatnya itu sudah terlalu baik mau membantunya selama ini."Bismillah," gumamnya seraya membuka pintu dan langsung keluar dari mobil.Aaraf membawa langkah menuju resepsionis, ia mengatakan hendak menemui pimpinan utama dan salah satu staff mengantarkannya ke lantai paling atas.Pria itu diantarkan sampai ke depan pintu. Setelah staff tersebut pergi, Aaraf menemui sekretaris untuk melaporkan kedatangannya. Baru kemudian ia diantar masuk ke dalam ruangan pimpinan utama.Seorang pria mengenakan setelan formal tengah duduk di kursi kebesaran dengan posisi membelakangi Aaraf. Sejenak kemudian Aaraf mengerutkan kening, bukankah Pak Adiyaksa sudah beruban? Kenapa ini masih terlihat muda? Pikirnya."Selamat pagi
Baca selengkapnya

Kondisi Aaraf

Beberapa saat lalu...Pagi ini Danang merasa tidak tenang, ia khawatir dan pikirannya penuh dengan Aaraf. Beberapa kali pria itu mondar-mandir di dalam ruangannya. "Nomornya masih tidak aktif," gumamnya saat entah yang ke berapa kalinya ia menghubungi ponsel Aaraf, tetapi hanya jawaban dari operator yang terdengar.Kedua tangannya menjambak rambut dengan frustasi, ia tidak akan bisa tenang kalau belum melihat Aaraf. Apalagi saat teringat kemarin ia sempat menyalahkan sahabatnya itu."Tolong lacak keberadaan mobil ini, aku akan kirimkan plat nomornya," ucap Danang pada seseorang di seberang telepon.Hacker terkenal yang juga bekerja freelance di perusahaan ini sebagai pimpinan IT. Menit berlalu...Sebuah deringan telepon menandakan panggilkan masuk, Danang langsung meraih benda pipih yang tergeletak di meja kerjanya dan lantas menekan ikon hijau."Halo. Bagiamana? Kau sudah menemukan titik lokasinya?" tanya Danang, langsung."Sudah, mobilnya berada di gedung Adiyaksa Company."Deg! D
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
20
DMCA.com Protection Status