Dua minggu berlalu dan Aaraf sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa, setiap harinya Kayshilla tiada henti membisikkan kalimat-kalimat positif, bahkan wanita cantik itu juga lebih bersemangat dari pada biasanya. Namun, tetap saja Aaraf tidak mau merespon, ia masih betah tertidur dalam ketidaksadarannya."Nggak kerasa sudah jam tujuh malam," gumamnya seraya melihat pada jam yang bertengger di dinding. Ia kembali melihat ke arah suaminya, memgulas senyum manis dan kemudian berkata, "aku mau salat dulu, Mas. Nanti kita ngobrol-ngobrol lagi, ya."Wanita itu bangkit dan beranjak menuju kamar mandi mandi dan mengambil wudhu, kemudian ia melaksanakan kewajiban empat rakaatnya di dalam ruangan itu. Ia khusuk dalam setiap gerakannya, menyambung wirid setelahnya dan kemudian memanjatkan doa. "Alhamdulillah," gumamnya seraya bangkit hendak kembali ke dekat ranjang suaminya.Namun, baru saja tubuhnya berbalik, wanita yang masih dalam balutan mukena itu sontak membelalakkan mata saat melihat peman
Read more